Buku 5 Pengembangan Desa Rev
Buku 5 Pengembangan Desa Rev
DESA
PENGEMBANGAN
DESA
November 2015
Diterbitakan Oleh :
Bagian 1
Desa Mandiri, Desa Membangun 1
Bagian 2
Badan Usaha Milik Desa :
Spirit Usaha Kolektif Desa 17
Bagian 3
Kerja Sama Desa :
Mengembangkan Jaringan Sosial
Dan Kemitraan 29
Direktur Jenderal
Desa Mandiri,
Desa Membangun
PP No. 47/2015,
PP No. 22/2015.
ASAS UTAMA Desentralisasi-resid- Rekognisi-subsidiaritas
ualitas
KEDUDUKAN Sebagai organisasi Sebagai pemerintahan mas-
pemerintahan yang yarakat, campuran antara mas-
berada dalam sistem yarakat yang berpemerintahan
pemerintahan Kabu- (self governing community) dan
paten/Kota (local state pemerintahan lokal (local state
government) government).
POSISI DAN PER- Kabupaten/Kota mem- Kabupaten/Kota mempunyai
AN KABUPATEN/ punyai kewenangan kewenangan yang terbatas
KOTA yang besar dan luas dan strategis dalam mengatur
dalam mengatur dan dan mengurus Desa; termasuk
mengurus Desa mengatur dan mengurus bidang
urusan Desa yang tidak perlu
ditangani langsung oleh Pusat.
DELIVERY KE- Target Mandat
WENANGAN DAN
PROGRAM
POLITIK TEMPAT Desa sebagai lokasi Desa sebagai arena bagi orang
proyek dari Pemerin- Desa untuk menyelenggarakan
tah Daerah/Pemerin- pemerintahan, pembangunan,
tah Pusat pemberdayaan, dan kemas-
yarakatan
POSISI DESA Obyek/penerima Subyek/pelaku pembangunan
DALAM PEMBAN- manfaat
GUNAN
A. MEMBANGUN DESA
B. DESA MEMBANGUN
Tabel 2
Perbedaan Konsep
A. TANTANGAN
Tantangan implementasi UU Desa dan mewujudkan Desa mandiri
dapat disimak dari optimisme dan kekhawatiran para pengamat
terhadap pelaksanaan UU Desa sepanjang tahun 2015 ini – tahun
pertama implementasi UU No. 6/2014. Tantangan tersebut di antaranya
adalah sebagai berikut.
PENUTUP
Tulisan ini mungkin belum berhasil menyajikan cara atau tips-
tips sederhana dan jitu bagaimana membangun desa mandiri.
Pemahaman dan strategi yang telah dipaparkan di tiga bab di atas
setidaknya telah menunjukkan langkah-langkah yang perlu dilakukan
sekongkrit mungkin.
Inti gagasan dari Tradisi Berdesa dalam pendirian BUM Desa adalah:
BUM DESA
d) klasifikasi jenis usaha pada lokasi Desa yang baru memulai usaha
ekonomi Desa secara kolektif, disarankan untuk merancang
alternatif unit usaha BUM Desa dengan tipe pelayanan atau
bisnis sosial dan bisnis penyewaan. Kedua tipe unit usaha BUM
Desa ini relatif minim laba namun minim resiko kerugian bagi
BUM Desa.
Di lain pihak, BKD dengan status BPR hanya dapat didirikan dan
dimiliki oleh WNI, badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya
WNI, Pemda, atau dapat dimiliki bersama diantara ketiganya. Dengan
demikian, Desa tidak secara eksplisit dapat menjadi pemegang saham
BKD dengan status BPR.
***
KERJA SAMA:
Mengembangkan Jaringan Sosial
Dan Kemitraan
d. Jangka waktu
f. Pendanaan
h. Penyelesaian perselisihan.
Pijakan legal konstitusional di atas harus difahami Pendamping dan
oleh Desa (Pemerintah Desa dan masyarakat Desa). Bagi Pendamping
Desa, pemahaman tersebut mutlak karena perannya sebagai tempat
bertanya masyarakat Desa dan penggerak partisipasi masyarakat
Desa.
Pertama dan yang paling mendasar adalah fakta bahwa potensi alam,
sumber daya manusia, dan modal sosial Desa tidak selalu sama antara
satu Desa dengan Desa yang lain. Pada saat yang sama hubungan
masyarakat antar beberapa Desa tersebut bisa telah terjalin dengan
baik, atau sebaliknya, terdapat gejala-gejala perselisihan atau konflik.