net/publication/324652565
Desain Alat Periksa Mata Fundus Portable Berbasis Rapid Prototyping untuk
Mendukung Diagnosa Secara Telemedicine di Indonesia
CITATIONS READS
0 927
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Development of Orthosis Design for Spastic Cerebral Palsy People with Biomechanic Aspect and Social Confident in Indonesia View project
All content following this page was uploaded by Djoko Kuswanto on 24 April 2018.
Kini oftalmoskopi indirek dengan berbasis Rapid source (eksisting) untuk kemudian dapat dijadikan
Prototyping yaitu 3D printing tengah dikembangkan. Dengan sebagai acuan dalam pemeberian dimensi pada produk
tidak melupakan fungsi dasar nya, teknologi manufaktur ini yang akan dirancang.
pun sudah sering digunakan dalam bidang medis (biomedical) 4. Studi aktivitas : Untuk mengetahui aktivitas dan
modern. Teknologi Rapid Prototyping dengan metode lapisan interaksi taget user, sehingga dapat ditemukan
memungkinkan pembuatan prototip produk secara langsung highlight dan peluang desain
[4]. Adapun biaya yang dibutuhkan dalam produksi 5. Studi kebiasaan user : Melalui kebiasaan user dalam
oftalmoskopi indirek berbasis 3D printing menjadi jauh lebih mengoperasionalkan produk, khususnya yang terkait
terjangkau [5]. Oftalmoskopi indirek 3D printing digunakan dengan produk yang akan dirancang, maka dapat
untuk aktivitas yang tidak hanya berdiam di satu tempat baik ditemukan peluang desain
dalam maupun luar ruangan. Sehingga dibutuhkan alat yang Tabel 1.
Kebiasaan Pengguna
ringan, mudah dibawa kemanapun (portable), mudah dalam
Gambar Kebiasaan Potensi Desain
penggunaan dan penyimpanan, serta dapat digunakan di dalam Pengguna
maupun luar ruangan. Oftalmoskopi indirek 3D printing Dokter secara Menerapkan
dioperasikan dengan smartphone untuk menghasilkan gambar manual sistem
kondisi mata secara langsung melalui kamera. Dengan memaju- adjustable pada
mundurkan arm
terhubungnya produk dengan smartphone, maka akan lensa aspheric
memudahkan dokter dalam mengirim data atau hasil diagnosa dari mata
menuju dokter lain/pihak Rumah Sakit/pasien. Teknologi ini pasien
biasa disebut dengan Telemedicine, yaitu dengan
memanfaatkan jaringan komunikasi seperti multimedia Posisi Diberikan
message, chat messenger, atau e-mail. genggaman phone holder
smartphone pada
agak kebawah. permukaan luar
II. METODE PENELITIAN Terdapat smartphone
kerenggangan yang mengikuti
Dalam proses perancangan penulis menggunakan beberapa pada lekukan kontur telapak
metode pengumpulan data, baik data primer maupun sekunder. telapak tangan tangan.
Dalam pengumpulan data primer, digunakan metode saat
menggenggam
observasi, interview, shadowing, dan usability test. Sedangkan
dalam pengumpulan data sekunder didapatkan dari berbagai
literatur berupa buku, jurnal, artikel, dan internet.
A. Tahap Pengambilan Data
Pengambilan data diperoleh dengan beberapa metode yaitu 6. Studi fiksasi jarak lensa ke mata : Dengan mengetahui
observasi, interview, shadowing, usability test, dan literatur operasional dan fiksasi lensa dapat ditemukan batasan
yang terkait dengan penelitian. Adapun untuk data primer desain dan penerapan dimensi produk yang akan
tersebut meliputi; interview dengan beberapa dokter spesialis dirancang.
mata; observasi dan shadowing dilakukan di RSAL Dr.
Ramelan dan RS Siloam Surabaya dalam beberapa kali
pertemuan dengan cara mengamati lingkungan dan aktivitas
subjek dalam kurun waktu tertentu atas izin subjek tersebut.;
usability test dilaksanakan dengan cara melakukan tes secara
langsung kepada target user untuk mendapatkan review
lansung dari ahli.
B. Tahap Studi dan Analisis
Studi dan anlisis dilakukan untuk menentukan kriteria,
batasan, dan konsep produk yang akan dirancang, diantaranya
yaitu :
1. Analisis pemilihan fitur produk : Untuk menentukan Gambar 2. Fiksasi mata ke lensa.
fitur apa saja yang akan diterapkan pada produk yang Jarak lensa aspheric ke mata tergantung dengan tipe
akan dirancang dengan membandingkan dengan fitur lensa nya. Pada gambar diatas merupakan jarak lensa
produk kompetitor. 20D ke mata yaitu ±47 mm. Adapun jarak tersebut tidak
2. Acuan produk : Menggunakan beberapa fitur pada dapat dijadikan sebagai patokan, karena kekuatan bola
produk lain sebagai acuan untuk diterapkan pada mata tiap orang berbeda-beda.
produk yang akan dirancang 7. Analisi posisi arm : Dengan visualisasi posisi arm pada
3. Studi dan analisis produk open source : Yaitu dengan produk dapat diketahui rekomendasi posisi arm yang
mengamati dan menganilisis langsung produk open dapat diterapkan dalam perancangan produk
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 1 (2018) 2337-3520 (2301-928X Print) F65
B. Alternatif Desain
Tabel 2.
Posisi Arm
Arm Atas Arm Bawah
A. Portable
Berdasarkan hasil analisa aktivitas, affinity diagram, dan
Gambar 11. Pengembangan desain varian 3. analisa lainnya yang telah dilakukan, adapun konsep desain
yang akan diaplikasikan dalam perancanganan yaitu Portable,
Keterangan :
Less Parts, Less Joining System, Easy to Use, dan Space
- Terdapat rail adjustable pada bagian bawahnya sehingga
Saving.
part adjuster dapat digeser ke kanan dan kiri
- Terdapat sistem adjustable pada arm, sehingga part lensa B. Universal
dapat di maju-mundurkan pada jarak tertentu Adapun maksud dari universal yaitu, produk dapat
- Sistem pengunci/penutup lensa tanpa ulir, yaitu ketika akan digunakan oleh semua merek smartphone, dengan posisi
meletakkan lensa aspheric, maka penutup lensa dibuka dahulu kamera dan flash yang berbeda-beda pada tiap tipe nya.
dengan langsung membuka nya Terdapat adjustable berupa mur dan baut pada bagian phone
- Phone holder mengitari sisi kanan smartphone, dan berupa holder sehingga dapat diatur sesuai dengan posisi kamera.
rounded edge dengan pertimbangan kontur tangan ketika
menggenggam smartphone C. Easy to Use
Easy to use atau mudah dalam pengoperasionalan.
F. Usability Test
Pengguna dapat mengoperasioanalkan produk dengan mudah,
Usability testing atau uji coba langsung prototip kepada aman, nyaman, dan mengurangi keletihan. Penggunaan alat
calon pengguna, yaitu dokter spesialis mata guna mengetahui perkakas seperti obeng pun tidak digunakan dalam penguncian
kekurangan produk dan untuk mendapatkan review produk produk karena selain kurang praktis, juga dapat menimbulkan
langsung dari pengguna.
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 1 (2018) 2337-3520 (2301-928X Print) F67
keletihan bagi pengguna. Penggunaan produk pun lebih d. Produk apat disematkan lensa aspheric dengan
mudah, yaitu pengguna cukup menyematkan lensa optik pada menyesuaikan dimensi. Serta aman ketika produk
penutup/penjepit lensa dan produk pun siap digunakan pada disematkan lensa aspheric dengan beban sebesar ± 200
pasien. gr, dengan melakukan simulasi digital menggunakan
aplikasi solidworks
D. Space Saving
e. Produk aman digunakan dalam bidang alat kesehatan
Space saving atau menghemat penggunaan ruang medis dengan menggunakan teknologi 3D printing
penyimpanan produk. Ketika produk sedang tidak digunakan, 2. Adapun temuan atau pengembangan fitur-fitur baru yang
pengguna dapat menyimpan produk pada sebuah kantung/tas diterapkan pada produk yang mengacu pada produk lain
kecil agar produk tetap aman dan terlindungi. Maka agar tidak untuk memberikan kemudahan operasional, efektifitas dan
menghabiskan banyak ruang, produk dapat dilipat agar lebih efisiensi waktu dalam perakitan maupun ketika produk
ramping dan praktis. digunakan oleh target user, sebagai berikut :
E. Less Joining a. Penutup lensa aspheric berupa ulir, sehingga lebih aman
Less joining atau meminimalisir penggunaan aksesoris dan mudah dalam penempatan lensa aspheric
untuk menggabungkan tiap part. Dengan menggunakan b. Adjuster sistem geser terhadap phone holder, sehingga
aksesoris yang lebih sedikit, maka proses pemasangan maupun bukan smartphone yang bergeser untuk menyesuaikan,
pembongkaran produk dapat leboh efisien, efektif, dan tidak namun adjuster yang digeser untuk menyesuaikan dengan
menimbulkan kebingungan pada pengguna. lensa aspheric
c. Sistem lipat pada bagian arm, sehingga apabila produk
sedang tidak digunakan, dapat disimpan pada sebuah
V. KESIMPULAN/RINGKASAN wadah atau pouch dengan tidak menghabiskan banyak
Berikut merupakan kesimpulan dari perancangan alat ruang dalam penyimpanannya
periksa mata fundus potable berbasi rapid prototyping. d. Sistem adjustbale pada arm, sehingga jarak antara lensa
Kesimpulan didapatkan setelah dihasilkan beberapa prototype aspheric dengan kamera smartphone dapat diatur secara
dan dilakukan usability testing kepada dokter spesialis mata di fleksibel (jarak tidak fix)
RS Siloam Surabaya serta dilakukan interview kepada e. Genggaman phone holder rounded, yang menyesuaikan
beberapa dokter spesialis mata. Adapun kesimpulannya dengan kontur telapak tangan yang curvy, sehingga
sebagai berikut : genggaman dapat lebih nyaman
1. Desain alat periksa mata dapat mencapai tujuan
perancangan yang telah dijelaskan pada BAB 1, sebagai
berikut : DAFTAR PUSTAKA
a. Alat periksa kesehatan mata dapat diterapkan pada [1] Persatuan Dokter Mata Indonesia, “Vision 2020 di Indonesia,”
Jakarta, 2017.
semua lembaga kesehatan seperti Rumah Sakit, Klinik [2] Kementerian Kesehatan RI, “Situasi Gangguan Penglihatan dan
Mata, serta Puskesmas, maupun kegiatan sosial Kebutaan,” Jakarta, 2014.
kesehatan lainnya [3] Dr. Hartono, Oftalmoskopi, dasar dan klinis. Yogyakarta: Pustaka
Cendekia Press, 2007.
b. Harga jual produk terjangkau dengan proses produksi [4] A. Kholil, Rapid Prototyping. Depok: UI Press, 2008.
berbasis Rapid Prototyping, yaitu 3D Printing [5] S. C. Hong, 3D Printing and Ophthalmology for the Community.
c. Produk dapat digunakan oleh semua merek smartphone, Gisborne, 2015.
namun hanya untuk ukuran tertentu, yaitu smartphone
dengan ukuran layar 5,0” – 6,0”