Psikologi Belajar
Dosen Pengampu
Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pertama kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan nikmat-Nya kami diberikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa pula sholawat dan salam
kami curahkan kepada Rasulullah SAW semoga kita selalu dalam lindungan
beliau.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesulitan Belajar............................................................2
B. Jenis-jenis Kesulitan Belajar............................................................3
C. Diagnosis Kesulitan Belajar.............................................................4
D. Contoh Kasus Kesulitan Belajar.......................................................5
E. Cara Menganalisis dan Penanganan.................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................9
B. Saran...............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk
mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan.
Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki
perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang
keluarga, kebiasaan, dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok
antara seorang siswa dengan siswa lainnya.
Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah kita pada
umumnya hanya ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata-rata,
sehingga siswa yang berkemampuan lebih atau yang kurang berkemampuan
terabaikan. Dengan demikian, siswa-siswa yang berkategori “diluar rata-rata”
itu tidak dapat kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan
kapasitasnya. Dari sini kemudian timbullah apa yang disebut kesulitan belajar
(learning difficult) yang tidak hanya menimpa siswa berkemampuan rendah
saja, tetapi juga dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kesulitan belajar ?
2. Apa saja jenis-jenis kesulitan belajar ?
3. Bagaimana diagnosis kesulitan belajar ?
4. Apa contoh kasus kesulitan belajar ?
5. Bagaimana cara menganalisis dan penanganannya ?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian kesulitan belajar.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar.
3. Untuk mengetahui diagnosis kesulitan belajar.
4. Untuk mengetahui contoh kasus kesulitan belajar.
5. Untuk mengetahui cara menganalisis dan penanganannya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
faktor non-intelegensi juga diakui dapat menjadi penyebab kesulitan
belajar bagi anak didik dalam belajar (Djamarah, 2011: 233-234).
3
pelajaran dibandingkan siswa lain dengan tingkat potensi intelektual
yang sama.
4
menganalisis gejala-gejala yang tampak dan dapat dipelajari. Kegiatan
diagnosis kesuitan belajar merupakan suatu proses dan upaya untuk untuk
memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan
belajar dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data atau
informasi selengkap dan subjektif mungkin sehingga memungkinkan
untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif
kemungkinan pemecahannya. Tujuannya adalah membantu siswa
mengatasi kesulitan belajarnya melalui berbagai alternatif pemecahannya
atas dasar data atau informasi yang lengkap dan akurat yang telah
terkumpul.
2. Langkah-Langkah Diagnostik
Berikut ini langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru,
antara laiin yang cukup terkenal adalah prosedur Weener dan Senf
(1982) sebagaimana yang dikutip Wardani (1991) sebagai berikut:
1) Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang
siswa ketika mengikuti pelajaran.
2) Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang
diduga mengalami kesulitan belajar.
3) Mewawancarai orantua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal
keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
4) Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk
mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
5) Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada
siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar
D. Contoh Kasus Kesulitan Belajar
1. Anak didik sulit menerima materi pelajaran. Hasil belajarnya rendah
dikarenakan tidak fokus terhadap pelajaran. Ia selalu bermain dan
mengganggu temannya sehingga tertinggal dengan kawan-kawannya
dalam segala hal. Seringkali tidak mengerjakan tugas dan menundanya.
Dalam hal belajar, terkadang guru menyamakan anak didiknya padahal
setiap anak memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda.
5
2. Anak didik menunjukkan sikap tidak seperti biasanya ditunjukkan
kepada orang lain. Misalnya, menjadi pemurung, pemarah, bingung,
sedih, acuh tak acuh, mudah tersinggung, dan menyendiri (Djamarah,
2011).
3. Seorang siswa yang memiliki nilai rendah di kelasnya. Tidak hanya
satu atau dua mata pelajaran, hampir semua mata pelajaran. Dalam
proses belajar siswa ini terlihat kesulitan saat menerima materi
pelajaran. Pada saat pelajaran berlangsung dia lebih suka bermain dan
mengganggu temannya. Dia terus mengganggu temannya sampai jam
pelajaran selesai. Jarang gurunya menegur karena dapat mengganggu
konsentrasi siswa lain. Dia juga tidak pernah mengerjakan tugas dan
PR.
E. Cara Menganalisis dan Penanganan
a. Analisis kesulitan belajar ada 4 tahap, yaitu:
1. Melakukan observasi, dengan cara mengamati langsung terhadap
objek. Mencatat gejala-gejala yang tampak pada siswa ketika
mengalami kesulitan belajar. Misalnya sikap siswa dalam
mengikuti pelajaran, kelengkapan catatan dan peralatan dalam
proses belajar.
2. Melakukan interviu (wawancara) secara langsung kepada yang
mengalami kesulitan belajar atau secara tidak langsung
mendapatkan informasi dari orang lain, seperti orangtua, guru,
teman yang mengetahuinya (Ahmadi dan Supriyono, 2013).
3. Membuat dokumentasi dengan cara mencari faktor-faktor penyebab
anak didik mengalami kesulitan belajar melalui dokumen, catatan,
arsip yang berhubungan dengan pribadinya.
4. Melakukan tes diagnostik dengan cara tes salah satu pelajaran yang
diperkirakan sulit untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami
anak didik berdasarkan hasil tes. Dilakukannya tes diagnostik juga
untuk mengetahui tingkat penguasaan dan jenis karakteristik yang
dimiliki anak didik dalam proses belajar (Djamarah, 2011).
6
b. Penanganan Kesulitan Belajar
1. Pengumpulan data
Dalam proses pengumpulan data menggunakan teknik observasi,
interviu (wawancara), serta teknik dokumentasi. Ketiganya saling
berkaitan untuk membuktikan data yang fakta. Usaha atau metode
lain dalam pengumpulan data, yaitu observasi, kunjungan rumah,
case study, case history, daftar pribadi, meneliti pekerjaan anak,
tugas kelompok, melaksanakan tes. Sam Isbani dan R. Isbani dalam
(Ahmadi dan Supriyono, 2013).
2. Pengolahan data
Setelah data yang terkumpul masih menjadi bahan pendataan, maka
dapat diolah melalui pengidentifikasian kasus, pembandingan antar
kasus dan dengan hasil tes, serta dapat ditarik kesimpulan. Hal ini
untuk mengetahui secara pasti penyebab anak didik mengalami
kesulitan belajar (Djamarah, 2011).
3. Diagnosis
Pengambilan keputusan (penentuan) setelah hasil pengolahan data
yang telah dianalisis ini berisi keputusan mengenai jenis kesulitan
belajar yang dialami anak didik, faktor-faktor utama yang menjadi
sumber penyebab kesulitan belajar anak didik. Untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan penelititan dan pemeriksaan berbagai
jenis gejala, diperlukan bantuan tenaga ahli sesuai dengan
bidangnya. Seperti dokter, psikolog, psikiater, sosiolog
(ortopedagogik), guru kelas, maupun orangtua dari anak didik itu
sendiri (Ahmadi dan Supriyono, 2013).
4. Prognosis
Penyusunan program (penetapan ramalan) mengenai bantuan yang
akan diberikan kepada anak didik dalam mengatasi kesulitan
belajar dapat berupa bentuk treatment (perlakuan) yang harus
diberikan, bahan atau materi apa yang diperlukan, metode apa saja
yang digunakan, alat-alat bantu belajar mengajar yang diperlukan,
7
dan waktu atau jadwal pelaksanaannya. Aktivitas penyusunan dapat
disimpulkan dalam 5W+1H (Djamarah, 2011).
6. Evaluasi
Evaluasi diberikan bertujuan untuk mengetahui perlakuan yang
diberikan sudah sesuai dan berhasil atau bahkan gagal.
Kemungkinan berhasil atau gagal terjadi karena saat pengumpulan
data kurang lengkap dan sebaliknya dari perlakuannya yang kurang
maksimal. Diperlukan pengecekan ulang bila kegagalan terjadi
dengan menempuh langkah re-ceking data (pengumpulan atau
pengolahan data), re-diagnosis (keputusan), re-prognosis
(penyusunan program), re-treatment (perlakuan), dan re-evaluasi
(antara berhasil dan gagal) (Djamarah, 2011).
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Setiap kali kesulitan belajar anak didik yang satu dapat diatasi, tetapi
pada waktu yang lain muncul lagi kasus kesulitan belajar anak didik
lain dan yang menjjadi penyebab kesulitan belajar selain faktor
intelegensi juga faktor non-intelegensi.
2. a) Jenis kesulitan belajar menurut Wikatri yaitu Learnung Disorder,
Learning Disability, Learning Disfunctions, Under Achiever dan
Slow Learner.
b) - Dilihat dari jenis kesulitannya : kesulitan belajar ringan, kesulitan
belajar sedang dan kesulitan belajar berat.
9
5. Cara menganalisis dengan empat tahap yaitu melakukan observasi,
melakukan interview (wawancara), membuat dokumentasi dsn
melakukan tes diagnostik. Penanganan kesulitan belajar dengan cara
pengumpulan data, pengolahan data, diagnosis, prognosis, treatment
atau perlakuan dan evaluasi.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan para pembaca, dan di sarankan kepada pembaca untuk tetap
memiliki referensi lain untuk melengkapi kekurangan. Pembaca
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekuranagn dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran para pembaca sangat
penting untuk kamu agar bisa memperbaiki dalam penulisan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Irham, Muhammad & Novan Ardy Wiyani. Psikologi Pendidikan: Teori dan
Aplikasi dalam Proses Pembelajaran.Yogyakarta: Ar Ruzz Media. 2013.
11