Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH INOVASI LAYANAN DAN KEUNGGULAN POSISIONAL

PADA KINERJA PEMASARAN


Anshar Daud
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro
e-mail: anshar.daud@gmail.com
Abstract
The effect of customer orientation toward marketing performance still have a difference in result of
studies. To examine the relationship between the these variables, a conceptual model constructed
with mediation by service innovation and positional advantage. A survey was conducted in PT.
Telkom Indonesia with 226 respondents to test the model. AMOS Program is being used to test the
model, the data andto analyze the relationships between the construct. The result finds that
thesubmitted hypothesis are supported. Five of the six hypotheses proved significant, whereas one
of the rest is not significant is the relationship between customer orientation and marketing
performance. Mediating variables shows a good role with significant results, while the effects
indirectly through positional advantage is more powerful than via service innovation.
Keywords: Service Innovation, customer orientation, positional advantage, marketing performance.
http://dx.doi.org/10.20885/jsb.vol20.iss1.art6
Abstrak
Pengaruh orientasi pelanggan terhadapkinerja pemasaran masih memiliki perbedaan hasil studi.
Untuk mengkaji relasi antar keduanya dikonstruksi suatu model konseptual dengan mediasi inovasi
layanan dan keunggulan posisional. Sebuah survei dilakukan di PT. Telkom Indonesia dengan 226
respondenuntuk menguji model tersebut. Dengan memanfaatkan program AMOS, model dan data
dijalankan untuk menganalisa relasi antar konstruk dan dukungannya terhadap hipotesis yang
diajukan.Outputnya menunjukkan bahwa 5 dari 6 hipotesis yang ada terbukti signifikan, sedangkan
1 sisanya tidak signifikan yaitu hubungan antara orientasi pelanggan dan kinerja pemasaran.
Variabel mediasi menunjukkan peranyang baik dengan hasil signifikan, sementara efek tidak
langsung melalui keunggulan posisional lebih kuat dibanding via inovasi layanan.
Kata Kunci: Inovasi Layanan, Orientasi Pelanggan, Keunggulan Posisional dan Kinerja Pemasaran.
PENDAHULUAN pelanggan berperan sebagai value demander
Terdapat empat elemen yang menjadi faktor yang senantiasa bergerak dalam suatu lingkup
penting dalam suatu kegiatan pemasaran yaitu industri. Mereka sewaktu-waktu bisa berpindah
perusahaan (Company), pelanggan (Customer), atau berhenti (lost) dari produsen eksisting dan
pesaing (Competitor) dan perubahan (Change) menjadi pelanggan baru (new) bagi penyedia
(Kertajaya, Hermawan, Yuswohady, Taufik, lainnya atau tetap bertahan (committed) pada
Sonni, Anwar, Joewono, dan Mussry, 2002). perusahaan yang sama (Kertajaya et al., 2002 ).
Interaksi keempat komponen tersebut Hal yang disampaikan di atas tidak
menentukan intensitas persaingan dan dinamika jauh berbeda dengan konsep orientasi pasar
pasar. Aspek perubahan berfungsi sebagai dalam literatur pemasaran. Konsep tersebut
value migrator yang mempengaruhi ketiga diperkenalkan oleh Slater dan Narver (1990)
faktor lainnya dan menggeser landskap bisnis serta Kohli dan Jaworski (1990). Bagi Kohli
dari kondisi yang stabil (certain) menjadi tidak and Jaworski (1990), orientasi pasar memiliki 3
menentu (uncertain) atau dari sesuatu yang unsur yaitu (1) intelligence generation, (2)
semula penting (important) menjadi tidak intelligence dessemination dan (3) responsive-
penting (uncertain) dan sebaliknya. Sementara, ness. Sementara dari Slater and Narver (1990)
Pengaruh Inovasi Layanan dan Keunggulan … (Anshar Daud) 67

juga menyebut 3 komponen yakni (1) customer sung antara orientasi pelanggan dengan kinerja
orientation, (2) competitor orientation dan (3) pemasaran, bukan saja tidak signifikan tetapi
interfunctional coordination. Suatu bisnis arahnya juga negatif.
disebut berorientasi pasar jika budayanya Selanjutnya Smirnova, Naudé,
secara sistematis dan menyeluruh berkomitmen Henneberg, Mouzas, dan Kouchtch (2011b)
terhadap penciptaan nilai superior berkelan- meneliti perusahan industri di Rusia untuk
jutan kepada pelanggannya. Situasi tersebut melihat relasi antara orientasi pasar dengan
bisa terjadi jika perusahaan senantiasa berupaya kinerja bisnis. Dari tiga elemennya, hanya
untuk mengoleksi, mengkonsolidasikan dan orientasi persaingan yang berdampak langsung
memanfaatkan semua informasi terkait pelang- sedangkan dua sisanya yakni orientasi pelang-
gan, pesaing, pemasok, regulator dan faktor gan dan koordinasi lintas fungsi dimediasi oleh
lain yang mempengaruhi proses penciptaan kapabilitas relasional. Studi lain yang mengu-
nilai pelanggan (Slater and Narver, 1994). atkan bahwa hubungan antara orientasi pelang-
Elemen fundamental dari filosofi bisnis adalah gan dengan kinerja adalah tidak signifikan
konsep pemasaran, penjelmaannya berupa ditunjukkan oleh Beitelspacher, Tokman,
kemampuan perusahaan untuk mengaktuali- Adams, dan Glenn Richey (2012) dan Huhtala,
sasikannya dalam setiap aktifitas dan prilaku Sihvonen, Frosen, Jaakkola, dan Tikkanen
keorganisasian perusahaan baik internal mau- (2014). Dengan didukung oleh keempat hasil
pun eksternal. Perusahaan yang konsisten tersebut, maka pada bagian ini dapat disebut
menggunakan konsep pemasaran, disebut bahwa orientasi pelanggan tidak berpengaruh
sebagai perusahaan yang berorientasi pasar. langsung terhadap kinerja.
Sementara konsep pemasaran sendiri terkait Berbeda dengan apa yang telah dibahas
dengan koordinasi dan integrasi semua fungsi di atas, disini beberapa hasil penelitian mem-
yang memungkinkan pencapaian maksimum perlihatkan hasil yang berkebalikan. Bila
profit jangka panjang perusahaan (Kohli and sebelumnya hanya hubungan tidak langsung
Jaworski, 1990). yang memberi dampak maka mereka justru
Aspek inti dari orientasi pasar adalah mampu membuktikan bahwa orientasi pelang-
fokus pada pelanggan, tugas semua perusahaan gan berpengaruh langsung dan signifikan bagi
dan pihak-pihak yang terkait di dalamnya untuk kinerja pemasaran. Mulai dari Ledwith and
selalu berusaha menciptakan dan memberikan O'Dwyer (2008), studinya menginvestigasi
nilai superior kepada pelanggan. Seluruh hubungan antara orientasi pasar, keunggulan
untaian jejaring rantai pasokan (supply chain) produk dan dampak peluncuran produk ter-
perusahaan dan setiap titik kontak dengan hadap kinerja organisasi dengan mediasi
pelanggan sepatutnya memberi nilai tambah kinerja produk baru. Objek studi adalah per-
bagi nilai superior dimaksud (Slater and usahan kecil menengah (SME) dan perusahaan
Narver, 1994). besar. Mereka menemukan bahwa untuk
segmen SME, ada efek langsung dari orientasi
KAJIAN PUSTAKA pelanggan kepada kinerja organisasi sedangkan
Pada studi ini, unsur orientasi pelanggan dari segmen perusahaan besar hanya variabel pelun-
Slater dan Narver digunakan sebagai komponen curan produk yang berpengaruh pada kinerja.
dasar dalam mensintesa model. Peneliti mene- Selain itu, Smirnova, Henneberg, Ashnai,
mukan adanya hasil studi yang berbeda pada Naudé, dan Mouzas (2011a) menggunakan dua
hubungan antara orientasi pelanggan dengan metode untuk menguji hubungan antara
kinerja. Satu pihak mengatakan bahwa relasi orientasi pelanggan dengan kinerja. Pertama,
dari orientasi pelanggan ke kinerja tidak mem- mereka meneliti bagian pembelian pada 148
punyai pengaruh atau signifikansi. Matanda perusahaan industri dan hasilnya tidak
and Ndubisi (2009) melakukan studi untuk signifikan. Kedua, mereka menggunakan model
menguji hubungan kedua variabel tersebut dyadic yaitu dua kelompok responden diteliti
dengan menempatkan suplier perceived value bersamaan (bagian pembelian dan bagian
creation sebagai mediasinya. Efek tidak lang- pemasaran), dengan jumlah sampel yang sama,
sung menunjukkan hasil yang signifikan, yakni 148. Hasilnya, metode kedua ini lah yang
namun terjadi sebaliknya pada hubungan lang- menunjukkan hasil bahwa orientasi pelanggan
berdampak signifikan pada kinerja. Fakta
68 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 66-78

empiris yang sama dibuktikan oleh dua artikel Chen, dan Daugherty (2009);
(2009) Beitelspacher et
lain yang menemukan adanya dampak langsung al. (2012) dan Cheng and Krumwiede (2012)
(2012).
dari orientasi pelanggan ke kinerja pemasaran,
pema Dari ketiga sumber tersebut,
tersebut muncul variabel
yaitu (Liu, Ke, Wei, dann Hua, 2013) dan orientasi pelanggan, inovasi layanan,
layanan dan
(Balas,
Balas, Gokus, dan Colakoglu,
Colakoglu 2014) kinerja pemasaran. Sedangkan variabel lainnya,
lainnya
Berangkat dari fenomena adanya yaitu keunggulan posisional, diambil dari Hult
kesenjangan penelitian (research gap) antara and Ketchen (2001); Carbonell and Rodriguez
orientasi pelanggan dengan kinerja sebagaimana
sebagai (2006). Dengan memiliki 4 variabel, maka
dipaparkan di atas, baik Kohli dan Jaworski dapat disintesis menjadi sebuah model konsep-
konsep
(1990) maupun Slater dan Narver, (1990;1994)
(1990 tual riset seperti
perti pada gambar 1.
1
sama-sama
sama menyebutkan bahwa orientasi pasar
sangat penting bagi perusahaan untuk Customer Orientation (CO) dan Positional
memberikan nilai terbaik bagi pelanggannya.
pelang Advantage (PA)
Dari dua studi yang dilakukan, Slater and Narver Elemen penting orientasi pelanggan (customer
(1990) dan Slater and Narver (2000) menemukan orientation) berkaitan dengan
denga proses memeli-
bukti yang konsisten bahwa orientasi pasar hara hubungan dan improvisasi terhadap nilai
berdampak pada kinerja,, bahkan output riset superior bagi pelanggan. Bahkan merekrut
kedua lebih baik dari pada sebelumnya. calon karyawan terbaik dan memberi training,
Meskipun demikian, riset lain yang lebih baru memotivasi karyawan dan menyediakan peng- peng
masih meninggalkan perbedaan hasil. Kemudian, hargaan adalah salah satu bagian dari orintasi
variabel kinerja sendiri dalam banyak literatur pelanggan tersebut. Dalam
alam konteks tertentu,
menggunakan
akan istilah yang berbeda-beda.
berbeda perusahaan dapatmelibatkan pelanggannya
Misalnya kinerja organisasi (Ledwith and guna membangkitkan loyalitas mereka (Slater
O'Dwyer, 2008), kinerja bisnis (Matanda and and Narver, 1994).. Orientasi pelanggan
Ndubisi, 2009; Smirnova et al., 2011a; Smirnova merupakan
kan inti kesuksesan suatu bisnis melalui
et al., 2011b; Balas et al., 2014;
2014 Huhtala et al., deseminasi dan internalisasi yang baik dalam
2014), kinerja perusahaan (Liu Liu et al., 2013; organisasi perusahaan kepada setiap jajaran.
Ozkaya, Droge, Hult, Calantone, dan Ozkaya,
Ozkaya Dengan integrasi yang solid, orientasi pelang-
pelang
2015), kinerja keuangan (Jaakkola,
( Möller, gan akan membentuk kompetensi inti perusa-
perusa
Parvinen, Evanschitzky, dan Mühlbacher,
Mühlbacher 2010; haan baik internal maupun ekternal
Cheng and Krumwiede, 2012) 2012 dan kinerja (Brännback, 1999).. Manfaat orientasi pelang-
pelang
pemasaran (Beitelspacher et al., 2012; Cheng and gan adalah mendekatkan perusahaan dengan
Krumwiede, 2012). Hal yang menarik adalah pelanggannya dan memberi posisi terbaik untuk
sebutan kinerja perusahaan dan kinerja bisnis belajar dan menerima umpan balik. Dengan
karena pada umumnya, satuan pengukurannya demikian, perusahaan dapat secara cepat dan
adalah kinerja keuangan dan kinerja pemasaran. efisien dalam mengantisipasi perubahan kebu-
kebu
Disamping itu, indikator (observed variable) tuhan dan keinginan pelanggan. Hubungan
yang diukur ada kalanya sama meskipun yang intens dengan pelanggan tertentu mem-mem
terminologi kinerja yang digunakan berbeda. buka kesempatan untuk melakukan kolaborasi
Ide dasar penentuan model atau atau ko-kreasi
kreasi dalam pengembangan produk
kerangka konseptual penelitian ini dielaborasi yang baru (Hillebrand,
Hillebrand, Kemp, dan Nijssen,
dari tiga model studi sebelumnya,
sebelumnya yakniGrawe, 2011).

Gambar 1. Model konseptual penelitian


Pengaruh Inovasi Layanan dan Keunggulan … (Anshar Daud) 69

Slater and Narver (1994) menekankan produksi, administrasi, struktur organisasi,


bahwa orientasi pasar bermuara pada upaya manusia, manajemen dan organisasional. Lalu
menciptakan nilai superior bagi pelanggan. bagian ketiga terkait komersialisasi pemasaran
Agar dapat melakukan hal tersebut, perusahaan dan sistem bisnis.
membutuhkan keunggulan daya saing yang Studi yang hampir sama datang dari
kuat dan itu hanya dapat terjadi jika disertai Jon-Arild (2013), pendekatannya melalui
kemauan dan kemampuan untuk mengeksplo- kategorisasi, yakni inovasi berbasis institusi
rasi dan mengeksploitasi sumber daya yang dan inovasi berdasarkan faktor ekonomi.Dalam
dimiliki (Vytlacil, 2010). Keunggulan daya aspek institusi terdapat inovasi kultural, inovasi
saing (competitive advantage) dapat ditinjau politis dan inovasi sosial. Sedangkan pada segi
dari dua aspek, yakni keunggulan diferensiasi ekonomi ada inovasi keorganisasian, inovasi
dan keunggulan biaya. Kedua faktor tersebut material, inovasi layanan dan inovasi pasar.
merupakan komponen dari keunggulan posisi- Inovasi material sendiri memiliki elemen
onal (Vytlacil, 2010). Kecepatan inovasi erat inovasi produk, inovasi teknologi, inovasi
kaitannya dengan daya saing dan mempenga- proses produksi dan inovasi bahan baku dan
ruhi keunggulan posisional (positional advan- bahan sejenisnya. Windahl (2015) sendiri
tage) dan kinerja produk (Carbonell and membagi inovasi produk menjadi 4 jenis,
Rodriguez, 2006). meliputi inovasi modular, inovasi arsitektural,
Studi yang dilakukan oleh Hult and inovasiinkremental dan inovasi radikal,
Ketchen (2001); Langerak (2003) dan Vytlacil terminologi ini berlaku pada sisi pelanggan
(2010) menunjukkan adanya hubungan antara maupun pemasok.
orientasi pelanggan dengan keunggulan posi- Inovasi layanan (service innovation)
sional. Dengan dasar hal ini, dapat dirumuskan adalah kebaharuan atau perbaikan yang signifi-
hipotesis H1 sebagai berikut: kan pada konsep layanan yang diaplikasikan
H1: Orientasi pelanggan suatu perusahaan secara praktis. Wujudnya bisa pembaharuan
mempunyai hubungan dan pengaruh saluran interaksi konsumen, sistem distribusi
positif terhadap keunggulan posisionalnya. dan konsep teknologi atau kombinasinya
(Wikipedia, 2015). Inovasi layanan dapat ber-
Customer Orientation (CO) dan Service bentuk inovasi inkremental dan inovasi radikal.
Innovation (SI) Inovasi inkremental berkaitan dengan kebu-
Inovasi diperlukan sebagai respon atas berbagai tuhan nyata konsumen, sedangkan inovasi
perubahan seperti teknologi, pasar, regulasi, radikal menunjukkan adanya perubahan men-
ekonomi, dan sosial politik serta ekspektasi dan dasar pada layanan yang baru dan memberi
kecemasan konsumen. Menurut Bessant et al. manfaat layanan yang nyata menurut Cheng
(2005), inovasi merepresentasi inti proses and Krumwiede (2012).
pembaharuan dalam setiap organisasi. Selain Penelitian yang membangun hubungan
mengubah penawaran, ia juga mengubah cara antara orientasi pelanggan dengan inovasi
menciptakan dan mengantarkan seluruh layanan adalah (Grawe et al., 2009; Cheng and
penawaran tersebut sebagai konsekuensi untuk Krumwiede, 2012). Dengan menggunakan
tetap bertahan dan bertumbuh. Artikel yang bukti tersebut, hipotesis H2 dirumuskan
membahas tentang inovasi baik dalam sisi sebagai berikut:
akademis maupun praktis tentu sangat banyak. H2: Orientasi pelangn suatu perusahaan
Rowley et al. (2011) melakukan studi untuk memiliki hubungan dan bepenaruh positif
mengidentifikasi dan memetakan sejumlah hal terhadap derajat inovasi layanannya.
terkait inovasi dari berbagai sumber. Mereka Customer Orientation dan Marketing
kemudian membagi tipe inovasi menjadi 4 Performance
kelompok, yaitu (1) inovasi produk, (2) inovasi
proses, (3) inovasi posisi dan (4) inovasi Studi yang membahas hubungan antara
paradigma. Bagian pertama meliputi inovasi orientasi pelanggan dengan kinerja relatif
produk (goods), inovasi layanan, gabungan banyak, beberapa diantaranya adalah (Ledwith
produk dan layanan serta inovasi teknis. and O'Dwyer, 2008; Smirnova et al., 2011a;
Kemudian bagian kedua menyangkut teknis, Liu et al., 2013; Balas et al., 2014).
70 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 66-78

Keseluruhan studi tersebut membahas relasi Service Innovation dan Marketing Perfor-
antara orientasi pelanggan dengan kinerja. mance
Karena itu dapat dirumuskan hipotesis H3 Sebelumnya telah dibahas bahwa kinerja dalam
sebagai berikut: literatur pemasaran menggunakan beberapa
H3: Orientasi pelanggan suatu perusahaan istilah yang berbeda namun keluarannya ber-
memiliki hubungan dan berpengaruh asosiasi dengan kinerja pemasaran atau kinerja
positif terhdap kinerja pemasarannya. keuangan. Dalam studi ini digunakan termino-
Service Innovation (SI) dan Positional logi kinerja pemasaran. Studi Beitelspacher et
al. (2012) dan Cheng and Krumwiede (2012)
Advantage (PA) keduanya mendukung pengunaan istilah
Sebelumnya telah dibahas bahwa kinerja dalam dimaksud. Relevan dengan hal ini, Grawe et al.
literatur pemasaran menggunakan beberapa (2009) menguji hubungan antara orientasi pasar
istilah yang berbeda namun outputnya ber- dengan kinerja pemasaran menggunakan
asosiasi dengan kinerja pemasaran atau kinerja mediasi inovasi layanan. Hasilnya menye-
keuangan. Dalam studi ini digunakan termino- butkan bahwa relasi antara inovasi layanan
logi kinerja pemasaran. Studi Beitelspacher et dengan kinerja pemasaran berpengaruh signifi-
al. (2012) dan Cheng and Krumwiede (2012) kan. Temuan ini diperkuat oleh Cheng and
keduanya mendukung pengunaan istilah Krumwiede (2012) yang menyatakan bahwa
dimaksud. Relevan dengan hal ini, Grawe et al. inovasi layanan berkontribusi positif yang
(2009) menguji hubungan antara MO dengan nyata kepada kinerja pemasaran maupun
MP menggunakan mediasi SI. Hasilnya me- kinerja keuangan. Dengan demikian, maka
nyebutkan bahwa relasi antara SI dengan MP dinyatakan hipotesis H6 sebagai berikut:
berpengaruh signifikan. Temuan ini diperkuat H6: Inovasi layanan suatu perusahaan
oleh Cheng and Krumwiede (2012) yang mempunyai pengaruh dan hubungan yang
menyatakan bahwa SI berkontribusi positif positif dengan kinerja pemasarannya.
yang nyata kepada kinerja pemasaran maupun
kinerja keuangan. Dengan demikian, maka METODOLOGI PENELITIAN
dapat diformulasikan hipotesis H4 berikut: Lokasi dan Waktu Penelitian
H4: Inovasi layanan suatu perusahaan memi-
liki hubungan dan berpengaruh positif Pada akhir tahun 2014 yang lalu PT. Teleko-
terhadap keunggulan posisionalnya. munikasi Indonesia, Tbk (selanjutnya disingkat
Telkom) meluncurkan sebuah produk baru
Positional Advantage dan Marketing Per- dengan merek IndiHome. Layanan tersebut
formance merupakan gabungan (bundling) 3 komponen
Hult and Ketchen (2001)menempatkan keung- produk yaitu telepon, internet dan IPTV. Nama
gulan posisional sebagai mediator penuh antara generik jasa ini dalam industri ICT (infor-
mation dan communication technology) adalah
orientasi pasar, kewirausahaan, keinovasian IPTV (internet protocol television) triple play.
dan pembelajaran organisasi untuk mempre- Sebagai sebuah produk baru, tentu IndiHome
diksi kinerja. Langerak (2003) dalam risetnya menjadi objek yang menarik untuk diteliti dan
menemukan bahwa keunggulan diferensiasi dikaji secara ilmiah khususnya dalam bidang
berdampak pada kinerja, sedangkan keung- pemasaran.
gulan biaya rendah tidak signifikan pada Survei penelitian ini dilaksanakan
kinerja. Studi yang sama juga dilakukan oleh dengan 2 cara yakni offline dan online. Untuk
Vytlacil (2010) dengan menggunakan orientasi offline lokasinya bertempat di kantor Telkom
pasar sebagai antecedent-nya. Kedua studi ter- Regional IV Semarang,sedangkan pada survei
sebut sama-sama membicarakan tentang relasi online, lokasinya tidak ditentukan secara
antara keungulan posisional dengankinerja. spesifik, responden bisa berada dikantor
Karena itu dapat dirumuskan hipotesis H5 Telkom mana saja yang tersebardi seluruh
sebagai berikut: Indonesia.Survei dilakukan selama 6 minggu
H5: Keunggulan posisional suatu perusahaan pada bulan Juni-Juli 2015.
mempunyai hubungan dan penaruh positif
dengan kinerja pemasarannya.
Pengaruh Inovasi Layanan dan Keunggulan … (Anshar Daud) 71

Sampel dan Pengumpulan Data kuisionernya maka hasilnya langsung ter-


Sampel survei dipilih menggunakan metode update secara realtime pada panel aplikasi.
judgment sampling, yaitu karyawan dengan
kategori/posisi supervisor, Asisten Manager, Pengembangan Pengukuran
Manager dan General Manager hingga Vice Sesuai dengan model konseptual penelitian
President atau sederajat. Alasannya adalah pada gambar 1, dikembangkan skala peng-
karena mereka dengan kualifikasi tersebut ukuran yang diadopsi dari beberapa sumber
memiliki product knowledge dan wawasanyang dengan mengelaborasi indikator yang sudah
relevan terhadap informasi yang diperlukan. ada, kecuali pada konstruk keunggulan posi-
Instrumen kuisioner didesain menggunakan sional, indikator ketiga dan keempat dikem-
skala ala Likert dengan rentang nilai 1 sampai bangkan sendiri oleh peneliti. Setiap konstruk
dengan 10. Angka 1 identik dengan sangat direfleksikan oleh 4 indikator, detailnya dapat
tidak setuju (STS) dan angka 10 menunjukkan dilihat pada tabel 1.
sangat setuju (SS), sementara angka 5
mengindikasikan sikap yang netral (N). Uji Instrumen Penelitian
Bagi responden offline, kuisioner Untuk mengetahui tingkat kesahihan instrumen
langsung dibagikan di lokasi kerja masing- penelitian terlebih dahulu dilakukan beberapa
masing sehingga bisa langsung diisi dan pengujian seperti uji asumsi klasik, uji
dikembalikan saat itu juga atau dijemput lagi realibilitas dan uji validitas. Pada tahap ini
beberapa hari kemudian. Sedangkan untuk digunakan perangkat lunak SPSS 20 dan
responden online, kuisioner dikirim melalui AMOS 22 untuk mengolah data hasil survei,
email menggunakan aplikasi Google Form, outputnya dijelaskan secara detail per bagian,
sehingga setiap responden selesai mengisi pada halaman selanjutnya.
Tabel 1: Konstruk dan skala pengukuran
72 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 66-78

Uji Asumsi Klasik Normalitas data dapat dinilai dari 2


Uji klasik meliputi analisis terhadap kasus aspek, yaitu kemencengan data (skewness) dan
multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedas- keruncingannya (curtosis) baik univariat
tisitas, normalitas dan linieritas data hasil maupun multivariat. Asesmen terhadap
penelitian. Pengujian asumsi klasik pada studi normalitas data yang dilakukan menggunakan
ini hanya meliputi 2 hal saja yaitu kasus multi- program Amos akan mengeluarkan output yang
kolenieritas dan normalitas data. Untuk men- terkait dengan profil tersebut secara simultan
deteksi ada tidaknya multikolenieritas, berikut sehingga langsung dapat dinilai data mana yang
ditampilkan matrik korelasi semua variabel normal dan sebaliknya. Kreteria penilaian yang
observed. Menurut Ghozali (2013), dua buah digunakan untuk menentukan normalitas data
variabel dikategorikan memiliki efek multi- adalah rentang skewness ± 2,58 (Ghozali,
kolenieritas bila koefesian korelasinya lebih 2013). Berdasarkan kreteria tersebut dan output
besar dari 0,95. Dari tabel 2 dibawah dapat Amos pada tabel 3 dapat dikatakan bahwa
diketahui nilai korelasi terbesar adalah 0,83 secara individual semua data variabel observed
terjadi antara MP2 dan MP3 sehingga dapat memenuhi syarat distribusi normal walaupun
disimpulkan bahwa pada data penelitian ini secara multivariate belum cukup normal.
tidak memilikidampak multikolenieritas.
Tabel 2.Matriks korelasi observed variabel

Sumber : Data primer (diolah)


Tabel 3.Profil normalitas data

Sumber : Data primer (diolah)


Pengaruh Inovasi Layanan dan Keunggulan … (Anshar Daud) 73

Uji Validitas
Untuk menilai validitas instrumen pengukuran
dilakukan analisis CFA (confimatory factor
analysis) dengan batas nilai faktor loading
adalah minimal 0,7. Meskipun begitu, faktor Dan
loading dengan nilai 0,6 hingga 0,5 masih dapat
diterima dalam konteks tertentu (Ghozali, AVE = [ i2] / [ 2
i + Var(εi)]
2013).
Mengacu pada gambar 1, maka Dengan memanfaatkan kedua formula
terdapat 4 konstruk dengan masing-masingnya di atas, maka diperoleh besaran CR, AVE dan
terdiri atas 4 indikator. Konstruk CO (customer akar (sqrt) dari AVE sebagaimana ditunjukkan
orientation) direpresentasikan oleh CO1, oleh tabel 4. Secara umum, angka CR dan
O2,CO3 dan CO4 dengan skorCFAberturut- koefisien 0,7 serta AVE 0,5 yang
turut adalah: 0,63; 0,78; 0,76 dan 0,93. mengindikasikan kondite yang baik kecuali
Sedangkan SI (service innovation) diwakili AVE dari SI yang relatif marjinal yaitu 0,466.
oleh SI1 = 0,68; SI2 = 0,75; SI3 = 0,71 dan SI4
= 0,58. Kemudian PA (positional advantage) HASIL ANALISIS
direfleksikan oleh PA1 = 0,64; PA2 = 0,86; Demografi
PA3 = 0,78 dan PA4 = 0,75. Terakhir adalah Jumlah kuisioner yang diedarkan pada studi ini
MP (marketing performance) dengan manifes adalah 300 paket baik melalui offline maupun
MP1 = 0,83; MP2 = 0,90; MP3 = 0,92 dan online dan dikembalikan dalam keadaan semua
MP4 = 0,49. Dari sejumlah 16 indikator yang item pertanyaan/pernyataan terisi secara
ada, 1 indikator tidak memenuhi syarat nilai lengkap sebanyak 226 responden atau tingkat
yaitu MP4 sebesar 0,49 dan terpaksa dibuang respon sebesar 75,3%. Setelah dievaluasi dan
(di drop) untuk menjaga tingkat validitas mengeleminasi data yang tidak valid dan
instrumen. outlier, tersisa 188 data yang layak diolah
Uji Realibilitas dengan SPSS dan AMOS untuk menguji model
Selanjutnya penilaian instrumen dilakukan konseptual yang diajukan.
dengan uji kehandalan (realibilitas) mengguna- Adapun profil demografi responden
kan parameter CR (construct realibility) dan yang terlibat dalam survei menurut jenis
AVE (average variance extract). Indikator kelamin adalah responden pria 87,8% dan
lainnya adalah menghitung koefisien Alpha ( ) wanita 12,2%. Strata pendidikan SMA 15,2%;
konstruk menggunakan metode Cronbach, Diploma 8,1%; Sarjana 50,3% dan Paska
namun hasil estimasinya lebih rendah bila Sarjana 26,4%. Sementara menurut formasi
dibandingkan dengan CR. Rumus yang jabatan terdiri dari Supervisor 31,1%; Asisten
digunakan untuk menghitung CR dan AVE Manager 26%, Manager 30,6%; General
mengacu pada Ghozali (2013)halaman 138 dan Manager 5,1% dan Vice President atau
140 yaitu: sederajat 1%.

Tabel 4: Parameter realibilitas instrumen

! !
" # $ "
% $" & %"
Sumber : Data primer (diolah)
74 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 66-78

Evaluasi Data dan Model Struktural yang ditentukan baik untuk Cronbach , CR
Dengan berbekal 188 data yang valid dilakukan maupun AVE, terkecuali AVE dari SI yang
pengujian ulang terhadap validitas dan realibi- cenderung marjinal.
tas sistem dengan menjalankan persamaan Analisis Persamaan Model Struktural
model struktural (SEM) secara penuh. Hasilnya
diperlihatkan oleh tabel 5. Dari output tersebut, Dengan bantuan program AMOS melalui esti-
tampak bahwa ada beberapa indikator yang masi ML (maximum likelihood), model kon-
mengalami sedikit penurunan, hal itu terjadi septual dijalankan menggunakan 188 data hasil
karena adanya pengurangan 2 indikator (CO3 survei. Model penuh SEM tanpa respesifikasi
dan PA1). Kedua manifes terkait di drop untuk dengan mengurangi jumlah indikator tertentu
mendapatkan nilai goodness of fit model yang dan modifikasi indices (MI) memperlihatkan
memenuhi kreteria standar yaitu: Probabilitas ukuran goodness yang tidak fit, output nilai
(p) 0,05; GFI 0,90; AGFI 0,90; TLI Prob 0,000; chi-square 229,552; GFI 0,867;
0,95; CMIN/DF 2 dan RMSEA 0,08. AGFI 0,816; TLI 0,909 dan RMSEA 0,085.
Meskipun kinerja model sedikit
menurun namun tetap melampaui nilai baku
Tabel 5: Parameter validitas dan realibilitas SEM
Konstruk Loading Cronbach Construct AVE
Faktor Alpha ( ) Realibility
Customer Orientation 0,830 0,848 0,644
CO1 0,751
CO2 0,770
CO3 di drop
CO4 0,881
Service Orientation 0,767 0,783 0,436
SI1 0,586
SI2 0,725
SI3 0,702
SI4 0,619
Positional Advantage 0,840 0,850 0,739
PA1 di drop
PA2 0,872
PA3 0,820
PA4 0,847
Marketing Performance 0,914 0,932 0,821
MP1 0,916
MP2 0,826
MP3 0,970
MP4 di drop
Sumber: Data primer (diolah)
Tabel 6. Standar Goodness of Fit Index
Goodness of fit index Cut-off Value Output Status
Chi-square (CMIN) Diharapkan kecil 68,315 Fit
Significance Probability 0,05 0,053 Fit
RMSEA 0,08 0,043 Fit
GFI 0,90 0,945 Fit
AGFI 0,90 0,902 Fit
CMIN/DF 2,00 1,340 Fit
TLI 0,95 0,981 Fit
PGFI 0 s/d 1 0,530 Fit
Sumber : Ferdinand (2014)
Pengaruh Inovasi Layanan dan Keunggulan … (Anshar Daud) 75

Gambar 2: Diagram SEM respesifikasi


Gambar 2 di atas merupakan format full model pada level p < 0,001 (0,1%), sedangkan
hasil respesifikasi yang optimum dengan angka hipotesis H4 dan H5 signifikan pada taraf p
probabilitas P = 0,053. Skor P ini memenuhi 0,05 (5%), sementara hipotesis H3 tidak
syarat fit model yakni 0,05 sehingga tentu signifikan karena nilai p-nya cukup besar
jauh berbeda dari P sebelumnya yang hanya (0,981) sehingga sangat jauh dari nilai p yang
0,000. Dengan P = 0,053 diperoleh chi-square disyaratkan yaitu 0,05.Dengan demikian 5
68,315; chi-square/DF 1,34; GFI 0,945; AGFI dari 6 hipotesis yang diajukan pada studi ini
0,902; TLI 0,981 dan RMSEA 0,043. terbukti memiliki hubungan yang positif dan
Karena diagram SEM pada gambar 2 signifikan, sementara 1 hipotesis lainnya (H3)
sudah fit dan memenuhi semua kreteria tidak memperoleh dukungan bukti yang
goodness of fit, maka dapat dilanjutkan untuk memadai. Rangkuman terhadap status hipotesis
menganalisa relasi antar konstruk model dan dan angka statistik pendukungnya ditampilkan
mengkonfirmasi hipotesis yang diajukan. oleh tabel 7 sebagai berikut:
Hipotesis H1, H2 dan H6 terbukti signifikan
Tabel 7.Parameter SEM dan konfirmasi hipotesis
Hipotesis Koefesien jalur (') Critical Ratio (t) Prob (p) Status
H1 : CO ---> PA 0,651 4,604 0,000** mendukung
H2 : CO ---> SI 0,702 5,974 0,000** mendukung
H3 : CO ---> MP -0,004 -0,023 0,981 tidak mendukung
H4 : SI ---> PA 0,251 2,094 0,036* mendukung
H5 : SI ---> MP 0,212 1,958 0,050* mendukung
H6 : PA ---> MP 0,628 2,216 0,000** mendukung
Catatan : CO = customer orientation, SI = service innovation, PA = positonal advantage, MP = marketing performance

Sumber : Data primer (diolah)


76 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 66-78

DISKUSI DAN KESIMPULAN sosialisasi dalam suatu forum pertemuan, group


Keterbatasan Penelitian interaktif di sosial media, video conferenceatau
email.
Responden studi ini adalah karyawan Telkom Kegagalan model dan data yang
dengan latar belakang pendidikan, unit kerja digunakan untuk mencapai kondisi fit tanpa
dan lokasi kantor yang berbeda-beda. Meski- melakukan respesifikasi model dan mengurangi
pun berada dalam satu perusahaan dan menge- jumlah indikator merupakan peluang bagi
lola lini produk yang sama namun pengetahuan peneliti berikutnya untuk menguji dan meng-
dan pemahaman mereka tentang produk analisis model tersebut dengan melakukan
IndiHome (IPTV triple play) belum tentu sera- penyempurnaan tertentu baik pada aspek
gam. Kondisi tersebut sedikit banyaknya mem- justifikasi teori, konstruksi model maupun
pengaruhi akurasi dan variasi jawaban mereka akurasi datanya.
terhadap setiap item pertanyaan/pernyataan
kuisioner penelitian. Selanjutnya adalah waktu Implikasi Akademis dan Manajerial
pelaksanaan survei yang relatif singkat menye- Pada bagian awal artikel ini telah disampaikan
babkan sejumlah responden yang berkompeten bahwa relasi antara orientasi pelanggan
tidak seluruhnya sempat mengisi kuisioner (customer orientation) dengan kinerja pema-
survei sebagaimana mestinya. saran (marketing performance) masih mening-
Pada konteks yang lain, dukungan teori galkan riset gap. Kelompok pertama menye-
terhadap konstruk tertentu misalnya PA butkan bahwa hubungan keduanya adalah
(positional advantage) belum begitu memadai positif signifikan sedangkan pihak lain menya-
sehingga relasi yang terbangun dari variabel takan sebaliknya. Sebagaimana terlihat dalam
lainnya menuju ke PA atau sebaliknya masih tabel 7, dimana hipotesis H3 yang menyatakan
memerlukan kajian yang lebih intensif. Selain bahwa "orientasi pelanggan suatu perusahaan
itu, konstruk SI (service innovation) menghasil- memiliki hubungan dan berpengaruh positif
kan validitas dan realibitas yang relatif rendah, terhadap kinerja pemasarannya", ternyata tidak
kondisi tersebut mempengaruhi output model mendapat dukungan dari model dan data hasil
secara keseluruhan. Beberapa simulasi yang riset. Dengan demikian, maka output penelitian
dilakukan terhadap full model menunjukkan ini menguatkan temuankelompok kedua yang
bahwa setiap perubahan yang terjadi pada salah mengatakan bahwa orientasi pelanggan tidak
satu elemen persamaan struktural akan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran.
mengubah nilai probabilitas dan parameter Mengacu uraian di atas, maka impli-
model lainnya. kasi akademis artikel ini adalah menambah dan
Limitasi berikutnya yang ditemukan menguatkan temuan riset-riset sebelumnya baik
dalam penelitian ini adalah adanya 3 indikator terkait H3 maupun H1, H2, H4, H5 dan
yang yang terpaksa dibuang (dropped) yaitu H6.Sementara untuk implikasi manajerialnya
CO3, PA1 dan MP4, padahal secara teoritis dapat ditinjau dari model strukturalnya. Dari
ketiganya sudah lazim digunakan dalam model struktural dapat diketahui bahwa kinerja
sejumlah studi sebelumnya. Eksistensi ketiga pemasaran dipengaruhi oleh faktor inovasi
indikator tersebut pada model yang diajukan layanan dan keunggulan posisional sehingga
sesuai gambar 1 menyebabkan persamaan secara sederhana dapat dikatakan bahwa jika
struktural tidak mencapaikondisi fit yang perusahaan ingin memperbaiki kinerja pema-
disyaratkan. sarannya maka perusahaan tersebut seyogyanya
Rekomendasi Penelitian Lanjutan mengelola dengan optimal inovasi layanan dan
keunggulan posisionalnya. Meskipun orientasi
Untuk mengatasi keterbatasan riset yang pelanggan tidak berdampak langsung pada
diungkapkan di atas, maka penelitian selanjut- kinerja pemasaran namun ia memberi pengaruh
nya patut diupayakan adanya kegiatan pra melalui inovasi layanan dan keunggulan posi-
penelitian untuk menciptakan persepsi dan sional.
pemahaman yang relatif sama antara peneliti
dan calon responden terhadap objek, tujuan dan
metode penelitian. Mekanismenya bisa melalui
Pengaruh Inovasi Layanan dan Keunggulan … (Anshar Daud) 77

Kesimpulan Bessant, J., R. Lamming, H. Noke, dan W.


Studi ini berangkat dari sebuah riset gap antara Phillips. 2005. Managing innovation
orientasi pelanggandengan kinerja pemasaran. beyond the steady state. Technovation.
Untuk menguji riset gap tersebut dibangun 25(12). 1366-1376.
sebuah model konseptual yang menghubung- Brännback, M. 1999. The concept of customer
kan keduanya dengan 2 variabel mediasi yaitu orientation and its implication for
inovasi layanan dan keunggulan posisional. competence development. Innomarket
Untuk menguji model dimaksud, dilakukan Technical Reports. 1(1).
survei di Telkom dengan objek produk adalah Carbonell, P., dan A. I. Rodriguez. 2006. The
IndiHome. Dari total 226 kuisioner yang diisi impact of market characteristics and
dan dikembalikan oleh responden, kemudian innovation speed on perceptions of
diverifikasi sehingga didapatkan 188 data yang positional advantage and new product
valid. performance. International Journal of
Dengan menggunakan program Research in Marketing. 23(1). 1-12.
AMOS, model dan data tersebut dijalankan
sehingga diperoleh hasil seperti pada gambar Cheng, C. C., dan D. Krumwiede. 2012. The
2.Semua parameter goodness of fit model role of service innovation in the market
memenuhi kreteria sehingga relasi dan orientation—new service performance
hipotesis dapat dinilai lebih lanjut.Hasil linkage. Technovation. 32(7-8). 487-
estimasi AMOS menunjukkan bahwa 5 dari 6 497.
hipotesis terbukti signifikan pada probabilitas Ferdinand, A. T. 2014. Structural Equation
0,001 untuk H1, H2 dan H6 sedangkan H4 dan Model Dalam Penelitian Manajemen,
H5 signifikan pada probabilitas 0,05. Sisanya 1 Aplikasi Model-Model Rumit Dalam
hipotesis yaitu H3 tidak signifikan. Penelitian Untuk Skripsi, Tesis dan
Mengingat hubungan langsung antara Disertasi Doktor.In Seri Pustaka
CO dengan MP tidak signifikan, maka Kunci, edited by F. E. d. B. U.
pengaruh CO pada MP didapatkan melalui Diponegoro. Semarang, Indonesia: BP
mediasi SI atau PA. Efek tidak langsung CO ke Undip- Undip Press.
MP melalui SI adalah CO-SI dikali SI-MP atau
0,702 x 0,212 = 0,149. Sedangkan mediasi oleh Ghozali, I. 2013. Model Persamaan Struktural,
PA memberikan efek tidak langsung antara CO Konsep dan Aplikasi Dengan Program
dengan MP sebesar 0,409 ( CO-PA dikali PA-MP AMOS 21. 5 ed. Semarang, Indonesia.
atau 0,651 x 0,628). Dengan begitu dapat Badan Penerbit Undip.
dikatakan bahwa dalam kaitan mediasi antara Grawe, S. J., H. Chen, dan P. J. Daugherty.
CO dengan MP, tampaknya efek mediasi PA 2009. The relationship between stra-
lebih dominan dibanding efek mediasi SI tegic orientation, service innovation,
dengan ratio sebesar 2,745 kali. and performance. International Journal
of Physical Distribution &Logistics
DAFTAR PUSTAKA Management.39(4).282 - 300.
Balas, A. N., O. Gokus, dan S. N. Colakoglu. Hillebrand, B., R. G. M. Kemp, dan E. J.
2014. exploring the role of external Nijssen. 2011. Customer orientation
envirnment on determining strategies and future market focus in NSD.
focus, market orientation, and firm Journal of Service Management. 22(1):
performance of service firms.Academy 67 - 84.
of Marketing Studies Journal. 18(1).
Huhtala, J.-P., A. Sihvonen, J. Frosen, M.
Beitelspacher, L. S., M. Tokman, F. G. Adams, Jaakkola, dan H. Tikkanen. 2014. Mar-
dan J. R. Glenn Richey. 2012. Retail ket orientation, innovation capability
service-based operant resources and and business performance: Insights
market performance. The International from the global financial crisis. Baltic
Journal of Logistics Management,. Journal of Management. 9(2). 134 -
23(3). 408 - 434. 152.
78 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 66-78

Hult, G. T. M., dan D. J. Ketchen. 2001. Does Market orientation, knowledge


market orientation matter- A test of the competence, and innovation.
relationship between positional advan- International Journal of Research in
tage and performance. Strategic Marketing. 32(3). 309-318.
Management Journal.22. 899-906. Rowley, J., A. Baregheh, dan S. Sambrook.
Jaakkola, M., K. Möller, P. Parvinen, H. 2011. Towards an innovation-type
Evanschitzky, dan H. Mühlbacher. mapping tool. Management Decision,
2010. Strategic marketing and business 49(1), 73 - 86.
performance: A study in three Slater, S. F., dan J. C. Narver. 1990. The effect
European engineering countries’. of a market orientation on business
Industrial Marketing Management. profitability. Journal Of Marketing.
39(8). 1300-1310. 54(4). 20-35.
Jon-Arild, J. 2013. Innovation, a systemic ———. 1994. Market Oreintation, Customer
perspective – developing a systemic Value and Superior Performance.
innovation theory. Kybernetes Business Horison.
.42(8).1195 - 1217.
Kertajaya, H., M. Hermawan, Yuswohady, ———. 2000. The positive effect of a market
Taufik, Sonni, H. Anwar, H. H. orientation on business profitability: A
Joewono, dan J. Mussry. 2002. balanced replication. Journal of
Business Research. 48. 69-73.
Markplus on Strategy. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. Smirnova, M., P. Naudé, S. C. Henneberg, S.
Kohli, A. K., dan B. J. Jaworski. 1990. Market Mouzas, dan S. P. Kouchtch. 2011b.
orientation: The construct, research The impact of market orientation on
propossition, and managerial implica- the development of relational
tions. Jurnal of Marketing. 54. 1-18. capabilities and performance outcomes:
The case of Russian industrial firms.
Langerak, F. 2003. The effect of market Industrial Marketing Management.
orientation on positional advantage and 40(1). 44-53.
organizational performance. Journal of Smirnova, M., S. C. Henneberg, B. Ashnai, P.
Strategic Marketing, 11(1), 93-115. Naudé, dan S. Mouzas. 2011a.
Ledwith, A., dan M. O'Dwyer. 2008. Product Understanding the role of marketing–
launch, product advantage and market purchasing collaboration in industrial
orientation in SMEs. Journal of Small markets: The case of Russia. Industrial
Business and Enterprise Development. Marketing Management. 40(1). 54-64.
15(1). 96-110. Vytlacil, L. L. 2010. Market orientation and
Liu, H., W. Ke, K. K. Wei, dan Z. Hua. 2013. business performance: The role of
Effects of supply chain integration and positional advantage. School of
market orientation on firm perfor- Business and Technology. Capella
mance: Evidence from China. Inter- University.
national Journal of Operations & Wikipedia. 2015. Service Innovation.
Production Management. 33(3). 322 - http://en.wikipedia.org/wiki/Service_in
346. novation. Diakses tanggal 25 Mei
Matanda, M. J., dan N. O. Ndubisi. 2009. 2015.
Market orientation, supplier perceived Windahl, C. 2015. Understanding solutions as
value and business performance of technology-driven business
SMEs. Journal of Enterprise Infor- innovations. Journal of Business &
mation Management. 22(4). 384 - 407. Industrial Marketing. 30(3/4). 378 -
Ozkaya, H. E., C. Droge, G. T. M. Hult, R. 393.
Calantone, dan E. Ozkaya. 2015.

Anda mungkin juga menyukai