Anda di halaman 1dari 2

Nama : Maestro Abdillah

Nim : 061930400586

Kelas : 4KB

Dosen Pembimbing : Ir. Jaksen, M.Si.

MK : Pengendalian Mutu Produksi

TUGAS PMP
Berdasarkan tugas yang telah diberikan maka disini saya akan menganalisa salah
Diagram Pareto di jurnal yang berjudul “ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS
PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS QUALITY DI
PT. BORSYA CIPTA COMMUNICA”. Sebagaimana kita tahu, Diagram Pareto merupakan
salah satu dari tujuh alat gugus mutu yang sering digunakan dalam hal pengendalian Mutu.
Pada dasarnya, Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan
urutan banyaknya jumlah kejadian. Urutannya mulai dari jumlah permasalahan yang paling
banyak terjadi sampai yang paling sedikit terjadi. Dalam Grafik, ditunjukkan dengan batang
grafik tertinggi (paling kiri) hingga grafik terendah (paling kanan).

Diagram pareto bertujuan untuk mengetahui cacat yang paling dominan pada produk.
Adapun data yang diperoleh dari jenis dan persentase cacat dapat dilihat pada table dibawah ini.

Dari hasil data diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Mop Tunsen dengan persentase 47% menduduki peringkat pertama dalam prioritas
pengendalian kualitas.
2. Jenis cacat kemasan rusak dengan persentase 32% menduduki peringkat kedua dalam
prioritas pengendalian kualitas.
3. Jenis cacat Bentuk Tidak Rata dengan persentase 21% menduduki peringkat ketiga dalam
prioritas pengendalian kualitas.
Setelah mengetahui cacat yang paling dominan maka dibuat diagram pareto berdasarkan
jenis cacat, dapat dilihat pada gambar berikut:

Jadi Upaya perbaikan sistem pengendalian kualitas yang ada sebelumnya dengan
menggunakan metode Seven Tools mendapatkan jenis-jenis cacat yang mendominasi jumlah
temuan cacat kebanyakan. Hal ini yang menjadi fokus dalam upaya perbaikan hasil produksi.
Jenis cacat yang mendominasi diantara lain Mop Tunsen,tunsen Ferrule dan Loss Db. Masing-
masing cacat memiliki akar permasalahan tersendiri, meliputi faktor manusia, mesin, meterial,
metode dan lingkungan hal ini yang menjadi dasar pemecahan masalah. Proses perbaikan
dilakukan secara bertahap pada satu jenis cacat dan kurun waktu tertentu, hal ini dikarenakan
agar terfokusnya proses perbaikan dengan cara utama menanggulangi jenis cacat.

Anda mungkin juga menyukai