PROPOSAL
OLEH:
MUJAHIDIN AKBAR
H1A1 17 124
FAKULTAS HUKUM
KENDARI
2020
1
KATA PENGANTAR
SWT yang sampai saat ini masih memberi penulis nikmat iman dan kesehaatan,
banyaknya kepada Bapak Dosen mata kuliah Metode Penelitian Hukum, tak lupa
pula ucapan terimakasih penulis kepada kak Rinaldi Dwi Putra yang telah
Penulis juga sadar bahwa pada proposal ini tetap ditemukan banyak
menanti adanya kritik dan saran untuk perbaikan proposal yang hendak penulis
tulis di masa yang selanjutnya, menyadari tidak ada suatu hal yang sempurna
Penuis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Pengertian Konsumen....................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
barang dan jasa dari tahun ke tahun sangat meningkat, baik kebutuhan material
papan (perumahan) yang layak. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2)
menegaskan bahwa setiap warga negara berhak untuk memperoleh hidup yang
layak bagi kemanusiaan, oleh karena itu untuk memperoleh kehidupan yang layak
perlu tersedianya suatu barang dan jasa dalam jumlah yang cukup, kualitas yang
Di Indonesia terdapat berbagai macam industri terkait dengan barang dan jasa,
baik dalam industri besar maupun industri kecil. Pertumbuhan dan perkembangan
industri barang dan jasa memberikan dampak positif. Dampak positif yang
diberikan itu salah satunya adalah para pelaku usaha selalu berusaha memenuhi
ketersediaan barang dan jasa yang dibutuhkan para konsumen dan selalu berusaha
ketersediaan akan permintaan barang dan jasa dapat tercukupi, mutu barang dan
jasa baik serta alternatif pilihan konsumen menjadi beragam. Namun pertumbuhan
dan perkembangan industri barang dan jasa tidak hanya berdampak positif, namun
juga dapat berdampak negatif. Dampak negatif yang diberikan adalah munculnya
prilaku bisnis yang makin ketat sehingga para pelaku usaha mencoba berbagai
cara untuk dapat menarik perhatian para konsumen walaupun cara yang ditempuh
4
itu tidak dibenarkan dalam perundang-undangan di Indonesia.1 Mengingat
relatif lebih kuat, maka pembahasan konsumen akan selalu terasa aktual dan
atas barang atau jasa yang dihasilkan dalam rangka mencapai target usaha.
barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut, sesuai
dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan. Hak atas informasi
yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
Selain itu hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa
secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. Hak untuk mendapatkan
kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang
diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya serta
1
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2010, hlm.6
2
Janus Sidabalok, op.cit, hlm.6
5
Pada hukum perlindungan konsumen yang menjadi permasalahan adalah
Namun demikian masih saja terjadi perilaku yang menyimpang dari produsen
atau pelaku usaha. Tanggung jawab terhadap produk yang dipasarkan kepada
makanan menjadi standar yang perlu dipenuhi. Hal ini karena produk makanan
yang terdistribusi akan diserap oleh pasar, yang mayoritas konsumenya adalah
mengkonsumsi produk makanan halal, atau umat Hindu yang tidak boleh
memakan olahan sapi dan lain sebagainya. Oleh karena itu, informasi tentang
3
Happy Susanto, Hak-hak Konsumen Jika Dirugikan,( Jakarta: Visi Media), 2008, hlm.23.
4
Aifis digilib http://www.aifis-digilib.org/uploads/1/3/4/6/13465004/10-umdah-uii.pdf,
diakses pada tanggal 22 Januari 2019, jam 19.00 WITA.
6
Terkait dengan kehalalan suatu produk, Undang-Undang Nomor 8 Tahun
pada Pasal 8 ayat (1) huruf h menyatakan bahwa pelaku usaha dilarang
2014 tentang Jaminan Produk Halal yaitu pada Pasal 1 angka 1 dan angka 2 yang
termasuk “produk” adalah barang dan/atau jasa yang terkait dengan makanan,
genetik, serta barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan oleh
masyarakat.5
Sedangkan yang dimaksud dengan produk halal adalah produk yang telah
Produk Halal telah mengatur secara jelas bahwa produk yang masuk, beredar, dan
dasarnya, apabila produk yang dijual tersebut adalah halal, maka wajib diperoleh
mencantumkan nama produk dan label halal ( ) َﺣ َﻼلyang dapat diperoleh dari
5
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal
7
muslim di Indonesia dapat memilih produk halal ( ) َﺣ َﻼلyang benar-benar terjamin
kehalalannya.6
informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
komposisi dari suatu produk secara benar, jelas dan jujur bila barang yang di jual
adalah produk halal yang sudah diuji kehalalannya merupakan kewajiban bagi
pelaku usaha kepada konsumen.Saat ini terdapat pelaku usaha menjual produk
di gunakan pada masakan China, Korea, Jepang atau masakan ala luar negeri
lainnya Namun ketika masakan berangciu ini dinikmati oleh konsumen muslim
maka hukumnya menjadi tidak halal untuk dikonsumsi. Angciu atau Huangjiu
dalam bahasa Mandarin diartikan menjadi arak kuning atau ada juga yang
Angciu biasanya dikemas dalam botol kaca seperti kecap manis/asin sehingga
sekilas seperti sama dengan kemasan kecap. Angciu dihasikan dari fermentasi
beras ketan dengan produk akhir alkohol yang bersifat memabukkan. Ini artinya
6
http://wahdah.or.id/kaidah-dan-kriteria-makanan-halal-dalam-islam-1,di akses pada tanggal 1
Februari 2019
8
sedikit, hukumnya tetap saja menjadikan masakan tidak halal. Karena sedikit atau
banyak zat yang memabukkan ada dalam makanan maka hukumnya akan tetap
sama.
B. RUMUSAN MASALAH
Perlindungan Konsumen?
makanan dan minuman yang tidak halal dan / atau tidak bersertifikat
halal?
C. TUJUAN PENELITIAN
Perlindungan konsumen.
9
2. Untuk mengetahui sistem ganti kerugian yang diperoleh konsumen
terhadap makanan dan minuman yang tidak halal dan / atau tidak
bersertifikat halal?
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
pada khususnya;
2. Manfaat Praktis
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Konsumen
berbagai negara dan saat ini setiap negara memiliki undang-undang atau peraturan
konsumen antara.
Definisi tentang konsumen adalah dari ahli bahasa dari kata consumer
besar konsumen adalah setiap orang yang menggunakan barang atau jasa. Tujuan
tersebut.7
setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, bagi
baik kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain
7
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2014,
hlm.22
11
dan tidak untuk diperdagangkan. Menurut Kotler, konsumen adalah individu dan
kembali (nonkomersial).
Konsumen tidak hanya diartikan hanya individu (orang), tetapi juga suatu
benda dan jasa.9 Bahwa sebagaimana tercantum pada Pasal 1 ayat (2) UUPK
8
Ade Maman Suherman,Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global Edisi Revisi, Ghalia Indonesia,
Bogor, 2005 Hlm.99
9
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Grasindo, Jakarta, 2006.hlm.13
12
konsumen tidak harus sebagai hasil dari transaksi jual beli. 10 Dari pengertian
a. Setiap orang
Adalah subjek yang disebut sebagai konsumen berarti setiap orang yang
b. Pemakai
Istilah pemakai dalam hal ini tepat digunakan dalam rumusan ketentuan
hidup lainnya. Unsur yang diletakkan dalam definisi itu mencoba untuk
diri sendiri dan keluarga, tetapi juga barang dan/atau jasa itu
10
N.H.T Siahaan,, Hukum Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab Produk, Panta rei,
Jakarta, 2009 hlm 10
13
diperuntukkan bagi orang lain bahkan untuk makhluk hidup lain seperti
Jadi bisa saya simpulkan konsumen yaitu, semua pihak yang menggunakan
barang/jasa yang ada di masyarakat baik untuk kepentingan hidup pribadi maupun
2. Perlindungan Konsumen
tersebut cukup memadai. Kalimat yang menyatakan “segala upaya yang menjamin
antara lain adalah dengan meningkatkan harkat dan martabat konsumen serta
14
menumbuhkan sikap pelaku usaha yag jujur dan bertanggung jawab Tujuan yang
ingin dicapai dalam perlindungan konsumen umumnya dapat dibagi dalam tiga
sehingga tumbuh sikap jujur dan bertanggung jawab (Pasal 3 huruf e).
aspek dari hukum konsumen adalah aspek perlindungan, yaitu bagaimana cara
Konsumen bukan hanya membeli tetapi juga memakai barang atau jasa.
Konsumen memiliki hak dan kewajiban. Hak-hak konsumen tercantum pada Pasal
15
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan
yang dijanjikan;
3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa
yang digunakan;
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
lainnya.12
berbunyi:
12
Dikutip http://www.ylki.or.id/hak-dan-kewajiban-konsumen, Hak dan Kewajiban Konsumen,
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, diunduh 17 Januari 2019, Pukul 21.30 WITA
16
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
secara patut.
hukum dengan pelaku usaha berangkat dari doktrin atau teori yang dikenal dalam
lain :
Pelaku usaha dan konsumen adalah dua pihak yang sangat seimbang
Artinya bahwa dalam kedudukan konsumen dan pelaku usaha yang harus
BW).
hal itu baru dapat dilakukan jika diantara mereka telah terjalin suatu
17
dimana seorang berjanji kepada orang lain atau dua orang saling berjanji
dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum. Penjelasan resmi dari Pasal 2
menyatakan bahwa:
secara keseluruhan.
ataupun spiritual.
18
4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk
kepastian hukum.
melindungi diri;
mendapatkan informasi;
19
e. menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
dalam berusaha;
karena tujuan perlindungan konsumen yang ada itu merupakan sasaran akhir yang
konsumen.13
hasil produksi. Dalam pengertian ini termasuk di dalamnya pembuat, grosir, dan
pengecer profesional, yaitu setiap orang yang menyediakan barang atau jasa yang
13
Sidharta, 2004, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta: PT. Grasindo, Hal 3.
20
tidak memakai istilah produsen, tetapi memakai istilah lain yang kurang lebih
“Pelaku usaha adalah orang perorangan atau badan usaha, baik bertindak dalam
bentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
Mereka ini bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul dari
produksinya.
barang.
Perbedaan dari keduanya yaitu badan usaha yang bukan merupakan badan
14
Sidharta, Arief. 2009. Meuwissen Tentang Pengembangan Hukum , Ilmu Hukum , Teori Hukum,
Filsafat Hukum. Bandung: PT Rafika Aditama, hlm 21
21
memiliki kekayaan para pendirinya. Perbedaan badan hukum dan bukan berbadan
hukum terletak pada pemisahan harta kekayaan. Badan usaha yanag berbadan
hukum, contohnya adalah Perseroan Terbatas (PT). Pada Perseroan Terbatas (PT),
terpisah dengan harta kekayaan para pemegang saham PT. dalam artian jika PT
Berbeda dengan badan usaha yang tidak berbadan hukum yang harta kekayaan
pendirinya tidak terpisah dengan harta kekayaan badan usaha tersebut. Sehingga
jika badan usaha yang tidak berbadan hukum tersebut mengalami kerugian, maka
disita atau diambil hingga pertanggung jawaban kerugian tersebut lunas atau
selesai.
(Perusahaan Dagang).
22
e) Perkumpulan yang tidak berbadan hukum, yang diatur dalam Pasal 1653-
1665 KUHPer.
terletak pada posisi badan usaha sebagai subyek hukum di dalam pengadilan.
Badan usaha yang berbadan hukum merupakan subyek hukum yang juga dapat
dituntut serta melakukan penuntutan dimuka pengadilan atas nama badan usaha.
Yang melakukan penuntutan tersebut tentu saja, bukan badan usaha itu sendiri
hukum tersebut.
Hal ini, dikarenaknan badan hukum merupakan aggregate theory yang berarti
pengadilan atas nama badan usaha tersebut. Akan tetapi, didalam badan usaha
yang tidak berbadan hukum yang dituntut dimuka pengadilan adalah pendiri dari
badan usaha tersebut serta yang melakukan penuntutan dimuka pengadilan juga
15
https://www.suduthukum.com/2017/10/pengertian-pelaku-usaha.html, di akses pada tanggal 31
Januari pukul 13:00 WITA 2019
23
tidak mengetahui hak dan kewajiban pelaku usaha.16 Adanya kemungkinan pelaku
usaha berbuat culas dengan tidak menjalankan salah satu kewajibannya. Berikut
diperdagangkan;
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
diperdagangkan;
lainnya.
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
16
Sidharta, Op.cit, hlm 59
17
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 22
24
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif;
yang berlaku;
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
diperdagangkan;
perjanjian.18
A. Halal
Halal berasal dari Bahasa Arab yang berarti boleh. dinyatakan bahwa:
penggunaan dan pengadaan bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong
18
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 22
25
serta konsistensi dalam proses produksihalal sesuai dengan syariat Islam19. Halal
adalah boleh, pada kasus makanan, kebanyakan makanan termasuk halal kecuali
secara khusus disebutkan dalam Al-Quran atau Hadist. Kriteria halal terbagi 2,
proses, yaitu untuk pangan yang berasal dari tumbuhan dan ikan pada waktu
proses pengolahan, penyimpanan, transportasi serta alat yang dipakai tidak habis
digunakan untuk babi dan bahan tambahannya halal sedangkan untuk bahan
pangan yang berasal dari tumbuhan dan disembelih menyebut nama Allah. Halal
B. Haram
“Haram adalah sesuatu yang Allah SWT melarang untuk dilakukan dengan
larangan yang tegas. Setiap orang yang menentangnya akan berhadapan dengan
Maksudnya hukum asal dari makanan itu memang sudah haram sendiri.
19
Dalam literatur Pedoman Penyusunan Manual Sistem Jaminan Halal Bagi Industri Kecil dan
Menengah (IKM)
20
http//halal.mui.com/ Pedoman Penyusunan Manual Sistem Halal Bagi Industri Kecil dan
Menengah/ diunduh pada Tanggal 1 februari 2019 Pukul 19.56 WITA
26
haram dikonsumsi manusia karena memang zat makanan itu sendiri telah
Maksudnya hukum asal makanan itu sendiri adalah halal, akan tetapi dai
berubah menjadi haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan
makanan tersebut, misalnya makanan dari hasil mencuri atau dibeli dengan
uang hasil korupsi, transaksi riba, upah pelacuran, sesajen perdukunan dan
lain sebagainya.
utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi setiap rakyat di
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul sebagai salah
persyaratan keamanan, mutu, dan gizi pangan. Oleh karena itu dalam pandangan
Islam, makanan dianggap sebagai salah satu faktor yang penting dalam
rohani seseorang.
Maka dari itu pula dalam ajaran Islam terdapat peraturan dan tuntunan
mulai dari keharusan mengonsumsi makanan dan minuman yang halal, etika
27
makan dan minum, sampai pengaturan kadar dan jumlah makanan/minuman yang
masuk ke dalam perut. Akan tetapi sebagian orang tidak memperdulikan status
hukum makanan yang masuk dalam tubuhnya. Asal lezat, nikmat, dan murah
dalam jasad sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang, baik di dunia maupun
di akhirat.
Adapun makanan yang tidak halal cara menghasilkannya akan berdampak pada
kualitas iman dan rohani seseorang sampai menghalangi terkabulnya do’a. sebagai
Muslim kita harus selalu menyikapi segala sesuatu dengan nazar islami
(pandangan Islam). Kita harus menjadikan Islam sebagai kerangka acuan dalam
yang tergolong halal dalam Islam. Sebelum lebih jauh membahas jenis-jenis
makanan dan minuman yang halal atau haram, maka ada beberapa kaidah penting
diantaranya:
1. Asalnya semua makanan adalah halal dan boleh sampai ada dalil yang
tersebut hukumnya halal. Oleh karena itu, anda tidak akan pernah
28
menemukan daftar makanan atau minuman halal dalam al-Qur’an dan as-
Sunnah.
berbahaya bagi tubuh. Kaidah ini merujuk kepada ayat Allah dalam surah
)2:168( َت َﻣﺎ َرزَ ْﻗﻨَﺎﻛُ ْﻢ َوا ْﺷﻜُ ُﺮوا ِﻟﻠﱠ ِﮫ إِن ﻛُﻨﺘ ُ ْﻢ إِﯾﱠﺎهُ ﺗ َ ْﻌﺒُﺪُون َ ﯾَﺎ أ َ ﱡﯾ َﮭﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا ﻛُﻠُﻮا ِﻣﻦ
ِ ﻃﯿِِّﺒَﺎ
Yaa ayyuhaa alnnaasu kuluu mimmaa fii al-ardhi halaalan thayyiban walaa
Artinya :
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
tersebut segala sesuatu yang secara dzat nya baik, suci, bersih, mudah dicerna,
mengandung gizi yang bermanfaat bagi jasad serta tidak mengandung dzat yang
21
Al-quran terbitan kementrian agama
29
Sementara yang dimaksud dengan halal adalah segala sesuatu yang secara
dzat telah dibolehkan oleh Allah untuk dikonsumsi [thayyib] dan diperoleh dari
penghasilan yang halal, tidak mencuri serta tidak berasal dari mu’amalah yang
haram. Jadi, halal dalam ayat tersebut terkait dengan proses dan mekanisme
bermanfaat, dan tidak berbahaya. Kaidah ketiga; semua jenis makanan yang
dari keduanya adalah halal. Kecuali yang mengandung unsur yang merusak tubuh
dan akal. Demikian pula dengan makanan yang berupa hewan darat, semuanya
halal kecuali jenis hewan tertentu yang dijelaskan pengharamannya dalam al-
Qur’an dan al-Hadits. Adapun hewan laut semuanya halal tanpa kecuali.
atas menunjukan kemudahan syari’at Islam dalam masalah ini. Karena Allah
mengharamkan segala jenis makanan yang tidak baik bagi tubuh dan diperoleh
dari cara yang tidak benar. Artinya unsur kehalalan makanan dalam Islam tidak
hanya dilihat dari aspek dzatnya yang baik dan halal. Tapi dilihat juga dari sisi
Makanan dan minuman menjadi haram karena salah satu dari lima sebab berikut;
30
4. Menjijikkan menurut pandangan orang kebanyakkan yang masih lurus
fitrahnya; dan
Jenis-jenis Makanan dan Minuman yang diharamkan salah satu kaidah yang
masyhur dalam urusan makanan adalah bahwa segala sesuatu hukumnya halal,
alkohol yang paling luas digunakan dan merupakan bahan utama yang
2. Methanol, dengan rumus kimia CH3OH. Alkohol jenis ini biasa digunakan
wangi) dan bahan bakar. Alkohol ini sangat beracun dan dapat
memabukkan.
31
3. Isopropil Alkohol. Alkohol jenis ini sangat beracun dan sama sekali tidak
Alkohol digunakan secara luas dalam industri pangan sebagai zat pewarna,
rasa dan bau agar menarik untuk dikonsumsi. Terkadang sengaja ditambahkan ke
dalam makanan dalam jumlah besar, seperti dalam proses pembuatan Es krim,
berbagai jenis kue, minuman non alkohol dan buah-buahan yang dapat
dalam Islam karena ini melanggar perintah Allâh yang memerintahkan seorang
muslim untuk menjauhi khamar. Oleh karena itu, para ulama dari berbagai
sallam bersabda bahwa segala sesuatu yang memabukkan hukumnya haram, dan
sallam bersabda :
sesuatu yang memabukkan dengan khamr sekalipun nama asli zat tersebut
22
https://almanhaj.or.id/4275-hukum-mengkonsumsi-alkohol-yang-ada-dalam-makanan-dan-obat-
obatan.html, di akses pada tanggal 31 January pukul 14:00 2019
32
bukanlah khamr. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyamakan hukum
segala yang memabukkan dengan khamr, yaitu haram. Berdasarkan hadits ini,
alkohol dalam syariat dinamakan khamr, dan hukumnya sama dengan khamr,
halal, karena telah bercampur alkohol (khamr), dan alkohol (khamr) adalah
berubah menjadi najis yang tidak boleh dikonsumsi, juga haram diperjual-
belikan.
2. Ibnu Abidin berkata, “Bila setetes khamr jatuh ke dalam air yang tidak
mengalir maka air itu menjadi najis, sekalipun khamrnya telah larut
menjadi air. Begitu juga bila setetes khamr jatuh ke dalam panci makanan,
makanan”.
khamrnya telah larut, akan tetapi haram hukum meminumnya karena air
23
https://www.kiblat.net/2014/03/27/hukum-alkohol-dalam-makanan-dan-minuman, di akses pada
tanggal 31 January pukul 14:00 2019
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
didasarkan pada fakta serta kenyataan yang berlaku dilapangan yang berhubungan
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kota Kendari yaitu pada Progril Steak Resto, Rumah
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Kendari dan Badan Penyelesaian
1. Data Primer
34
yang berkaitan dengan penelitian. Wawancara ini dilakukan kepada
pegawai Progril steak and resto, pegawai rumah makan Surya, Staf Badan
2. Data Sekunder
yang dibahas.
D. Analisis Data
Semua data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah secara deskriptif
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang jelas dan terarah dari hasil
penelitian.
35
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
B. Peraturan Perundang-Undangan
C. Sumber Lainnya
WITA.
http://wahdah.or.id/kaidah-dan-kriteria-makanan-halal-dalam-islam-1,di
http://handarsubhandi.com/2015/02/pengertian-perlindungan-konsumen.html,
36
http//halal.mui.com/ Pedoman Penyusunan Manual Sistem Halal Bagi
https://almanhaj.or.id/4275-hukum-mengkonsumsi-alkohol-yang-ada-dalam-
37