Anda di halaman 1dari 15

PENDAHULUAN

Siklus karbon termasuk satu jenis siklus bahan kimia yang paling sederhana.
Gas karbon dioksida yang tersebar dalam atmosfer (0,03%) hanya merupakan satu
dari sekian banyak sumber unsur karbon yang ada dalam ekosfer (dalam lingkungan
hidup). Gas karbon dioksida dalam proses fotosintesis tereduksi, kemudian
membentuk senyawa organik sebagai bahan makanan. Senyawa organik dalam
bentuk makanan ini teroksidasi dalam proses pernapasan, terurai lagi menjadi gas
karbon dioksida. Sisa-sisa senyawa organik teroksidasi menjadi gas karbon dioksida,
ini merupakan proses yang sangat lambat. Proses ini tidak semuanya menghasilkan
gas karbon dioksida, tetapi sebagaimana membentuk bahan bakar seperti minyak
bumi dan batu bara. Proses ini berlangsung sangat lambat sejak beribu-ribu tahun
yang lampau.

Disadari bahwa proses "Siklus Karbon" berlangsung sepanjang masa.


Manusia bernapas menghirup oksigen (O2), yang dipakai sebagai sumber energi, dan
mengeluarkan karbon dioksida (CO2) sebagai gas buangannya.

Melalui proses fotosintesis, maka gas karbon dioksida yang diproduksi oleh
umat manusia, serta yang di produksi sebagai gas buangan bahan bakar migas,
kemudian diserap oleh tumbuh-tumbuhan yang ada di daratan serta diserap pula oleh
biota yang ada di lautan, untuk kemudian dikonversikan menjadi oksigen dan dihirup
kembali oleh umat manusia untuk bernapas.

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 1


Siklus Karbon ( C )

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara


biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi
memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).

Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan
oleh jalur pertukaran. Pergerakan tahunan karbon, pertukaran karbon antar reservoir,
terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam.
Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun
demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan
atmosfer.

Secara sederhana, siklus karbon di atmosfer Bumi terdiri dari dua buah reaksi:

 Senyawa Karbon + Oksigen Karbondioksida + Energi.

Ini terjadi misalnya pada pernafasan makhluk hidup atau hampir segala hal
yang berhubungan dengan pembakaran.

 Karbondioksida + energi senyawa karbon + oksigen.

Ini terjadi pada tanaman di siang hari, tanaman menangkap karbon dari
atmosfer dan mengubahnya menjadi karbohidrat.

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 2


KARBON di ATMOSFER

“Diagram dari siklus karbon. Angka dengan warna hitam menyatakan berapa banyak
karbon tersimpan dalam berbagai reservoir, dalam milyar ton ("GtC" berarti Giga
Ton Karbon). Angka dengan warna biru menyatakan berapa banyak karbon
berpindah antar reservoir setiap tahun. Sedimen, sebagaimana yang diberikan dalam
diagram, tidak termasuk ~70 juta GtC batuan karbonat dan kerogen.”

Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas karbon
dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari
seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis molar, meskipun
sedangmengalami kenaikan), namun iamemiliki peran yang penting dalam
menyokong kehidupan. Gas-gas lain yangmengandung karbon di atmosfer adalah
metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan).
Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah
bertambah dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam pemanasan global.

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 3


Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:

 Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk mengubah


karbon dioksida menjadi karbohidrat, dan melepaskan oksigen ke atmosfer.
Proses ini akan lebih banyak menyerap karbon pada hutan dengan tumbuhan
yang baru saja tumbuh atau hutan yang sedang mengalami pertumbuhan yang
cepat.
 Di laut bagian atas, pada daerah dengan produktivitas yang tinggi, organisme
membentuk jaringan yang mengandung karbon, beberapa organisme juga
membentuk cangkang karbonat dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras.
Proses ini akan menyebabkan aliran karbon ke bawah.
 Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya, proses ini
tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke
atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak memiliki efek netto terhadap CO2
atmosferik karena ion bikarbonat yang terbentuk terbawa ke laut dimana
selanjutnya dipakai untuk membuat karbonat laut dengan reaksi yang
sebaliknya (reverse reaction).

Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara pula, yaitu:

 Melalui pernafasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang. Hal ini


merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga di dalamnya penguraian
glukosa (atau molekul organik lainnya) menjadi karbon dioksida dan air.
 Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur dan bakteri
mengurai senyawa karbon pada binatang dan tumbuhan yang mati dan
mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia oksigen, atau menjadi
metana jika tidak tersedia oksigen.
 Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi karbon yang
terkandung menghasilkan karbon dioksida (juga yang lainnya seperti asap).

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 4


Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, produk dari industri
perminyakan (petroleum), dan gas alam akan melepaskan karbon yang sudah
tersimpan selama jutaan tahun di dalam geosfer. Hal inilah yang merupakan
penyebab utama naiknya jumlah karbon dioksida di atmosfer.
 Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon dioksida terlarut
dilepas kembali ke atmosfer.

Karbon di Biosfer
Sekitar 1.900.000 ton karbon ada di dalam biosfer. Karbon adalah bagian
yang penting dalam kehidupan di Bumi. Ia memiliki peran yang penting dalam
struktur, biokimia, dan nutrisi pada semua sel makhluk hidup. Dan kehidupan
memiliki peranan yang penting dalam siklus karbon:
 Autotrotrop adalah organisme yang menghasilkan senyawa organiknya sendiri
dengan menggunakan karbon dioksida yang berasal dari udara dan air di
sekitar tempat mereka hidup. Untuk menghasilkan senyawa organik tersebut
mereka membutuhkan sumber energi dari luar. Hampir sebagian besar
autotroph menggunakan radiasi matahari untuk memenuhi kebutuhan energi
tersebut, dan proses produksi ini disebut sebagai fotosintesis. Fotosintesis
memiliki reaksi :
6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2

 Karbon dipindahkan di dalam biosfer sebagai makanan heterotrop pada


organisme lain atau bagiannya (seperti buah-buahan). Termasuk di dalamnya
pemanfaatan material organik yang mati oleh jamur dan bakteri untuk
fermentasi atau penguraian.
 Sebagian besar karbon meninggalkan biosfer melalui pernafasan atau
respirasi. Ketika tersedia oksigen, respirasi aerobik terjadi, yang melepaskan
karbon dioksida ke udara atau air di sekitarnya dengan reaksi :
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O.

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 5


Pada keadaan tanpa oksigen, respirasi anaerobik lah yang terjadi, yang
melepaskan metan ke lingkungan sekitarnya yang akhirnya berpindah ke
atmosfer atau hidrosfer.

 Pembakaran biomassa (seperti kebakaran hutan, kayu yang digunakan untuk


tungku penghangat atau kayu bakar, dll.) dapat juga memindahkan karbon ke
atmosfer dalam jumlah yang banyak.

Karbon di laut
Laut mengandung sekitar 36.000.000 ton karbon, dimana sebagian besar
dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan
karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya di dalam air.
Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat
berubah sebagai sumber atau lubuk karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan
antara atmosfer dan lautan. Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer.
Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke
lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk:
CO2 + H2O ⇌ H2CO3

Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia.
Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion
hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan pada pH:
H2CO3 ⇌ H+ + HCO3−

Efek rumah kaca

Energi yang menerangi Bumi datang dari Matahari. Sebagian besar energi yang
membanjiri planet kita ini adalah radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya
tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi
panas dan menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan memantulkan kembali

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 6


sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa
luar; walaupun sebagian tetap terperangkap di atmosfer Bumi. Gas-gas tertentu di
atmosfer termasuk uap air, karbondioksida, dan metana, menjadi perangkap radiasi
ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang
dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca sehingga gas-gas ini
dikenal sebagai gas rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas
ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Semua kehidupan di Bumi tergantung pada efek rumah kaca ini, karena
tanpanya, planet ini akan sangat dingin sehingga es akan menutupi seluruh
permukaan Bumi. Akan tetapi, bila gas-gas ini semakin berlebih di atmosfer,
akibatnya adalah pemanasan Bumi yang terus berlanjut.

Pemanasan global

-Temperatur rata-rata global 1856 sampai 2005-

Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata


atmosfer, laut dan daratan Bumi. Planet Bumi telah menghangat (dan juga
mendingin) berkali-kali selama 4,65 milyar tahun sejarahnya. Pada saat ini, Bumi
menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan
aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar
fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 7


dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Ketika
atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator
yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi.

Rata-rata temperatur permukaan Bumi sekitar 15°C (59°F). Selama seratus


tahun terakhir, rata-rata temperatur ini telah meningkat sebesar 0,6 derajat Celcius (1
derajat Fahrenheit). Para ilmuan memperkirakan pemanasan lebih jauh hingga 1,4 -
5,8 derajat Celcius (2,5 - 10,4 derajat Fahrenheit) pada tahun 2100. Kenaikan
temperatur ini akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan menghangatkan
lautan, yang mengakibatkan meningkatnya volume lautan serta menaikkan
permukaannya sekitar 9 - 100 cm (4 - 40 inchi), menimbulkan banjir di daerah pantai,
bahkan dapat menenggelamkan pulau-pulau. Beberapa daerah dengan iklim yang
hangat akan menerima curah hujan yang lebih tinggi, tetapi tanah juga akan lebih
cepat kering. Kekeringan tanah ini akan merusak tanaman bahkan menghancurkan
suplai makanan di beberapa tempat di dunia. Hewan dan tanaman akan bermigrasi ke
arah kutub yang lebih dingin dan spesies yang tidak mampu berpindah akan musnah.
Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini sangat besar sehingga
ilmuan-ilmuan ternama dunia menyerukan perlunya kerjasama internasional serta
reaksi yang cepat untuk mengatasi masalah ini.

Dampak pemanasan global


Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi,
dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model
tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak
pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian,
kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 8


1. Cuaca

Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian


Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari
daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan
akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut.
Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan
mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju
akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih
panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan
cenderung untuk meningkat.

Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang
menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut
malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini
disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak
juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya
Matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses
pemanasan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-
rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di
seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini).
Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah.
Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan
bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda.

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 9


2. Tinggi permukaan laut

Perubahan tinggi rata-rata muka laut


diukur dari daerah dengan lingkungan
yang stabil secara geologi.

Ketika atmosfer menghangat, lapisan


permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan
membesar dan menaikkan tinggi
permukaan laut.

Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar


Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh
dunia telah meningkat 10 - 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan
IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.

Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah


pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda,
17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai,
dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir
akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan
dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara
miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.

3. Pertanian
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan
lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di
beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 1


keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain
pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak
dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-
gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin,
yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan
masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan
penyakit yang lebih hebat.

4. Hewan dan tumbuhan


Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari
efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru
karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia
akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau
selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati.
Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub
mungkin juga akan musnah.

5. Kesehatan manusia
Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang
yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang
biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan
hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat
berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen
penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk
pembawa parasit malaria; persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika
temperature meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti
malaria, seperti demam dengue, demam kuning, Para ilmuan juga memprediksi

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 1


meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat
akan memperbanyak polutan.

Pengendalian pemanasan global


Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-
tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak
ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat
ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk
mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.

Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat
dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara
lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang
lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan
tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan
tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara
perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih
dingin.

Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas


rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan
menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut
carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas
rumah kaca.

1. Menghilangkan karbon
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara
adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon,
terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 1


sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam
kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang
mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali
karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain,
seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk
mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam
mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan


menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk
mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan. Injeksi juga bisa dilakukan
untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan
batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas
pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas
alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke
permukaan.

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 1


Kesimpulan
Siklus karbon termasuk satu jenis siklus bahan kimia yang paling sederhana.
Gas karbon dioksida yang tersebar dalam atmosfer (0,03%) hanya merupakan satu
dari sekian banyak sumber unsur karbon yang ada dalam ekosfer (dalam lingkungan
hidup). Gas karbon dioksidadalam proses fotosintesis tereduksi, kemudian
membentuk senyawa organik sebagai bahan makanan. Senyawa organik dalam
bentuk makanan ini teroksidasi dalam proses pernapasan, terurai lagi menjadi gas
karbon dioksida. Sisa-sisa senyawa organik teroksidasi menjadi gas karbon dioksida,
ini merupakan proses yang sangat lambat. Proses ini tidak semuanya menghasilkan
gas karbon dioksida, tetapi sebagaimana membentuk bahan bakar seperti minyak
bumi dan batu bara. Proses ini berlangsung sangat lambat sejak beribu-ribu tahun
yang lampau. Keseluruhan proses kimia dala siklus karbon dapat dituliskan sebagai
berikut :

Proses Fotosintesis

6CO2 (g) + 6H2O + energi C6H12O6 (aq) + 6O2 (g)

Proses Pernapasan

C6H12O6 + 6O2 (g) 6CO2 (g) + 6H2O (l) + energi

Penguraian Senyawa Organik dalam Tanah

Senyawa Organik Batu Bara + Minyak Bumi

Gas karbon dioksida yang ada dalam atmosfer akan terlarut dalam air hujan
membentuk senyawa karbonat.

CO2 (g) + H2O 2H+ (aq) CO32- (aq)

Gas karbon dioksida yang terlarut dalam air hujan juga membentuk bikarbonat :

CO2 (g) + H2O (i) H+ (aq) + HCO- 3 (aq)

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 1


Referensi

Hart, John. "Global Warming." Microsoft® Encarta® 2006 [DVD]. Redmond, WA:
Microsoft Corporation, 2005.

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global"

Pustaka

 SCOPE 13 The Global Carbon Cycle [3]


 Janzen, H. H. (2004). Carbon cycling in earth systems—a soil science
perspective. In Agriculture, ecosystems and environment, 104, 399 – 417.
 Houghton, R. A. (2005). The contemporary carbon cycle. Pages 473-513 in
W. H. Schlesinger, editor. Biogeochemistry. Elsevier Science.

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_karbon"

Peper Siklus Karbon,, kelompok 1 1

Anda mungkin juga menyukai