Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini, merupakan bab yang akan memberikan pembahasan dari bab
tinjaun lapangan, tinjaun teori dasar hingga pada bab analisa dan perhitungan pada
scenario lapangan. Subjek yang digunakan adalah sumur-1A, dimana merupakan
salah satu sumur aktif yang eksis pada tahun pengambilan data 2013 yang terletak
pada lapangan-A, yang terletak didaerah Tarakan, Kalimantan Timur, dimana
sumur ini kemudian dikembangkan oleh perusahaan BUMN Indonesia sendiri.

Sumur-1A ini sendiri merupakan tipe sumur dengan teknik produksi


natural flow yaitu sumur produksi yang mengalirkan produksi fluida reservoirnya
dengan menggunakan teknik perbedaan tekanan antara tekanan reservoir dengan
tekanan aliran sumur itu sendiri. Sumur-1A sendiri memiliki tipe fluida produksi
adalah minyak. Yang terbilang dengan minyak jenis beratnya sedang, sumur-1A
pun berada di formasi Tabul yang dimana formasi ini memiliki rata-rata ketebalan
mencapai 400 sampai dengan 1500 Meter, dimana batuan formasi yang mengisi
adalah batuan bau pasir, batu lanau, shale, dan lapisan tipis batu-bara. Sumur-1A
memiliki sifat fisik fluida berupa gas oil ratio 988 SCF/STB, oil gravity 39.8
o
API, SG gas sebesar 0.65, memiliki factor volume formasi 2.1 RB/STB dan
viskositas 1.2 centipoise, memiliki watercut 3.8 %, tekanan bubble point 1120
Psig, dan juga memiliki keadaan sumur dengan tekanan reservoir 1080 Psig,
tekanan lubang sumur 570 Psig, laju alir pada saat uji sumur sebanyak 262
STB/Day. temperature reservoir 250 Fahrenheit, dan menggunakan tubing
diameter dalam 3.5 inch dan casing diameter dalam 6.5 inch, dimana kedalaman
reservoir secara measure depth 4880 ft dan true vertical depth 4880 ft.
Perhitungan yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan bantuan
software perminyakan yang sudah dikenal yaitu IPM Versi. 7.10, dimana dalam
software ini memuat banyak sub software perminyakan seperti, M-BAL, PVT
Data, Prosper, GAP, dan lainnya. Untuk tugas akhir ini akan menggunakan
software prosper yang akan membantu perhitungan, penggunaan perhitungan

69
dengan menggunakan software ini sendiri adalah memaksimalkan batasan
kesalahan yang dilakukan oleh human, jelas saja dengan menggunakan software
dapat menghitung hingga dengan digit angka yang rumit.
Sesuai dengan tajuk judul tugas akhir, perhitungan yang akan dilakukan
adalah dimana dengan serangkain perhitungan dari menghitung inflow
performance relationship , tubing performance relationship, hingga perhitungan
scenario lapangan, dimana mencari laju alir produksi aliran perhari jika tekanan
reservoir sumur-1A akan mengalami penurun tekanan reservoir. Jelaslah sejalan
dengan adanya poduksi yang terus berjalan, tekanan reservoir pasti akan
mengalami penurunan. Dengan demikian tugas akhir ini difokuskan akan
menghitung jumlah aliran produksi perhari dengan tekanan reservoir yang sudah
ditentukan dalam scenario lapangan. Fungsi dari scenario lapangan ini sendiri
dikhususkan akan menghitung hingga tekanan reservoir terendah dari sumur-1A
berapa dimana sumur-1A sudah tidak bisa lagi mengalirkan fluida reservoir
hingga melewati kepala sumur. Dimana ketika sudah mendapatkan hasil akhir ini,
kita juga bisa dapat memprediksi kapan harus memasang artificial lift bagi
sumur-1A ini sendiri.

Perhitungan sumur-1A dengan menggunakan test laju alir produksi 262


STB/Day, dan tekanan reservoir 1080 Psi, tekanan aliran sumur 570 Psi. dengan
menggunakan rumus dari metode vogel. Pemilihan penggunaan metode vogel ini
dikarenakan subjek sumur-1A memiliki Gas Oil Ratio dan watercut. Namun
dengan watercut yang terbilang kecil dengan ini masih dikategorikan metode dua
fasa. Perhitungan yang didapat adalah laju alir produksi yang dihitung secara
maksimal ketika aliran fluida dengan tekanan aliran sumur 0 Psi adalah sebesar
389.7 STB/Day dan perhitungan Productivity Index sebesar
0.64726 STB/Day/Psi. dan dilakukan dengan perhitungan manual didapatkan hasil
pebandingan untuk laju alir maskimal 390.11 STB/Day dan perhitungan
Productivity Index sebesar 0.65018 STB/Day/Psi. Setelah menghitung laju alir
maksimal, kemudian melakukan perhitungan untuk mendapatkan tekanan kepala
sumur yang sesuai dengan laju alir test dan tekanan aliran sumur. Dimana
didapatkan hasil untuk tekanan kepala sumur yang sesuai adalah 184.9 Psi.

70
Kemudian memasuki perhitungan scenario lapangan, dengan
menggunakan empat scenario, dimana dalam scenario lapangan ini sendiri
masing-masing memiliki angka tekanan reservoir yang berbeda-beda, dan
semakin kecil pula angka yang akan dicari. Scenario pertama tekanan reservoir
dimana dihitung laju alir produksinya dengan menggunakan tekanan reservoir
yaitu 1080 Psi, 1080 Psi, 1000 Psi, 900 Psi, 800 Psi, 700 Psi, 600 Psi, 500 Psi.
setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan software prosper, untuk
tekanan 1080 Psi didapatkan hasil laju alir sebesar 262 STB/Day, untuk tekanan
reservoir 1000 Psi 227.1 STB/Day, dan 900 Psi 177.9 STB/Day, dan untuk
800 Psi tidak terdapat aliran fluida yang mengalir hingga melewati kepala sumur.

Scenario lapangan kedua yaitu dimana angka yang digunakan adalah


810 Psi, 820 Psi, 830 Psi, 840 Psi, 850 Psi, 860 Psi, 870 Psi, 880 Psi, 890 Psi.
kemudian hasil laju alir pproduksi yang didapat adalah untuk 890 Psi didapatkan
laju alir produksi 170.9 Psi, 880 Psi didapatkan laju alir produksi 163.5 Psi,
870 Psi terlihat tidak mengalir aliran fluida produksi, dan untuk tekanan
seterusnya yang lebih rendah lagi maka aliran fluida reservoir pada sumur-1A
tidak akan mengalir melewati kepala sumur.

Kemudian perhitungan scenario ketiga dimana angka range dari tekanan


reservoir adalah skala yang diperkecil dari scenario kedua, yaitu tekanan 879 Psi,
878 Psi, 877 Psi, 876 Psi, 875 Psi, 874 Psi, 873 Psi, 872 Psi, 871 Psi,. kemudian
didapatkan hasil laju alir produksi perhitungan software prosper adalah 879 Psi
didapatkan hasil sebesar 160.9 STB/Day, 878 Psi didapatkan hasil sebesar
158.4 STB/Day, 877 Psi didapatkan hasil sebesar 155.8 STB/Day, 876 Psi
didapatkan hasil sebesar 153.3 STB/Day, 875 Psi didapatkan hasil sebesar
150.8 STB/Day, 874 Psi didapatkan hasil sebesar 148.3 STB/Day, 873 Psi
didapatkan hasil sebesar 145.8 STB/Day, dan 872 Psi terlihat tidak ada aliran
produksi dari reservoir yang mengalir naik melewwati kepala sumur.

Dan untuk scenario lapangan terkahir, dimana sebelumnya berakhir


ditekana 872 Psi, hingga didapatkan untuk skala tekanan reservoir terakhir yaitu
872.1 Psi, 872.2 Psi, 872.3 Psi, 872.4 Psi, 872.5 Psi, 872.6 Psi, 872.7 Psi, 872.8

71
Psi, 872.9 Psi, dilakukan perhitungan didapatkan untuk 872.9 Psi didapatkan laju
alir produksi adalah sebesar 145.5 STB/Day, 872.8 Psi didapatkan laju alir
produksi adalah sebesar 145.3 STB/Day, 872.7 Psi didapatkan laju alir produksi
adalah sebesar 145.1 STB/Day, 872.6 Psi didapatkan laju alir produksi adalah
sebesar 144.8 STB/Day, 872.5 Psi didapatkan laju alir produksi adalah sebesar
144.6 STB/Day, 872.4 Psi didapatkan laju alir produksi adalah sebesar
144.3 STB/Day, 872.3 Psi didapatkan laju alir produksi adalah sebesar
144.1 STB/Day, 872.2 Psi didapatkan laju alir produksi adalah sebesar
143.8 STB/Day, 872.1 Psi tidak ada aliran produksi yang mengalir lagi.

Dari serangkaian perhitungan scenario yang dilakukan didaptkan hasilnya


yaitu, dimana tekanan reservoir yang menjadi batas akhir tekanan dari sumur-1A
untuk masih bisa mengalirkan fluida reservoir adalah 872.2 Psi dimana produksi
fluida yang didapatkan adalah sebesar 143.8 STB/Day, dan ketika turun ketekanan
872.1 Psi dan tekanan yang lebih rendah lagi adalah sumur-1A dimana fluida
reservoir sudah tidak bisa lagi mengalir naik hingga kepermukaan.

Disain Skenario Sumur-1A

Tekanan
Skala Tekanan Skala Laju Alir
Skenario Reservoir
(Psig) Satuan STB/Day
Fluida Aliran

Skenario I 1080 - 500 Ratusan 900 177.9


Skenario II 890 - 810 Puluhan 880 163.5
Skenario III 879 - 871 Satuan 873 145.8
Skenario IV 872.9 - 872.1 Desimal 872.2 143.8

72

Anda mungkin juga menyukai