Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran lokasi pengumpulan data

Pengambilan data dilakukan di Ruang Balai Pengobatan Puskesmas

Wonosari II Klaten. Yang merupakan Puskesmas dengan fasilitas rawat

jalan. Puskesmas dengan tenaga medis sebanyak 2 orang, yaitu 1 dokter

Kepala Puskesmas, 1 dokter umum, 5 perawat, 9 bidan dan 29 tenaga

kesehatan lain.

2. Pengkajian

a. Identitas pasien

Nama klien adalah Ny. S dengan Usia 50 Tahun dan Jenis

kelamin Perempuan. Pendidikan ny. S adalah tamat Sekolah Dasar.

Pekerjaan sehari-hari ny.S adalah sebagai Buruh tani. Tempat tinggal

ny. S berada di pare, kingkang, wonosari.

Adapun Sumber informasi saat pengkajian berasal dari Pasien

dan keluarga. Pasien datang di Balai pengobatan Puskesmas Wonosari

II pada Tanggal 13 Mei 2020. Pengkajian dilakukan pada tanggal13 Mei

2020

Nomor Rekam Medis Ny. S adalah 66 03 XX dengan Diagnosa

medis Asmabrokhial + hypertensi

b. Identitas Penangung jawab

35
36

Sebagai penanggungjawab klien ny. S adalah tn. K dengan Usia

56 th, Jenis kelamin laki-laki dengan Pendidikan tamat Sekolah

Menengah Pertama. Adapun Pekerjaan Tn. K adalah swasta. Tn. K

beralamat di pare, kingkang, wonosari

Hubungan dengan pasien adalah sebagai suami

c. Riwayat penyakit

Riwayat penyakit sekarang, Klien mengatakan sesak nafas

kemarin siang disertai batuk, mual, pusing. Tanggal 13 mei 2020 jam

10.00 Wib di bawa ke Ruang Balai Pengobatan Puskesmas Wonosari II

kemudian jam 13.00 di Pulang ke rumah.

Riwayat penyakit keluarga, Klien mengatakan mempunyai

riwayat penyakit asma kurang lebih 4 tahun. Klien menyatakan bahwa

dalam setiap tahun penyakit asma nya bisa kambuh 1 – 2 kali. klien

mempunyai riwayat Hypertensi Klien mengatakan tidak memiliki

riwayat penyakit yang diderita dari keluarga

Riwayat alergi, Klien mengatakan bahwa tidak memiliki riwayat

alergi obat , makanan, dan kedinginan

Riwayat pencetus asma, Klien mengatakan suami merokok dan

rumah sedikit ventilasi terutama jendela

d. Pola kesehatan (pendekatan gordon/pendekatan sistem)

Pola Managemen kesehatan klien mengatakan jika sakit

sering dibawa ke puskesmas wonosari II .


37

Pola nutrisi, klien mengatakan sebelum berobat ke puskesmas

wonosari II, makan 3x sehari dengan porsi sepiring habis dan minum

air putih 5 – 7 gelas perhari.

Pola eliminasi klien mengatakan kebiasaan BAK sebelum

berobat ke puskesmas 2-3 kali perhari, dan kebiasaan BAB 1 kali perhari

dengan konsistensi padat dan berwarna kuning.

Pola istirahat tidur klien mengatakan sebelum berobat ke

puskesmas mempunyai kebiasaan istirahat dan tidur 7 – 9 jam perhari.

Pola aktifitas klien mengatakan sebelum berobat ke

puskesmas beraktifitas sebagai ibu rumah tangga tanpa hambatan.

e. Pemerikaan head to hoe

Keadaan umum Ny S adalah lemah dengan Kesadaran

Composmentis, gelisah. GCS ( Glasglow Coma Scala) : 4-5-6

Pemeriksaan tanda vital didapatkan hasil Tekanan Darah 160/90

mmHg, Nadi 84x/ menit, Suhu 36°C, Respirasi Rate (RR) 30X/ menit.

Pada pemeriksaan kulit dilakukan Inspeksi dengan hasil Tidak

terlalu pucat dan tidak sianosis, tidak ada lesi. palpasi Turgon kulit

kurang baik.

Pada pemeriksaan Kepala didapatkan hasil Inspeksi

Simetris,tidak ada benjolan. palpasi Tidak ada nyeri tekan

Pada pemeriksaan Mata dengan inspeksi didapatkan hasil

Pergerakan bola mata simetris, refleks pupil normal, konjungtiva an

anemis, kornea bening. Untuk Palpasi Tidak ada nyeri tekan


38

Pada pemeriksaan Hidung didapatkan hasil Inspeksi Bentuk

hidung simetris, terlihat permafasan cuping hidung. Palpasi Tidak ada

nyeri tekan

Pada pemeriksaan Mulut didapatkan hasil Inspeksi Mukosa bibir

kering pucat, gigi dan lidah bersih. Palpasi Tidak ada nyeri tekan

Untuk pemeriksaan Telinga Inspeksi Bentuk daun telinga

simetris,bersih tidak ada secret, Palpasi Tidak ada nyeri tekan fungsi

pendengaran normal

Pada pemeriksaan Leher didapatkan hasil Inspeksi Bentuk

simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada. Palpasi tidak

ada nyeri tekan

Pada pemeriksaan jantung didapatkan hasil tidak Keluhan nyeri

dada. Inspeksi terlihat Dada simetris. Palpasi Tidak ada nyeri tekan

Pada pemeriksaan Paru didapat hasil ada Keluhan nyeri

dadayaitu Sesak, batuk non produktif Bentuk dada terlihat simetris.

Palpasi terlihat Pergerakan nafas simetris. Pemeriksaan

Auskultasiterlihat Irama nafas tidak tertatur, suara nafas wheezing.

Pada pemeriksaan Punggung terlihat Punggung simetris tidak

ada lesi. Palpasi Tidak ada nyeri tekan.

Pada pemeriksaan Abdomen terdapat Keluhan Mual, abdomen

terlihat Bentuk simetris, Tidak ada pembesaran hepar dan limfe


39

Pada pemeriksaan Kulit terlihat Tidak terlalu pucat dan tidak

sianosis, tidak ada lesi, keringat berlebihan ( diaforesing ). Pemeriksaan

Palpasi Turgor kulit baik

Pada pemeriksaan Genetalia terlihat tidak ada masalah, tidak

terpasang alat bantu kateter,tidak ada lesi dan tidak ada asites. Tidak ada

nyeri tekan. Produksi urin 1500 cc, Warna kuning jernih, Bau khas

Pada pemeriksaan ekstremitas Tidak terdapat kelainan. terlihat

Simetris dan tidak ada lesi. Tidak ada nyeri tekan

Pada pemeriksaan Neurologi didapatkan hasil bahwa kesadaran

composmentis, klien mengeluh pusing

Pada pemeriksaan penunjang laboratorium hematologi darah

lengkap didapatkan hasil Leukosit (WBC) 8,2( normal 3,70-10,1 ),

Neutrofil 0,8, Limfosit 0,5, Eusinofil 0,1, Basofil 86,2, Neutrofil %

: 8,3, Limfosit %4,2 ( normal 39,4-73,3% ), Monosit% 0,1( normal

18,8-48,3% ), Eosinofit% 0,7 ( normal 4,40-12,7% ), Basofil% 4,857 (

normal 0,600-7,30% ), Eritrosit (RBC) 14,54 ( normal 0,00-1,70% ),

Hemoglobin(HGB) 29,31

3. Analisa data

DS : klien mengatakan sesak, batuk

DO :

1. Keadaan umum lemah

2. Klien tampak gelisah

3. Adanya diaforesing ( keringat yang berlebihan )


40

4. RR 30x/ menit

5. Batuk non produk

6. Suara nafas wheezing

7. Tampak pernafasan cuping hidung

Etiologi :

Alergen masuk membentuk Ig. E, degranulasi sel melepaskan

mediator kimia Kontraksi otot polos bronkospasme

penyempitan saluran paru sesak nafas

gangguan pertukaran gas

Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil intervensi

no keperawatan

1.Gangguan NOC : NIC :

pertukaran - Respiratory status Monitor pernafasan :

gas. - Ventilation 1. Monitor

Batasan - Vital sign status kecepattan, irama,

karakteristik : Kriteria hasil : kedalaman dan

1. Diaforesis a. Mendemontrasikan kesulitas bernafas.

2. Dyspnea peningkatan ventilasi 2. Catat pergerakan

3. Gelisah dan oksigenasi yang dada, catat

4. Pernafasan adekuat ketidaksimetrisan,

cuping b. Memelihara penggunaan otot-

hidung kebersihan paru-paru otot bantu nafas dan


41

5. Pola dan bebas dari tanda- retraksi pada otot

pernafasan tanda stress supraklavikular dan

abnormal pernafasan intercostal.

c. Mendemontrasikan 3. Monitor pola nafas

batuk efektif dan ( misalnya

suara nafas yang bradipnoe,

bersih, tidak ada takipnoe,

sianosis dan dyspnea hyperventilasi,

( mampu kusmaul, dsb )

mengeluarkan 4. Monitor saturasi

sputum, mampu oksigen pada klien

bernafas dengan yang tersedasi

mudah) 5. Monitor suara nafas

d. Tanda-tanda vital seperti ngorok,

dalam batas normal ( mengi.

tekanan darah, nadi, 6. Auskultasi suara

respirasi dan suhu ) nafas, area dimana

terjadi penurunan

atau tidak adanya

ventilasi dan

keberadaan suara

tambahan.
42

7. Monitor

kemampuan batuk

pasien

8. Monitor keluhan

nafas pasien,

termasuk kegiatan

apa yang

meningkatkan atau

memperburuk

sesak nafas tersebut

9. Berikan alat bantu

nafas

10. Berikan alat bantu

dalam pemenuhan

tidur pasien

11. Kolaborasi dengan

tim medis dalam

pemberian ( injeksi,

peroral )

12. Monitor tanda-

tanda vital : tekanan

darah, nadi, suhu,

respirasi
43

13. Monitor pola nafas.

Implementasi keperawatan

Hari, Diagnosa wakt Implementasi Respon/ para

tangga keperawata u keperawatan hasil f

l n

13 mei Gangguan 10.00 Mengauskultasi terdengan

2020 pertukaran suara nafas, suara nafas

gas wheezing

pada paru-

paru kanan

dan kiri,

memberika

n oksigenasi

3L/menit

10.15 Memonitor Respirasi

kecepatan, irama, 30x/ menit,

kedalaman dan terdapat

kesulitan pernafasan

bernafas, , cuping

hidung

10.30 Memonitor Ekspresi

keluhan sesak klien


44

nafas, termasuk terlihat

kegiatan yang susah untuk

meningkatkan bernafas,

atau terlihat

memperburuk pernafasan

sesak nafas cuping

tersebut hidung

10.50 Mencatat Terlihat

pergerakan dada, Pergerakan

mencatat dada

ketidaksimetrisan simetris

, penggunaan kanan dan

otot-otot bantu kiri

nafas. Dan

retraksi pada otot

supraklavikuler

dan intercostal

11.00 Memonitor Pasien

kemampuan mampu

batuk pasien batuk

11.15 Memberikan obat Pemberian

peroral ( advis obat anti

dokter ) asma
45

kolaborasi

dengan

dokter

12.00 Memonitor Tekanan

tekanan darah, darah 155/

nadi, respirasi dan 90mmhg,

suhu. Nadi

88x/menit,

respirasi

24x/ menit

Evaluasi keperawatan

Diagnosa 13 mei 2020 Jm 13.00

keperawatan

Gangguan pertukaran S : : klien mengatakan sesak nafas berkurang,

gas sudah tidak batuk,

O ::

1. Keadaan umum membaik

2. Klien tampak tenang

3. diaporesis ( keringat berlebihan ) sudah

berkurang

4. Respirasi 24/menit

5. Sudah tidak batuk

6. Suara nafas wheezing tidak terdengar


46

7. Tidak Tampak pernafasan cuping hidung:

A : masalah keperawatan gangguan pertukaran

gas teratasi

P : lanjutkan intervensi nomer 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan

B. PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini perbandingan antara tinjauan pustaka dengan tinjuan

kasus di sajikan untuk menjawab tujuan khusus. Setiap temuan perbedaan di

uraikan dengan konsep pembahasan di ini dengan mengapa dan bagaimana

urutan penulisan berdasarkan paragraf adalah F-T-O (fakta – teori – opini). Isi

pembahasan sesuai dengan tujuann khusus yaitu:

1. Pengkajian

a. Data subyektif

Pada tinjauan khusus klien adalah gangguan pertukaran gas pada kasus

asma bronkhial didapatkan klien mengatakan sesak mulai kemarin

siang, batuk, mual, pusing tetapi tidak di sertai dengan muntah. Klien

menderita asma bronkial akut yang di sertai dengan hypertensi. klien

tidak berkerja hanya mengurus rumah tangga. Serangan asma pada klien

timbul saat lingkungan sekitar dingin.

Klien menderita penyakit asma bronkial kurang lebih sudah 4 tahun.

Pola kesehatan klien seperti pola menegemen kesehatan jika sakit

langsung di bawa ke puskesmas dan jika memperlukan perawatan lebih


47

lanjut maka akan di rujuk ke rumah sakit, pola nutrisi klien di sehat dan

selama di sakit ada perbedaan karena klien di puskesmas malas makan

dan minum karena merasa tidak nyaman dengan Kondisi Puskesmas dan

sesak yang di rasakan, pola eliminasi dan pola istirahat tidur klien juga

berbeda antara saat sehat dan sakit karena klien merasa tidak nyaman

dengan kondisi puskesmas.

Menurut mumpuni, (2013) manifestasi klinis asma bronkial kesulitan

bernafas dan sering terlihat terengah-engah apabila melakukan aktivitas

yang sedikit berat, batuk baik disertai dahak atau tidak , dada merasa

sesak karena adanya penyempitan saluran pernafasan akibat adanya

suatu rangsangan tertentu. Akibatnya untuk memompa oksigen

keseluruh tubuh harus ekstra keras (memaksa) sehingga dada menjadi

sesak.

Menurut penelitian sesak dan batuk yang terjadi pada klien merupakan

gejala umum pada seseorang yang menderita penyakit asma bronkial.

Keluhan sesak pada klien ini timbul akibat dari penyempitan jalan

nafas.

Keluhan batuk merupakan reaksi dari adanya ketidak abnormalan dari

sistem pernafasan.

b. Data objektif

Dari hasil pemeriksaan fisik pada klien didapatkan sesak yang

disebabkan karena adanya penyempitan bronkus yang disebabkan

karena penumpukan mukosa di trakhea, batuk yang disebabkan karena


48

respon tubuh terhadap mukosa yang menumpuk di bronkus, bunyi nafas

wheezing yang disebabkan oleh penyempitan dan peradangan pada

saluran pernapasan di tenggorokan maupun yang menuju ke paru-paru.

Klien tampak gelisah diaforesis, tekanan darah 155/90mmHg, nadi

100x/menit, RR32x/menit suhu 36,6 C

Menurut mumpuni (2013) menifestasi klinis pada klien asma

bronkhial meliputi batuk, sesak, mengi ( wheezing ) pada suara nafas

penderita asma yang terus menerus Menurut penelitian pada

pemeriksaan fisik suara nafas klien didapatkan kesamaan, yaitu suara

nafas wheezing pada paru kanan dan kiri. Sesak yang terjadi dari jalan

nafas yang mengalami penyempitan sehingga menimbulkan suara

wheezing.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada klien menunjukan gangguan pertukaran gas.

Mengambil diagnosa keperawatan ditandai adanya leukosit yang tinggi

pada hasil pemeriksaan laboratorium yang menujukan adanya infeksi pada

alveoli sehingga muncul diagnosa keperawatan gangguan pertukaran gas.

Menurut Muttaqin, (2008) etiologi asma bronkhial biasanya terjadi karena

faktor lingkungan dan komplikasi dari infeksi saluran nafas akut.

Menurut peneliti pada klien yang menderita asma bronkhial dengan

diagnosa gangguan pertukaran gas ini di tegakkan dari analisa data yang di

dapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan.

Gangguan pertukaran gas ini di pengaruhi oleh penyempitan jalan nafas


49

yang menggangu sistem pernafasan. Biasanya klien mengalami sesak,

batuk, suara wheezing , dan frekuensi nafas yang meningkat. Apabila

masalah keperawatan gangguan pertukaran gas ini tidak segera diatasi maka

klien dengan keluhan sesak seperti klien ini akan mengalami gangguan

sistem pernafasan bahkan terjadi hipoksia dan jelas mempengaruhi suplai

oksigen ke seluruh tubuh.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan yang di berikan pada klien adalah memonitor

pernafasan : auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan, monitor

suara nafas wheezing, terapi oksigen, monitor aliran oksigen, observasi

adanya tanda-tanda hipoksia.

Menurut Nanda 2015-1017, intervensi keperawatan yang dilakukan pada

klien asma bronkhial adanya monitor pernafasan yang meliputi: monitor

kecepatan nafas, irama nafas, kedalaman dan kesulitan bernafas, catat

pergerakan dada , catat ketidaksimetrisan , penggunaan otot-otot bantu

nafas, dan retraksi pada otot supraklavikulas dan intercostal, monitor suara

nafas tambahan, monitor pola nafas ,auskultasi suara nafas, catat dimana

terjadi penurunan nafas dan keberadaan suara nafas tambahan, auskultasi

suara nafas setelah tindakan untuk di catat , monitor sekresi pernafasan

pasien, monitor keluhan sesak nafas klien termasuk kegiatan yang

meningkatkan atau memperburuk sesak nafas tersebut, berikan bantuan

terapi nafas jika diperlukan.


50

Menurut peneliti intervensi keperawatan yang di berikan pada klien sudah

sesuai dengan teori yaitu monitor pernafasan yang meliputi: monitor

kecepatan nafas, irama nafas, dan kesulitan bernafas, monitor suara nafas

tambahan, dan berikan bantuan terapi nafas, misalnya pemberian nebulizer,

namun ada intervensi keperawatan yang ada didalam teori tidak di

aplikasikan kesalah satu pasien. Dalam penelitian ini, peneliti tidak

mengaplikasikan pemberian nabulizer, namun ada intervensi keperawatan

yang ada dalam teori tidak di aplikasikan ke salah satu pasien. Dalam

penelitian ini,peneliti tidak mengaplikasikan pemberian nabulizer pada

klien, karena klien dapat bernafas dengan baik tanpa bantuan pemberian

nebulizer dan intervensi yang lainnya masih tetap dilakukan karena klien

masih dalam kondisi yang belum membaik.

4. Implementasi Keperawatan

Pada klien dengan diagnosa keperawatan gangguan pertukaran gas

terdapat 24 intervensi keperawatan yang ada pada teori. Namun pada

implementasi keperawatan hanya 10 intervensi yang dilakukan pada klien 1

yaitu memonitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan bernafas :

melakukan auskultasi sesuai nafas sesuai tindakan, membantu pasien agar

pola istirahat tidur terpenuhi memberikan 2 bantal agar sesak berkurang dan

mempromosikan klien senyaman mungkin : berkolaborasi dengan tim

medis dalam pemberian terapi per oral Asetil Sitoin 1 tablet untuk

mengobati asma.
51

Menurut Lisaziee Pujiastuti, (2014) selama tahab implementasi

perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan. Intruksi keperawatan

di implementasikan untuk membantu klien secara mandiri maupun

berkolaborasi dengan tim medis lainnya.

Menurut peneliti dari 20 intervensi yang ada pada teori hanya 10

intervensi keperawatan yang dilakukan karena melihat keadaan klien yang

umumnya sudah membaik. Implementasi pada klien sudah sesuai dengan

hasil dari pemeriksaan.

5. Evaluasi keperawatan

Pada saat datang klien mengatakan sesak, batuk, mual, pusing.

Keadaan umum lemah. Klien tampak gelisah, adanya diaforesis (keringat

yang berlebih) RR 30x/ menit , batuk non produktif suara nafas wheezing,

tampak pernafasan cuping hidung.

Masalah keperawatan keadaan klien yang masih dalam keadaan

umum baik, klien tampak gelisah, adanya diaforesis , RR 30x/menit, batuk

non produktif, suara wheezing, tampak pernafasan cuping hidung.

Evaluasi keperawatan pada jam 13.00 sudah menunjukan kemajuan

yang signifikan, keluhan mulai teratasi sebagian karena klien mulai

menunjukan keadaan yang membaik batuk mulai berkurang, sesak

berkurang.

Anda mungkin juga menyukai