Bismillahirrahmanirrahim
Adiksi adalah kondisi kecanduan zat racun yang merusak dan membahayakan tubuh
serta dapat menimbulkan ketergantungan (addicted) bahkan kematian untuk pemakaian yang
berlebihan. Jadi konselor adiksi adalah orang yang memberikan konseling/masukan untuk
menghadapi kendala penggunaan zat-zat beracun yang merusak tubuh serta menimbulkan
ketergantungan. Di Amerika Serikat, konselor adiksi adalah seseorang yang memiliki
kualifikasi kesehatan mental yang mengkhususkan diri dalam membantu klien yang
ketergantungan NAPZA.Namun, konselor adiksi juga bekerja dengan orang yang kecanduan
berjudi, kecanduan belanja, dan aktifitas lainnya.Konselor adiksi menangani klien
ketergantungan dengan berbagai hal juga, tidak hanya NAPZA illegal. Untuk menjadi
konselor adiksi, seseorang harus secara umum menyelesaikan berbagai program latihan yang
meliputi berbagai hal mengenai ketergantungan beragam bahan kimia, psikologi, masalah
hukum, berbagai tindakan yang ada agar individu dapat berjuang melawan adiksinya.
Tentuntunya untuk menjadi konselor adiksi, ada tahapan dan juga kriteria yang telah diatur
menurut Peraturan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Asisten Konselor
Adiksi, Jabatan Fungsional Asisten Konselor Adiksi adalah jabatan yang mempunyai ruang
lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak yang mengkhususkan diri dalam
melaksanakan dukungan layanan rehabilitasi orang dengan gangguan penggunaan
ketergantungan narkotika, psikotropika dan zat aditif lainnya. Dalam BAB IV mengenai
Tugas Jabatan, Unsur dan Sub Unsur Kegiatan, Tugas Jabatan Fungsional Asisten Konselor
Adiksi yaitu melaksanakan dukungan layanan rehabilitasi bagi pecandu, penyalahguna dan
korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainya. Namun Perlu diingat
bahwa seorang mantan pecandu NAPZA sangat rentan terhadap eksploitasi. Hal ini dapat
terjadi dengan disengaja ataupun tanpa disengaja, baik secara sadar maupun tanpa disadari.
Seringkali hal ini terabaikan atau bahkan terlupakan sama sekali. Konselor adiksi sering kali
merasa mempunyai hak penuh atas kliennya. Dan tidak jarang yang akhirnya
menyalahgunakan wewenang yang dimilikinya dengan mengabaikan hak seorang klien untuk
mendapatkan perlindungan dari segala bentuk eksploitasi. Contoh kasus yang paling sering
terjadi adalah seorang konselor membocorkan rahasia mengenai identitas kliennya yang
sedang menjalani perawatan kepada orang luar yang tidak berkepentingan dalam hal
perawatan pecandu. Atau mungkin yang cukup sering terjadi adalah konselor memerintahkan
kliennya untuk melakukan testimoni atau kesaksian di depan umum tanpa meminta
persetujuan si klien sendiri. Bahkan jika memang sang klien telah setuju sekalipun, apakah
kita dapat menjamin ini memang keputusan murni klien tersebut. Penting untuk diingat bahwa
posisi seorang konselor adiksi dan kliennya adalah posisi yang tidak seimbang. Seorang klien
akan sulit untuk berkata “tidak” terhadap permintaan konselornya. Selain itu apakah bukan
sebuah keputusan yang terburu-buru jika kita meminta seorang mantan pecandu NAPZA yang
baru “bersih” dalam hitungan bulan untuk menceritakan kesaksiannya di muka umum. Jangan
sampai hal tersebut justru akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Oleh sebab itu
dalam hal rehabilitasi pecandu NAPZA sangat diperlukan adanya batasan dan “aturan main”
yang jelas antara konselor dan kliennya. Hal ini perlu untuk melindungi hak-hak seorang
klien dan juga agar konselor dapat bersikap profesional dalam melaksanakan pekerjaannya.
Selain menjaga kerahasiaan kliennya, seorang konselor adiksi juga dituntut untuk dapat
bersikap obyektif. Disamping itu, seorang konselor diharapkan dapat menjadi pendengar yang
baik bagi kliennya tanpa memberikan penilaian apalagi menghakiminya.
Sumber :
1. Fadillah, Nur. 2017. Upaya Konselor Adiksi dalam Penanganan Pecandu Narkoba di Badan
Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara (BNNP SUMUT). Skripsi. Jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam. Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara
2. https://simpeg.bnn.go.id/_uploads/doc_public/201810121039151539315555779.pdf
3. https://bnn.go.id/mengenal-adiksi/