Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PRAKTIKUM

KONSEP MODEL DOROTHEA OREM


(TUGAS INDIVIDU)

Kasus 1
Ny. O, berumur 55 tahun, menikah, memiliki 2 orang anak, pendidikan SD, pekerjaan Ibu rumah
tangga, agama islam, suku betawi, TB= 163 cm, BB= 58 kg, IMT= 21.8 kg/m2. Pasien dirawat
dengan diagnosa medis Ulkus DM, Post amputasi dig I+ Post STSG Pedis Sinistra, Low Back Pain
et causa Hernia Nucleus Purposus ( LBP ec HNP).
Alasan masuk RS adalah adanya luka pada Ibu jari kaki kanan yang memberat sejak 1 bulan
sebelum masuk RS. Pada saat pengkajian pasien mengeluhkan nyeri pada ujung jari pedis
sinistra, nyeri pinggang, dan nyeri saat berkemih. Riwayat penyakit sekarang dialami sejak 1
tahun terakhir. Satu bulan SMRS (sebelum masuk rumah sakit) luka meluas hingga ke punggung
kaki kiri disertai darah, nanah, nyeri, kehitaman dan demam. Nyeri pinggang dialami Pasien
sejak setengah tahun yang lalu dan memberat dalam satu bulan terakhir sehingga pasien hanya
bisa berbaring, tidak dapat duduk dan berjalan. Riwayat jatuh dari escalator 11 tahun yang lalu.
Pasien menderita DM sejak 13 tahun yang lalu, mendapat obat Metformin 2x1, dan
Glibenklamid 2x500 mg. Diminum teratur, kontrol tiap bulan. Namun sejak 1 bulan terakhir
tidak berobat teratur karena tidak dapat berjalan. Riwayat hipertensi sejak 6 tahun yang lalu.
mendapat obat captopril 2 x 25 mg, diminum teratur. Albumin 2,52 gram/dL ,ureum 97 mg/dL;
pemeriksaan spesimen urin ditemukan leukosit 7-8/lbp HbA1C: 11,8%, hasil laboratorium Hb:
10,5 gram/dl, leukosit 12.800 103/UL.

Kasus 2
Ny. SB, berumur 58 tahun, menikah, memiliki 6 orang anak, pendidikan SD, pekerjaan Ibu
rumah tangga, agama islam, suku jawa, TB= 145 cm, BB= 60 kg, IMT= 28.5 kg/m2. Pasien
dirawat dengan diagnosa medis post Amputasi below knee Sinistra H+2, DM tipe II, CAP dd TB.
Alasan masuk RS adalah adanya luka pada telapak kaki kiri yang memberat sejak 14 hari
sebelum masuk RS. Keluhan yang dirasakan saat pengkajian adalah nyeri pada area amputasi
dan kemerahan pada kemaluan. Amputasi disebabkan karena adanya gangrene pada telapak
kaki kanan. Gangrene diawali akibat luka dan bengkak pada telapak kaki kiri yang tidak kunjung
sembuh sejak 14 hari sebelum masuk RS. Pasien sempat berobat ke Puskesmas dan dokter
umum, namun tidak ada perbaikan.
Riwayat DM tipe 2 sejak 3.5 tahun, dan mendapat metformin 2x500 mg, tidak rutin minum obat
dan jarang kontrol. HbA1C: 12,7%, hasil laboratorium Hb; 9,5 gram/dl, leukosit 19.500 /UL,
Albumin 2.0 gram/dL, kreatinin darah 2.4 mg/dL,ureum 75,8 mg/dL.

Kasus 3
Ny. SK, berumur 53 tahun, seorang janda dengan 4 orang anak pendidikan SMP, agama islam,
suku jawa, TB= 155 cm, BB= 60 kg, IMT= 24.9 kg/m2. Pasien dirawat dengan diagnosa medis
ulkus DM pedis bilateral post debridement hari 1, DM tipe 2, Acute on CKD dd CKD stage III,
anemia dan hipoalbumin.
Alasan masuk RS adalah adanya luka pada kedua kaki yang tidak kunjung sembuh dan
memberat sejak 3 minggu sebelum masuk RS akibat tertusuk paku. Keluhan yang dirasakan saat
pengkajian adalah nyeri kedua kaki dan kelemahan. Riwayat DM tipe 2 sejak 8 tahun, dan
mendapat metformin 1x850 mg, tidak rutin minum obat dan jarang kontrol. Riwayat amputasi
digiti III-V pedis dextra. Riwayat KAD dengan kadar gula darah 846, keton 4.6, 1 minggu
sebelum dipindahkan ke ruang rawat HbA1C: 13,5%, hasil laboratorium Hb; 6,7 gram/dl,
leukosit 17.700 /UL, Albumin 1.6 gram/dL, kreatinin darah 1.4 mg/dL, ureum 43 mg/dL.
Kasus 4
Ny. S, berusia 70 tahun, menikah, memiliki 8 orang anak, pendidikan SMP, agama islam, suku
padang, TB= 153 cm, BB= 64 kg, IMT= 25.6 kg/m2. Pasien dirawat dengan diagnosa DM tipe 2,
Hipertensi, CKD stage III.
Alasan masuk RS adalah lemas, anoreksia dan gelisah yang dirasakan sejak 3 hari sebelum
masuk RS. Pada saat pengkajian pasien tampak gelisah, bicara pelo, tidak dapat berkonsentrasi
terhadap tempat, ruang dan waktu, kemerahan 3x2 cm derajat 3 pada gluteus, halitosis, bibir
kering. Riwayat DM tipe 2 sejak 10 tahun, dan mendapat metformin2x850 mg, tidak rutin
minum obat dan jarang kontrol. 4 tahun terakhir mendapat novorapid 1x10 unit. Riwayat
hipertensi sejak 2 tahun sebelum masuk RS Riwayat jatuh dari kursi roda 3 bulan sebelum
masuk RS. HbA1C: 9,8%, hasil AGD pH 7.61, HCO3 32.7 mmHg, pCO2 47 mmHg (kesan alkalosis
metabolik), hasil laboratorium Hb; 14 gram/dl, leukosit 15.300/UL, Hipokalemi K 2.44 mEq/L

Pertanyaan:
1. Tentukan dan kelompokkan data dalam kasus tersebut dalam model teori orem.
Jelaskan mana yang termasuk bagian dari Model Self-Care Orem dari kasus tersebut.

2. Jelaskan kerangka konsep Orem berdasarkan kasus tersebut! Jelaskan berdasarkan


pemahaman Anda.
Catatan:
1. Masing-masing individu jawaan tidak boleh sama, jika ada kesamaan maka akan ada
pengurangan nilai.
2. Tugas dikumpulkan melalui email: rafidaini.sazarni.ratiyun@mail.ugm.ac.id paling lambat
hari Minggu jam 18.00 WIB.
Kelas 1 A Kasus 1 : Absen 1-9
(35 orang) Kasus 2 : Absen 10-18
Kasus 3 : Absen 19-26
Kasus 4 : Absen 27-35
Kelas 1 B Kasus 1 : Absen 1-10
(39 orang) Kasus 2 : Absen 11-20
Kasus 3 : Absen 21-30
Kasus 4 : Absen 31-39

3. Format Pengiriman Email


Tuliskan Subjek email: PraktikumOrem_Nama_Kelas_NIM
Contoh: PraktikumOrem_Rafidaini_1A_1826010011

Format nama File: Orem_Nama_kelas_NIM


Contoh: Orem_Rafidaini_1A_1826010011

...SELAMAT BELAJAR...
Contoh Format Jawaban:

Kasus
Ny. IS, berusia 46 tahun, menikah, memiliki 1 orang anak, pendidikan SMA, agama islam, suku
betawi, TB= 163 cm, BB= 40 kg, IMT= 15.05 kg/m2 Pasien dirawat dengan diagnosa CAP dd efusi
pleura, DM tipe 2, underweight dan anemia. Pasien merupakan pindahan dari ruang rawat 721
sejak 1 hari sebelum dikaji.
Alasan masuk RS adalah sesak, lemas, dan mudah lelah yang dirasakan sejak 2 minggu sebelum
masuk RS. Pada saat pengkajian pasien sesak (RR 32x/menit), bernapas dengan bantuan
rebreathing mask, Sat O2 92%, lemas dan tidak nafsu makan. Riwayat DM tipe 2 sejak 1 tahun,
dan mendapat glibenklamid 1 bulan terakhir dengan dosis 2x 500 mg. Riwayat TB sejak 2 tahun
sebelum masuk RS (berobat 6 bulan dan dinyatakan sembuh) HbA1C: 10,8%, albumin 2.02
mg/dL, hasil AGD pH 7.21, HCO3 35.8 mmHg, pCO2 87.3 mmHg (kesan asidosis respiratorik),
hasil laboratorium Hb; 8.8 gram/dl, leukosit 19.800 /UL, Hipokalemi K 3.27 mEq/L, hiponatrmia
151 mEq/L, dan klorida 91.2 mEq/L.

Jawaban:
Pertanyaan 1
A. Self Care
1. Self care requisites
a. Universal self care requisites
Pasien mengalami masalah dalam mempertahankan kebutuhan udara dan
oksigenasi (sesak, asidosis respiratorik), mempertahankan keseimbangan nutrisi
(anoreksia), mempertahankan kecukupan pemasukan air dan elektrolit,
mempertahankan keseimbangan antara aktifitas dan istirahat (fatigue).
b. Developmental self care requisites
Masalah pada tugas pasien sebagai istri dan Ibu.
c. Health Deviation Self care requisites
Gambaran kadar gula darah pasien fluktuatif (hiperglikemia). Insulin dan diet DM
dan diet rendah protein diberikan untuk mengontrol kadar gula darah. Kelemahan
akibat hipoalbumin, hipokalemi, hiponatremia, anemia dan anoreksi.
2. Self Care Agency
Jelaskan!!
3. Therapeutic Self Care Demand
Jelaskan!!

B. Self Care Defisit (5 methode of helping)


Manajemen oksigenasi, manajemen asam basa, Manajemen nutrisi, positioning, edukasi
penatalaksanaan DM, monitoring kadar gula darah, managemen energi, dan peningkatan
kemampuan perawatan mandiri.

C. Nursing System
1. Wholly Compensatory
2. Partially Compensatory
Jelaskan!!
3. Supportive Educative
Jelaskan!!

Pertanyaan 2
Jelaskan !!

Anda mungkin juga menyukai