AKHLAK
Dosen Pengampu:
Budi Setyono, S.Pd.I., M.Pd.I
Disusun Oleh:
1. Dwiky Putra Adi Kurniawan (C2A020301)
2. Rasyid Setyo Nugroho (C2A020302)
3. Kendra Jiwata (C2A020303)
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Kesimpulan
Saran
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang
Akhlak dalam Islam menjadi sesuatu yang penting dan berguna bagi umatnya. Akhlak
menjadi suatu yang akan membuat seseorang mendapatkan kebahagiaan di dunia
maupun di akhirat.Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur sedetail-detailnya
segala sesuatu. Islam adalah agama yang selamat dan juga menyelamatkan. Islam
adalah agama yang sempurna dan agama yang mengatatkan bagi siapa yang mengikuti
ajarannya dengan benar sesuai yang diperintahkan Allah dan Rasulnya. Islam sendiri
berarti istislam penyerahan diri kepada yang pemberi
selamat, dan Islam juga berati salâm yang berarti keselamatan. Keselamatan yang
diberikan Allah kepada umat Islam bukan hanya sekedar keselamatan di dunia semata
akan tetapi keselamatan yang kekal abadi juga Allah berikan kepada umat Islam, yaitu
keselamatan di akhirat. Islam bukan
hanya sekedar penyerahan diri dan tunduksaja, tapi Islam juga memiliki konsekwensi
yang harusdilaksanakan oleh pemeluknya.
Tujuan
Pendidikan akhlak merupakan hal yang sangat penting yang perlu dipelajari, diterapkan
dalam kehidupan peserta didik. Akhlak yang baik merupakan amalan yang sangat
mempermudah seseorang untuk masuk surga dan akhlak al-Qur’an bisa diterima oleh
semua kalangan atau bisa kita sebut bersifat universal.
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Menurut istilah etimology (bahasa) perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab yang
mengandung arti “budi pekerti, tingkah laku, perangai, dan tabiat”. Sedangkan secara
terminologi (istilah), makna akhlak
adalah suatu sifat yang melekat dalam jiwa dan menjadi kepribadian, dari situlah
memunculkan perilaku yang spontan, mudah, tanpa memerlukan pertimbangan.
Berdasarkan makna diatas, dapat dipahami bahwa apa yang konkrit dari setiap aktivitas,
sangat dientukan oleh kondisi jiwa pelakunya yang berupa tingkah laku, perangai, dan
tabiat. Disinilah kemudian Imam Al-Ghozali berfikir, sebagimana yang telah dikutip oleh
M. Hasyim Syamhudi dalam bukunya yang berjudul “Akhlak Tasawuf” bahwa: “Jika
kondisi jiwa itu melahirkan aktivitas indah dan terpuji, baik menurut akal dan syara‟, maka
hal tersebut dinamai akhlak yang baik, namun bila yang keluar itu adalah aktivitas yang
jelek, maka dinamai akhlak yang jelek”.
Ada beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan pengertian akhlak sebagai
berikut :
1) Menurut Ibnu Mazkawaih, akhlak merupakan keadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran dan
perencanaan.
2) Menurut Al-Ghozali: akhlak adalah sifat tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah dilakukan tanpa perlu kepada pemikiran dan
pertimbangan.
3) Menurut Rosihan Anwar, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong
manusia untuk berbuat tanpa melalui pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa akhak merupakan keadaan
jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat yang
melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan
diangan-angan lagi.
Dalam Islam, Al Qur’an dan As-Sunnah selain dijadikan sebagai pegangan hidup juga
dijadikan sebagai dasar atau alat pengukur baik buruknya sifat seseorang. Apa yang baik
menurut Al Quran dan As-Sunnah itu berarti baik dan harus dijalankan, sedangkan apa
yang buruk menurut Al Quran dan Sunnah berarti tidak baik dan harus dijauhi.
Sebagai dasar umum dari pendidikan akhlak adalah QS. At-Tahrim ayat 6 :
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.S. At-Tahrim/66 : 6).
Sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela.
Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak adalah al-Qur’an dan sunnah,
bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan
moral
Sesuatu perbuatan dipandang baik oleh masyarakat umum atau dipandang buruk. Dimana
setiap orang dapat menilai sesuatu perbuatan itu perbuatan baik dan sesuatu perbuatan lainnya
itu buruk. Perasaan terhadap sesuatu perbuatan itu baik atau perbuatan sesuatu itu buruk itu
yang disebut moral sense. Umpamanya ada seseorang yang berbuat kasar terhadap orang tua,
orang akan menilai bahwa perbuatan itu adalah tidak baik. Demikian pula terhadap perbuatan
seperti; kikir, sombong, ujub takabur, aniaya, malas, dsb. Tetapi sebaliknya seumpanya ada
seseorang yang bersikap ramah tamah, sabar, rendah hati, dermawan, adil, jujur, dan
sebagainya, orang akan menilai bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang baik dan
terpuji. 1[4]
Kesimpulan
Akhlak dalam Islam menjadi sesuatu yang penting dan berguna bagi umatnya.
Akhlak menjadi suatu yang akan membuat seseorang mendapatkan kebahagiaan
di dunia maupun di akhirat.Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur
sedetail-detailnya segala sesuatu. Hubungan antara akhlak,etika dan moral sangat
menentukan karakter dalam kehidupan.
Saran
Pelajari dan pahami berbagai sumber yang menyangkut tentang akhlak serta terapkan
dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan menjadi kebiasaan sehingga kita terbiasa
mempunyai akhlak yang baik.