Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Air dalam Biologi dan Kimia (Senyawa H2O)

- Pengertian air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur hidrogen (H2)
yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal ini membentuk senyawa H2O. Air
merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini.
Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama
dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi
kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri.

Pengertian Air
Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh
dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari
untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme.

Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk transportasi zat – zat makanan dalam bentuk
larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Misalnya untuk melarutkan
oksigen sebelum memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli.

Pengertian Air Bersih dan Air Minum

Berdasarkan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat pengawasan


kualitas air, air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat dan dapat diminum
langsung. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitsanya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Sumber Air

Sumber air di alam terdiri atas air laut, air atmosfir (air metereologik), air permukaan, dan air
tanah.

1. Air Laut

Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air
laut tidak memenuhi syarat untuk air minum.

2. Air Atmosfir, Air Meteriologik

Dalam kehidupan sehari-hari air ini dikenal sebagai air hujan. Dapat terjadi pengotoran dengan
adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran – kotoran industri/debu dan lain
sebagainya tatapi dalam keadaan murni sangat bersih, Sehingga untuk menjadikan air hujan
sebagai sumber air minum hendaknya tidak menampung air hujan pada saat hujan baru turun,
karena masih mengandung banyak kotoran.

Selain itu air hujan memiliki sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak
reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi (karatan). Disamping itu air hujan
ini mempunyai sifat lunak sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.

3. Air Permukaan

Menurut Chandra (2006) dalam buku Pengantar Kesehatan Lingkungan, pengertian air
permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih. Faktor-faktor yang
harus diperhatikan, antara lain :

a.    Mutu atau kualitas baku

b.    Jumlah atau kuantitasnya

c.    Kontinuitasnya

Air permukaan seringkali merupakan sumber air yang paling tercemar, baik karena kegiatan
manusia, fauna, flora, dan zat-zat lainnya. Air permukaan meliputi:

a. Air Sungai

Air sungai memiliki derajat pengotoran yang tinggi sekali. Hal ini karena selama pengalirannnya
mendapat pengotoran, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri
kota dan sebagainya. Oleh karena itu dalam penggunaannya sebagai air minum haruslah
mengalami suatu pengolahan yang sempurna.

b. Air Rawa

Kebanyakan air rawa berwarna kuning coklat yang disebabkan oleh adanya zat-zat organis yang
telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air. Dengan adanya pembusukan kadar
zat organis yang tinggi tersebut, maka umumnya kadar mangan (Mn) akan tinggi pula dan dalam
keadaan kelarutan O2 kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur mangan (Mn) ini akan larut.

4. Air Tanah

Menurut Chandra (2006) dalam buku Pengantar Kesehatan lingkungan, pengertian air tanah
merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap ke dalam lapisan
tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah, air hujan akan
menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya kesadahan pada air.

Kesadahan pada air ini akan menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi.
Zat-zat mineral tersebut antara lain kalsium, magnesium, dan logam berat seperti besi dan
mangan.

a. Air Tanah Dangkal

Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan
tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih
banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang
mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah di sini
berfungsi sebagai saringan.

Disamping penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang
dekat dengan muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air yang akan terkumpul
merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air minum melaui
sumur-sumur dangkal.

b. Air Tanah Dalam

Air tanah dalam dikenal juga dengan air artesis. Air ini terdapat diantara dua lapisan kedap air.
Lapisan diantara dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak
menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air
yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis.

Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus
digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya
antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air.

Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur ke luar dan dalam keadaan ini, sumur
ini disebut dengan sumur artesis. Jika air tidak dapat ke luar dengan sendirinya, maka digunakan
pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini.

c. Mata Air

Mata air merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang
berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/kuantitasnya sama
dengan keadaan air dalam. Berdasarkan keluarnya (munculnya ke permukaan tanah) mata air
dapat dibedakan atas :

 Mata Air Rembesan, yaitu mata air yang airnya keluar dari lereng-lereng,
 Umbul, yaitu mata air dimana airnya keluar ke permukaan pada suatu dataran.

Air merupakan kebutuhan yang sangat mendasar di dalam kehidupan setiap organisme. Dengan
mengetahui pengertian air yang sebenarnya, memiliki banyak manfaat seperti manfaat dalam
menentukan air yang baik dan bisa digunakan dalam kehidupan, terlebih air yang dapat di
konsumsi.

http://www.belajarbagus.com/2015/03/pengertian-air.html

Sumber Artikel Pengertian Air: (Slamet, 2007). (Mulia, 2005). (Sutrisno, 2004). Permenkes RI
No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air. Menurut
Chandra (2006) dalam buku Pengantar Kesehatan Lingkungan. (Pengertian Air pada Artikel

Syarat Air Bersih,

Berdasarkan standar peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang


Persyaratan Kualitas Air Bersih terdiri dari:

Persyaratan Fisik:

Kualitas fisik yang dipertahankan atau dicapai bukan hanya semata-mata dengan pertimbangan
dari segi kesehatan saja akan tetapi juga menyangkut keamanan dan dapat diterima oleh
masyarakat pengguna air dan mungkin pula menyangkut segi estetika.

Secara fisik dapat kita lihat bahwa:

 Air harus bersih dan tidak keruh.


 Tidak berwarna Apapun.
 Tidak Berasa Apapun.
 Tidak berbau apapun.
 Suhu antara 10 – 25 c
 Tidak Meninggalkan endapan.

Persyaratan Kimiawi:

Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar dan tingkat konsentrasi tertentu
yang tidak membahayakan kesehatan manusia atau mahluk hidup lainnya, pertumbuhan
tanaman, atau tidak membahayakan kesehatan pada penggunaannya dalam industri serta tidak
minumbulkan kerusakan-kerusakan pada instalasi sistem penyediaan air minumnya sendiri.
Beberapa unsur tertentu, sebaliknya diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk penciptaan suatu
kondisi air minum yang dapat mencegah suatu penyakit atau kondisi kualitas yang
menguntungkan.

Secara kimiawi antara lain:

 Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.


 Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
 Cukup Yodium.
 pH air antara 6,5 – 9,2

Dalam hubungannya dengan masalah kualitas kimiawi tersebut di atas pada dasarnya unsur-
unsur kimiawi dapat dibedakan atas 4 golongan:

 Unsur-unsur yang bersifat racun, Unsur-unsur tertentu yang dapat mengganggu


kesehatan.

 Unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem atau penggunaannya untuk
keperluan atau aktivitas manusia.

  Unsur-unsur yang merupakan indikator pengotoran.

Persyaratan Bakteriologi
Dalam persyaratan ini ditentukan batasan tentang jumlah bakteri pada umumnya dan khususnya
bakteri penyebab penyakit (ekoli).

Parameter air bersih secara radiologi:

 Konduktifitas atau daya hantar.


 Pesistifitas.
 PTT atau TDS (kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)

https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0ahUKEwje5eH-
gZ3PAhUEs48KHRCzBVYQFggnMAE&url=https%3A%2F
%2Fkimiafarmasi.wordpress.com%2Ftag%2Fsyarat-air-bersih
%2F&usg=AFQjCNEwThzYByFrX5I2te_mx9_oINtRqw

Sebelum dialirkan ke pelanggan, air baku melalui serangkaian proses pengolahan di IPA (lihat
Dimanakah Air Baku untuk Air Bersih Jakarta Diolah ?) hingga menjadi air bersih. Terdapat 5
tahap proses pengolahan sampai menjadi air bersih. Tahapan proses pengolahan tersebut adalah
koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi.

Tahap pertama adalah koagulasi yaitu proses pencampuran bahan kimia (koagulan) dengan air
baku sehingga membentuk campuran yang homogen dengan disertai pengadukan cepat. Tipe
koagulator terdiri dari tipe hidrolis dan tipe mekanis. Koagulan yang digunakan antara lain
Aluminium Sulfat dan Polyaluminium Chloride (PAC). Waktu pengadukan 30 – 120 detik
dengan nilai gradien kecepatan (G/detik) > 750.

Tahap kedua adalah flokulasi yaitu proses pembentukan partikel flok yang besar dan padat
dengan cara pengadukan lambat agar dapat diendapkan. Tipe flokulator terdiri dari tipe hidrolis,
mekanis, dan clarifier. Waktu kontak berkisar 20 – 100 menit. Nilai G/detik berkisat 100 – 5.

Tahap ketiga adalah sedimentasi yaitu proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan
berat jenis dengan cara pengendapan. Tipe bak sedimentasi terdiri dari bak persegi (aliran
horizontal), bak persegi aliran vertikal (menggunakan pelat/tabung pengendap), bak bundar
(aliran vertikal – radial dan kontak padatan), serta tipe clarifier. Kedalaman bak berkisar antara 3
– 6 meter (bak persegi dan bak bundar) serta 0,5 – 1 meter (clarifier). Waktu retensi 1 – 3 jam
(untuk tipe bak persegi horizontal dan bak bundar), 0,07 jam (waktu retensi pada pelat/tabung
pengendap), dan 2 – 2,5 jam (tipe clarifier).

Tahap keempat adalah filtrasi (saringan pasir cepat) yaitu proses pemisahan padatan dari air
melalui media penyaring seperti pasir dan antrasit. Jenis saringan terdiri dari saringan biasa
(gravitasi), saringan dengan pencucian antar saringan, dan saringan bertekanan. Kecepatan
penyaringan 6 – 11  m/jam (saringan biasa dan saringan dengan pencucian antar saringan) dan 12
– 33 m/jam (saringan bertekanan).

Tahap kelima adalah desinfeksi yaitu proses pembubuhan bahan kimia untuk mengurangi zat
organik pada air baku dan mematikan kuman/organisme. Desinfektan yang digunakan antara lain
gas khlor dan kaporit.
(Untuk detail kriteria perencanaan masing-masing unit IPA bisa dilihat dalam Revisi SNI 19-
6774-2002)

Setelah melewati proses pengolahan tersebut, air bersih siap didistribusikan ke pelanggan. ***

http://blogs.brpamdki.org/pengolahan-air-baku-menjadi-air-
bersih/#sthash.auNOAOmu.dpbs

1.Bangunan Intake (Bangunan Pengumpul Air)


Bangunan intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk
masuknya air dari sumber air. Sumber air utamanya diambil dari air
sungai. Pada bangunan ini terdapat bar screen (penyaring kasar) yang
berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam
air, misalnya sampah, daun-daun, batang pohon, dsb.
2. Bak Prasedimentasi (optional)
Bak ini digunakan bagi sumber air yang karakteristik turbiditasnya
tinggi (kekeruhan yang menyebabkan air berwarna coklat).
Bentuknya hanya berupa bak sederhana, fungsinya untuk
pengendapan partikel-partikel diskrit dan berat seperti pasir, dll.
Selanjutnya air dipompa ke bangunan utama pengolahan air bersih
yakni WTP.
3. WTP (Water Treatment Plant)
Ini adalah bangunan pokok dari sistem pengolahan air bersih.
Bangunan ini beberapa bagian, yakni koagulasi, flokulasi,
sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.
a. Koagulasi
Disinilah proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan
proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai
atau air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel
koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk
memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya,
analoginya seperti memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini
terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) agar koagulan dapat terlarut
merata dalam waktu singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat
bervariasi, selain rapid mixing, dapat menggunakan hidrolis
(hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis (menggunakan batang
pengaduk).
b. Flokulasi
Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi. Tujuannya adalah untuk
membentuk dan memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Di
sini dibutuhkan lokasi yang alirannya tenang namun tetap ada
pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok menumpuk. Untuk
meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia
yang mampu mengikat flok-flok tersebut.
c. Sedimentasi
Bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel
koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini
menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel kolid (biasanya
berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Pada masa
kini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat
tergabung yang disebut unit aselator.
d. Filtrasi
Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan
media butiran. Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir
silica dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan
dengan metode gravitasi.
e. Desinfeksi
Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan
bakteri yang hidup, sehingga ditambahkanlah senyawa kimia yang
dapat mematikan kuman ini, biasanya berupa penambahan chlor,
ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke
bangunan selanjutnya, yakni reservoir.
4. Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air
bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi.
Karena kebanyakan distribusi di Indonesia menggunakan konsep
gravitasi, maka reservoir biasanya diletakkan di tempat dengan
posisi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran
distribusi, bisa diatas bukit atau gunung.
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi
Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, unit intake,
WTP dan reservoir dapat dibangun dalam satu kawasan dengan
ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping
station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk
menyalurkan air dari WTP ke resevoir. Pada akhirnya, dari reservoir,
air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan
berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.
Sekarang ini, perkembangan metode pengolahan air bersih telah
banyak berkembang, diantaranya adalah sistem saringan pasir
lambat. Perbedaan utama pada sistem ini dengan sistem
konvensional adalah arah aliran airnya dari bawah ke atas (up flow),
tidak menggunakan bahan kimia dan biaya operasinya yang lebih
murah. Pada akhir tahun lalu pun, Pusat Penelitian Fisika LIPI telah
berhasil menciptakan alat untuk mengolah air kotor menjadi air
bersih yang layak diminum, sistem ini dirancang agar mudah dibawa
dan dapat dioperasikan tanpa memerlukan sumber listrik

Anda mungkin juga menyukai