id
oleh
ADIMAS BANJAR
M0107019
SKRIPSI
ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
n−k
dengan dk adalah koefisien tertinggi untuk setiap λ⊗ .
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Adimas Banjar. 2012. CHARACTERISTIC EQUATION ON MAX PLUS
ALGEBRAIC MATRICES Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sebelas
Maret University.
⊗n−k
where dk are the highest coefficient from λ
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
oleh
ADIMAS BANJAR
M0107019
SKRIPSI
ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SKRIPSI
PERSAMAAN KARAKTERISTIK SUATU MATRIKS DALAM
ALJABAR MAX-PLUS
dibimbing oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Disahkan oleh
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
commitPh.D
Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc.(Hons) to user Irwan Susanto, S.Si, DEA
NIP. 19610223 198601 1 001 NIP. 19710511 199512 1 001
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTO
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
n−k
dengan dk adalah koefisien tertinggi untuk setiap λ⊗ .
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Adimas Banjar. 2012. CHARACTERISTIC EQUATION ON MAX PLUS
ALGEBRAIC MATRICES Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sebelas
Maret University.
⊗n−k
where dk are the highest coefficient from λ
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
kedua orang tuaku Bapak Haryono dan Ibu Indrasti Nur Rahayu atas
pengorbanan, do’a, bimbingan, dan dukungannya kepadaku
Mbak Enya dan Mas Omman yang selalu menyemangati dan memberikanku
motivasi,
adik-adikku Zulva, Aziza, Ayyub, Wi’am, Kun-Kun, Wicak, dan Wibi yang
telah memberikanku semangat.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Aljabar max-plus adalah salah satu dari idempotent semi-field yang memi-
liki banyak kegunaan di berbagai bidang matematika. Aljabar max-plus mulai
dikenal karena strukturnya yang mirip dengan aljabar konvensional. Banyak
penelitian yang menjelaskan tentang ekuivalensi teorema dalam aljabar linear
konvensional di aljabar max-plus. Satu yang menarik perhatian penulis adalah
karya Schutter dan Moor yang membahas tentang persamaan karakteristik su-
atu matriks dalam aljabar max-plus. Oleh karena itu, penulis bertujuan untuk
mengkaji ulang hasil penelitian tersebut.
Skripsi ini dibagi menjadi 5 bagian. Bab 1 berisikan latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian ini. Pada bab 2 di-
paparkan tentang penelitian-penelitian yang mendahului dan teori-teori penun-
jang sebagai dasar penulisan. Kemudian, langkah-langkah penelitian dirangkum
dalam metodologi penelitian yang dipaparkan pada bab 3. Pada bab 4 diuraikan
tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Terakhir, bab 5 berisikan ten-
tang kesimpulan dan saran.
Skripsi ini tidak dapat selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.
Penulis mengucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Siswanto, M.Si. dan
Ibu Dra. Respatiwulan, M.Si. sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II atas
bimbingannya selama penulisan skripsi ini. Tak lupa, penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Nugroho, Gery, Adi, Agus, Ika, dan Hokki yang senanti-
asa memberikan dukungan, kritik, dan saran kepada penulis. Penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat.
commit to user
Penulis
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
MOTO . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
ABSTRACT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
PERSEMBAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . x
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.4 Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
II LANDASAN TEORI 3
2.1 Tinjauan Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.2 Teori-Teori Penunjang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.2.1 Sistem Persamaan Linear dan Matriks . . . . . . . . . . . 5
2.2.2 Determinan Matriks . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.2.3 Persamaan Karakteristik Suatu Matriks . . . . . . . . . . 7
2.2.4 Aljabar Max-Plus .commit
. . . .to. user
. . . . . . . . . . . . . . . . . 8
2.2.5 Matriks dalam Aljabar max-plus . . . . . . . . . . . . . . . 11
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV PEMBAHASAN 14
4.1 Persamaan Karakteristik Suatu Matriks dalam Aljabar max-plus . 14
4.2 Contoh Kasus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
V PENUTUP 21
5.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
5.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
DAFTAR PUSTAKA 22
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bab I
PENDAHULUAN
Sistem kejadian diskrit (skd) adalah nama klasifikasi masalah sistem den-
gan sumber daya terbatas yang digunakan oleh beberapa pengguna demi men-
capai tujuan bersama. Contoh-contoh masalah skd antara lain adalah jaringan
transportasi, jaringan telekomunikasi, sistem antrian dengan kapasitas berhingga,
sistem produksi, dan berbagai masalah dengan sumber daya yang terbatas [10].
Dari masalah skd dapat dibentuk model matematika yang biasanya berbentuk
sistem persamaan non-linear. Mencari penyelesaian sistem persamaan non-linear
dengan metode penyelesaian sistem dinamik tidaklah mudah. Dalam perkemban-
gannya, menurut Schutter dan Boom [12] jika digunakan aljabar max-plus untuk
mempelajari sifat skd, maka diperoleh suatu model berbentuk sistem persamaan
linear. Masalah skd akan lebih mudah diselesiakan jika model berbentuk sistem
yang linear.
Skd merupakan sistem yang komponennya bekerja dalam suatu siklus, kare-
na tiap komponen harus menunggu hasil dari komponen lain yang berada dalam
sistem tersebut untuk bekerja. Muncul masalah bagaimana cara mengatur sis-
tem agar seluruh komponennya dapat memulai siklus bersamaan. Nilai eigen
mendeskripsikan waktu maksimal yang diperlukan satu komponen dalam sistem
untuk menyelesaikan kerjanya [5]. Mencari nilai eigen dalam aljabar max-plus
yang diperoleh dari model adalah cara menyelesaikan permasalahan tersebut [3].
Menurut Anton [1] jika A adalah suatu matriks berukuran n × n, maka nilai
eigen λ dapat diperoleh dengan mencari akar-akar yang tidak nol dari persamaan
commit to user
det(λI − A) = 0. Persamaan tersebut disebut sebagai persamaan karakteristik
dari A.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bab II
LANDASAN TEORI
Bab kedua skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama dije-
laskan mengenai tinjauan pustaka penelitian-penelitian yang dilaksanakan dan
digunakan sebagai dasar dilaksanakannya penelitian ini. Pada bagian kedua di-
jelaskan mengenai teori-teori penunjang yang meliputi definisi-definisi yang di-
gunakan dalam pembahasan selanjutnya. Setelah dijelaskan mengenai landasan
teori yang digunakan, pada bagian terakhir bab ini dibangun alur pemikiran
dalam penulisan skripsi ini yang dijelaskan dalam kerangka pemikiran.
Aljabar max-plus adalah salah satu jenis dari idempotent semi-field. Jenis
idempotent semi-field yang lain adalah aljabar min-plus. Operasi penjumlah-
an dalam himpunan tersebut adalah operasi minimum dengan elemen identitas
∞ [7]. Aljabar max-plus diperkenalkan oleh Klene pada papernya yang memba-
has tentang jaringan syaraf dan automata di tahun 1956 [8]. Dalam perkemban-
gannya, diketahui bahwa aljabar max-plus juga dapat digunakan untuk memo-
delkan, menganalisis, dan mengontrol beberapa subkelas sistem kejadian diskrit
(skd) [12]. Beberapa contoh skd tersebut adalah jaringan telekomunikasi, sistem
kontrol lalu lintas, sistem logistik, sistem transportasi, jaringan komputer, dan
sebagainya.
Karakteristik yang paling menonjol dari skd adalah dinamisasi sistem yang
berdasarkan atas kejadian. Kejadian adalah keadaan dari dimulainya hingga
berakhirnya suatu aktivitas. Misalkan dalam suatu proses produksi, kejadian
commit to user
yang dapat terjadi antara lain adalah input, proses, dan output. Diasumsikan
bahwa jika satu kejadian selesai, maka kejadian selanjutnya akan langsung terjadi
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dua definisi yang berhubungan dengan sistem persamaan linear berikut diambil
dari Lipschutz [9].
Definisi 2.2.1 (Definisi Persamaan Linear). Bentuk umum dari suatu persamaan
linear dengan variabel bebas x1 , x2 , . . . , xn adalah
a1 x1 + a2 x2 + · · · + an xn = b,
Definisi 2.2.2 (Definisi Sistem Persamaan Linear). Bentuk umum dari suatu
sistem persamaan linear dengan variabel bebas x1 , x2 , . . . , xn adalah
commit to
Sistem (2.1) dapat dibentuk menjadi userbentuk barisan angka yang dise-
suatu
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dapat dilihat bahwa setiap baris dari M berkorespodensi dengan setiap per-
samaan dari sistem. Sedangkan, setiap kolom dalam sistem berkorespodensi den-
gan setiap variabel dari sistem, kecuali kolom terakhir yang berkorespodensi den-
gan konstanta dari sistem. Barisan angka tersebut biasa disebut sebagai matriks
dan berikut adalah definisi matriks.
Definisi 2.2.3 (Lipschutz [9]). Jika A adalah suatu barisan angka berbentuk
persegi empat sebagai berikut
a a12 · · · a1n
11
a21 a22 · · · a2n
A=
.. .. .. ..
,
. . . .
am1 am2 · · · amn
maka barisan A disebut sebagai matriks. Matriks tersebut dapat dituliskan se-
bagai A = (aij ) dengan i = 1, . . . , m, j = 1, . . . , n.
Ukuran dari suatu matriks ditentukan dari jumlah baris dan kolomnya. Se-
bagai contoh jika suatu matriks memiliki tiga baris dan dua kolom, maka ukuran
dari matriks tersebut adalah 3 × 2. Matriks dengan ukuran m × n disebut sebagai
matriks m × n.
Menurut Anton [1], determinan adalah suatu fungsi yang bernilai real dari suatu
matriks persegi berukuran n misal A = (aij ) dan dinotasikan sebagai det(A) atau
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
|A| atau
a11 a12 · · · a1n
a21 a22 · · · a2n
.. .. .. .. .
. . . .
an1 an2 · · · ann
Misal terdapat suatu matriks A = (aij ) dengan i = 1, 2, . . . , n dan j =
1, 2, . . . , n, akan dibentuk suatu produk perkalian yang diambil dari n elemen
dari A. Dari masing-masing kolom dari matriks A diambil satu elemen. Selain
berasal dari kolom yang berbeda, elemen tersebut harus berasala dari baris yang
berbeda pula, sehingga hasil perkalian n elemen tersebut dapat dituliskan sebagai
Definisi 2.2.4. Determinan dari A = (aij ) yang dinotasikan sebagai det(A) atau
|A| adalah suatu jumlahan seluruh hasil permutasi dari Sn dan dikalikan dengan
sgn σ, yaitu
X
|A| = (sgn σ)a1σ(1) a2σ(2) · · · anσ(n) .
σ∈Sn
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dituliskan sebagai
λ − a11 −a12 · · · −a1n
−a21 λ − a22 · · · −a2n
λIn − A =
.. .. .. ..
.
. . . .
−an1 −an2 · · · λ − ann
∆A (λ) = det(λIn − A) = 0.
Pada bagian ini dijelaskan lebih lanjut mengenai struktur, sifat-sifat, dan beber-
apa operasi dasar dalam aljabar max-plus. Dalam penelitiannya, Bacelli [2] dan
Siswanto [13] telah membahas beberapa definisi yang berkaitan dengan struktur
aljabar max-plus.
Definisi 2.2.6 (Definisi Grup). Grup (G, ∗) adalah himpunan G bersama dengan
operasi biner (∗), yang memiliki sifat asosiatif, elemen identitas, dan elemen
invers.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a ⊕ b = max(a, b) a ⊗ b = a + b.
3 ⊕ 2 = max(3, 2) = 3 = max(2, 3) = 2 ⊕ 3,
1. assosiatif x ⊕ (y ⊕ z) = (x ⊕ y) ⊕ z dan x ⊗ (y ⊗ z) = (x ⊗ y) ⊗ z,
2. komutatif x ⊕ y = y ⊕ x dan x ⊗ y = y ⊗ x,
3. distributif x⊗(y ⊕z) = (x⊗y) ⊕(x⊗z) dan (x⊕y) ⊗z = (x⊗z) ⊕(y ⊗z)
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Aljabar max-plus juga dikenal sebagai aljabar dari fungsi dengan pertum-
buhan asiptotik dalam aljabar konvensional. Untuk memperjelas hal tersebut,
diberikan definisi dan lema berikut.
Definisi 2.2.10. Jika p : (0, ∞) → (0, ∞) dan u ∈ (−∞, ∞), maka didefinisikan
p ≍ esu yang berarti lims→∞ s−1 ln(p) = u.
Lema 2.2.2. Jika f ≍ esa dan g ≍ esb dengan a, b ∈ [−∞, ∞), maka
Karena s−1 ln max(esa , esb ) = max(a, b), dan dengan menggunakan teorema apit,
diperoleh bahwa
lim s−1 ln(f + g) = max(a, b) = a ⊕ b.
s→∞
Jika Definisi 2.2.10 dan Lema 2.2.2 digunakan pada fungsi eksponensial esa
dan esb akan diperoleh operasi ⊕ dan ⊗ sebagai berikut
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
punan tersebut dapat dituliskan sebagai
a a12 ··· a1n
11
a
a a22 ··· a2n
Rmax =
m×n 21
∈ Rmax
. .. .. .. ij .
.. . . .
am2 · · · amn
am1
M
k
[A ⊗ B]il = (aij ⊗ bjl ) = max (aij + bjl ).
j∈{1,2,...}
j=1
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A⊗A⊗{z. . . ⊗ A} .
A⊗k = |
k kali
dengan
[α ⊗ A]ij = α ⊗ [A]ij .
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bab III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah ka-
jian pustaka, yaitu dengan mengumpulkan berbagai referensi buku, skripsi, jur-
nal, maupun informasi dari halaman websites mengenai struktur aljabar, aljabar
max-plus, sifat-sifat aljabar linear, dan sistem persamaan linear aljabar max-plus.
Dari metode tersebut, diharapkan dapat dikaji ulang bagaimana penentuan per-
samaan karakteristik dari suatu matriks dalam aljabar max-plus dan kemudian
memberikan contoh penerapannya dalam contoh kasus.
Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini.
4. memberikan contoh kasus berupa model dari jalur kereta api sederhana
yang diambil dari Vries [14].
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bab IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini diberikan hasil studi dan pembahasan. Bab ini terdiri dari dua
bagian. Pada bagian pertama akan dijelaskan tentang bagaimana cara mengkons-
truksikan persamaan karakteristik suatu matriks dalam aljabar max-plus. Kemu-
dian, akan diberikan contoh kasus tentang jaringan kereta api sederhana pada
bagian yang kedua.
P
untuk ck = (−1)k k
σ∈Cn det(Aσσ ) dengan Cnk adalah himpunan dari seluruh sub-
himpunan k elemen dari himpunan {1, 2, . . . , n}. Karena dalam aljabar max-plus
tidak didefinisikan operasi pengurangan, koefisien ck λn−k dari persamaan (4.1)
yang bertanda negatif dipindahkan ke ruas kanan. Sifat-sifat dari permutasi di-
gunakan untuk memisahkan antara koefisien ck λn−k yang bernilai positif.
Digunakan pendekatan melalui fungsi eksponensial, yaitu matriks esA
commit to user
untuk menentukan analogi persamaan karakteristik dalam aljabar max-plus. Jika
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
P
dengan γk (s) = (−1)k k
σ∈Cn det(esAσσ ).
Didefinisikan Γk = {ζ : ∃{i1 , i2 , . . . , ik } ∈ Cnk , ∃ρ ∈ Pk sedemikian se-
P
hingga ζ = kr=1 air iρ (r) } untuk k = 1, 2, . . . , n dengan Pn adalah himpunan selu-
ruh permutasi σ : {1, 2, . . . , n} → {1, 2, . . . , n}. Nilai Γk merupakan himpunan
pangkat dari esζ yang terjadi pada γk (s). Jika didefinisikan Ik (ζ) adalah koefisien
dari esζ untuk setiap ζ ∈ Γk dengan k ∈ 1, 2, . . . , n, maka Ik (ζ) = Ike (ζ) − Iko (ζ)
dengan
1. Ike (ζ) adalah nilai dari ρ ∈ Pke sedemikian sehingga {i1 , i2 , . . . , in } ∈ Cnk dan
P
ζ = kr air iρ (r) ,
2. Iko (ζ) adalah nilai dari ρ ∈ Pko sedemikian sehingga {i1 , i2 , . . . , in } ∈ Cnk dan
P
ζ = kr air iρ (r) ,
untuk Pne sebagai permutasi genap dan Pno sebagai permutasi ganjil.
Nilai Ik (ζ) disubstitusikan pada γk (s) dan diperoleh
X
γk (s) = (−1)k Ik (s)esζ . (4.3)
ζ∈Γk
Kemudian didefinisikan nilai koefisien dari γk (s) sebagai γ¯k (s) = (−1)k Ik (dk )
untuk k = 1, 2, . . . , n. Misal ℓ = {k : γ¯k (s) > 0} dan = {k : γ¯k (s) < 0}, agar
dapat memisahkan koefisien yang positif dengan negatif. Sebagai contoh untuk
commit to user
setiap ζ ∈ Γ1 = {aii : i = 1, 2, . . . , n} diketahui bahwa I1o (ζ) = 0 dan I1e (ζ) > 0.
Hal ini menyebabkan I1 (d1 ) > 0 sehingga γ¯1 < 0 yang berarti 1 ∈ . Sejalan
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan Γ1 seluruh γk (s) dengan γ¯k (s) < 0 atau k ∈ dipindah ke ruas kanan
agar tanda negatif dapat dihilangkan. Seluruh γk (s) dengan k ∈ dipindahkan
ke ruas kanan dan diperoleh
X X
λn + γ¯k (s)esdk λn−k = γ¯k (s)esdk λn−k . (4.4)
k∈ℓ k∈
Kasus berikut diambil dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh Vries et.
al [14]. Misalkan diketahui suatu jaringan rel kereta api sederhana seperti yang
dapat dilihat pada Gambar 4.1. Pada jaringan tersebut, terdapat rute kereta dari
P menuju ke S dan sebaliknya yang melewati stasiun Q. Selain itu terdapat rute
dari stasiun Q ke R dan sebaliknya. Pada stasiun Q kereta dari P dan S harus
mendahulukan kereta yang berjalan pada rute Q ke R dan sebaliknya.
commit to user
Waktu keberangkatan dari kereta ke-k pada rute i dinotasikan sebagai xi (k),
untuk i = 1, 2, . . . , n dengan n adalah jumlah rute yang berbeda pada jaringan.
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kereta ke-(k + 1) harus memenuhi beberapa kondisi untuk dapat berjalan pada
rute i. Kondisi pertama adalah kereta harus telah tiba di stasiun. Dianggap
bahwa kereta dari rute j akan melanjutkan perjalanan melewati rute i, sehingga
diperoleh kondisi berikut.
untuk l adalah himpunan seluruh rute sebelum i dengan ail adalah waktu tempuh
pada rute l ke i ditambah dengan waktu yang diperlukan penumpang untuk turun
dan naik dari kereta.
Diasumsikan bahwa kereta langsung berangkat jika seluruh kondisi telah
dipenuhi. Waktu keberangkatan kereta ke-(k + 1) pada rute i yang dituliskan
dalam aljabar max-plus adalah
M
xi (k + 1) = aij (k) ⊗ xj (k) ⊕ ail (k)xl (k).
l
Sehingga, model dari jaringan pada Gambar 4.1 dengan memperhatikan kondisi
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x1 (k + 1) = a2 (k) ⊗ x2 (k)
Jika waktu tempuh ai (k) deterministik dengan satuan waktu, maka perilaku
sistem x(k + 1) = A(k) ⊗ x(k) ditentukan oleh nilai eigen dalam aljabar max-
plus dari matriks A(k). Menurut Chung [5], nilai eigen adalah nilai besarnya
waktu maksimal yang diperlukan kereta untuk dapat melewati rute manapun
yang ada dalam jaringan tersebut. Dalam artikel ini hanya dibahas bagaimana
cara mencari persamaan karakteristik dari matriks A tersebut.
Jika dimisalkan a1 = 14, a2 = 17, a3 = 11, a4 = 9, maka nilai a1 , a2 , a3 , a4
disubstitusikan pada matriks (4.9) dan diperoleh matriks A berikut
ε 17 ε ε
ε ε 11 9
A=
.
14 ε 11 9
14 ε 11 ε
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jika nilai λ diganti dengan esλ dan digunakan Definisi 2.2.10 pada persamaan
(4.12), maka diperoleh
4 3 2
lim s−1 esλ = lim s−1 e11s esλ + e31s esλ + e42s esλ + e51s (4.12)
s→∞ s→∞
I1 (ε) = 1, I1 (11) = 1
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4 3 2
λ⊗ = 11 ⊗ λ⊗ ⊕ 31 ⊗ λ⊗ ⊕ 42 ⊗ λ ⊕ 51. (4.14)
Tampak bahwa persamaan (4.13) dan (4.14) sama. Sehingga terbukti bah-
wa dengan menggunakan det(λI − esA ) ataupun persamaan (4.6) diperoleh hasil
sama. Mencari persamaan karakteristik menggunakan det(λI − esA ) masih mem-
butuhkan penggunaan operasi (+) dan (×) pada aljabar konvensional, sehingga
tidak efektif. Sedangkan, pada persamaan (4.6) hanya menggunakan operasi
dalam aljabar max-plus.
Kemudian, nilai eigen dari matriks A dapat diperoleh dengan memfak-
torkan persamaan karakteristik tersebut. Dari nilai eigen yang diperoleh terse-
but, misalkan λ dapat diartikan bahwa kereta dalam jaringan tersebut dapat
diberangkatkan tiap λ satuan waktu.
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bab V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dengan
dk = max{ζ ∈ Γk : Ik (ζ) 6= 0}.
Nilai Γk adalah himpunan pangkat yang mungkin terjadi untuk setiap λ dan Ik (ζ)
adalah koefisien dari ζ ∈ Γk .
5.2 Saran
commit to user
21