Disusun Oleh
Kelompok 6
1.krismaningrum (C.0105.20.0
87)
1
KATA PENGANTAR
2
Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang
berjudul “TERAPI PERILAKU” tepat waktu.
Adapun maksud dilaksanakannya penyusunan makalah ini, tidak lain adalah untuk
memenuhi tugas Sistem Neurobehaviour. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
1. Bapak Windu Santoso, S.Kp.M.Kep, selaku Ketua STIKes Bina Sehat PPNIMojokerto
3. Ibu Lilik Ma’rifatul Azizah, MKes selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dalam
penyusunan makalah ini.
5. Orang tua yang memberi motivasi dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
6. Teman-teman senasib seperjuangan yang telah memberi dukungan baik secara moril dan
materiil.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak
yang memerlukannya pada masa yang akan datang serta untuk penyusunan makalah yang
selanjutnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
sekiranya para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga isi
makalah ini dapat lebih sempurna.
Penulis
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...............................................................................................i
DAFTARISI.............................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 RumusanMasalah.......................................................................................2
1.3 TujuanPenulisan.........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................3
BABII :PEMBAHASAN.......................................................................................4
2.1 DefinisiPerilaku.........................................................................................4
2.2 KarakteristikPerilaku.................................................................................4
2.3 Klasifikasi Perilaku....................................................................................5
2.4 DefinisiTerapiPerilaku...............................................................................6
2.5 Ciri Dan TujuanTerapiPerilaku..................................................................6
2.6 Kelebihan Dan KekuranganTerapiPerilaku...............................................7
2.7 Tahap-TahapTerapiPerilaku.......................................................................7
2.8 Pengalaman Klien DalamTerapi................................................................8
2.9 Teknik-Teknik TerapiPerilaku...................................................................8
2.10 Contoh KasusTerapiPerilaku.....................................................................12
3.1 Kesimpulan................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................13
DAFTARPUSTAKA..............................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Terapi perilaku (behavior therapy) dan pengubahan perilaku (behavior
modification) atau pendekatan perilaku dalam konseling dan psikoterapi, adalah salah
satu dari beberapa “revolusi” dalam dunia pengetahuan psikologi, khususnyakonseling
dan psikoterapi (Gunarsa, 1992:191). Revolusi-revolusi yang lain adalah psikoanalisis
dan pendekatan berpusat pada klien. Pendekatan perilaku dianggap sebagai salah satu
wujud revolusi dalam konseling dan psikoterapi karena ia mengembangkan teori dan
praktik terapi yang khas, yaitu memandang tingkah laku manusia dipandang sebagai
respon-respon terhadap stimuli tingkah laku merupakan hasil belajar, bukan determinan
sebagaimana pandangan psikoanalisis eksternal dan internal, dan karena itu tujuan
konseling adalah sedapat mungkin untuk memodifikasi koneksi-koneksi danmetode
stimulus-respon (S-R), jadi analog dengan psikologi eksperimental.
Pendekatan perilaku yang bersumber pada aliran Behaviorisme pada mulanya
tumbuh subur di Amerika dengan tokohnya yang terkenal ekstrim, yaitu John Broadus
Watson. Pendekatan ini menitikberatkan peranan lingkungan, peranan dunia luar sebagai
faktor penting di mana seseorang dipengaruhi, seseorang belajar. Aliran ini memandang
perkembangan seseorang sebagai “seorang tumbuh menjadi seperti apa yang terbentuk
oleh lingkungan”. Ulmann dan Krasner (1965) menunjukkan banyak bukti tentang
keefektifan pendekatan perilaku dengan menghimpun berbagai tulisan para ahli
pendekatan perilaku dalam buku Case Studies in Behavior Modification.
Sejarah pendekatan perilaku dalam konseling atau konseling behavioral
(Rosyidan, 1994:4-6) bermula pada Ivan Sechenov (1829-1905), bapak fisiologi Rusia.
Struktur hipotetiknya dikembangkan sekitar 1863, yang memandang fungsi-fungsi otak
sebagai pancaran refleks, yang mempunyai tiga komponen: input sensorik, proses, dan
“efferent-outflow”. Menurut Sechenov, semua tingkah laku terdiri atas respon-respon
kepada stimulasi-stimulasi, dengan interaksi-interaksi dari rangsangan dan hambatan
yang beroperasi pada bagian sentral dari pancaran refleks. Dengan menggunakan model
ini, Pavlov (1849-1936) memulai serangkaian eksperimen klasik di mana respon-respon
air liur pada anjing dirangsang dengan berbagai stimuli. Pada eksperimen ini ia
mendemonstrasikan banyak fenomena yang kemudian diperluas kepada semua tipe
belajar. Penterjemahan karya Pavlov ke dalam bahasa Inggris tahun 1927 mendorong
pengambilalihan pendekatan behavioristik dalam mempelajari psikologi di Amerika
Serikat, dan kemudian dikenal sebagai kondisional klasik (classical conditioning).
Implikasi teori Pavlov dalam konseling adalah perilaku konseli dapat dilatih dengan
menggunakan koneksi antara stimulus dengan respon, perilaku yang tidak dikehendaki
dilatih menjadi perilaku yang dikehendaki.
1.2 RumusanMasalah
1.2.1 Apa definisiperilaku?
1.2.2 Bagaimana karakteristikperilaku?
1.2.3 Bagaimana klasifikasiperilaku?
1.2.4 Apa definisi terapiperilaku?
1.2.5 Apa ciri dan tujuan terapiperilaku?
1.2.6 Apa kelebihan dan kekurangan terapi perilaku?
1.2.7 Apa tahap-tahap terapiperilaku?
1.2.8 Bagaimana pengalaman klien dalamterapi?
1.2.9 Apa saja teknik-teknik terapiperilaku?
1.2.10 Bagaimana contoh kasus terapi perilaku?
1.3 TujuanMasalah
1.3.1 Untuk mengetahui definisiperilaku.
1.3.2 Untuk mengetahui karakteristikperilaku.
1.3.3 Untuk mengetahui klasifikasiperilaku.
1.3.4 Untuk mengetahui definisi terapiperilaku.
1.3.5 Untuk mengetahui ciri dan tujuan terapiperilaku.
1.3.6 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan terapiperilaku.
1.3.7 Untuk mengetahui tahap-tahap terapi perilaku.
1.3.8 Untuk mengetahui pengalaman klien dalamterapi.
1.3.9 Untuk mengetahui teknik-teknik terapiperilaku.
1.3.10 Untuk mengetahui contoh kasus terapiperilaku
1.4 ManfaatPenulisan
1.4.1 Bagi pembaca, agar dapat mengetahui definisi , ciri dan tujuan serta isi dari terapi
perilaku.
1.4.2 Bagi penulis , agar memahami dan mengaplikasikan terapi perilaku pada pasien
Meningitis.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 DefinisiPerilaku
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan (Depdiknas, 2005). Dari pandangan biologis perilaku merupakan suatu
kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan.. Robert Kwick (1974),
menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang
dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. (dikutip dari Notoatmodjo, 2003).
Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus/ rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya organisme. Dan kemudian organisme tersebut merespon, maka
teori Skinner ini disebut “S-O-R” atau stimulus-organisme-respon.
Perilaku juga bisa dikatakan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap
lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni :
2.2 KarakteristikPerilaku
1. Perilaku adalah perkataan dan perbuatan individu. Jadi apa yang dikatakan dan
dilakukanoleh seseorang merupakan karakteristik dariperilakunya
2. Perilaku mempunyai satu atau lebih dimensi yang dapat diukur, yaitu : frekuensi,
durasi,dan intensitas.
3. Perilaku dapat diobservasi, dijelaskan, dan direkam oleh orang lain atau orangyang
terlibat dalam perilaku tersebut..
4. Perilaku mempengaruhi lingkungan, lingkungan fisik atausosial.
5. Perilaku dipengaruhi oleh lingkungan (lawful)
6. Perilaku bisa tampak atau tidak tampak. Perilaku yang tampak bisa diobservasi oleh
oranglain, sedangkan perilaku yang tidak tampak merupakan kejadian atau hal pribadi
yang hanya bisa dirasakan oleh individu itu sendiri atau individu lain yang terlibat
dalam perilakutersebut.
2.3 KlasifikasiPerilaku
Menurut Skinner (1938), dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus maka perilaku
dapat dibedakan menjadi duayaitu:
a. Perilakutertutup
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup.
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut dan belum dapat diamati secara jelas.
b. Perilakuterbuka
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek
yang dengan mudah dapat diamati atau dengan mudah dipelajari.
Kelebihan:
1. Pembuatan tujuan terapi antara terapis dan klien di awal sesi terapi dan hal itu
dijadikan acuan keberhasilan prosesterapi.
Kekurangan:
3. Bersifatmanipulatif,
4. Mengabaikan hubungan antar pribadi
2.7 Tahap-Tahap TerapiPerilaku
Proses terapi ini adalah proses belajar, terapis membantu terjadinya proses belajar
tersebut, dengan cara mendorong klien untuk mengemukakan keadaan yang benar-benar
dialaminya. Terapi ini memiliki empat tahap dalam prosesnya, yaitu:
1. Melakukan Pengkajian(assessment)
3. Implementasiteknik
4. Evaluasi danpengakhiran
Salah satu sumbangan yang unik dari terapi tingkah laku adalah suatu sistem
prosedur yang ditentukan dengan baik yang digunakan oleh terapis dalam hubungan
dengan peran yang juga ditentukan dengan baik. Suatu aspek yang penting dari peran
klien dalam terapi tingkah laku adalah, klien didorong untuk bereksperimenkan dengan
tingkah laku baru dengan maksud memperluas perbendaharaan tingkah laku adaptifnya.
Terapi ini klien harus berani mengambil resiko. Bahwa masalah-masalah kehidupan
nyata harus dipecahkan dengan tingkah laku baru diluar terapi. Keberhasilan dan
kegagalan usaha-usaha menjalankan tingkah laku baru adalah bagian yang vital dari
perjalanan terapi.
2. Kondisioningoperan
Prosedur:
Cara Terapinya:
5. TerapiAversi
Efek-efek samping:
1. Emosional tambahan seperti tingkah laku yang tidak diinginkan yang dihukum
boleh jadi akan ditekan hanya apabila penghukumhadir.
2. Jika tidak ada tingkah laku yang menjadi alternatif bagi tingkah laku yang
dihukum, maka individu ada kemungkinan menarik diri secaraberlebihan,
3. Pengaruh hukuman boleh jadi digeneralisasikan kepada tingkah laku lain yang
berkaitan dengan tingkah laku yang dihukum, Misal : Seorang anak yang
dihukum karena kegagalannya di sekolah boleh jadi akan membenci semua
pelajaran, sekolah, semua guru, dan barangkali bahkan membenci belajar pada
umumnya.
Terhadap dua konsep yang berbeda yang digunakan dalam modeling ini,
yakni antara coping dan mastery model menampilkan perilaku ideal, contohnya
bagaimana menangani ketakutan. Sebaliknya, coping model pada dasarnya
menampilkan bagaimana ia tidak merasa takut untuk menghadapi hal yang semula
menakutkan.
2.10 Contohkasus
Ny.Z, berusia 45 tahun, seorang Ibu rumah tangga. Ia masuk rumah sakit 1
minggu yang lalu. Ny.Z mengeluh sakit kepala hebat, muntah, dan nyeri otot
sebelum masuk rumah sakit. Keluarga mengatakan bahwa Ny.Z sering merasa
sakit kepala dan mata terasa nyeri bila terkena cahaya yang terang. Akibatnya,
Ny.Z tidak mau kalau kamarnya dibuka, ia juga marah dan akhirnya menangis
karena merasakan nyeri. Saat kejadian itu, Ny. Z merasa cemas, mudah marah dan
cepat tersinggung . Setelah diperiksa dokter dan dilakukan CT Scan, diagnosa
medis Ny.Z adalah Meningitis. Dokter menyarankan pasien untuk dilakukan
pemberian obat dan terapi. Saat ini kondisi pasien sangat melemah, harga diri dan
kepercayaan diri rendah dan tidak semangat melakukan terapi. Setelah dikaji
ternyata kehidupan sehari-harinya rajin beribadah dan menjadi ibu rumah tangga
yang baik.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi perilaku (Behaviour therapy, behavior modification) adalah pendekatan
untuk psikoterapi yang didasari oleh Teori Belajar (learning theory) yang bertujuan untuk
menyembuhkan psikopatologi seperti depresi, gangguan kecemasan, fobia dengan
memakai teknik yang didesain menguatkan kembali perilaku yang diinginkan dan
menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyarankan bahwa terapi modalitas itu
penting karena bisa membantu proses penyembuhan dan mengurangi keluhan yang
dialami oleh klien, selain itu juga menjadi suatu pencegahan saat penderita telah di
diagnosa awal tentang penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Corey, G. 2009. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
https://namiho.wordpress.com/2013/04/29/terapi-behavior/
https://nurainiajeeng.wordpress.com/2013/04/30/behavior-theraphy/
http://fenisha.blogspot.co.id/2013_04_01_archive.html