BAB II-bru
BAB II-bru
TINJAUAN PUSTAKA
metode sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan
klien dalam mencapai atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan
2.2.1 Pengertian
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat di
andalkan sebagai catatan bukti bagi individu yang berwenang (Potter, 2006).
dimiliki perawat dalam catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien,
perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar
data yang akurat dan lengkap secara tertulis sebagai tanggung jawab perawat (Wahid
9
10
komunikasi antara klien, keluarga, tim perawat dan tim kesehatan lain sehingga
terbentuk komunikasi yang baik dalam perawatan klien, sebagai tanggung jawab dan
tanggung gugat perlindungan klien dalam pelayanan dan keamanan perawat dalam
kebutuhan sarana prasarana dan sumber daya manusia di masa mendatang, sebagai
sarana pendidikan yang dapat dijadikan media belajar bagi mahasiswa dan bahan
penelitian dalam pengembangan ilmu keperawatan, sebagai sumber data dalam audit
keperawatan untuk alat ukur dalam penilaian kinerja perawatan, sebagai dokumen
yang bisa dijadikan aspek legal dan bukti autentik bagi perawat ketika menghadapi
perawat tidak mempunyai makna dalam hal tanggung jawab dan tanggung gugat
(Marrelli, 2007).
dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian masalah klien sebagai acuan evaluasi
komunikasi antara perawat dengan klien atau keluarga, tenaga kesehatan lain sehingga
dapat membentuk suatu koordinasi yang baik dan tidak terjadi duplikasi yang tidak
efektif dan efisien, aspek hukum sebagai dokumen resmi dan bernilai hukum atau
legalitas dalam sistem pelayanan keperawatan sehingga apabila terjadi suatu masalah
hukum maka dokumentasi dapat dijadikan sebagai barang bukti di pengadilan, aspek
keuangan semua asuhan keperawatan yang belum, sedang atau telah diberikan
didokumentasikan yang dapat dijadikan acuan atau pertimbangan biaya bagi klien,
aspek penelitian dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan pengembangan
indikator dalam penilaian suatu pelayanan keperawatan dalam akreditasi rumah sakit
(Nursalam, 2007).
pertama dilakukan atau pada tiap langkah asuhan keperawatan, catat setiap respon
pasien keluarga tentang informasi atau data yang penting, pastikan kebenaran setiap
data-data yang akan dicatat, data harus objektif bukan data penafsiran perawat,
12
dokumentasikan bila terjadi perubahan kondisi atau timbul masalah baru, hindarkan
dokumentasi yang baku karena setiap pasien mempunyai masalah yang berbeda,
hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dalam pencatatan harus
disepakati dan atas kebijakan institusi, data harus ditulis dengan tinta bukan pensil
agar tidak mudah dihapus, bila terjadi kesalahan dalam penulisan dicoret dan ganti
dengan yang benar kemudian ditanda tangani, setiap dokumentasi cantumkan waktu,
tanda tangan, nama jelas penulis, wajib membaca setiap tulisan dari anggota
kesehatan lain sebelum menulis, dokumentasi harus dibuat dengan tepat, jelas dan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses
suatu pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi
a. Pengumpulan data
1) Tipe data
Tipe data pada pengkajian keperawatan terdiri dari data subjektif dan data
objektif. Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien /pasien
sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, data objektif
dan saat ini, pola koping yang pernah digunakan dan yang saat ini
digunakan, fungsi, status sebelumnya dan saat ini, respon terhadap terapi
13
b. Karakteristik Data
c. Sumber Data
Data-data yang dikumpulkan dapat diperoleh tidak hanya dari klien tetapi
sumber kepustakaan.
atau masalah kesehatan aktual atau potensial serta penyebabnya. Tahap diagnosa
identifikasi apakah maslah klien dapt dihilangkan , dikurangi atau diubah melalui
keperawatan, diagnosa keperawatan terdiri dari atas masalah, penyebab, dan tanda
atau gejala, atau terdiri atas masalah dan penyebab, bekerjasama dengan klien,
2007).
keperawatan yang akan diimplememtasikan dengan perawat lain seperti apa yang
akan diajarkan, apa yang harus diobservasi, apa yang akan dilakukan. Menyusun
(Cafenito, 2006).
15
tujuan yang spesifik yaitu membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep ketrampilan asuhan diri
(Nursalam, 2007).
data, teratasi atau tidaknya masalah klien, dan pencapaian tujuan serta ketepatan
keperawatan dalam pencapaian tujuan, dan merevisi data dasar dan perencanaan
komprehensif, tepat waktu dan terus menerus, menggunakan data dasar dan
2007).
Ada dua macam evaluasi yaitu evaluasi formatif, evaluasi yang merupakan
hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon klien segera pada saat dan
secara spontan dan memberi kesan apa yan terjadi pada saat itu. Evaluasi somatif,
yaitu evaluasi yang merupakan rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan
analisis status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan pada
2.3 Motivasi
dan menetapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan (Kreitner dan
Kinicki, 2003:248).
sangat penting bagi karyawan, manajer, atau para pemimpin karena dengan
bergairah sehingga akan tujuan yang diinginkan dengan efektif dan efisien.
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi,
17
kebutuhan individual.
beraneka baik antar individu maupun didalam diri individu pada waktu-waktu
menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk
kearah setiap tujuan, kami menyempitkan fokus pada tujuan organisasi agar
mencerminkan minat tunggal kita dalam perilaku yang berkaitan dengan kerja.
Ketiga unsur kunci dalam definisi kita adalah intensitas, tujuan, dan ketekunan.
yang paling difokuskan oleh kebanyakan kita bila berbicara tentang motivasi.
Dalam aplikasi teori motivasi dalam organisasi perlu dilihat dari bagaimana
mengarahkan dan mempertahankan usaha. Banyak para ahli yang meyakini bahwa
kekuatan ini berada dalam diri orang tersebut yang dikendalikan oleh kebutuhan dari
orang tersebut, sehingga dari asumsi ini lahirlah teori kebutuhan dari motivasi kerja.
mana usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil atau
tujuan tertentu. Hasil-hasil yang dimaksud bias berupa produktivitas, kehadiran atau perilaku
kerja kreatif lainnya. Motivasi pada dasarnya mempunyai tiga karakteristik pokok yaitu:
kegiatan atau upaya baik yang nyata maupun yang tidak nyata.
maka segala usaha akan dilakukan. Kegagalan tidak akan membuatnya patah
Arah atau tujuan. Karakteristik motivasi yang ketiga berkaitan dengan arah
yang dituju oleh usaha dan kemauan keras yang dimiliki oleh seseorang
Selanjutnya ada kelompok para ahli yang meyakini bahwa usaha yang
usahanya dengan ditunjukkan perilaku dari atasannya yang memberikan hadiah dari
usaha yang telah dilakukannya pada waktu sebelumnya. Pendekatan ini tidak
dikategorikan sebagai teori namun sebagai model penguatan dari motivasi kerja.
mempunyai lima kebutuhan yang umum dan dapat diatur menurut hirarki
kebutuhannya. Kebutuhan yang paling dasar harus dipuaskan pertama kali yaitu
giliran. Sekali terpuaskan maka kebutuhan itu akan berhenti memotivasi perilaku
dan kebutuhan berikutnya dalam hirarki tadi menjadi kebutuhan yang kuat.
19
dan emosional.
d. Sosial: mencakup kasih sayang, rasa dimiliki, diterima baik, dan persahabatan.
otonomi, dan prestasi; dan faktor hormat eksternal seperti misalnya status,
proses tentang motivasi. Di mana mereka percaya bahwa apa yang mereka
percayai atau yakini akan mereka peroleh dari tingkah laku mereka.
4. Reinforcement theory.
mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam suatu siklus proses
belajar. Dalam pandangan teori ini individu bertingkah laku tertentu karena
20
menjadi kebutuhan atas dan bawah. Menurut Herzberg kebutuhan atas adalah
kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri dan dari ke dua kebutuhan inilah
teori ini kebutuhan tingkat bawah dikatakan sebagai faktor higiene dan kebutuhan
Higiene adalah faktor yang mempengaruhi rasa tidak puas terhadap pekerjaan,
yaitu: kondisi kerja, jenis supervisi, hubungan dengan rekan sekerja, gaji dan
kebijaksanaan perusahaan.
menarik. Pada teori ini yang penting adalah faktor-faktor yang menghantar pada
kepuasan kerja terpisah dan terbedakan dari faktor-faktor yang menghantar pada
tentu memotivasi.
berkisar dari yang paling nyata sampaiyang kurang nyata, kebutuhan-kebutuhan ini
21
Sebenarnya teori ini adalah hanya pengaturan kembali dari hirarki Maslow
(Luthanset al, 2005:285) namun perbedaannya teori ini tidak menganut urutan
Variabel seperti pendidikan, latar belakang keluarga, dan lingkungan budaya dapat
orang-orang dengan kebutuhan berprestasi akan lebih berusaha dari yang tidak
berprestasi. Ciri yang unik dari teori motivasi kerja n’Ach adalah bahwa orang yang
(Robbins, 2001:181).
22
tujuan atau insentif. Dengan demikian, kunci untuk memahami proses motivasi
insentif. Dalam konteks sistem, motivasi mencakup tiga elemen yang berinteraksi
dan saling tergantung adalah sebagai berikut ( Luthanset al, 2006: 270)
a. Kebutuhan.
b. Dorongan.
Dengan beberapa pengecualian, dorongan, atau motif (dua istilah yang sering
c. Insentif.
Pada akhir siklus motivasi adalah insentif, didefinisikan sebagai semua yang
ada dua rangkaian kondisi yang mempengaruhi seseorang dalam pekerjaanya yaitu
a. Kondisi intrinsik.
kuat, yang dapat menghasilkan kerja yang baik. Faktor-faktor kondisi intrinsik
meliputi :
tinggi
2) Recognation (pengakuan)
yang sudah umum seperti penyusunan unit tugas merawat klien sehari-
hari. Agar tanggung jawab benar menjadi faktor motivator bagi bawahan,
pekerjaannya
b. Kondisi ekstrinsik.
perusahaan).
26
Gaji atau upah adalah imbalan yang diterima oleh seseorang dari
organisasi atas jasa yang diberikannya, baik berupa waktu, tenaga, keahlian
Yang dimaksud dengan kondisi kerja, tidak terbatas hanya pada kondisi
pekerjaan, keamanan dan hal-hal lain yang sejenis, misalnya lokasi tempat
kerja dikaitkan dengan lokasi tempat tinggal seseorang. Kondisi kerja yang
kinerja perawat sangat di pengaruhi oleh motivasi perawat. Hal ini sesuai
motivasi.
yang muncul dari hati, untuk menimbulkan motivasi yang baik perawat perlu
keperawatan dengan lengkap, jelas, akurat, dan dapat dipahami oleh orang
pembuktian yang sah apabila ada gugatan dari pihak manapun terhadap
tidak lengkap adalah informasi yang diterima rekam medis menjadi tidak
tepat, tidak akurat, dan tidak sah atau legal. Selain itu, ketidak lengkapan
asuhan keperawatan. Faktor yang paling dominan, dalam penelitian ini adalah
status perkawinan, dan beban kerja beban kerja, yang dijadikan prediktor
lebih baik. Karakteristik individu yang terdiri dari umur, jenis kelamin,
dewasa akan lebih stabil dan matang jiwanya, emosi dan motivasi dalam
Salah satu ciri perbedaan manusia adalah perbedaan jenis kelamin yang
terbagi atas dua, yaitu jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan
tuntutan dan peluang dari karirnya, harus menyesuaikan diri dengan tuntutan
tugas dan tuntutan keluarga. Sehingga ia ketika pulang ke rumah sudah dalam
2001).
determinan kinerja.
semakin lama masa kerja, oleh karena semakin lama masa kerja akan
Orang yang telah lama bekerja dan mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi
mereka yang masih baru dan mempunyai pendidikan yang lebih rendah,
sebab mereka memperoleh pekerjaan yang bersifat statis atau kurang jaminan
dengan tenaga perawat yang baru bekerja. Perawat dengan pengalaman dan