Anda di halaman 1dari 13

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN


ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN
PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH
DI PAUD ALFADLILAH MAGUWOHARJO
SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun guna mencapai derajat Sarjana


Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan

Disusun oleh
Nama: Lalu Sabda Pratala
NIM : 11130176

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015

i
ii
HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ALAT PERMAINAN
EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA
PRASEKOLAH DI PAUD ALFADLILAH
MAGUWOHARJO SLEMAN
YOGYAKARTA

Lalu Sabda Pratala1, Listyana Natalia Retnaningsih2, Paulinus Deny Krisnanto3


INTISARI
Latar belakang: Masa anak prasekolah merupakan masa pertumbuhan berlangsung
dengan stabil. Masa ini sering juga disebut sebagai fase “Golden age”. Pada masa ini
anak melewati tahap perkembangan yaitu perkembangan motorik halus dan motorik
kasar, perkembangan bahasa, dan perkembangan sosialnya yang ditunjang dengan
pemberian alat permainan edukatif. Alat permainan edukatif adalah alat permainan yang
dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dan perkembangan anak, di mana
melalui alat permainan ini anak akan selalu dapat mengembangkan kemampuan fisiknya,
bahasa, kemampuan kognitifnya dan adaptasi sosialnya. Perilaku Ibu dalam Pemberian
Alat Permainan Edukatif yang sesuai akan mempengaruhi perkembangan anak.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan perilaku ibu dalam pemberian Alat Permainan
Edukatif (APE) dengan perkembangan anak usia prasekolah di PAUD Alfadlilah
Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

Metode Penelitian: Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian
kuantitatif non experimental (observasional). Rancangan penelitian ini deskriptif analitik
dengan jenis pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 Maret
dan 17 Maret 2015, dengan sampel berjumlah 30 ibu yang mempunyai anak umur 2,5-5
tahun dan anak umur 2,5-5 tahun. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi
Spearman Rank.

Hasil: Sebagian besar ibu mempunyai perilaku dalam pemberian Alat Permainan
Edukatif (APE) dalam kategori baik yaitu 21 responden (70,0%). Mayoritas
perkembangan anak dalam ketegori penyimpangan yaitu sebanyak 15 responden (50,0%).
Hasil analisis diperoleh nilai korelasi Sperman Rank sebesar 0,382 dengan p-value
sebesar 0,037.

Kesimpulan: Ada hubungan perilaku ibu dalam pemberian Alat Permainan Edukatif
(APE) dengan perkembangan anak usia prasekolah di PAUD Alfadlilah Maguwoharjo,
Sleman, Yogyakarta.

Kata Kunci: Perilaku ibu dalam pemberian APE, perkembangan anak, anak usia
prasekolah.

1
Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarata
2
Dosen S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarata
3
Dosen S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarata

iii
RELATIONSHIP BETWEEN MATERNAL BEHAVIORS IN PROVIDING
EDUCATIONAL TOYS AND THE PRE-SCHOOL CHILDREN
DEVELOPMENT IN PAUD ALFADLILAH
MAGUWOHARJO SLEMAN
YOGYAKARTA

Lalu Sabda Pratala1, Listyana Natalia Retnaningsih2, Paulinus Deny Krisnanto3


ABSTRACT
Background: Preschool is a relatively stable development period. This period is known
as “Golden Age”. In this period, children go through a developmental stage where the
development of fine and gross motor skills, language development, social development
may be facilitated by the provision of educational toys. Educational children toys are
resources for optimum playing which supports child development, in which through these
educational toys children will be able to develop their physical, linguistic, cognitive and
social skills. The maternal behaviors in providing appropriate educational toys will
influence children development.

Objective: To investigate the relationship between maternal behavior in providing


appropriate educational toys and preschool children development in PAUD Alfadlilah
Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

Research Method: The type of research conducted by the researcher was non-
experimental quantitative research (observational). This research was descriptive
analytical research using cross sectional approach. This research was conducted on 16
March 2015 and 17 March 2015, using 30 samples consisting of women who had
children between 2.5 – 5 years old. The data analysis technique employed Spearman
Rank correlation test.

Result: Most of the women’s behaviors in providing educational toys categorised as good
were 21 respondents (70.0%). Most of the children whose development was categorised
as deviant was 15 respondents (50.0%). The analysis result showed that the Spearman
Rank correlation coefficient was 0.382 with p-value of 0.037.

Conclusion: There was a correlation between maternal behavior in providing educational


toys and the preschool children development in PAUD Alfadlilah Maguwoharjo, Sleman,
Yogyakarta.

Keywords: Perilaku ibu dalam pemberian APE, perkembangan anak, anak usia
prasekolah.

_____________________________________________________________________
1
Undergraduate student of Nursing Study Program, Faculty of Health Science, Respati
University, Yogyakarta
2
Lecturer of the Undergraduate Nursing Study Program, Faculty of Health Science,
Respati University, Yogyakarta.
3
Lecturer of the Undergraduate Nursing Study Program, Faculty of Health Science,
Respati University, Yogyakarta.

PENDAHULUAN

iv
Periode penting dalam tumbuh dan anak-anak di Eropa antara 12,4-13,
kembang anak adalah pada masa balita, 6 bulan . Sedangkan di Indonesia, pada
pertumbuhan dan perkembangan sel- sel sampel yang diteliti adalah rata-rata
otak masih berlangsung. Jumlah dan 14,02 bulan1. Parameter yang dideteksi
pengaturan hubungan-hubungan antar selanjutnya adalah perkembangan
sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi bahasa.
segala kinerja otak, mulai dari Perkembangan bahasa
kemampuan belajar, berjalan, mengenal merupakan seluruh sistem
huruf, hingga bersosialisasi1. Anak yang perkembangan anak. Kemampuan
sehat, cerdas, berpenampilan menarik, bahasa melibatkan kemampuan motorik,
dan berakhlak mulia merupakan psikologis, emosional, dan perilaku1.
dambaan setiap orang tua, sehingga Prevalensi dari keterlambatan berbicara
betapa pentingnya masa dini tumbuh dan berbahasa bervariasi antara 1%-32%
kembang anak, karena pada masa ini pada populasi normal, pada hasil
pertumbuhan dasar akan mempengaruhi penelitian di KKTK RSAB Harapan
dan menentukan perkembangan anak Kita terdapat 260 pasien baru dengan
selanjutnya2. keterlambatan bicara yaitu 116 (44,6%)
Masa anak prasekolah anak dengan diagnosis development
merupakan masa pertumbuhan dysphasia4. Dengan semakin
berlangsung dengan stabil. Terjadi meningkatnya kemampuan melakukan
perkembangan dengan aktivitas jasmani gerakan motorik dan berbicara, anak
yang bertambah dan meningkatnya terdorong untuk bersosialisasi dengan
keterampilan dan proses berfikir. keluarga maupun teman sebayanya.
Memasuki anak prasekolah, anak mulai Perkembangan sosial adalah
menunjukkan keinginannya, seiring perkembangan kemampuan anak untuk
dengan pertumbuhan dan berinteraksi dan bersosialisasi dengan
1
perkembangannya . Masa ini sering juga lingkungannya5.
disebut sebagai fase “Golden age”. Bagi anak seluruh aktivitasnya
Golden age merupakan masa yang adalah bermain yang mencakup bekerja,
sangat penting untuk memperhatikan kesenangannya, dan metode bagaimana
tumbuh kembang anak secara cermat mereka mengenal dunia. Sehingga anak
agar sedini mungkin dapat terdeteksi memerlukan berbagai variasi permainan
apabila terjadi kelainan1. untuk kesehatan fisik, mental, sosial,
Prevalensi yang sebenarnya dan perkembangan emosinya. Pada masa
keterlambatan perkembangan umum bermain merupakan unsur penting untuk
tidak diketahui dengan pasti, diperkiran perkembangan fisik, emosi, mental,
5%-10% anak mengalami masalah intelektual, kreativitas, maupun sosial7.
keterlambatan perkembangan. Untuk menunjang aktivitas bermain
Keterlambatan perkembangan umum anak di butuhkan alat permainan yang
merupakan bagian keterlambatan disesuaikan dengan tahap perkembangan
perkembangan dengan prevalensi 1%- anak dan mempunyai unsur edukatif.
3%3. Orang tua sangat berperan
Parameter perkembangan penting dalam pemberian stimulasi
memiliki tahapan-tahapan sendiri sesuai perkembangan berupa alat permainan
perkembangan usia, misalnya edukatif. Respon ayah dan ibu berbeda
perkembangan motorik berbeda dengan sehingga keduanya saling melengkapi7.
tingkatannya pada setiap individu. Orang tua salah satunya adalah ibu, ibu
Perkembangan motorik meliputi motorik merupakan tokoh sentral dalam tahap
kasar dan halus. Di Amerika, anak mulai perkembangan seorang anak. Ibu
berjalan pada umur 11,4-12,4 bulan ,

v
berperan sebagai pendidik pertama dan Rancangan penelitian ini deskriptif
utama dalam keluarga6. analitik dengan jenis pendekatan cross
Dari hasil studi pendahuluan sectional Penelitian ini dilakukan pada
yang dilakukan di PAUD AL Fadlilah tanggal 16 Maret dan 17 Maret 2015 di
tahun ajaran 2014/2015 yang berada di PAUD Al Fadlilah di Maguwoharjo,
Desa Maguwoharjo, Sleman, Sleman, Yogyakarta.
Yogyakarta, total jumlah anak yang Populasi penelitian ini adalah
mengikuti pendidikan ditempat tersebut ibu yang memiliki anak umur 2,5-5
yang berumur 2,5-5 tahun berjumlah 30 tahun dan anak berumur 2,5-5 tahun
orang anak yang terdiri atas 1 kelas. berjumlah 30 orang yang bersekolah di
Dari hasil wawancara yang dilakukan PAUD Al Fadlilah Maguwoharjo,
terhadap 2 guru pendamping kelas, 7 Ibu Sleman, Yogyakarta. Dalam penelitian
dan 3 pengasuh anak. Dari penjelasan 3 ini cara pengambilan sampel yang
pengasuh anak, ibu memberikan semua dipakai adalah total sampling.Instrumen
mainan yang dibutuhkan anak tetapi ibu yang digunakan adalah kuesioner untuk
tidak mendampinginya saat bermain dan perilaku ibu dalam pemberian APE
saat di rumah anak bermain sendiri sedangkan untuk perkembangan anak
hanya didampingi pengasuhnya. Hasil menggunakan alat ukur KPSP. Peneliti
wawancara dengan 7 ibu, 2 ibu hanya melakukan uji validitas pada
mengatakan memilih mainan karena kuesioner perilaku ibu dalam pemberian
harganya, dan 5 ibu memberikan mainan APE. Uji statistik pada penelitian ini
seperti yang ada di PAUD tetapi tidak adalah Spearman Rank.
tahu pemberian yang sesuai dan HASIL PENELITIAN
berpengaruh pada aspek perkembangan Hasil yang didapatkan dari penelitian
anak. Hasil observasi dan wawancara Hubungan Perilaku Ibu dalam
dengan 2 guru pendamping terdapat 1 Pemberian Alat Permainan Edukatif
anak umur 2,5 tahun mengalami dengan Perkembangan Anak Usia
gangguan bicara dibuktikan saat disuruh Prasekolah di PAUD Al Fadlilah
mengucapkan “bola” anak mengucapkan Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.
“ola”, didapatkan 3 anak berusia 3 tahun
yang tidak mau bermain dengan
temannya dan saat ada orang asing anak
hanya diam menunduk dan ada juga
yang menangis. Dari observasi
perkembangan motorik ada 3 anak
dibuktikan dengan anak tidak bisa
mengangkat kaki 1-5 detik dan tidak
bisa menggunting.
Berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang dilakukan tersebut,
maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “hubungan perilaku
ibu dalam pemberian APE dengan
perkembangan anak usia prasekolah di
PAUD Al Fadlilah di Desa
maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan
oleh peneliti yaitu penelitian kuantitatif
non experimental (observasional).

vi
Tabel 1 Distribusi Frekuansi berdasarkan mayoritas umur ibu adalah
Karakteristik Responden Ibu yang berumur dewasa tengah 20-40
Berdasarkan Pekerjaan, pendidikan, tahun berjumlah 29 ibu (96,7%) dan
umur dan jenis kelamin anak di untuk karakteristik jenis kelamin siswa
PAUD Al Fadlilah di Desa masing-masing jenis kelamin laki-laki
Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. dan perempuan berjumlah sama yaitu
sebanyak 15 siswa sebesar 50,0%.
N Karakteristi Frekuen %
o k responden si Tabel 2 Distribusi Ferekuensi
Karakteristik Responden Perilaku
1 Pekerjaan
Ibu dalam Pemberian Alat Permainan
Ibu
Edukatif di PAUD Al Fadlilah di Desa
Tidak 17 56,
Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.
Bekerja 13 7
Bekerja 43, No Perilak Jumla %
3 u Ibu h
Total 30 100 1 Baik 21 70,0
2 Pendidikan 2 Cukup 4 13,3
Ibu 3 Kurang 5 16,7
SD 1 3,3 Total 30 100
SMP 4 13,
Sumber: Data Primer, 2015
SMA 11 3
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
PT 14 36,
perilaku ibu dalam pemberian Alat
7
Permainan Edukatif di PAUD Al
46,
Fadlilah di Desa Maguwoharjo, Sleman,
7
Yogyakarta mayoritas memiliki perilaku
Total 30 100 pemberian APE dalam kategori baik
3 Umur Ibu dengan persentase 70,0%.
20-40 29 96,
40-60 1 7 Tabel 3 Tabulasi Silang Pekerjaan
3,3 dengan Perilaku Ibu dalam
Total 30 100 Pemberian APE
4 Jenis
Kelamin Perilaku
Total
Pekerjaan Baik Cukup Kurang
Anak
f % f % f % f %
Laki-Laki 15 50,
1 58, 4 23, 3 7, 1 10
15 0 Tidak 0 8 5 6 7 0
Bekerja
Perempuan 50,
1 84, 0 0,0 2 15, 1 10
0 1 6 4 3 0
Bekerja
Total 30 100
Sumber: Data Primer, 2015 2 70, 4 13, 5 16, 3 10
Total 1 0 3 7 0 0
Berdasarkan tabel 1 diketahui
bahwa karakteristik responden Sumber: Data Primer, 2015
berdasarkan pekerjaan yang paling Berdasarkan tabel 4.3 hasil
banyak adalah ibu yang tidak bekerja tabulasi silang antara karakteristik ibu
berjumlah 17 ibu (56,7%), karakteristik dengan perilaku ibu dalam pemberian
responden berdasarkan pendidikan yang APE diketahui bahwa ibu yang bekerja
paling banyak adalah ibu yang dengan mayoritas perilaku baik dalam
berpendidikan PT sebanyak 14 ibu pemberian APE sebanyak 11 ibu
(51,4%), karakteristik responden (84,6%) dan mayoritas ibu yang tidak

vii
bekerja berperilaku baik sebanyak 10 Tabel 6 Distribusi Frekuensi
ibu (58,8%). Responden Perkembangan Anak di
PAUD Al Fadlilah di Desa
Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.
N Perkembanga Jumla (%)
o n Anak h
1 Sesuai 4 13,3
2 Meragukan 11 36,7
3 Penyimpangan 15 50,0
Total 30 100
Tabel 4 Tabulasi Silang Pendidikan Sumber: Data Primer, 2015
dengan Perilaku Ibu dalam Berdasarkan tabel 6 menunjukkan
Pemberian APE tingkat perkembangan anak di PAUD Al
Fadlilah sebagian besar dalam kategori
Perilaku Total
Pendidik penyimpangan yaitu sebesar 50,0%.
Baik Cukup Kurang
an
f % f % f % F %
SD 0 0,0 0 0,0 1 10 1 100, Tabel 7 Tabulasi Silang antara
0 0 Karakteristik Responden Anak
SMP 2 50, 0 0,0 2 50, 4 100,
0 0 0 dengan Perkembangan Anak di Desa
SMA 6 54,
5
3 27,
3
2 18,
2
1
1
100,
0
Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta
PT 1 92, 1 7,1 0 0,0 1 100, Perkembangan
3 9 4 0 Jenis Sesuai Meragu Penyimpa Total
2 70, 4 13, 5 16, 3 100, Kelami kan ngan
Total n
1 0 3 7 0 0
Sumber: Data Primer, 2015 f % f % f % f %
3 20, 6 40,0 6 40,0 1 10
Hasil tabulasi silang antara Laki-
0 5 0,0
pendidikan ibu dengan perilaku ibu Laki

dalam pemberian APE menunjukkan ibu 1 6,7 5 33,3 9 60,0 1 10


5 0,0
dengan pendidikan PT mayoritas Peremp
uan
berperilaku baik sebanyak 13 ibu
(92,9%). 4 13, 1 36,7 1 50,0 3 10
Total 3 1 5 0 0,0
Tabel 5 Tabulasi Silang Umur dengan
Perilaku Ibu dalam Pemberian APE Sumber: Data Primer, 2015
Perilaku Berdasarkan tabel 4.5 hasil
Total
Pekerjaa
Baik Cukup Kurang tabulasi silang antara jenis kelamin anak
n
f % f % f % f % dengan perkembangan anak diketahui
2 72, 4 13, 4 13, 2 100, bahwa siswa berjenis kelamin
1 4 8 8 9 0
20-40 perempuaan mayoritas perkembangan
0 0,0 0 0,0 1 10 1 100, dalam kategori penyimpangan sebanyak
40-60 0 0 9 siswa (60,0%).
2 70, 4 13, 5 16, 3 100
Total 1 0 3 7 0 Tabel 8 Analisa Bivariat Hubungan
Perilaku Ibu dalam Pemberian APE
Sumber: Data Primer, 2015 dengan Perkembangan Anak Usia
Hasil tabulasi silang umur ibu 20- Prasekolah di PAUD Al Fadlilah di
40 dewasa tengah dengan mayoritas Desa Maguwoharjo, Sleman,
perilaku dalam kategori baik sebanyak Yogyakarta.
21 ibu (72,4%) dan usia 40-60 dewasa
akhir dalam kategori kurang (100%). Perila Perkembangan Total
ku IBu
Sesuai Meraguk Penyimp

viii
an angan (84,6%). Hal ini sesuai dengan teori
yang mengatakan dengan bekerja
f % f % f % f % keluarga mendapat pendapatan yang
4 19,
0
9 42,
9
8 38,
1
2
1
100,
0
memadai sehingga menunjang tumbuh
Baik
kembang anak karena orang tua dapat
0 0,0 1 25 3 75 4 100, menyediakan semua kebutuhan dasar
Cukup 0
PEMABAHASAN anak yaitu berupa pemberian stimulasi 5.
1.Kuran
Perilaku
0 0,0 Ibu1 dalam
20, 4Pemberian
80, 5 100, Pada ibu yang bekerja akan
0 0 0
gAlat Permainan Edukatif mengantisipasi segala kemungkinan
Berdasarkan
4 13, 1 tabel
36, 2 diketahui
1 50, 3 bahwa
100, yang terjadi bila anak ditinggal kerja
Total 3 1 7 5 0 0 0
responden ibu yang anaknya bersekolah dengan membelikan mainan dan
diUji PAUD
Statistik Al Fadlilah
Spearman rankmayoritas menggali infomasi melalui media
memiliki
Rho 0,382 P-alue 0,037 kategori baik
perilaku dengan elektronik . Hal ini sesuai dengan
yaitu sebanyak 21 orang (70,0%). penelitian Sunarsih didapatkan hasil
Sumber: Data Primer, 2015
Hasil tabulasi silang antara sebagian besar ibu adalah ibu bekerja
pendidikan ibu dengan perilaku ibu sehingga mereka lebih mudah menggali
dalam pemberian APE diketahui bahwa informasi tentang stimulasi dan
ibu dengan tingkat pendidikan PT mempraktekkan cara stimulasi itu
mayoritas perilakunya dalam kategori sendiri9.
baik yaitu sebanyak 13 ibu (92,9%) Berdasarkan hasil distribusi frekuensi
sedangkan tingkat pendidikan SD dalam mayoritas ibu berumur 20-40 tahun
ketegori perilaku kurang sebesar (dewasa tengah) yaitu sebanyak 29 ibu
(100%). Hasil ini menunjukkan bahwa (96,7%). Hasil tabulasi silang antara
pendidikan ibu berperan dalam perilaku umur ibu dengan perilaku ibu diketahui
ibu dalam pemberian APE. Hal ini bahwa usia ibu 20-40 mayoritas
didukung oleh teori Notoadmojo dalam memiliki perilaku dalam ketegori baik
Harlisa yang mengatakan perilaku yang yaitu berjumlah 21 ibu (72,4%). Hal ini
didasari oleh pengetahuan akan bertahan sesuai dengan teori Hartanto dalam
lebih lama dari pada perilaku yang tidak Zahro mengatakan pada usia ini wanita
didasari pengetahuan, dengan dalam usia reproduktif dan berada pada
pengetahuan yang baik khususnya usia melahirkan yang dianjurkan10.
tentang APE akan mempengaruhi ibu Menurut Lubis dalam Zahro mengatakan
untuk memilih dan memberikan alat Usia reproduktif sangat berpengaruh
permainan yang sesuai7. Tingkat terhadap pengetahuan tentang
pendidikan merupakan salah satu faktor perkembangan anak dan praktek
yang melatarbelakangi pengetahuan pengasuhan anak10.
yang selanjutnya dapat mempengaruhi 2. Perkembangan Anak Usia
perilaku seseorang. Hal ini sesuai Prasekolah
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasil distribusi frekuensi tabel 6 di
Didin dalam Sani mengatakan bahwa atas menunjukkan bahwa responden ibu
betapa pentingnya pengetahuan yang anaknya bersekolah di PAUD Al
seseorang untuk merubah perilaku, Fadlilah Maguwoharjo menunjukkan
semakin tahu seseorang akan lebih perkembangan anak yang paling banyak
mudah termotivasi untuk melakukan hal dengan kategori penyimpangan yaitu 15
yang positif8. orang (50,0 %). Hasil ini tidak sesuai
Hasil tabulasi silang antara pekerjaan dengan teori Soedjitiningsih dalam
ibu dengan perilaku ibu dalam Wardani mengemukakan bahwa
pemberian APE menunjukkan bahwa penyebab dari keterlambatan salah
mayoritas ibu yang bekerja memiliki satunya kurang aktif perilaku orangtua
perilaku baik yaitu sebanyak 11 ibu dalam meberikan stimulasi

ix
perkembangan13. Berdasarkan hasil Hasil tabulasi silang antara jenis
peneletian perilaku ibu dalam pemberian kelamin siswa dengan perkembangan
stimulasi dalam kategori baik, hal ini anak dengan mayoritas perkembangan
membuat peneliti berasumsi bahwa anak dengan kategori penyimpangan
perkembangan anak tidak hanya berjenis kelamin perempuan sebanyak 9
dipengaruhi oleh perilaku, menurut anak (60,0%). Hasil ini didukung oleh
Anime dalam Werdiningsih & Astarani teori Hurlock dalam Suyami dan Suryani
mengatakan ada 3 kebutuhan dasar yang mengatakan jenis kelamin
perkembangan anak yaitu kebutuhan mempunyai pengaruh langsung maupun
asih, asuh dan asah. Kebutuhan asih tak langsung terhadap perkembangan
meliputi memberikan kasih sayang, dan pengaruh hormonal yang akan
perhatian, rasa aman, kehangatan kepada mempengaruhi perkembangan interaksi
keluarga sehingga mereka tumbuh dan antara laki-laki dan perempuan16. Hal
berkembang sesuai usia dan serupa juga dikatakan oleh Soetjiningsih
kebutuhannya. Kebutuhan asuh meliputi & Ranuh yang mengatakan penyebab
pemeliharaan dan perawatan anak-anak perbedaan perkembangan yaitu kondisi
agar kesehatannya terpelihara, sehingga biologis dan genetik setiap anak berbeda
diharapkan mereka menjadi anak-anak diantaranya jenis kelamin, dimana anak
yang sehat baik fisik, mental, spiritual. laki-laki lebih aktif bila dibandingkan
Sedangkan kebutuhan asah meliputi dengan anak perempuan5. Hal itu sesuai
stimulasi mental yaitu memenuhi dengan penelitian Suyami dan Suryani
kebutuhan pendidikan anak, sehingga yang mengatakan bahwa anak
anak menjadi mandiri14. Soetjiningsih perempuan lebih pendiam dibandingkan
mengatakan Stimulasi perkembangan dengan anak laki-laki saat bermain 16.
merupakan pemberian alat permainan Hal tersebut juga sesuai juga dengan
edukatif yang dapat mengoptimalkan hasil observasi pada penelitian ini bahwa
perkembangan anak yang sesuai usia saat bermain anak perempuan lebih
dan tingkat perkembangannya dan sibuk dan asik dengan mainannya yang
berguna untuk pemgembangan aspek hanya satu jenis sedangkan anak laki-
fisik, bahasa, kognitif, dan sosial anak1. laki mencoba semua permainan dan
Perkembangan adalah perubahan- bermain dengan teman yang lainnya.
perubahan yang dialami individu atau 3. Hubungan Perilaku Ibu dalam
organisme menuju ke tingkat Pemberian APE dengan
kedewasaanya atau kematangannya Perkembangan Anak Usia
(maturation) yang berlangsung secara Prasekolah.
sistematis, progresif, dan Hasil uji Sperman Rank yang
berkesinambungan, baik menyangkut menguji hubungan perilaku ibu dalam
fisik (jasmaniah) maupun psikis pemberian APE dengan perkembangan
(rohaniah)15. Perkembangan anak secara anak usia prasekolah, diperoleh nilai P-
normal antara anak yang satu tidak value sebesar 0,037 maka sig 0,037 <
selalu sama. Hal ini didukung oleh 0,05 yang berarti H0 ditolak, maka
penelitian Sunarsih yang didapatkan secara statistik bermakna sehingga
hasil bahwa terdapat penyimpangan mendukung hipotesis yaitu ada
walaupun sudah diberikan stimulasi oleh hubungan antara Perilaku Ibu dalam
orangtuanya, hal tersebut dikarenakan Pemberian APE dengan Perkembangan
adanya pemusatan perhatian yang Anak Usia Prasekolah.
merupakan gangguan dimana anak Perilaku adalah respon individu
mengalami kesulitan untuk memusatkan terhadap suatu stimulus atau suatu
perhatian yang seringkali disertai tindakan yang dapat diamati dan
hiperaktivitas9. mempunyai frekuensi spesifik, durasi,

x
dan tujuan baik disadari maupun tidak 17. keeratan hubungan antara perilaku ibu
Perilaku ibu dalam pemberian dalam pemberian APE dengan
stimulisasi perkembangan berupa alat perkembangan anak dalam kategori
permainan edukatif dibutuhkan untuk lemah. Hal ini disebabkan oleh peneliti
merangsang perkembangan anaknya menggunakan kuesioner bersifat pasif
dengan Alat Permainan Edukatif (APE) untuk mengukur perilaku ibu, sehingga
sesuai usia struktur dan fungsi tubuh perilaku baik pada hasil penelitian ini
yang lebih kompleks dalam pola yang merupakan perilaku pasif yaitu perilaku
teratur dan dapat diramalkan. yang tidak bisa diamati secara langsung,
Notoadmojo dalam Harlisa mengatakan dimana ibu mengetahui dan membelikan
Faktor yang menyebabkan seorang ibu APE namun ibu tidak mengaplikasikan
memberikan atau menyediakan Alat tujuan dan manfaat dari APE itu sendiri.
Permainan Edukatif (APE) pada Hal ini sesuai dengan penelitian
anaknya antara lain pengetahuan dimana Wardani didapatkan hasil correlation
pengetahuan merupakan domain dalam coefficient sebesar 0,47 yang berarti
pembentukan sikap dan perilaku keeratan hubungannya cukup13. Ini
seseorang sehingga dengan pengetahuan menunjukkan bahwa ada beberapa
yang baik tentang Alat Permainan faktor yang mempengaruhi
edukatif (APE) seorang ibu diharapkan perkembangan anak yang meliputi
mempunyai perilaku untuk faktor genetik dan faktor lingkungan
melaksanakan pemberian APE pada (lingkungan prenatal, lingkungan
anaknya7. Hasil tabulasi silang antara perinatal, dan lingkungan pascanatal)5,
perilaku ibu dalam pemberian APE selain itu juga terdapat fakor lain yang
dengan perkembangan anak diketahui mempengaruhi perilaku ibu dalam
bahwa perkembangan anak yang sesuai pemberian APE yaitu faktor endogen
hanya terdapat pada kategori perilaku diantaranya jenis ras, sifat fisik, sifat
baik yaitu sebanyak 4 anak (19,0%). Hal kepribadian, bakat bawaan dan
ini sesuai dengan teori Arip dalam intelegensi. Faktor eksogen yaitu faktor
Suherman mengatakan pengetahuan, lingkungan, agama dan kebudayaan
sikap dan tindakan tentang stimulasi yang dimana dalam penelitian ini tidak
bermain merupakan salah satu faktor diteliti dan dikendalikan.
penting dalam membantu KESIMPULAN
mengoptimalkan pertumbuhan dan 1. Karakteristik responden ibu
perkembangan anak karena dengan berdasarkan pekerjaan mayoritas
pengetahuan dan keterampilan yang baik adalah ibu yang tidak bekerja
tentang stimulasi bermain maka orang sebanyak 17 ibu (56,7%),
tua dapat lebih memahami cara berdasarkan pendidikan mayoritas
mengasuh dan mendidik anak yang baik adalah ibu yang berpendidikan PT
dan benar, secara tidak langsung akan sebanyak 14 (46,7%), berdasarkan
mempengaruhi pertumbuhan dan mayoritas umur ibu adalah yang
perkembangan anak tersebut18. Hal ini berumur 20-40 tahun sebanyak 29
sesuai dengan penelitian Wardani ibu (96,7%) dan untuk karakteristik
didapatkan hasil X2 hitung > X2 tabel responden anak jenis kelamin siswa
(15,23 > 5,991) sehingga Ha diterima masing-masing jenis kelamin laki-
yang menunjukkan ada hubungan laki berjumlah 15 anak (50,0%) dan
perilaku pemberian stimulasi dengan perempuan berjumlah 15 anak (50%).
perkembangan anak13. 2. Perilaku ibu dalam pemberian APE
Berdasarkan analisis diketahui nilai di PAUD Al Fadlilah Maguwoharjo,
correlation coeffecient sebesar 0,382. Sleman, Yogyakarta mayoritas dalam
Nilai tersebut menunjukkan bahwa kategori baik.

xi
3. Perkembangan anak usia prasekolah
di PAUD Al Fadlilah Maguwoharjo, 3. Hidayat, A.AA, (2012).
Sleman, Yogyakarta mayoritas dalam Penghantar Ilmu Keperawatan
kategori penyimpangan. Anak I. Jakarta: Salemba Medika.
4. Ada hubungan perilaku ibu dalam 4. Soetjiningsih, (2012).Tumbuh
pemberian APE dengan Kembang Anak. Buku
perkembangan anak usia prasekolah Kedokteran EGC.
di PAUD Al Fadlilah Maguwoharjo,
Sleman, Yogyakarta dengan tingkat 5. Tjandrajani, A. (2012). Ejournal
keeratan hubungan dalam kategori Kedokteran Volume 13. Nomor 6.
lemah. April 2012. “Keluhan Utama pada
SARAN Keterlambatan Perkembangan
1. Bagi Peneliti Selanjutnya Umum di Klinik Khusus Tumbuh
Sebagai bahan refrensi lebih lanjut Kembang RSAB Harapan Kita .
dan mengkaji lebih dalam hubungan 6. Dewanti, A., Widjaja, J, A.,
perilaku ibu dalam pemberian APE Tjandrajani, A., Burhany, A,A.
dengan perkembangan anak usia (2012) Ejournal Volume 14.
prasekolah serta peneliti lebih lanjut Nomor 4. Desember 2012.
meneliti tentang faktor-faktor yang Karakteristik Keterlambatan Bicara
mempengaruhi perkembangan selain di Klini Khusus Tumbuh Kembang
dari perilaku. rumah Sakit Anak dan bunda
2. Bagi Mahasiswa Universitas Respati Harapan Kita Tahun 2008-2009.
Yogyakarta 7. Soetjiningsih & Ranuh, (2013)
Mahasiswa mampu meningkatkan .Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:
upaya pemberian pendidikan Buku Kedokteran EGC.
kesehatan ke ibu melalui PAUD 8. Werdiningsih & Astarani.(2012).
tentang pentingnya pemberian Peran Ibu dalam Pemenuhan
stimulasi perkembangan berupa alat Kebutuhan Dasar Anak terhadap
permainan edukatif yang sesuai Perkembangan Anak Usia
dengan tahap pekembangan anak. Prasekolah. Jurnal Stikes, volume
3. Bagi PAUD Al Fadlilah 5, no 1. Diakses pada 26 November
Guru di PAUD dapat memberikan 2014.
edukasi pada orang tua tentang 9. Harlisa, M. (2010). Ejournal
pemberian APE terhadap Volume 1. Nomor 5. April 2010.
perkembangan anak dan dapat “Hubungan Pengetahuan Ibu
menyediakan APE sebagai sarana tentang Alat Permaina Edukatif
penunjang bermain anak di dalam dengan Pemberian APE Pada Anak
kelas. Usia 4-6 tahun di TK-Srinade
kecamatan Deket Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA Lamongan”.
10. Sani, M.Y. (2013). Ejournal Stikes
1. Marmi, S & Rahardjo , K. (2012) Hasanudin Volume 1. Nomor 6.
.Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Tahun 2013. Faktor-Faktor yang
dan Anak . Yogyakarta: Pustaka berhubungan dengan Peran Ibu
Pelajar. dalam Menstimulasi Perkembangan
2. Adriana Dian, (2011). Tumbuh Anak Balita 1-5 Tahun di RSIA
Kembang dan Terapi Bermain Sitti Fatimah Makasar.
pada Anak. Yogyakarta: Salemba 11. Sunarsih,T. (2010). Hubungan
Medika. antara Pemberian Stimulasi Dini
oleh Ibu dengan Perkembangan

xii
Balita di Taman Balita Muthia Sido Kesehatan. Universitas Respati
Arum, Sleman, Yogyakarta. Yogyakarta.
12. Zahro,A.A. (2009). “Hubungan 19. Sunaryo. N (2004). Psikologi untuk
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Keperawatan. Jakarta: Buku
Stimulasi Verbal dengan Perilaku Kedokteran EGC.
membacakan Cerita Pada Anak Di
Dusun Petet Desa Tuntang
Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang”. KTI Program Studi D
IV Kebidanan Fakultas Kedokteran
Sebelas Maret Surakarta.
13. Wardani,A.K (2013). “Hubungan
Perilaku Pemberian Stimulasi
Perkembangan dengan
Perkembangan Bayi Usia 0-12
bulan. KTI Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
14. Werdiningsih & Astarani.(2012).
Peran Ibu dalam Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Anak terhadap
Perkembangan Anak Usia
Prasekolah. Jurnal Stikes, volume
5, no 1. Diakses pada 26 November
2014
15. Mansur, H & Budiarti, T.(2014).
Psikologi Ibu dan Anak untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
16. Suyami & Suryani, L. (2009). Pola
Asuh Orang Tua dengan
Perkembangan Sosial Anak Usia 1-
3 Tahun di Desa Buntalan Iclaern.
KTI STIKES Muhammadiyah
Klaten.
17. Wawan & Dewi. (2010). “Teori
dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia”.
Yogyakarta:NuhaMedika.
18. Suherman, I.K.A. (2014).
Hubungan Pengetahuan Orang Tua
tentang Alat Permainan Edukatif
dengan Stimulasi Perkembangan
Motorik halus Anak Usia
Prasekolah di TK-PKK Indriarini
Desa Wedomartani Sleman
Yogyakarta. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Program S1
Keperawatan Fakultas Ilmu

xiii

Anda mungkin juga menyukai