Anda di halaman 1dari 3

PRETEST BEDAH SARAF

Nama :

NIM :

Periode : 13 – 19 Juli 2020

Jawaban soal pilihan ganda:

1. D
2. A
3. A
4. B
5. E
6. C
7. D
8. A
9. B
10. E

Jawaban essay:

1. Nilai GCS pasien E2V2M5, Total GCS adalah 9 berarti tingkat kesadaran pasien
termasuk dalam kategori stupor dan termasuk cidera otak sedang.
Pada pasien didapatkan defisit neurologis hemiplegia sinistra.

2. Diagnosis klinis kasus diatas adalah Symptomatic seizure, Increased intracranial


pressure, hemiplegia sinistra.

3. Pada CT scan kepala potongan axial non kontras tampak lesi hiperdens pada lobus
hemisfer serebral dekstra dengan perifokal edema disekitar lesi.
Kesimpulan didapatkan kesan :
 Intracerebral Hemorrhage (ICH) pada hemisfer serebral dekstra dengan perifokal
edema disekitar lesi.
 Lesi mengakibatkan midline shifting ke arah sinistra.
Diagnosis radiologis kasus diatas adalah Intracerebral Hemorrhage (ICH).

4. Diagnosis akhir kasus diatas adalah Intracerebral Hemorrhage (ICH).


5. Rencana penatalaksanaan

a. Primary Survey:
- Airway: Bersihkan jalan napas jika tersumbat, pertahankan patensi jalan napas
dengan triple maneuver dan bantuan alat manajemen airway.
- Breathing: Berikan O2 jika saturasi oksigen menurun, nilai frekuensi napas,
kedalaman pernapasan, dan sianosis (apabila ada)
- Circulation: Ukur tekanan darah, frekuensi nadi, serta nilai apakah perfusi
efektif (dengan CRT)
- Disability: Nilai Glasgow Coma Scale, pupil (isokor, anisokor, besar, dan
bentuknya)
- Exposure: Jejas, deformitas, dan gerakan ekstremitas. Evaluasi terhadap
rangsang nyeri
b. Secondary survey :
- Identitas pasien: Nama, umur, jenis kelamin, alamat
- Head to toe
- 5 B:
o Breath: Nilai pernapasan.
o Blood: Nilai tanda-tanda peningkatan TIK.
o Brain: Lakukan pemeriksaan neurologis.
o Bladder: Kosongkan kandung kemih untuk menghindari mengejan
yang meningkatkan TIK.
o Bowel: Hindari mengejan karena defekasi.
- Anamnesis:
 Waktu dan lokasi terjadi
 Kronologi peristiwa
 Penyebab cedera
 Kelainan sebelumnya
 Adakah pingsan atau sadar setelah trauma
 Keluhan penyerta: Nyeri kepala, penurunan kesadaran, kejang, vertigo
 Penggunaan obat atau minum alkohol
 RPD : epilepsi, jantung, asma, riwayat operasi kepala, hipertensi, dan
diabetes mellitus
- Pemeriksaan fisik:
 Vital sign
 Pemeriksaan head to toe
 Pemeriksaan kepala: mencari jejas di kepala, hematoma subkutan. Tanda
patah dasar tengkorak, tanda patah tulang wajah, dan tanda trauma mata
 Pemeriksaan leher dan tulang belakang: mencari adanya tanda cedera
pada tulang servikal, tulang belakang, dan medula spinalis
 Vital sign, pemeriksaan neurologis, pemeriksaan gilut, thorax, abdomen.
c. Pemeriksaan penunjang:
- Pemeriksaan radiologi:
o CT scan potongan Axial dan Coronal
o X-Foto Kepala, X-Foto vertebra servikal, X-Foto thorax
- Pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan crossmatch
d. Planning
- Stabilisasi airway, breathing, dan sirkulasi (ABC) pasang collar brace
- Mempertahankan posisi kepala head up sekitar 30 derajat untuk menghindari
fleksi
- Beri cairan secukupunya (Normal Saline) untuk resusitasi, atasi hipotensi dan
beri transfusi darah jika Hb kurang dari 10 gr/dl.
- Analgesik : Injeksi Ibuprofen 400 mg/6 jam
- Anti kejang : Infus lambat Phenytoin 10 mg/kgBB (tidak melebihi 50
mg/menit)
- Bila muntah : Injeksi Ondansentron 8 mg/8 jam dan Injeksi Ranitidin 50
mg/12 jam
- Bila oedem : Bolus Manitol 20% 0,5-1g/kgBB
- Rujuk ke dokter Spesialis Bedah Syaraf untuk craniotomy dan evakuasi ICH

Anda mungkin juga menyukai