Anda di halaman 1dari 9

P-ISSN : 2337-9820 : 2337-9820

Jurnal Pemikiran, Penelitian Pendidikan


E-ISSN : 2579-8464
Wacana dan Sains
Didaktika : 2579-8464
http://journal.uim.ac.id/index.php/wacanadidaktika
DESEMBER 2017

MENGGALI PEMAHAMAN AWAL MAHASISWA TINGKAT


I PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN
INSTRUMEN TWO TIER

Andri Wahyu Wijayadi


Pendidikan IPA FIP Universitas Hasyim Asy’ari
Jl. Irian Jaya No. 55, Tebuireng, Cukir, Diwek, Kabupaten Jombang 61471
diaandri@gmail.com

Abstrak: Analisis pemahaman awal mahasiswa sebelum mengajarkan konsep kimia sangat
penting untuk menentukan stategi yang tepat dalam pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman awal dan kesalahan konsep mahasiswa tingkat I pada
materi laju reaksi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif yang melibatkan
satu kelompok subjek. Instrumen penelitian berupa tes diagnostik two tier yang terdiri dari 25 item
soal. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dengan cara mentabulasikan jawaban subjek
penelitian pada masing-masing item soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
pemahaman mahasiswa tingkat I pada materi laju reaksi tergolong pada kategori sedang dan
kesalahan konsep yang ditemukan yaitu katalis meningkatkan energi aktivasi sehingga
meningkatkan laju reaksi, orde reaksi reaktan ditentukan dari koefisien reaktan pada kondisi
persamaan reaksi telah setara, persamaan laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan
dipangkatkan koefisien masing-masing, dan satuan tetapan laju reaksi adalah M/detik karena
menyatakan perubahan konsentrasi tiap satuan waktu. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya
dirancang strategi pembelajaran kimia yang tepat untuk memperbaiki kesalahan konsep dan
meningkatkan pemahaman mahasiswa pada materi laju reaksi.
© 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Madura
Kata Kunci: pemahaman awal, kesalahan konsep, laju reaksi, two tier

Diterima : Nopember 2017 Disetujui : Desember 2017

Pendahuluan dan terbentuknya endapan dalam suatu


Johnstone dalam Chandrasegaran reaksi kimia. Representasi
et al (2007:294) menyatakan bahwa mikroskopik merupakan level abstrak
pemahaman terhadap kimia secara yang menjelaskan terjadinya
utuh melibatkan tiga representasi yang fenomena makroskopik. Representasi
saling berkaitan, yaitu makroskopik, ini memberikan penjelasan pada level
mikroskopik, dan simbolik. partikel dimana materi digambarkan
Representasi makroskopik merupakan sebagai susunan dari atom-atom,
level konkret berupa fenomena yang molekul-molekul, dan ion-ion.
terjadi pada kehidupan sehari-hari, Representasi simbolik digunakan
seperti timbulnya bau, terjadinya untuk mempresentasikan fenomena
perubahan warna, pembentukan gas, makroskopik dengan menggunakan

172 Vol. 5, No. 2, Desember 2017 Wijayadi, A.W. (2017) Hal: 172-180
Wijayadi, A.W. (2017) Hal: 172-180
Menggali Pemahaman Awal Mahasiswa Tingkat I Pada Materi Laju Reaksi Menggunakan
Instrumen Two Tier

persamaan kimia, persamaan merupakan salah satu cabang dari


matematika, grafik, mekanisme reaksi, IPA, selain fisika, dan biologi. Dengan
dan analogi-analogi. demikian mahasiswa program studi
Penyajian konsep kimia selama pendidikan IPA harus memiliki
ini pada umumnya hanya melibatkan pemahaman yang utuh terhadap
representasi makroskopik dan konsep-konsep kimia. Mahasiswa
simbolik saja, sedangkan representasi harus dapat menjelaskan dan
mikroskopik cenderung diabaikan mendiskripsikan konsep-konsep kimia
(Taber, 2013 dan Kelly et al, dengan ketiga representasi serta
2010:113). Hal ini akan berdampak menghubungkan ketiga representasi
pada tidak utuhnya tingkat dengan baik.
pemahaman peserta didik. Salah satu materi kimia yang
Pemahaman yang tidak utuh terhadap harus dikuasai mahasiswa program
suatu konsep kimia dapat studi pendidikan IPA adalah laju
menyebabkan timbulnya kesalahan reaksi. Penelitian menujukkan bahwa
konsep. Kesalahan konsep merupakan laju reaksi merupakan materi yang
pemddahaman konsep yang tidak sulit dipelajari dan bahkan ditemukan
sesuai dengan pandangan masyarakat terjadi kesalahan konsep dalam
ilmiah dan pemahaman yang salah mempelajarinya (Cakmaci et al,
tersebut digunakan secara konsiten 2003). Materi laju reaksi sudah pernah
(Nakleh, 1992:91). Tasker & Dalton ditempuh mahasiswa pada jenjang
(2006:141) mengemukakan bahwa pendidikan menengah. Materi tersebut
banyak kesalahan konsep yang terjadi diajarkan kembali pada jenjang
dalam kimia berasal dari perguruan tinggi pada mata kuliah
ketidakmampuan untuk Kimia Dasar dengan tujuan untuk
menvisualisasikan struktur dan proses memperkuat konsep yang telah
pada representasi mikroskopik. dimiliki mahasiswa ataupun untuk
Mahasiswa program studi memperbaiki kesalahan konsep pada
pendidikan IPA sebagai calon mahasiswa. Oleh karena itu perlu
pendidik IPA harus memiliki dirancang strategi pembelajaran yang
penguasaan konsep IPA baik. Kimia dapat mengakomodasi tujuan tersebut.

Vol. 5, No. 2, Desember 2017 173


http://journal.uim.ac.id/index.php/wacanadidaktika
Wacana p-ISSN : 2337-9820
DidaktikaJurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains e-ISSN : 2579-8464

Strategi pembelajaran materi laju mengetahui alasan mengapa jawaban


reaksi yang tepat dalam tersebut benar (Bayrak, 2013:22). Tes
membelajarkan mahasiswa pada pilihan ganda juga tidak dapat
jenjang perguruan tinggi dapat mengukur konsistensi jawaban
dilakukan jika pemahaman awal mahasiswa dengan baik sehingga
mahasiswa telah diidentifikasi. kurang tepat jika digunakan untuk
Pemahaman awal adalah pemahaman mengidentifikasi kesalahan konsep.
yang telah dimiliki mahasiswa sebagai Salah satu upaya untuk mengatasi
hasil pembelajaran sebelum kelemahan tes pilihan ganda adalah
menempuh jenjang perguruan tinggi. dengan menyertakan alasan pilihan
Salah satu cara yang dapat jawaban mahasiswa. Instrumen ini
dilakukan untuk mengetahui dikenal dengan istilah pilihan ganda
pemahaman awal tersebut adalah dua tingkat atau two tier. Tes pilihan
dengan tes pilihan ganda. Menurut ganda dua tingkat dinilai efektif serta
Dindar & Geban (2011:600), tes efisien dalam mengidentifikasi
pilihan ganda lebih sering digunakan pemahaman dan kesalahan konsep
di kelas sains karena pilihan ganda karena tes ini mengharuskan
lebih mudah digunakan untuk evaluasi mahasiswa untuk menyertakan alasan
pemahaman. Tes pilihan ganda juga jawaban atas pertanyaan pada tier
memiliki kelemahan yaitu adanya pertama. Konsistensi dalam
kemungkinan bahwa jawaban bukan menentukan pilihan jawaban pada tier
merupakan pemahaman yang pertama dan alasan dan tier kedua
sebenarnya, karena mahasiswa dapat dapat diketahui sehingga dapat
menerka atau melakukan spekulasi. ditentukan apakah mahasiswa tersebut
Adanya peluang untuk memilih memahami suatu konsep dengan benar
jawaban dengan cara menebak atau atau justru mengalami kesalahan
spekulasi menyebabkan tes pilihan konsep.
ganda tidak lagi dapat mengukur Penelitian ini bertujuan
pemahaman siswa dengan mendalam. mengetahui tingkat pemahaman dan
Mahasiswa bisa saja memiliki kesalahan konsep mahasiswa tingkat I
jawaban yang benar namun tidak pada materi laju reaksi menggunakan

174 Vol. 5, No. 2, Desember 2017 Wijayadi, A.W (2017) Hal: 172-180
http://journal.uim.ac.id/index.php/wacanadidaktika
Wijayadi, A.W. (2017) Hal: 172-180
Menggali Pemahaman Awal Mahasiswa Tingkat I Pada Materi Laju Reaksi Menggunakan
Instrumen Two Tier

instrumen two tier. Hasil penelitian ini kesalahan konsep mahasiswa terhadap
nantinya dapat dijadikan sebagai dasar materi laju reaksi. Tingkat
untuk menentukan strategi pemahaman didasarkan atas
pembelajaran yang efektif dalam persentase jawaban dan alasan yang
mengajarkan materi laju reaksi di benar pada setiap item soal. Kesalahan
perguruan tinggi, sehingga dapat konsep didasarkan atas kekonsistenan
meningkatkan pemahaman mahasiswa jawaban dan alasan yang salah pada
atau memperbaiki pemahaman jika item-item soal dalam satu konsep.
ditemukan adanya kesalahan konsep.
Hasil dan Pembahasan
Metode Penelitian
Deskripsi pemahaman laju reaksi
Penelitian ini menggunakan
Pemahaman mahasiswa terhadap
rancangan penelitian deskriptif yang
laju reaksi ditunjukkan sebagai nilai
melibatkan satu kelompok subjek.
hasil pengukuran menggunakan
Subjek penelitian adalah mahasiswa
instrumen two tier. Deskripsi
angkatan 2016/2017 Program Studi
pemahaman mahasiswa terhadap laju
Pendidikan IPA Universitas Hasyim
reaksi disajikan pada Tabel 1.
Asy’ari yang menempuh mata kuliah
Kimia Dasar pada semester genap Tabel 1 Deskripsi pemahaman
mahasiswa terhadap laju reaksi
2016/2017. Instrumen penelitian
Nilai % Tingkat
berupa tes diagnostik two tier yang
Mahasiswa Pemahaman
terdiri dari 25 item soal. Instrumen 81 – 100 0 Sangat tinggi
61 – 80 38 Tinggi
penelitian mengadopsi hasil 41 – 60 46 Sedang
pengembangan Femintasari (2015) 21 – 40 0 Rendah
0 – 20 15 Sangat rendah
yang sudah teruji dan valid.
Data penelitian yang dikumpulkan Berdasarakan Tabel 1, diketahui
berupa jawaban mahasiswa terhadap bahwa sebagian besar mahasiswa
25 item soal two tier. Jawaban tingkat I memiliki pemahaman
mahasiswa ditabulasi dan dianalisis terhadap materi laju reaksi pada
secara deskriptif. Analisis deskriptif tingkat sedang dan tidak ditemukan
menjelaskan tingkat pemahaman dan yang berada pada tingkat sangat tinggi

Vol. 5, No. 2, Desember 2017 175


http://journal.uim.ac.id/index.php/wacanadidaktika
Wacana p-ISSN : 2337-9820
DidaktikaJurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains e-ISSN : 2579-8464

dan rendah. Hal ini menujukkan Konsep % Rata-rata


jawaban benar
bahwa pembelajaran yang telah efektif
dilakukan pada jenjang sebelumnya Orde reaksi 77
Persamaan laju 35
belum optimal. reaksi
Satuan tetapan 8
Penyajian konsep kimia di laju reaksi
sekolah pada umumnya melibatkan
representasi makroskopik dan Berdasarkan Tabel 2 diketahui
simbolik saja (Taber, 2013 dan Kelly bahwa pemahaman mahasiswa pada
et al., 2010:113), sedangkan konsep laju reaksi, pengaruh
representasi mikroskopik cenderung konsentrasi terhadap laju reaksi,
diabaikan. Hal tersebut berdampak pengaruh luas permukaan terhadap
pada tidak utuhnya pemahaman laju reaksi, dan teori tumbukan pada
mahasiswa, sehingga tidak ditemukan kategori sangat tinggi. Pemahaman
mahasiswa yang memiliki tingkat mahasiswa pada konsep orde reaksi
pemahaman sangat tinggi. pada kategori tinggi. Pemahaman
Hasil analisis terhadap jawaban mahasiswa pada konsep laju reaksi
mahasiswa diperoleh persentase rata- terhadap, pengaruh suhu terhadap laju
rata jawaban benar pada setiap konsep reaksi, dan pengaruh katalis terhadap
materi laju reaksi yang disajikan pada laju reaksi pada kategori sedang.
Tabel 2. Pemahaman mahasiswa pada konsep
Tabel 2. Persentase rata-rata jawaban teori tumbukan efektif dan persamaan
benar mahasiswa pada setiap konsep
laju reaksi pada kategori rendah.
Konsep % Rata-rata Pemahaman mahasiswa pada laju
jawaban benar
Laju reaksi 92 reaksi general dan satuan tetapan laju
Laju reaksi 54
reaksi pada kategori sangat rendah.
terhadap
Laju reaksi 4 Adanya pemahaman konsep yang
general
Pengaruh 96 berada pada kategori rendah dan
konsentrasi sangat rendah menunjukkan bahwa
Pengaruh suhu 50
Pengaruh luas 81 mahasiswa belum mampu
permukaan
Pengaruh katalis 54 mengkaitakan satu konsep dengan
Teori tumbukan 90 konsep yang lainnya. Vos & Pilot
Teori tumbukan 23

176 Vol. 5, No. 2, Desember 2017 Wijayadi, A.W (2017) Hal: 172-180
http://journal.uim.ac.id/index.php/wacanadidaktika
Wijayadi, A.W. (2017) Hal: 172-180
Menggali Pemahaman Awal Mahasiswa Tingkat I Pada Materi Laju Reaksi Menggunakan
Instrumen Two Tier

(1994:743) menyatakan bahwa pengaruh faktor-faktor yang


konsep-konsep kimia mempunyai mempengaruhi laju reaksi dengan
hubungan yang sangat kuat. Konsep teori tumbukan, namun tidak dengan
laju general berhubungan erat dengan teori tumbukan efektif. Adanya
konsep laju reaksi terhadap. pengaruh faktor-faktor yang
Mahasiswa hanya mampu mempengaruhi laju reaksi
menjelaskan konsep laju reaksi menyebabkan peluang terjadinya
terhadap dengan baik, namun tidak tumbukan semakin besar sehingga
dapat menjelaskan konsep laju peluang terjadinya reaksi juga
general. Hal yang sama juga terlihat semakin besar. Mahasiswa kurang
pada konsep orde reaksi, persamaan memahami bahwa suatu reaksi kimia
laju reaksi, dan tetapan laju reaksi. dapat berlangsung jika terjadi
Ketiga konsep saling berkaitan, namun tumbukan yang efektif.
mahasiswa hanya mampu menentukan
orde reaksi dan menuliskan persamaan Kesalahan konsep laju reaksi
laju reaksi, namun tidak mampu Kesalahan-kesalahan konsep pada
menentukan satuan tetapan laju reaksi. materi laju reaksi yang dapat
Mahasiswa memiliki kemampuan diidentifikasi oleh instrumen two tier
yang baik ketika menghubungkan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Kesalahan konsep yang diidentifikasi oleh instrumen two tier
Konsep Kesalahan konsep % mahasiswa
Katalis meningkatkan energi aktivasi sehingga
Pengaruh katalis 7,69
meningkatkan laju reaksi
Orde reaksi reaktan ditentukan dari koefisien
Orde reaksi reaktan pada kondisi persamaan reaksi telah 7,69
setara
Persamaan laju reaksi berbanding lurus dengan
Persamaan laju
konsentrasi reaktan dipangkatkan koefisien 7,69
reaksi
masing-masing
Satuan tetapan laju reaksi adalah M/detik karena
Tetapan laju menyatakan perubahan konsentrasi tiap satuan 92,31
reaksi waktu

Mahasiswa sebanyak 7,69% meningkatkan laju reaksi. Kesalahan


menganggap bahwa katalis konsep ini juga ditemukan pada
meningkatkan energi aktivasi sehingga penelitian Cakmakcı (2005) dan

Vol. 5, No. 2, Desember 2017 177


http://journal.uim.ac.id/index.php/wacanadidaktika
Wacana p-ISSN : 2337-9820
DidaktikaJurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains e-ISSN : 2579-8464

Femintasari (2015). Kesalahan konsep pada kondisi persamaan reaksi telah


ini diduga terjadi karena mahasiswa setara, akan tetapi ditentukan melalui
menganggap energi aktivasi adalah eksperimen (Mc Murry & Fay, 2003).
energi yang dimiliki oleh reaktan Mahasiswa sebanyak 7,69%
untuk melakukan reaksi kimia, memiliki pemahaman bahwa
semakin tinggi energi aktivasinya persamaan laju reaksi berbanding
maka semakin besar peluang lurus dengan konsentrasi reaktan
terjadinya reaksi kimia sehingga laju dipangkatkan koefisien masing-
reaksinya menjadi semakin cepat. masing. Kesalahan konsep ini diduga
Pemahaman ini berbeda dengan terjadi akibat pemahaman mahasiswa
pemahaman yang disepakati yang salah mengenai orde reaksi,
masyarakat ilmiah bahwa penambahan sehingga berdampak pada konsep
katalis menyebabkan energi aktivasi persamaan laju reaksi. Pemahaman
menjadi rendah, sehingga laju reaksi yang benar seharusnya persamaan laju
menjadi semakin cepat (Mc Murry & reaksi berbanding lurus dengan
Fay, 2003). konsentrasi reaktan dipangkatkan
Mahasiswa sebanyak 7,69% dengan orde reaksinya (Mc Murry &
menganggap bahwa orde reaksi Fay, 2003).
reaktan ditentukan dari koefisien Mahasiswa sebanyak 92,31%
reaktan pada kondisi persamaan reaksi menganggap bahwa satuan tetapan
telah setara. Kesalahan konsep ini laju reaksi adalah M/detik karena
diduga disebabkan oleh adanya menyatakan perubahan konsentrasi
anggapan bahwa laju reaksi tiap satuan waktu. Mahasiswa
berbanding lurus dengan konsentrasi menganggap tetapan laju reaksi
reaktan, sehingga besarnya orde reaksi sebagai perubahan konsentrasi reaktan
reaktan ditentukkan oleh koefisiennya tiap satuan waktu. Kesalahan konsep
pada kondisi persamaan reaksi telah ini diduga terjadi karena mahasiswa
setara. Pemahaman yang benar tidak memahami makna tetapan laju
seharusnya orde reaksi tidak reaksi dan menganggap tetapan laju
berhubungan dengan koefisien reaktan reaksi sama dengan laju reaksi.

178 Vol. 5, No. 2, Desember 2017 Wijayadi, A.W (2017) Hal: 172-180
http://journal.uim.ac.id/index.php/wacanadidaktika
Wijayadi, A.W. (2017) Hal: 172-180
Menggali Pemahaman Awal Mahasiswa Tingkat I Pada Materi Laju Reaksi Menggunakan
Instrumen Two Tier

Pemahaman tersebut berbeda dengan meningkatkan pemahaman mahasiswa


yang disepakati oleh masyarakat pada materi laju reaksi.
ilmiah, bahwa tetapan laju reaksi
merupakan konstanta kesebandingan Daftar Pustaka
(proporsionalitas) antara laju reaksi Bayrak. 2013. Using Two-Tier Test to
Identify Primary Students’
dan konsentrasi reaktan (Chang,
Conceptual Understanding and
2003:34). Alternative Conceptions in
Acid Base. Mevlana
International Journal of
PENUTUP Education. 3(2), 19-26.
Pemahaman mahasiswa tingkat I
Cakmaci, G., Donnelly, J., & Leach,
pada materi laju reaksi masih J., 2003. A Cross-sectional
study of The Understanding of
tergolong sedang. Kesalahan konsep
The Relationships Between
yang dialami oleh mahasiswa tingkat I Concentration and Reaction
Rate Among Turkish
yaitu katalis meningkatkan energi
Secondary and Undergraduate
aktivasi sehingga meningkatkan laju Students. European Science
Education Research
reaksi, orde reaksi reaktan ditentukan
Association (ESERA)
dari koefisien reaktan pada kondisi Conference.
persamaan reaksi telah setara,
Chandrasegaran, A. L., Treagust, D.
persamaan laju reaksi berbanding F., & Mocerino, M. 2007. The
Development of A Two-Tier
lurus dengan konsentrasi reaktan
Multiple-Choice Diagnostic
dipangkatkan koefisien masing- Instrument for Evaluating
Secondary School Students’
masing, dan satuan tetapan laju reaksi
Ability to Describe and
adalah M/detik karena menyatakan Explain Chemical Reactions
Using Multiple Levels of
perubahan konsentrasi tiap satuan
Representation. Chemistry
waktu. Education Research and
Practice, 8 (3): 293-307.
Implikasi dari penelitian ini
adalah perlunya dirancang strategi Chang, R. 2003. Kimia Dasar:
Konsep-Konsep Inti Edisi
pembelajaran kimia yang tepat untuk
Ketiga Jilid 1. Terjemahan
memperbaiki kesalahan konsep dan oleh Muhammad Abdulkadir
M, dkk. 2005. Jakarta:
Erlangga.

Vol. 5, No. 2, Desember 2017 179


http://journal.uim.ac.id/index.php/wacanadidaktika
Wacana p-ISSN : 2337-9820
DidaktikaJurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains e-ISSN : 2579-8464

Dindar, A.C. & Geban, O. 2011. Taber, K.S. 2013. Revisiting the
Development of A Three Tier Chemistry Triplet: Drawing
Test to Assess High School Upon the Nature of Chemical
Students’ Understanding of Knowledge and the
Acids and Bases. Procedia Psychology of Learning to
Social and Behavioral Inform Chemistry Education.
Sciences, 15(2011): 600-604. The Royal Society of
Chemistry.
Femintasari, V. 2015. Keefektifan Tes
Pilihan Ganda Dua Tingkat Tasker, R & Dalton, R. 2006.
(Two-Tier Multiple Choice Research Into Practice:
Test) untuk Analisis Kesalahan Visualisation of The Moleculer
Konsep Siswa dengan World Using Animations.
Kemampuan Berpikir Ilmiah Chemistry Education Research
Berbeda Kelas XI IPA SMA and Practice, 7(2):141-159.
Negeri 1 Lawang pada Materi
Laju Reaksi. Tesis tidak McMurry, J & Fay, R.C. 2003.
diterbitkan. Malang: Chemistry Fourth Edition.
Pascasarjana Universitas New Jersey: Prentice Hall.
Negeri Malang.
Nakleh, M.B. 1992. Why Some
Kelly, R.M., Barrera, J.H., & Students Don’t Learn
Mohamed, S.C. 2010. An Chemistry. Journal of
Analysis of Undergraduate Chemical Education,
General Chemistry Students’ 59(3):191-194.
Misconceptions of the
Submicroscopic Level of Vos, W. & Pilot, A. 2001. Acids and
Precipitation Reactions. Bases in Layers: The Stratal
Journal of Chemical Structure of an Ancient Topic.
Education, 87(1):113-118. Journal of Chemical
Education. 78(2): 494-498.

180 Vol. 5, No. 2, Desember 2017 Wijayadi, A.W (2017) Hal: 172-180
http://journal.uim.ac.id/index.php/wacanadidaktika

Anda mungkin juga menyukai