SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
NIM : 201031
RUANG :
1
1. Ginjal Secara anatomi ginjal berbentuk seperti kacang koro dengan warna
merah coklat dan berjumlah dua buah.Ginjal terdiri dari ginjal kanan dan ginjal
kiri.Ginjal terletak didalam rongga abdomen posterior, masing-masing satu buah
disisi kiri dan kanan kolum vertebra, di belakang peritoneum dan dibawah
diagfragma. Batas atas ginjal kiri setinggi iga ke -11 ginjal kanan setinggi iga ke-12,
batas bawah ginjal setinggi vertebra lumbalis ke-3. Tiap –tiap ginjal mempunyai
panjang 11,25 cm lebar 5-7 cm tebal 2,5 cm. Ginjal kiri lebih tinggidari ginjal
kanan, berat ginjal pada laki-laki dewasa 150-170 gr, wanita dewasa 115-155gr
B. Pembungkus Ginjal
2. Ureter adalah saluran untuk urin yang berasal dari ginjal (melalui pelvis renalis) ke
vesica urinaria (buli-buli). Terdiri dari dua saluran masing-masing bersambung
dari ginjal kekandung kemih panjangnnya 25-30 cm dengan penampang 0,5 cm
mempunyai tiga jepitan disepanjang jalan. Fungsinya mendorong urine dari ginjal
ke kandung kemih melalui kontraksi peristalsis lapisan otot polos.Struktur ureter terdiri
dardari
1) luar jaringan ikat(jaringan fibrosa)
2) Lapisan tengah (otot polos)
3) Lapisan sebelah dalam (mukosa)
4. Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsimenyalurkan air kemih keluar. Pada laki-laki uretra bewrjalan berkelok –kelok
melalui pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.Uretra pada laki –laki terdiri dari :
1) Uretra Prostaria
2) Uretra membranosa
3) Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki –laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit
kearah atas, panjangnya ± 3 –4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena –vena, dan
lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah
atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran
ekskresi.
C. Urine (Air Kemih)
1. Sifat –sifat air kemihoJumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari
masuknya (intake)cairan serta faktor lainnyaoWarna bening muda dan bila dibiarkan
akan menjadi keruh.
• Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat –obatan dan sebagainya.
• Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
4
• Reaksi asam bila terlalu lamaakan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
2. Komposisi air kemih
• Air kemih terdiri dari kira –kira 95 % air
• Zat –zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asamurea, amoniak dan
kreatinin
• Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat,fosfat dan sulfat
• Pigmen (bilirubin, urobilin)
• Toksin
• hormon
3. Mekanisme Pembentukan UrineDari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus
setiap menit terbentuk 120 –125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi).
Setiap harinyadapat terbentuk 150 –180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar
1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dansebagian diserap kembali
FISIOLOGI PERKEMIHAN
1. Proses filtrasiTerjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih
besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian
yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat,
bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.
2.Proses reabsorpsiTerjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,
klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal
dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal
bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan
akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara
aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
3.Augmentasi (Pengumpulan)Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal
sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadipenyerapan ion Na+,
Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.Dari tubulus pengumpul, urine
yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju
vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine
sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui
uretra.
4.MikturisiPeristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung
kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam
kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 –23 ml urine.Miktruisi merupakan
gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat –pusat persyarafan
5
yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang
menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.
5.Ciri –ciri Urine NormalRata –rata dalam satu hari 1 –2 liter, tapi berbeda –beda sesuai
dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan,
baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata –rata 6
3. Patofisiologi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) ditunjukkan dengan adanya
mikroorganisme di dalam urine.
• Glomerulonefritis peradangan pada glomerulus, biasanya disebabkan
oleh diabetes mellitus dan hipertensi kronik.
• Pielonefritis, infeksi pada ginjal akibat adanya infeksi pada kandung
kemih. Ditandai dengan demam, menggigil, nyeri pinggang dan
disuria.
• Sistitis atau infeksi kandung kemih (paling sering terjadi infeksi)
ditandai dengan dysuria (nyeri saat mengeluarkan urine).
• Gagal ginjal atau penurunan fungsi organ ginjal atau tidak dapat
berfungsi sama sekali.
1. Riwayat Keperawatan
7
• Identitas pasien : meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnosa
medis.
• Status Kesehatan saat ini :
- Keluhan utama : biasanya klien mengeluh nyeri pada saat miksi, klien juga
mengeluh sering bak berulang ulan (anyang-anyang),terbangun pada malam hari,perasaan
ingin miksi yang sangat mendesak,kalua mau miksi harus menunggu lama,harus
mengedan,kencing terputus-putus (Wijaya,2013,hal. 103)
- Alas an masuk Rumah Sakit
- Pasien mengeluh sakit pada saat miksi dan harus menunggu lama dan juga harus
mengedan
- Pasien mengeluh sering BAK tidak tuntas
- Pasien mengeluh BAk berulang-ulang
- Pasien mengeluh sering terbangun saat malam hari (Wijaya,2013,hal. 137)
• Status Kesehatan Lalu
Apakah pasien mengalami atau tidak pernah menderita penyakit gangguan pada system
perkemihan atau penyakit lainnya dan sampai dirawat diRumah Sakit sebelumnya
(Wijaya,2013,hal. 103)
• Status Kesehatan Keluarga
Mungkin diantara keluarga pasien sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama
dengan penyakit pasien sekarang (Wijaya,2013,hal. 103).
2. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum
1. Tanda – tanda Vital
Sirkulasi terdapat peninggian tekanan darah (efek pembesaran ginjal).Adanyapeningkatan
nadi. Hal ini merupakan bentuk kompensasi dari nyeri yang timbul akibat obstruksi meatus
uretralis dan adanya distensi bladder.Terjadi peningkatan akibat retensi urin berlangsung
lama sering ditemukan adanya tanda gejala urosepsis.Terjadi peningkatan frekuensi nafas
akibat nyeri yang dirasakan pasien. (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 137)
• Pemeriksaan body sistem
1) Sistem pernapasan
- Inspeksi:biasanya klien terjadi sesak nafas,frekuensipernapasan meningkat.
- Palpasi:tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada sinetris, getaran tactil fremitus normal.
- Perkusi:perkusi paru normal (resonan)
- Auskultasi:biasanya terdengar suara nafas tambahan seperti ronchi, wheezing,
suara nafas mnurun, dan perubahan bunyi nafas. (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 137)
2) Sistem kardiovaskuler
8
- Inspeksi:Tidak terdapat sianosis, tidak terdapat tanda – tanda perubahan letak
maupun kelainan pada pemeriksaan inspeksi
- Palpasi:Biasanya denyut nadi meningkat akral hangat CRT detik
- Perkusi :Pada manusia normal pemeriksaan perkusi yang didapatkan pada thorax
adalah redup. (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 137)
3) Sistem persyarafan
- Inspeksi:Klien menggigil, kesadaran menurun dengan adanya infeksi dapat terjadi
urosepsis berat (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 137)
4) Sistem perkemihan
- Inspeksi:terdapat masssa padat dibawah abdomen bawah (distensi kandung kemih)
- Palpasi:pada palpasi bimanual ditemukan adanya rabaan pada ginjal dan pada
palpasi supra simfisis akan teraba distensi bladder dan terdapat nyeri tekan (Prabowo &
Pranata, 2014, hal. 137)
5) Sistem pencernaan
- Mulut dan tenggorokan : hilang nafsu makan, mual dan muntah.
- Abdomen
Inspeksi:bentuk abdomen datar (simetris), tidak terdapat masa dan benjolan
Auskultasi:biasanya bising usus normal ( 5-35)
Palpasi:tidak terdapat nyeri, tekan dan tidak terdapat pembesaran, permukaan
halus.
Perkusi:tympani. (Wijaya, 2013, hal. 104)
6) Sistem integument
- Palpasi :Kulit terasa panas, peningkatan suhu tubuh karena adanya tanda gejala
urosepsis, klien menggigil, kesadaran menurun. (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 137)
7) Sistem Muskuluskeletal
- Traksi kateter direkatkan dibagian paha klien. Pada paha yang direkatkan kateter
tidak boleh fleksi selama traksi masih diperlukan. (Wijaya, 2013, hal. 105)
8) Sistem reproduksi
- Laki – laki:Pada pemeriksaan penis, uretra dan skrotum tidak ditemukan adanya
kelainan, kecuali adanya penyakit penyerta seperti stenosis meatus. Pemeriksaan RC
(rectal toucher) adalah pemeriksaan sederhana yang paling mudah untuk menegakkan
BPH.Tujuannya adalah untuk menentukan konsistensi system persyarafan unit vesiko
uretra dan besarnya prostat. (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 137)
9) Sistem penginderaan
- Inspeksi : pada pasien BPH biasanya pada sistem ini tidak mengalami gangguan
pada penglihatan. (Wijaya A. S., 2013, hal. 105)
3. Pemeriksaan Diagnostik
• Laboratorium Urinalisis, Bakteriologis, Makroskopis, Mikroskopis
9
• Radiologi Diagnostik USG, Intra Vena Pyelografi (IVP), CT Scan
Urologi, MRI
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Diagnosa yang muncul menurut SDKI edisi 1 tahun 2016
1. Retensi Urine
Definisi : pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap
- Penyebab
Peningkatan tekanan uretra
Kerusakan arkus refleks
Blok springter
Disfungsi neurologis(misalnya trauma penyakit syaraf)
Afek agen fermakologis
- Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
Sensasi penuh pada kandung kemih
Objektif :
Disuria atau anoria
Distensi kandung kemih
- Gejala dan tanda minor
Subjektif :
Dribbling
Objektif :
Inkontinensia berlebihan
Residu urine 150ml atau lebih
- Kondisi klinis terkait :
Benigna prostat hyperplasia
Pembengkakan perineal
Cedera medula spinalis
Rektokel
Tumor di saluran kemih
2. Nyeri akut
Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berinteraksi ringan hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
10
- Penyebab :
Agen pencedera fisiologis
Agen pencedera kimiawi
Agen pencedera fisik
- Gejala dan tanda mayor :
Subjektif :
Mengeluh nyeri
Objektif :
Tampak meringis
Bersikap protektif
Gelisah
Frekuensi nadi meningkat
Sulit tidur
- Gejala dan tanda minor :
Objektif :
Tekanan darah meningkat
Pola nafas berubah
Nafsu makan berubah
Proses berfikir terganggu
Menarik diri
Berfokus pada diri sendiri
Diaforesis
- Kondisi klinis terkait :
Kondisi pembedahan
Cedera traumatis
Infeksi
Syndrome koroner akut
Glaukoma
B. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
DX 1 Retensi Urin
Retensi Urine berhubungan dengan peningkatan uretra
Tujuan: menunjukan eliminasi urine, yang dibuktika oleh indikator berikut (sebutkan 1-5:
selalu, sering, kadang-kadang, jarang, atau tidak mengalami gangguan): pola eliminasi,
mengosongkan kandung kemih secara tuntas
Kriteria hasil:
1. Residu pasca perkemih>100-200 ml
2. Mendeskripsikan rencana perawat dirumah
3. Tetap bebas dari infeksi saluran kemih
11
4. Melaporkan penurunan spasme kandung kemih
5. Mempunyai keseimbangan asupan dan haularan 24 jam
6. Mengosongkan kandung kemih secara tuntas
Aktivitas keperawatan :
Pengkajian :
• Identifikasi dan dokumentasi pola pengosongan kandung kemih
• Perawatan retensi urine (NIC) :
Pantauan pengunaan agens non-resep dengan anti kolinergik atau agonis alfa, pantau efek
obat resep, pantau asupan dan haluaran dan pantau derajat distensi kandung kemih melalui
palpasi dan perkusi
Penyuluhan untuk pasien atau keluarga :
• Ajarkan pasien tentang tanda dan gejala infeksi saluran kemih yang harus
dilaporkan(misalnya, demam menggigil, nyeri pinggang, hematuria, serta perubahan
konsistensi dan bau urine)
• Perawatan retensi urine(NIC): instruksikan pasien dan keluarga untuk mencatat haluaran
urine, bila diperlukan
Aktivitas kolaboratif :
• rujuk ke perawat terapi enterostoma untuk instruksi kateterisasi intermiten mandiri
menggunakan prosedur bersih setiap 4-6jam pada saat terjaga.
• Perawatan retensi urine(NIC) : rujuk pada spesialis kontinensia urine jika diperlukan
Aktivitas lain :
• lakukan program pelatihan pengosongan kandung kemih
• bagi cairan dalam sehari untuk menjamin asupan adekuat tanpa menyebabkan kandung
kemih over distensi
• anjurkan pasien mengonsumsi cairan per oral
• perawatan retensi urine (NIC) :
1. berikan privasi untuk eliminasi
2. gunakan kekuatan sugesti dengan mengalirkan air atau membilas toilet
3. berikan cukup waktu untuk pengosongan kandung kemih(10 menit)
4. gunakan spirtus dari wintergreen pada pispot atau urinal
5. lakukan manuver Crede, jika perlu
DX 2 Nyeri Akut
Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera Fisik
Tujuan: menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut (sebutkan 1-
5: sangat berat, berat, sedang, ringan, atau tidak ada): ekspresi nyeri pada wajah, gelisah atau
ketegangan otot, durasi episode nyeri, merintih dan mengangis, dan gelisah
Kriteria hasil :
12
• Pasien akan memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai
kenyamanan.
• Mempertahankan tingkat nyeri pada atau kurang (dengan skala 0 – 10).
• Melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologi.
• Mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi faktor tersebut.
• Melaporkan nyeri kepada penyediaan layanan kesehatan.
• Menggunakan tindakan meredakan nyeri dengan analgesik dan non analgesik tekanan
darah.
• Mempertahankan selera makan yang baik.
• Melaporkan pola tidur yang baik.
• Melaporkan kemampuan untuk mempertahankan performa peran dan hubungan
interpersonal.
Aktivitas keperawatan :
Pengkajian :
• Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama mengumpulkan informasi
pengkajian.
• Gunakan bagan alir nyeri untuk memantau peredaran nyeri oleh analgesik dan
kemungkinan efek sampingnya.
• Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata – kata yang sesuai usia dan tingkat
perkembangan pasien.
Penyuluhan untuk pasien atau keluarga :
• Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum, frekuensi
pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan interaksi obat, kewaspadaan khusus
saat mengonsumsi obat tersebut (misalnya pembatasan aktivitas fisik, pembatasan diet), dan
nama orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri membandel.
• Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika perbedaan nyeri tidak
dapat dicapai.
• Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan
tawarkan strategi koping yang dirasakan.
• Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesic narkotik atau opioid (misalnya risiko
ketergantungan atau overdosis).
Aktivitas kolaboratif :
• Kelola nyeri pascabedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (misalnya, setiap 4
jam selama 36 jam).
• Manajemen nyeri (NIC) : gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih
berat, laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan, saat ini merupakan
perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien di masa lalu.
Aktivitas lain :
13
• Sesuaikan frekuensi dosis sesuai indikasi mengenai pengkajian nyeri dan efek samping.
• Bantu pasien mengidentifikasi tindakan kenyamanan yang efektif dimasa lalu, seperti
distraksi, relaksasi atau kompres hangat / dingin.
• Gunakan pendekatan yang positif untuk mengoptimalkan respon pasien terhadap analgesic
(misalnya obat ini akan mengurangi nyeri anda).
• Manajemen nyeri (NIC) : libatkan pasien dalam modalitas peredaan nyeri jika
memungkinkan, pastikan pemberian analgesic terapi atau strategi non farmakologi sebelum
melakukan prosedur yang menimbulkan nyeri
C. EVALUASI
- Pasien mampu menerima informasi yang telah diberikan oleh perawat
- Pasien mampu mengidentifikasi skala nyerinya sendiri
- Pasien mampu menghilangkan atau mengurangi rasa nyerinya dengan menggunakan
Teknik non farmakologis
- Pasien bersedia mengikuti intruksi yang diberikan oleh perawat untuk meminum obat
secara teratur dan tepat untuk mengurangi rasa nyerinya
SUMBER/REFERENSI:
Prabowo, E., & Pranata, A. E. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan. Jogjakarta: Nuha
Medika.
Suharyanto, T. (2013). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta: CV.TRANS INFO MEDIA.
Wilkinson, J. M. (2016). Buku saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
A. Identitas Klien
Nama : Tn. M No. RM : 157xxx
15
C. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pada tanggal 08 April 2021 Tn. M dibawa keluarga ke RSUD Malang Kota dengan keluhan nyeri
dipinggang kanan dan perut bagian bawah ± 5 hari yang lalu seperti ditusuk-tusuk dan
memperberat disertai demam,menggigil dan tidak nafsu makan
F. Genogram
16
G. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan Bersih Bersih
Bahaya Kecelakaan Ada Ada
Polusi Tidak ada Ada
Ventilasi Cukup Baik Cukup
Pencahayaan Cukup Baik Cukup Baik
18
2. Sistem pendukung: suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain, sebutkan:
ipar
3. Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada
( ) hubungan dengan orang tua ( ) hubungan dengan pasangan
( ) hubungan dengan sanak saudara ( ) hubungan dengan anak
( ) lain-lain sebutkan,
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: Tidak ada
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : Tidak ada
P. Pola Komunikasi
1. Bicara (√) Normal ( ) bahasa utama
( ) Tidak jelas ( ) bahasa daerah
( ) bicara berputar putar ( ) rentang perhatian
(√) Mampu mengerti pembicaraan orang lain (√) afek Positif
Q. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( √ ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti
R. Pola Nilai dan Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, dan kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak
2. Kegiatan agama/kepercayaan yang dilakukan di rumah (jenis dan frekuensi) : Sholat 5 waktu
dan Berdoa
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS : Sholat
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melakukan ibadahnya : klien sabar dan berdoa agar
penyakitnya cepat sembuh
S. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda tanda vital :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg Suhu : 37,9⁰C
Nadi : 94x/menit RR : 22x/menit
Tinggi Badan : 175 cm Berat Badan : 70 kg
19
b. Mata
Bentuk: simetris
Konjungtiva: tidak anemis
Pupil: ( √ ) reaksi terhadap cahaya ( √ ) isokor ( √ ) miosis ( ) pin point ( ) midriasis
Tanda radang: tidak ada
Fungsi penglihatan: normal
Penggunaan alat bantu: tidak ada
c. Hidung
Bentuk : simetris
Warna : normal
Pembengkakan : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Perdarahan : tidak ada
Sinus : tidak ada
d. Mulut & Tenggorokan
Warna bibir : merah muda
Mukosa : lembab
Ulkus : tidak ada
Lesi : tidak ada
Massa : tidak ada massa
Warna lidah : merah muda
Perdarahan gusi : tidak ada
Karies : tidak ada
Gangguan bicara : tidak ada
e. Telinga
Bentuk : simetris
Warna : normal
Lesi : tidak ada
Massa : tidak ada
Nyeri : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
f. Leher
Kekakuan : tidak ada
Benjolan/massa : tidak ada
Vena jugularis : tidak ada pembesaran pada vena jugularis
Nyeri : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Keterbatasan gerak : tidak ada
Keluhan lain : tidak ada
3. Thorak & Dada
Jantung
- Inspeksi : bentuk dada simetris,tidak ada massa,tidak tampak pulsasi ictus cordis
- Palpasi : ictus cordis teraba pada ics V mid clavicula line sinistra
- Perkusi : Terdengar pekak pada batas ics II line sternalis dextra-sinistra batas bawah ics V
mid clavicula sinistra
- Auskultasi : S1 dan S2 terdengar tunggal lub-dub, S1 terdengar pada ics IV dan V mid
clavicula line sinistra dan S2 terdengar pada ics II line sternalis dextra-sinistra tidak tedapat
suara tambahan
Paru
- Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada benjolan,Gerakan dada simetris, frekuensi
22x/menit
- Palpasi : Keadaan proxsesus xipoedeus : pasien teraba dan tidak ada nyeri tekan
20
- Perkusi : bunyi sonor
- Auskultasi : Suara nafas Vesikuler
4. Payudara & Ketiak
Benjolan/massa : Tidak ada
Bengkak : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
Kesimetrisan : Normal kanan kiri simetris
5. Punggung & Tulang Belakang
Tidak ada kelainan pada bentuk tulang
6. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada lesi dan benjolan,klien terlihat meringis saat ditekan bagian abdomen yang
bawah
Palpasi : Adanya nyeri tekan diperut bagian bawah
Perkusi : Terdengar Tympani
Auskultasi : Bising usus pasien 6x/menit
7. Genitalia & Anus
Inspeksi : Bentuk abdomen simetris/flat, genetalia dan reproduksi pasien bersih terpasang
kateter
Palpasi : Adanya pembesaran prostat, dan gangguan eliminasi urun
8. Ekstremitas (kekuatan otot, kontraktur, deformitas, edema, luka, nyeri/nyeri tekan, pergerakan)
Atas : Adanya keterbatasan gerak, terpasang infus Nacl 0,9 20Tpm ditangan kanan pasien
5 |5
Bawah : Tidak ada keterbatasan gerak pada ektremitas bawah, hanya terpasang kateter urinary
pada pasien
͞ ͞ ͞ ͞
5|5
21
HB 12,7 14,00 – 18,00 g/dl
Leukosit 31,8 4.00- 10.5 ribu/ul
Hematokrit 36,2 37.00 – 47.00 vol%
Trombosit 138 150 – 450 ribu/ul
Eosinofil % 0.0 1,0 – 3,0%
Gran % 92,9 50,0 – 81,0%
Limfosit % 2,0 20,0 – 40,0%
Gran # 29,49
2,50 – 7,00 ribu/ul
Limfosit # 0,63
1,25 – 4,00 ribu/ul
Ureum 115
Kratinin 4,79 0 – 50 mg/dl
Natrium 120 0,72 – 1,25 mg/dl
Kalium 3,4 136 – 145 meq/L
Chloride 83 3,5 – 5,1 meq/L
Kejernihan urin Keruh 98 – 107 meq/L
Lekosit Banyak Jernih
Eritrosit 2-3 0–3
Epithel +2 0–2
+1
- Pemeriksaan penunjang
USG UROLOGI : PROSTAT MEMBESAR RINGAN VOLUME 46CC
Malang,
Pengkaji
__________________
ANALISA DATA
23
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
. KEPERAWATAN
Do :
- TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 94x/menit
S : 37,9⁰C
RR : 22x/menit
Q =terasa nyut-nyut
(tertusuk)
T = nyeri kadang-kadang
terutama saat dipegang
Pemeriksaan penunjang
24
2. Ds : Peningkatan Tekanan Uretra Retensi Urin
Do :
Pemeriksaan Penunjang
25
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO.REG :
26
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
28
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
29
Nama / Usia : Tn. M Dx / No.Reg : BPH /
Edukasi
30
8. Ajarkan mengukur
asupan cairan dan haluaran urine
9. Ajarkan mengenali tanda
berkemih dan waktu yang tepat
untuk berkemih
10. Ajarkan terapi modalitas
pengetahuan otot-otot
panggul/berkemih
11. Anjurkan minum yang
cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
Kolaborasi
31
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No. Tanggal/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam
D.007 08 April S:
7 2021 Klien mengatakan nyeri pada bagian perut bawah makin
08.00 1. Mengidentifikasi berat bila ditekan
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri O:
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri - TTV
08.15 4. Mengidentifikasi nyeri pada kualitas hidup TD : 110/80 mmHg
N : 94x/menit
5. Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
S : 37,9⁰C
6. Memonitor efek samping penggunaan analgetik RR : 22x/menit
7. Memberikan Teknik non farmakologis untuk menguangi rasa nyeri
08.40 8. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri P = nyeri diperberat ketika ditekan
09.00 9. Memfasilitasi istrahat dan tidur Q =terasa nyut-nyut (tertusuk)
10. Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
11.00 strategi meredakan nyeri R = nyeri tidak menjalar
11. Menjelaskan penyebab,periode, dan pemicu nyeri
S = skala nyeri 4 ( nyeri sedang )
12. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
12.40 13. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri T = nyeri kadang-kadang terutama saat dipegang
14. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Pemeriksaan penunjang
13.00 15. Mengajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
16. Mengkolaborasi pemberian analgetic, jika perlu USG Urologi : prostat membesar ringan volume 46cc
32
A:
P:
33
No. Tanggal/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam
D.007 09 April S:
7 2021 - Klien mengatakan memahami penjelasan masalah
nyeri,teknik nonfarmakologis dan prosedur
mendapatkan obat untuk mengurangi rasa nyerinya
- klien juga mengatakan nyeri pada bagian perut bawah
08.00 2) Mengidentifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
waktu ditekan sudah mulai berkurang rasa sakitnya
7) Memberikan Teknik non farmakologis untuk menguangi rasa nyeri
8) Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri O:
9) Memfasilitasi istrahat dan tidur
09.00 12) Menjelaskan strategi meredakan nyeri - TTV
13) Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri TD : 120/90 mmHg
11.00 N : 98x/menit
S : 37,6⁰C
12.40 RR : 20x/menit
Pemeriksaan penunjang
34
A:
P:
35
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No. Tanggal/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam
D.005 08 April S:
0 2021 Klien mengatakan kandung kemih terasa penuh tapi sulit
untuk BAK
36
P:
panggul/berkemih
11. Menganjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi Lanjutkan Intervensi No. 3,9,10,11,12
13.50 12. Mengkolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu
14.05
14.25
14.35
37
No. Tanggal/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dx Jam
D.005 09 April
0 2021
14.25
14.35
38