Seminar Kasus Baru Jiwa
Seminar Kasus Baru Jiwa
PENDAHULUAN
sebagai “keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan
suatu keadaan sejahtera yang positif, bukan sekedar tanpa penyakit. Tidak
yang memuaskan. Pada kasus skizofrenia hal itu tidak terjadi karena
fungsi otak. Menurut Nancy Andreasen 2008 (dalam yosep 2011) dalam
suatu penyakit badaniah, sebab dari dahulu hingga sekarang para sarjana
khas pada susunan saraf (dalam buku ilmu kedokteran Maramis 2009).
1
Adapun salah satu gejala dari skizofrenia adalah halusinasi.
sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak ada pada
tubuhnya. Gejala yang biasanya timbul, yaitu klien merasakan ada suara dari
dari 450 juta penderita gangguan jiwa ditemukan didunia, bahkan berdasarkan
data dari Study World Bank di beberapa negara menunjukkan 8,1% dari
dengan jumlah penduduk 220 juta orang. Jumlah klien Gangguan jiwa di
Indonesia terdiri dari psikosa fungsional 520.000, sindroma otak organic akut
umumnya, maka perlunya dilakukan perawatan yang lebih intensif pada klien
2
halusinasi pada khususnya dan gangguan jiwa pada umumnya, menekankan
salah satu pemicu yang memunculkan rasa stress, depresi dan berbagai
sungguh, karena seseorang yang mengalami gangguan jiwa dengan harga diri
rendah pasti akan merasa dirinya tidak berharga, tidak mampu, dan selalu
mengatakan bahwa dirinya tidak berguna, yang mana hal ini dapat memicu
3
1.3 Tujuan Penulisan
tahun 2016.
halusinasi pendengaran.
4
1.4 Metode Penulisan
pada kasus. Untuk menggali data teknik yang digunakan adalah penulis
BAB III tinjuan kasus dimana pada BAB ini membahas tentang : pengkajian,
pembahasan di dalam BAB ini membahas tentang tinjauan teori dan tinjauan
5
1.6 Manfaat Penulisan
1. Bagi Klien
Hasil laporan kasus ini dapat digunakan oleh penderita agar dapat
halusinasi pendengaran.
4. Bagi Penulis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien
sering mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (direja,
2011)
apapun pada panca indra seseorang pasien, yang terjadi dalam keadaan
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata dan hilangnya kemampuan
7
manusia untuk membedakan rangsangan fikiran dan rangsangan
a. Pikiran logis
b. Persepsi akurat
8
c. Emosi konsisten
d. Perilaku sesuai
e. Berhubungan sosial
9
i. Menarik diri
j. Isolasi sosial
berinteraksi.
A. Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
b. Faktor sosiokultural
c. Faktor biokimia
10
neurotransmilter otak. Misalnya terjadi ketidakseimbangan
d. Faktor psikologis
kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam khayal.
B. Faktor Presipitasi
1) Biologis
diinterpretasikan.
11
2) Sterss lingkungan
prilaku.
menanggapi stressor.
sensasi halusinasi dapat berupa bisikan yang tidak jelas, klien takut
12
3. Fase ketiga
a. Denial
b. Proyeksi
c. Regresi
13
2.1.6 Tanda dan Gejala
bercakap-cakap sebab
5) Mendengar suara
yang mengancam
diri klien
Halusinasi 1) Melihat seseorang 1) Tatapan mata pada
yang menakutkan.
14
penciuman seperti bau mayat, sering mencium
sesuatu
sering menyertai
klien demensia,
kejang atau
penyakit
serebrovaskular
Halusinasi 1) Klien seperti 1) Mengusap,
merasakan sangat
15
pengecapan merasakan makanan sesuatu. Gerakan
ada denyutan di
pembentukan
urine dalam
tubuhnya
perasaan
tubuhnya
melayang di atas
bumi
16
A. Halusinasi Pendengaran (auditor)
bau parfum
17
yang jelas rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah,
obat-obatan (Halusinasinogenik).
a. Fase pertama
18
mata cepat, respons verbal yang lambat jika sedang asyik dengan
b. Fase kedua
dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak
c. Fase ketiga
perintah.
d. Fase keempat
19
Fase keempat, disebut fase conquering atau panic yaitu klien
I.Identitas Diri
II.Alasan Masuk
III.Faktor predisposisi
20
1. Faktor perkembanga terlambat
4. Faktor psikologis
diri, ideal diri tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak
5. Faktor biologis
dan limbik
6. Faktor genetik
21
sekarang masih dalam tahap penelitian. Diduga letak gen
frontal otak.
V. Fisik
tekanan darah), berat badan, tinggi badan serta keluhan fisik yang
dirasakan klien.
VI. Psikososial
22
Genogram : yaitu minimal tiga generasi yang dapat
lain
1. Penampilan
tidak diganti-ganti.
dipakai diluar.
23
d) Jelaskan hal-hal yang ditampilakan klien dan kondisi lain yang
2. Pembicaraan
gritiiz ? “
3. Aktivitas motorik
involunter.
24
4. Alam perasaan
5. Afek
perawat/keluarga :
kebenaraan dirinya
lain.
7. Isi pikir
25
a) Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha
menghilangkan nya.
objek/situasi tertentu.
tidak menyadarinya.
26
g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat
wawancara
10 Tingkat kesadaran
11 Memori
d. Konfabulasi
a. Mudah dialihkan
27
13 Kemampuan penilaian
IX. Pengetahuan
X. Aspek medis
yang merawat.
28
A. Resiko prilaku kekerasan : Terhadap diri sendiri dan orang lain.
B. Isolasi sosial
pemeliharaan kesehatan
Halusinasi Pendengaran
29
(Gambar 2.2 Pohon masalah gangguan persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran. Keliat,2006).
Menurut Yosep,2011 :
E. Intoleransi aktivitas
30
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Identitas
Nama : Tn. A
Umur : 42 Tahun
No. RM : 02.83.96
Kubung, Solok
melalui IGD diantar keluarga dengan keluhan ± 3 hari ini klien gelisah,
emosi labil , banyak bicara sendiri dan tertawa sendiri, pada saat dirumah
klien marah-marah tanpa sebab, bicara ngaur dan kasar, klien gelisah, jalan
mondar mandir, memecah kaca merusak alat rumah tangga dan memukul
bodoh.
31
III. Faktor predisposisi
lalu. Ini merupakan ke 3 kalinya klien masuk rumah sakit jiwa prof HB
Sa,anin Padang, terakhir klien dirawat pada bulan Juni 2015. Pasien
biasanya diantar keluarga kerumah sakit jiwa karena pasien gelisah dan
b. Pengobatan sebelumnya
menyendiri.
terapeutik
c. Riwayat trauma
1) Aniaya Fisik
2) Aniaya Seksual
32
3) Penolakan
sekitarnya.
ayahnya pada waktu kecil. Pasien sering dipukul karena pasien tidak
pasien lebih memilih untuk diisolasi karena takut mencederai orang lain.
IV. Fisik
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/i
S : 36,6
P : 23 x/i
33
2. Ukuran : TB : 163 cm BB : 50 kg
V. Psikososial
I. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Serumah
dirawat oleh adik dan ibunya. Pengambil keputusan di dalam keluarga adalah
ayahnya. Klien mengatakan semenjak kecil di didik dan diasuh oleh ayahnya,
34
II. Konsep diri
a. Citra tubuh
b. Identitas diri
orang tuanya.
c. Peran diri
anak.
d. Ideal diri
pada umumnya.
e. Harga diri
35
III. Hubungan sosial
a. Orang terdekat
IV. Spiritual
V. Status Mental
a. Penampilan
sabun dan cuci rambut jika ada shampo. Klien mengatakan gosok gigi
36
kadang ada dan kadang tidak. Penampilan klien tampak tidak rapi, gigi
klien kotor dan berbau, rambut klien tampak kurang bersih, berkerak.
b. Pembicaraan
c. Aktivitas motorik
sembarangan.
d. Alam perasaan
Terkadang klien tampak sedih dan merasa tampak putus asa terhadap
e. Afek
Afek klien datar, tidak ada perubahan roman muka yang terjadi
sekarang.
37
f. Interaksi selama wawancara
Selama berinteraksi dengan klien kontak mata ada dan klien dapat
disampaikan.
g. Persepsi
tidak bisa mengendalikan diri pada saat mendengar suara tersebut, klien
tersebut, klien sering tampak bicara sendiri, klien lebih memilih untuk di
isolasi apabila gelisah agar tidak menimbulkan bahaya pada teman yang
lain.
pendengaran
h. Proses pikir
38
i. Isi pikir
dipertahankan secara terus menerus. Dan klien tidak ada merasa curiga
terhadap perawat
j. Tingkat kesadaran
k. Memori
berganti dari satu objek ke objek yang lain. Klien dapat berhitung
secara sederhana.
39
m. Kemampuan penilaian
memilih mandi dulu baru makan atau makan dulu baru mandi. Klien
tentang penyakitnya.
a. Makan
b. BAK/BAB
minimal.
c. Mandi
Pasien mengatakan mandi 2x, pasien mandi memakai sabun, dan cuci
terkadang tidak, gigi klien klien terlihat kotor dan berbau, rambut klien
40
d. Berpakaian
pakaian sendiri
Klien tidur siang 2-3 jam dan tidur malam lebih kurang 8 jam, sebelum
f. Penggunaan obat
Klien tau cara minum obat, keuntungan minum obat, kerugian tidak
minum obat dan minum obat secara teratur, meskipun harus diarahkan
terlebih dahulu.
g. Pemeliharaan Kesehatan
menyendiri sendiri.
Klien mengatakan dulu sebelum masuk RSJ klien sering main sa teman-
temannya
Klien mengatakan jika ada masalah klien tidak mau menceritakannya kepada
memendamkannya sendiri.
41
VIII. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan saat ini klien sudah lulus SMA sejak 3 tahun yang
kakaknya dirumah
e. Masalah ekonomi
IX. Pengetahuan
X. Aspek Medik
a. Risperidon 2 x 2 mg
b. Flozapine 2 x 200 mg
c. Trihexipenidil 3 x 2 mg
42
d. Fluoxetine 1 x 20 mg
e. Flunarizin 2 x 5 mg
NO DATA MASALAH
1. Data Subjektif Gangguan persepsi
bodoh.
yang lain.
suara-suara tersebut.
Data Objektif
43
Klien tampak sering mondar-mandir
Data Objektif
senam.
44
Keluarga mengatakan pada saat Kekerasan.
Data Objektif
saat ini.
Data Objektif
45
5. Data Subjektif Defisit perawatan Diri
DO:
banyak menyendiri.
Data Objektif:-
46
dengan keadaannya sekarang.
8. Data Subjektif:- Gangguan Proses Pikir
Data Objektif:
pembicaraan.
secara sederhana.
13. Data Subjektif Gangguan Pemeliharaan
Data Objektif
47
klien tidak mau menceritakannya
keluarganya.
memendamkannya sendiri
DO: -.
2. Isolasi Sosial
Resiko Pk
Isolassi sosial
48
Gangguan konsep diri :HDR DPD
Berduka Disfungsional
Ketidakefektifan penatalaksanaan
program terapeutik.
2. Isolasi Sosial
49
1. Gangguan Persepsi Setelah dilakukan 2 kali SP 1 klien
menghardik ke dalam
jadwal kegiatan
harian
Keluarga mampu : Setelah 2 kali pertemuan, SP 1 Keluarga
dialami pasien,
proses terjadinya,
50
pasien halusinasi.
3. Jelaskan cara
merawat halusinasi
menghardik
4. Latih cara
mengontrol
(jelaskan 6 benar :
frekuensi, cara,
continuitas minum
obat)
5. Masukkan kedalam
jadwal kegiatan
untuk latihan
51
menghardik dan
minum obat.
Setelah 2 kali pertemuan, SP 2 Keluarga
gejala halusinasi.
2. Validasi kemampuan
keluarga dalam
membimbing pasien
melaksanakan latihan
menghardik.
3. Evaluasi manfaat
merawat, berikan
pujian.
membertikan obat,
latih cara.
5. Anjurkan membantu
52
yang dilakukan 2. Validasi kemampuan
3. Evaluasi manfaat
melakukan
menghardik dan
jadwal.
4. Latih cara
mengontrol
bercakap-cakap
5. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
menghardik, minum
cakap.
53
keluarga mampu 1. Evaluasi kemampuan
2. Validasi kemampuan
keluarga dalam
membimbing pasien
melaksanakan
dilatih : menghardik
obat.
3. Evaluasi manfaat
yang dirasakan
keluarga dalam
4. Jelaskan cara
bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan
untuk mengontrol
halusinasi.
waktu bercakap-
54
terutama saat
halusinasi
6. Anjurkan membantu
3. Evaluasi manfaat
melakukan
55
menghardik minum
dan bercakap-cakap
4. Latih cara
mengontrol
halusinasi dengan
melakukan kegiatan
kegiatan)
5. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
menghardik, minum
obat, bercakap-cakap
2. Validasi kemampuan
keluarga dalam
membimbing pasien
56
melaksanakan
dilatih : menghardik,
dan bercakap-cakap
3. Evaluasi manfaat
yang dirasakan
keluarga Dalam
merawat , berikan
pujian.
4. Jelaskan follow up ke
dan rujukan.
5. Anjurkkan membantu
beri pujian.
57
58