Pengaruh Inovasi Layanan Dan Keunggulan Posisional Pada Kinerja Pemasaran
Pengaruh Inovasi Layanan Dan Keunggulan Posisional Pada Kinerja Pemasaran
juga menyebut 3 komponen yakni (1) customer sung antara orientasi pelanggan dengan kinerja
orientation, (2) competitor orientation dan (3) pemasaran, bukan saja tidak signifikan tetapi
interfunctional coordination. Suatu bisnis arahnya juga negatif.
disebut berorientasi pasar jika budayanya Selanjutnya Smirnova, Naudé,
secara sistematis dan menyeluruh berkomitmen Henneberg, Mouzas, dan Kouchtch (2011b)
terhadap penciptaan nilai superior berkelan- meneliti perusahan industri di Rusia untuk
jutan kepada pelanggannya. Situasi tersebut melihat relasi antara orientasi pasar dengan
bisa terjadi jika perusahaan senantiasa berupaya kinerja bisnis. Dari tiga elemennya, hanya
untuk mengoleksi, mengkonsolidasikan dan orientasi persaingan yang berdampak langsung
memanfaatkan semua informasi terkait pelang- sedangkan dua sisanya yakni orientasi pelang-
gan, pesaing, pemasok, regulator dan faktor gan dan koordinasi lintas fungsi dimediasi oleh
lain yang mempengaruhi proses penciptaan kapabilitas relasional. Studi lain yang mengu-
nilai pelanggan (Slater and Narver, 1994). atkan bahwa hubungan antara orientasi pelang-
Elemen fundamental dari filosofi bisnis adalah gan dengan kinerja adalah tidak signifikan
konsep pemasaran, penjelmaannya berupa ditunjukkan oleh Beitelspacher, Tokman,
kemampuan perusahaan untuk mengaktuali- Adams, dan Glenn Richey (2012) dan Huhtala,
sasikannya dalam setiap aktifitas dan prilaku Sihvonen, Frosen, Jaakkola, dan Tikkanen
keorganisasian perusahaan baik internal mau- (2014). Dengan didukung oleh keempat hasil
pun eksternal. Perusahaan yang konsisten tersebut, maka pada bagian ini dapat disebut
menggunakan konsep pemasaran, disebut bahwa orientasi pelanggan tidak berpengaruh
sebagai perusahaan yang berorientasi pasar. langsung terhadap kinerja.
Sementara konsep pemasaran sendiri terkait Berbeda dengan apa yang telah dibahas
dengan koordinasi dan integrasi semua fungsi di atas, disini beberapa hasil penelitian mem-
yang memungkinkan pencapaian maksimum perlihatkan hasil yang berkebalikan. Bila
profit jangka panjang perusahaan (Kohli and sebelumnya hanya hubungan tidak langsung
Jaworski, 1990). yang memberi dampak maka mereka justru
Aspek inti dari orientasi pasar adalah mampu membuktikan bahwa orientasi pelang-
fokus pada pelanggan, tugas semua perusahaan gan berpengaruh langsung dan signifikan bagi
dan pihak-pihak yang terkait di dalamnya untuk kinerja pemasaran. Mulai dari Ledwith and
selalu berusaha menciptakan dan memberikan O'Dwyer (2008), studinya menginvestigasi
nilai superior kepada pelanggan. Seluruh hubungan antara orientasi pasar, keunggulan
untaian jejaring rantai pasokan (supply chain) produk dan dampak peluncuran produk ter-
perusahaan dan setiap titik kontak dengan hadap kinerja organisasi dengan mediasi
pelanggan sepatutnya memberi nilai tambah kinerja produk baru. Objek studi adalah per-
bagi nilai superior dimaksud (Slater and usahan kecil menengah (SME) dan perusahaan
Narver, 1994). besar. Mereka menemukan bahwa untuk
segmen SME, ada efek langsung dari orientasi
KAJIAN PUSTAKA pelanggan kepada kinerja organisasi sedangkan
Pada studi ini, unsur orientasi pelanggan dari segmen perusahaan besar hanya variabel pelun-
Slater dan Narver digunakan sebagai komponen curan produk yang berpengaruh pada kinerja.
dasar dalam mensintesa model. Peneliti mene- Selain itu, Smirnova, Henneberg, Ashnai,
mukan adanya hasil studi yang berbeda pada Naudé, dan Mouzas (2011a) menggunakan dua
hubungan antara orientasi pelanggan dengan metode untuk menguji hubungan antara
kinerja. Satu pihak mengatakan bahwa relasi orientasi pelanggan dengan kinerja. Pertama,
dari orientasi pelanggan ke kinerja tidak mem- mereka meneliti bagian pembelian pada 148
punyai pengaruh atau signifikansi. Matanda perusahaan industri dan hasilnya tidak
and Ndubisi (2009) melakukan studi untuk signifikan. Kedua, mereka menggunakan model
menguji hubungan kedua variabel tersebut dyadic yaitu dua kelompok responden diteliti
dengan menempatkan suplier perceived value bersamaan (bagian pembelian dan bagian
creation sebagai mediasinya. Efek tidak lang- pemasaran), dengan jumlah sampel yang sama,
sung menunjukkan hasil yang signifikan, yakni 148. Hasilnya, metode kedua ini lah yang
namun terjadi sebaliknya pada hubungan lang- menunjukkan hasil bahwa orientasi pelanggan
berdampak signifikan pada kinerja. Fakta
68 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 66-78
empiris yang sama dibuktikan oleh dua artikel Chen, dan Daugherty (2009);
(2009) Beitelspacher et
lain yang menemukan adanya dampak langsung al. (2012) dan Cheng and Krumwiede (2012)
(2012).
dari orientasi pelanggan ke kinerja pemasaran,
pema Dari ketiga sumber tersebut,
tersebut muncul variabel
yaitu (Liu, Ke, Wei, dann Hua, 2013) dan orientasi pelanggan, inovasi layanan,
layanan dan
(Balas,
Balas, Gokus, dan Colakoglu,
Colakoglu 2014) kinerja pemasaran. Sedangkan variabel lainnya,
lainnya
Berangkat dari fenomena adanya yaitu keunggulan posisional, diambil dari Hult
kesenjangan penelitian (research gap) antara and Ketchen (2001); Carbonell and Rodriguez
orientasi pelanggan dengan kinerja sebagaimana
sebagai (2006). Dengan memiliki 4 variabel, maka
dipaparkan di atas, baik Kohli dan Jaworski dapat disintesis menjadi sebuah model konsep-
konsep
(1990) maupun Slater dan Narver, (1990;1994)
(1990 tual riset seperti
perti pada gambar 1.
1
sama-sama
sama menyebutkan bahwa orientasi pasar
sangat penting bagi perusahaan untuk Customer Orientation (CO) dan Positional
memberikan nilai terbaik bagi pelanggannya.
pelang Advantage (PA)
Dari dua studi yang dilakukan, Slater and Narver Elemen penting orientasi pelanggan (customer
(1990) dan Slater and Narver (2000) menemukan orientation) berkaitan dengan
denga proses memeli-
bukti yang konsisten bahwa orientasi pasar hara hubungan dan improvisasi terhadap nilai
berdampak pada kinerja,, bahkan output riset superior bagi pelanggan. Bahkan merekrut
kedua lebih baik dari pada sebelumnya. calon karyawan terbaik dan memberi training,
Meskipun demikian, riset lain yang lebih baru memotivasi karyawan dan menyediakan peng- peng
masih meninggalkan perbedaan hasil. Kemudian, hargaan adalah salah satu bagian dari orintasi
variabel kinerja sendiri dalam banyak literatur pelanggan tersebut. Dalam
alam konteks tertentu,
menggunakan
akan istilah yang berbeda-beda.
berbeda perusahaan dapatmelibatkan pelanggannya
Misalnya kinerja organisasi (Ledwith and guna membangkitkan loyalitas mereka (Slater
O'Dwyer, 2008), kinerja bisnis (Matanda and and Narver, 1994).. Orientasi pelanggan
Ndubisi, 2009; Smirnova et al., 2011a; Smirnova merupakan
kan inti kesuksesan suatu bisnis melalui
et al., 2011b; Balas et al., 2014;
2014 Huhtala et al., deseminasi dan internalisasi yang baik dalam
2014), kinerja perusahaan (Liu Liu et al., 2013; organisasi perusahaan kepada setiap jajaran.
Ozkaya, Droge, Hult, Calantone, dan Ozkaya,
Ozkaya Dengan integrasi yang solid, orientasi pelang-
pelang
2015), kinerja keuangan (Jaakkola,
( Möller, gan akan membentuk kompetensi inti perusa-
perusa
Parvinen, Evanschitzky, dan Mühlbacher,
Mühlbacher 2010; haan baik internal maupun ekternal
Cheng and Krumwiede, 2012) 2012 dan kinerja (Brännback, 1999).. Manfaat orientasi pelang-
pelang
pemasaran (Beitelspacher et al., 2012; Cheng and gan adalah mendekatkan perusahaan dengan
Krumwiede, 2012). Hal yang menarik adalah pelanggannya dan memberi posisi terbaik untuk
sebutan kinerja perusahaan dan kinerja bisnis belajar dan menerima umpan balik. Dengan
karena pada umumnya, satuan pengukurannya demikian, perusahaan dapat secara cepat dan
adalah kinerja keuangan dan kinerja pemasaran. efisien dalam mengantisipasi perubahan kebu-
kebu
Disamping itu, indikator (observed variable) tuhan dan keinginan pelanggan. Hubungan
yang diukur ada kalanya sama meskipun yang intens dengan pelanggan tertentu mem-mem
terminologi kinerja yang digunakan berbeda. buka kesempatan untuk melakukan kolaborasi
Ide dasar penentuan model atau atau ko-kreasi
kreasi dalam pengembangan produk
kerangka konseptual penelitian ini dielaborasi yang baru (Hillebrand,
Hillebrand, Kemp, dan Nijssen,
dari tiga model studi sebelumnya,
sebelumnya yakniGrawe, 2011).
Keseluruhan studi tersebut membahas relasi Service Innovation dan Marketing Perfor-
antara orientasi pelanggan dengan kinerja. mance
Karena itu dapat dirumuskan hipotesis H3 Sebelumnya telah dibahas bahwa kinerja dalam
sebagai berikut: literatur pemasaran menggunakan beberapa
H3: Orientasi pelanggan suatu perusahaan istilah yang berbeda namun keluarannya ber-
memiliki hubungan dan berpengaruh asosiasi dengan kinerja pemasaran atau kinerja
positif terhdap kinerja pemasarannya. keuangan. Dalam studi ini digunakan termino-
Service Innovation (SI) dan Positional logi kinerja pemasaran. Studi Beitelspacher et
al. (2012) dan Cheng and Krumwiede (2012)
Advantage (PA) keduanya mendukung pengunaan istilah
Sebelumnya telah dibahas bahwa kinerja dalam dimaksud. Relevan dengan hal ini, Grawe et al.
literatur pemasaran menggunakan beberapa (2009) menguji hubungan antara orientasi pasar
istilah yang berbeda namun outputnya ber- dengan kinerja pemasaran menggunakan
asosiasi dengan kinerja pemasaran atau kinerja mediasi inovasi layanan. Hasilnya menye-
keuangan. Dalam studi ini digunakan termino- butkan bahwa relasi antara inovasi layanan
logi kinerja pemasaran. Studi Beitelspacher et dengan kinerja pemasaran berpengaruh signifi-
al. (2012) dan Cheng and Krumwiede (2012) kan. Temuan ini diperkuat oleh Cheng and
keduanya mendukung pengunaan istilah Krumwiede (2012) yang menyatakan bahwa
dimaksud. Relevan dengan hal ini, Grawe et al. inovasi layanan berkontribusi positif yang
(2009) menguji hubungan antara MO dengan nyata kepada kinerja pemasaran maupun
MP menggunakan mediasi SI. Hasilnya me- kinerja keuangan. Dengan demikian, maka
nyebutkan bahwa relasi antara SI dengan MP dinyatakan hipotesis H6 sebagai berikut:
berpengaruh signifikan. Temuan ini diperkuat H6: Inovasi layanan suatu perusahaan
oleh Cheng and Krumwiede (2012) yang mempunyai pengaruh dan hubungan yang
menyatakan bahwa SI berkontribusi positif positif dengan kinerja pemasarannya.
yang nyata kepada kinerja pemasaran maupun
kinerja keuangan. Dengan demikian, maka METODOLOGI PENELITIAN
dapat diformulasikan hipotesis H4 berikut: Lokasi dan Waktu Penelitian
H4: Inovasi layanan suatu perusahaan memi-
liki hubungan dan berpengaruh positif Pada akhir tahun 2014 yang lalu PT. Teleko-
terhadap keunggulan posisionalnya. munikasi Indonesia, Tbk (selanjutnya disingkat
Telkom) meluncurkan sebuah produk baru
Positional Advantage dan Marketing Per- dengan merek IndiHome. Layanan tersebut
formance merupakan gabungan (bundling) 3 komponen
Hult and Ketchen (2001)menempatkan keung- produk yaitu telepon, internet dan IPTV. Nama
gulan posisional sebagai mediator penuh antara generik jasa ini dalam industri ICT (infor-
mation dan communication technology) adalah
orientasi pasar, kewirausahaan, keinovasian IPTV (internet protocol television) triple play.
dan pembelajaran organisasi untuk mempre- Sebagai sebuah produk baru, tentu IndiHome
diksi kinerja. Langerak (2003) dalam risetnya menjadi objek yang menarik untuk diteliti dan
menemukan bahwa keunggulan diferensiasi dikaji secara ilmiah khususnya dalam bidang
berdampak pada kinerja, sedangkan keung- pemasaran.
gulan biaya rendah tidak signifikan pada Survei penelitian ini dilaksanakan
kinerja. Studi yang sama juga dilakukan oleh dengan 2 cara yakni offline dan online. Untuk
Vytlacil (2010) dengan menggunakan orientasi offline lokasinya bertempat di kantor Telkom
pasar sebagai antecedent-nya. Kedua studi ter- Regional IV Semarang,sedangkan pada survei
sebut sama-sama membicarakan tentang relasi online, lokasinya tidak ditentukan secara
antara keungulan posisional dengankinerja. spesifik, responden bisa berada dikantor
Karena itu dapat dirumuskan hipotesis H5 Telkom mana saja yang tersebardi seluruh
sebagai berikut: Indonesia.Survei dilakukan selama 6 minggu
H5: Keunggulan posisional suatu perusahaan pada bulan Juni-Juli 2015.
mempunyai hubungan dan penaruh positif
dengan kinerja pemasarannya.
Pengaruh Inovasi Layanan dan Keunggulan … (Anshar Daud) 71
Uji Validitas
Untuk menilai validitas instrumen pengukuran
dilakukan analisis CFA (confimatory factor
analysis) dengan batas nilai faktor loading
adalah minimal 0,7. Meskipun begitu, faktor Dan
loading dengan nilai 0,6 hingga 0,5 masih dapat
diterima dalam konteks tertentu (Ghozali, AVE = [ i2] / [ 2
i + Var(εi)]
2013).
Mengacu pada gambar 1, maka Dengan memanfaatkan kedua formula
terdapat 4 konstruk dengan masing-masingnya di atas, maka diperoleh besaran CR, AVE dan
terdiri atas 4 indikator. Konstruk CO (customer akar (sqrt) dari AVE sebagaimana ditunjukkan
orientation) direpresentasikan oleh CO1, oleh tabel 4. Secara umum, angka CR dan
O2,CO3 dan CO4 dengan skorCFAberturut- koefisien 0,7 serta AVE 0,5 yang
turut adalah: 0,63; 0,78; 0,76 dan 0,93. mengindikasikan kondite yang baik kecuali
Sedangkan SI (service innovation) diwakili AVE dari SI yang relatif marjinal yaitu 0,466.
oleh SI1 = 0,68; SI2 = 0,75; SI3 = 0,71 dan SI4
= 0,58. Kemudian PA (positional advantage) HASIL ANALISIS
direfleksikan oleh PA1 = 0,64; PA2 = 0,86; Demografi
PA3 = 0,78 dan PA4 = 0,75. Terakhir adalah Jumlah kuisioner yang diedarkan pada studi ini
MP (marketing performance) dengan manifes adalah 300 paket baik melalui offline maupun
MP1 = 0,83; MP2 = 0,90; MP3 = 0,92 dan online dan dikembalikan dalam keadaan semua
MP4 = 0,49. Dari sejumlah 16 indikator yang item pertanyaan/pernyataan terisi secara
ada, 1 indikator tidak memenuhi syarat nilai lengkap sebanyak 226 responden atau tingkat
yaitu MP4 sebesar 0,49 dan terpaksa dibuang respon sebesar 75,3%. Setelah dievaluasi dan
(di drop) untuk menjaga tingkat validitas mengeleminasi data yang tidak valid dan
instrumen. outlier, tersisa 188 data yang layak diolah
Uji Realibilitas dengan SPSS dan AMOS untuk menguji model
Selanjutnya penilaian instrumen dilakukan konseptual yang diajukan.
dengan uji kehandalan (realibilitas) mengguna- Adapun profil demografi responden
kan parameter CR (construct realibility) dan yang terlibat dalam survei menurut jenis
AVE (average variance extract). Indikator kelamin adalah responden pria 87,8% dan
lainnya adalah menghitung koefisien Alpha ( ) wanita 12,2%. Strata pendidikan SMA 15,2%;
konstruk menggunakan metode Cronbach, Diploma 8,1%; Sarjana 50,3% dan Paska
namun hasil estimasinya lebih rendah bila Sarjana 26,4%. Sementara menurut formasi
dibandingkan dengan CR. Rumus yang jabatan terdiri dari Supervisor 31,1%; Asisten
digunakan untuk menghitung CR dan AVE Manager 26%, Manager 30,6%; General
mengacu pada Ghozali (2013)halaman 138 dan Manager 5,1% dan Vice President atau
140 yaitu: sederajat 1%.
! !
" # $ "
% $" & %"
Sumber : Data primer (diolah)
74 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 66-78
Evaluasi Data dan Model Struktural yang ditentukan baik untuk Cronbach , CR
Dengan berbekal 188 data yang valid dilakukan maupun AVE, terkecuali AVE dari SI yang
pengujian ulang terhadap validitas dan realibi- cenderung marjinal.
tas sistem dengan menjalankan persamaan Analisis Persamaan Model Struktural
model struktural (SEM) secara penuh. Hasilnya
diperlihatkan oleh tabel 5. Dari output tersebut, Dengan bantuan program AMOS melalui esti-
tampak bahwa ada beberapa indikator yang masi ML (maximum likelihood), model kon-
mengalami sedikit penurunan, hal itu terjadi septual dijalankan menggunakan 188 data hasil
karena adanya pengurangan 2 indikator (CO3 survei. Model penuh SEM tanpa respesifikasi
dan PA1). Kedua manifes terkait di drop untuk dengan mengurangi jumlah indikator tertentu
mendapatkan nilai goodness of fit model yang dan modifikasi indices (MI) memperlihatkan
memenuhi kreteria standar yaitu: Probabilitas ukuran goodness yang tidak fit, output nilai
(p) 0,05; GFI 0,90; AGFI 0,90; TLI Prob 0,000; chi-square 229,552; GFI 0,867;
0,95; CMIN/DF 2 dan RMSEA 0,08. AGFI 0,816; TLI 0,909 dan RMSEA 0,085.
Meskipun kinerja model sedikit
menurun namun tetap melampaui nilai baku
Tabel 5: Parameter validitas dan realibilitas SEM
Konstruk Loading Cronbach Construct AVE
Faktor Alpha ( ) Realibility
Customer Orientation 0,830 0,848 0,644
CO1 0,751
CO2 0,770
CO3 di drop
CO4 0,881
Service Orientation 0,767 0,783 0,436
SI1 0,586
SI2 0,725
SI3 0,702
SI4 0,619
Positional Advantage 0,840 0,850 0,739
PA1 di drop
PA2 0,872
PA3 0,820
PA4 0,847
Marketing Performance 0,914 0,932 0,821
MP1 0,916
MP2 0,826
MP3 0,970
MP4 di drop
Sumber: Data primer (diolah)
Tabel 6. Standar Goodness of Fit Index
Goodness of fit index Cut-off Value Output Status
Chi-square (CMIN) Diharapkan kecil 68,315 Fit
Significance Probability 0,05 0,053 Fit
RMSEA 0,08 0,043 Fit
GFI 0,90 0,945 Fit
AGFI 0,90 0,902 Fit
CMIN/DF 2,00 1,340 Fit
TLI 0,95 0,981 Fit
PGFI 0 s/d 1 0,530 Fit
Sumber : Ferdinand (2014)
Pengaruh Inovasi Layanan dan Keunggulan … (Anshar Daud) 75