Anda di halaman 1dari 38

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.

SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA MAHASISWA : Muhammad Zainur Rofiq

NIM : 201031

RUANG :

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

I. KONSEP DASAR KEBUTUHAN


1. Definisi
Pengertian Sistem Perkemihan Sistem perkemihan merupakan system ekskresi utama
dan terdiri atas 2 ginjal ( untuk mensekresi urine),2 ureter ( mengalirkan urine dari ginjal
ke kandung kemih),kandung kemih (tempat urine dikumpulkan dan disimpan
sementara), dan uretra (mengalirkan urine dari kandung kemih keluar tubuh).Sistem
perkemihan berperan penting dalam mempertahankan homeostasis konsentrasi air dan
elektrolit di dalam tubuh.Ginjal menghasilkan urine yang mengandung produk sisa
metabolisme, meliputi nitrogen yang merupakan senyawa urea dan asam urat dan
kelebihan ion.Urine terdiri atas air (96%), urea (2 %), dan sisanya 2 % terdiri atas
asam urat,kreatinin ,ammonium, natrium, kalium, fosfat, sulfat, dan oksalat.Urine
berwarna urine jernih karena adanya urobilin.Berat jenis urine antara 1020 dan
1030,sedangkan PH urine sekitar 6. Normalnya untuk dewasa mengeluarkan urine
1000-1500 mlper hari.Jumlah urine yang dihasilkan dan berat jenisnya bergantung
pada asupan cairan dan jumlah larutan yang diekskresi
2. Anatomi Fisiologi
ANATOMI PERKEMIHAN
A. ANATOMIr Ginjal Struktur makroskopik ginjalterdiri dari :
1) Bagian dalam medulla. Subtansi medularis terdiri dari pyramid renalis jumlahnya
antara 8-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal sedangkan apeknya
menghadap kesinus renalis.
2) Bagian luar korteks. Substansi kortekalis berwarna coklat merah konsistensi
lunak dan bergranulasi. Substansi ini tepat dibawah tunika fibrosa, melengkung
sepanjang basis pyramid yang berdekatan dengan sinus renalis bagian dalam
diantara pyramid dinamakan columna renalis.

1
1. Ginjal Secara anatomi ginjal berbentuk seperti kacang koro dengan warna
merah coklat dan berjumlah dua buah.Ginjal terdiri dari ginjal kanan dan ginjal
kiri.Ginjal terletak didalam rongga abdomen posterior, masing-masing satu buah
disisi kiri dan kanan kolum vertebra, di belakang peritoneum dan dibawah
diagfragma. Batas atas ginjal kiri setinggi iga ke -11 ginjal kanan setinggi iga ke-12,
batas bawah ginjal setinggi vertebra lumbalis ke-3. Tiap –tiap ginjal mempunyai
panjang 11,25 cm lebar 5-7 cm tebal 2,5 cm. Ginjal kiri lebih tinggidari ginjal
kanan, berat ginjal pada laki-laki dewasa 150-170 gr, wanita dewasa 115-155gr

B. Pembungkus Ginjal

bagian Ginjal mempunyai selubung sebagai berikut


1.Capsula Fibrosa meliputi ren dan melekat dengan erat pada permukaan kuar ginjal
2.Capsula Adiposa lemak ini meliputi capsula fibrosa
3.Fascia Renalis merupakan kondensasi dari jaringan ikat yang terletak diluar
capsula adipose dan meliputi ren serta gladula supra renalis dilateral fascial
melanjutkan diri sebagai fasia transfersalis
4.Corpus adiposum pararenale terletak diluar facia renalis dan sering didapatkan
dalam jumlah besar. Lemak ini membentuk lemak retroperitoneal.

• Struktur mikroskopik ginjalSatuan fungsional ginjal disebut nefron.Nefron adalah


massa tubulus mikroskopis ginjal yang merupakan satuan fungsional ginjal. Ginjal
mempunyailebih kurang 1,3 juta nefron yang selama 24 jam dapat menyaring 170liter
darah dari arteri renalis.Bagian –bagian nefron:
1) GlomerulusMerupakan gulungan atau anyaman kapiler yang terletak didalam
kapsula bowman.
2) Tubulus proksimalkonvultaTubulus ginjal yang langsung berhubungan dengan
kapsula bowman dengan panjang 15 mm dan diameter 55 mm.
3) Ansa henleBentuknya lurus dan tebal diteruskan ke segmen tipis selanjutnya
ke segmen tebal ,panjangnya 12 mm.
4) Tubulus distal konvultaBagian tubulus yang berkelok-kelok dan jauh letaknya
dari kapsula bowman panjangnya 5 mm
5) Duktus Koligen Medula terjadi pengaturan eksresi natrium urine

C. Vaskularisasi Ginjal mendapat darah dari arteri renalis yang merupakan


cabang dari aorta abdominalis.Arteri renalis mempunyai cabang yang besar yaitu
arteri renalis anteroior dan cabang yang kecil yaitu arteri renalis posterior.Cabang
2
anterior memberikan darah untuk ginjal anterior dan ventral.Cabang posterior
memberikan darah untuk ginjal posterior dan bagian dorsalurin
D. Persyarafan Ginjal
Syaraf ginjal kurang 15 ganglion. Ganglion ini membentuk plesus renalis yang berasal
dari cabang yang terbawah dan diluar ganglion pleksus seliaka, pleksus
auskustikus, dan bagian bawah splenikus.Pleksus renalis bergabung dengan
pleksus spermatikus dengan cara memberikan beberapa serabut yang dapat
menimbulkan nyeri pada testis pada kelainan ginjal.
E. Fungsi Ginjal
1. Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh.
2. Mengatur keseimbnagn osmotic dan mempertahankan keseimbangan ion yang
optimal dalam plasma ( keseimbangan elektrolit)
3. Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh
4. Eksresi sisa-sisa hasil metabolism ( ureum, asam urat, creatinin), zat-zat
toksit, obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing( pestisida)
5. Fungsi hormonal dan metabolisme

2. Ureter adalah saluran untuk urin yang berasal dari ginjal (melalui pelvis renalis) ke
vesica urinaria (buli-buli). Terdiri dari dua saluran masing-masing bersambung
dari ginjal kekandung kemih panjangnnya 25-30 cm dengan penampang 0,5 cm
mempunyai tiga jepitan disepanjang jalan. Fungsinya mendorong urine dari ginjal
ke kandung kemih melalui kontraksi peristalsis lapisan otot polos.Struktur ureter terdiri
dardari
1) luar jaringan ikat(jaringan fibrosa)
2) Lapisan tengah (otot polos)
3) Lapisan sebelah dalam (mukosa)

Pembagian ureter menurut tempatnya


a) abdominalis ureterPanjangnya kurang lebih 25-35 cm terletak turun kebawah
ventral dari tepi medial musculus psoas mayor yang memisahkan dari ujung
prosesus tranfersus vertebra lumbalis 2-5 dan merupakan lanjutan dari pelvis
renalis yang terlatak dorsal dari vasa renalis.
b) Pars pelvic ureterSetelah masuk ke vacuum pelvis ureter berjalan ke kaudal pada
dinding lateral pelvisyang tertutup oleh peritoneum.

3. Urinaria Terletak didalam cavum pelvis subperitonealis dorsal dari simfisis


pubis. Bentuk dan posisinya tergantung isinya secara fisiologis dalam keadaan
kosong tinggi vesica urinaria tidak melewati simfisis pubis, tapi bila penuh bisa
3
sampai setinggi umbilikus. Fungsi vesica urinaria untuk menampung urin.Lapisan-
lapisan Vesika Urinaria sebagai berikut:
a. Mukosa Merpakan jaringan ikat kendur sehingga dalam keadaan kosong
mukosa vesica urinaria membentuk lipatan –lipatan yang disebut sebagai rugae
vesicae. Rugae ini menghilang bila vesica urinaria terisi penuh sehingga mukosanya
tampak licin
b. Sub mukosa Terdiri atas jaringan ikat kendur dengan serabut-serabut
elastic kecuali pada trigonum lieutodi dimana mukosanya melekat erat pada jaringan
otot dibawahnya
c. MuscularisTerdiri atas jaringan otot polos dengan jaringan ikat fibrous
diantaranya. Tebalnya tergantung dari vesica urinaria otot ini semua
dinamakan musculi detrussor. Muscularis vesicaurinaria tersusun dalam 3
lapisan. Lapisan paling luar berjalan longitudinal menebal dalam daerah collum
melanjutkan diri keprostat (pada pria) dan uretra plika recto vesicalis, plika pubo
vesicalis (pada wanita). Lapisan tengah berjalan sircular dan membentuk musculus
sfingter uretra internum pada daerah collum ( pada wanita lebih tebal). Lapisan
paling dalam berjalan sircular dan paling tipis diantara lapisan sebelumnya.

4. Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsimenyalurkan air kemih keluar. Pada laki-laki uretra bewrjalan berkelok –kelok
melalui pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.Uretra pada laki –laki terdiri dari :
1) Uretra Prostaria
2) Uretra membranosa
3) Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki –laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit
kearah atas, panjangnya ± 3 –4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena –vena, dan
lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah
atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran
ekskresi.
C. Urine (Air Kemih)
1. Sifat –sifat air kemihoJumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari
masuknya (intake)cairan serta faktor lainnyaoWarna bening muda dan bila dibiarkan
akan menjadi keruh.
• Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat –obatan dan sebagainya.
• Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.

4
• Reaksi asam bila terlalu lamaakan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
2. Komposisi air kemih
• Air kemih terdiri dari kira –kira 95 % air
• Zat –zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asamurea, amoniak dan
kreatinin
• Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat,fosfat dan sulfat
• Pigmen (bilirubin, urobilin)
• Toksin
• hormon
3. Mekanisme Pembentukan UrineDari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus
setiap menit terbentuk 120 –125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi).
Setiap harinyadapat terbentuk 150 –180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar
1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dansebagian diserap kembali
FISIOLOGI PERKEMIHAN
1. Proses filtrasiTerjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih
besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian
yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat,
bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.
2.Proses reabsorpsiTerjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,
klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal
dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal
bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan
akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara
aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
3.Augmentasi (Pengumpulan)Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal
sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadipenyerapan ion Na+,
Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.Dari tubulus pengumpul, urine
yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju
vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine
sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui
uretra.
4.MikturisiPeristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung
kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam
kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 –23 ml urine.Miktruisi merupakan
gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat –pusat persyarafan

5
yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang
menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.
5.Ciri –ciri Urine NormalRata –rata dalam satu hari 1 –2 liter, tapi berbeda –beda sesuai
dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan,
baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata –rata 6
3. Patofisiologi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) ditunjukkan dengan adanya
mikroorganisme di dalam urine.
• Glomerulonefritis peradangan pada glomerulus, biasanya disebabkan
oleh diabetes mellitus dan hipertensi kronik.
• Pielonefritis, infeksi pada ginjal akibat adanya infeksi pada kandung
kemih. Ditandai dengan demam, menggigil, nyeri pinggang dan
disuria.
• Sistitis atau infeksi kandung kemih (paling sering terjadi infeksi)
ditandai dengan dysuria (nyeri saat mengeluarkan urine).
• Gagal ginjal atau penurunan fungsi organ ginjal atau tidak dapat
berfungsi sama sekali.

4. Jenis Gangguan Kebutuhan Dasar


Gangguan kebutuhan dasar eliminasi urine

5. Tanda dan Gejala Gangguan Kebutuhan Dasar Eliminasi Urine


- Urine sulit keluar di awal buang air kecil.
- Perlu mengejan saat buang air kecil.
- Aliran urine lemah atau tersendat-sendat.
- Urine menetes di akhir buang air kecil.
- Buang air kecil terasa tidak tuntas.
- Buang air kecil di malam hari menjadi lebih sering.
- Sering buang air kecil atau inkontinensia urine.

6. Etiologi Gangguan Kebutuhan Dasar Eliminasi Urine


Belum diketahui apa yang menyebabkan pembesaran prostat jinak. Akan tetapi,
kondisi ini diduga terkait dengan perubahan pada keseimbangan kadar hormon seksual
seiring pertambahan usia pria.
Pada sebagian besar pria, prostat akan terus tumbuh seumur hidup. Ketika
ukurannya cukup besar, prostat akan menghimpit uretra, yaitu saluran yang
mengalirkan urine dari kandung kemih ke lubang kencing. Kondisi inilah yang
menyebabkan munculnya gejala-gejala di atas.
6
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena pembesaran
prostat jinak, yaitu:
- Berusia di atas 60 tahun
- Kurang berolahraga
- Memiliki berat badan berlebih
- Menderita penyakit jantung atau diabetes
- Rutin mengonsumsi obat hipertensi jenis penghambat beta
- Memiliki keluarga yang mengalami gangguan prostatologi Gangguan Kebutuhan
Dasar

7. Komplikasi Kebutuhan Dasar Eliminasi Urine


- Infeksi saluran kemih
- Penyakit batu kandung kemih
- Tidak bisa buang air kecil
- Kerusakan kandung kemih dan ginjal

8. Penatalaksanaan Kebutuhan Dasar Eliminasi Urine


PENATA LAKSANAAN
a. Kateterisasi urethra.
b. Drainage suprapubik.
c. Pungsi vesika urinaria
(NB: menyesuaikan jenis kebutuhan dasar yang menjadi pokok pembahasan)

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A.PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien benigna prostat hyperplasia (BPH) menggunakan pengkajian
mendalam mengenai retensi urine, dengan kategori fisiologi dan subkategori eliminasi.
Pengkajian dilakukan sesuai dengan gejala dan tanda mayor retensi urine yaitu dilihat dari
data subjektifnya pasien mengalami sensasi penuh pada kandung kemih. Dilihat dari data
objektif yaitu disuria/anuria dan distensi pada kandung kemih. Sedangkan gejala dan tanda
minor retensi urine yaitu dilihat dari data subjektifnya dribbling. Dilihat dari data objektif
inkontensia berlebih dan residu urin 150 ml atau lebih (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Selain itu, pengkajian keperawatan pada pasien pre operasi benigna prostat hyperplasia (BPH)
dengan retensi urine meliputi data umum mengenai identitas pasien, anamnesis riwayat
penyakit, dan pengkajian psikososial (Asmadi, 2008)

1. Riwayat Keperawatan

7
• Identitas pasien : meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnosa
medis.
• Status Kesehatan saat ini :
- Keluhan utama : biasanya klien mengeluh nyeri pada saat miksi, klien juga
mengeluh sering bak berulang ulan (anyang-anyang),terbangun pada malam hari,perasaan
ingin miksi yang sangat mendesak,kalua mau miksi harus menunggu lama,harus
mengedan,kencing terputus-putus (Wijaya,2013,hal. 103)
- Alas an masuk Rumah Sakit
- Pasien mengeluh sakit pada saat miksi dan harus menunggu lama dan juga harus
mengedan
- Pasien mengeluh sering BAK tidak tuntas
- Pasien mengeluh BAk berulang-ulang
- Pasien mengeluh sering terbangun saat malam hari (Wijaya,2013,hal. 137)
• Status Kesehatan Lalu
Apakah pasien mengalami atau tidak pernah menderita penyakit gangguan pada system
perkemihan atau penyakit lainnya dan sampai dirawat diRumah Sakit sebelumnya
(Wijaya,2013,hal. 103)
• Status Kesehatan Keluarga
Mungkin diantara keluarga pasien sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama
dengan penyakit pasien sekarang (Wijaya,2013,hal. 103).
2. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum
1. Tanda – tanda Vital
Sirkulasi terdapat peninggian tekanan darah (efek pembesaran ginjal).Adanyapeningkatan
nadi. Hal ini merupakan bentuk kompensasi dari nyeri yang timbul akibat obstruksi meatus
uretralis dan adanya distensi bladder.Terjadi peningkatan akibat retensi urin berlangsung
lama sering ditemukan adanya tanda gejala urosepsis.Terjadi peningkatan frekuensi nafas
akibat nyeri yang dirasakan pasien. (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 137)
• Pemeriksaan body sistem
1) Sistem pernapasan
- Inspeksi:biasanya klien terjadi sesak nafas,frekuensipernapasan meningkat.
- Palpasi:tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada sinetris, getaran tactil fremitus normal.
- Perkusi:perkusi paru normal (resonan)
- Auskultasi:biasanya terdengar suara nafas tambahan seperti ronchi, wheezing,
suara nafas mnurun, dan perubahan bunyi nafas. (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 137)
2) Sistem kardiovaskuler

8
- Inspeksi:Tidak terdapat sianosis, tidak terdapat tanda – tanda perubahan letak
maupun kelainan pada pemeriksaan inspeksi
- Palpasi:Biasanya denyut nadi meningkat akral hangat CRT detik
- Perkusi :Pada manusia normal pemeriksaan perkusi yang didapatkan pada thorax
adalah redup. (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 137)
3) Sistem persyarafan
- Inspeksi:Klien menggigil, kesadaran menurun dengan adanya infeksi dapat terjadi
urosepsis berat (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 137)
4) Sistem perkemihan
- Inspeksi:terdapat masssa padat dibawah abdomen bawah (distensi kandung kemih)
- Palpasi:pada palpasi bimanual ditemukan adanya rabaan pada ginjal dan pada
palpasi supra simfisis akan teraba distensi bladder dan terdapat nyeri tekan (Prabowo &
Pranata, 2014, hal. 137)
5) Sistem pencernaan
- Mulut dan tenggorokan : hilang nafsu makan, mual dan muntah.
- Abdomen
 Inspeksi:bentuk abdomen datar (simetris), tidak terdapat masa dan benjolan
 Auskultasi:biasanya bising usus normal ( 5-35)
 Palpasi:tidak terdapat nyeri, tekan dan tidak terdapat pembesaran, permukaan
halus.
 Perkusi:tympani. (Wijaya, 2013, hal. 104)
6) Sistem integument
- Palpasi :Kulit terasa panas, peningkatan suhu tubuh karena adanya tanda gejala
urosepsis, klien menggigil, kesadaran menurun. (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 137)
7) Sistem Muskuluskeletal
- Traksi kateter direkatkan dibagian paha klien. Pada paha yang direkatkan kateter
tidak boleh fleksi selama traksi masih diperlukan. (Wijaya, 2013, hal. 105)
8) Sistem reproduksi
- Laki – laki:Pada pemeriksaan penis, uretra dan skrotum tidak ditemukan adanya
kelainan, kecuali adanya penyakit penyerta seperti stenosis meatus. Pemeriksaan RC
(rectal toucher) adalah pemeriksaan sederhana yang paling mudah untuk menegakkan
BPH.Tujuannya adalah untuk menentukan konsistensi system persyarafan unit vesiko
uretra dan besarnya prostat. (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 137)
9) Sistem penginderaan
- Inspeksi : pada pasien BPH biasanya pada sistem ini tidak mengalami gangguan
pada penglihatan. (Wijaya A. S., 2013, hal. 105)
3. Pemeriksaan Diagnostik
• Laboratorium  Urinalisis, Bakteriologis, Makroskopis, Mikroskopis
9
• Radiologi Diagnostik  USG, Intra Vena Pyelografi (IVP), CT Scan
Urologi, MRI

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Diagnosa yang muncul menurut SDKI edisi 1 tahun 2016
1. Retensi Urine
Definisi : pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap
- Penyebab
 Peningkatan tekanan uretra
 Kerusakan arkus refleks
 Blok springter
 Disfungsi neurologis(misalnya trauma penyakit syaraf)
 Afek agen fermakologis
- Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
Sensasi penuh pada kandung kemih
Objektif :
 Disuria atau anoria
 Distensi kandung kemih
- Gejala dan tanda minor
Subjektif :
Dribbling
Objektif :
 Inkontinensia berlebihan
 Residu urine 150ml atau lebih
- Kondisi klinis terkait :
 Benigna prostat hyperplasia
 Pembengkakan perineal
 Cedera medula spinalis
 Rektokel
 Tumor di saluran kemih

2. Nyeri akut
Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berinteraksi ringan hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

10
- Penyebab :
 Agen pencedera fisiologis
 Agen pencedera kimiawi
 Agen pencedera fisik
- Gejala dan tanda mayor :
Subjektif :
Mengeluh nyeri
Objektif :
 Tampak meringis
 Bersikap protektif
 Gelisah
 Frekuensi nadi meningkat
 Sulit tidur
- Gejala dan tanda minor :
Objektif :
 Tekanan darah meningkat
 Pola nafas berubah
 Nafsu makan berubah
 Proses berfikir terganggu
 Menarik diri
 Berfokus pada diri sendiri
 Diaforesis
- Kondisi klinis terkait :
 Kondisi pembedahan
 Cedera traumatis
 Infeksi
 Syndrome koroner akut
 Glaukoma
B. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
DX 1 Retensi Urin
Retensi Urine berhubungan dengan peningkatan uretra
Tujuan: menunjukan eliminasi urine, yang dibuktika oleh indikator berikut (sebutkan 1-5:
selalu, sering, kadang-kadang, jarang, atau tidak mengalami gangguan): pola eliminasi,
mengosongkan kandung kemih secara tuntas
Kriteria hasil:
1. Residu pasca perkemih>100-200 ml
2. Mendeskripsikan rencana perawat dirumah
3. Tetap bebas dari infeksi saluran kemih
11
4. Melaporkan penurunan spasme kandung kemih
5. Mempunyai keseimbangan asupan dan haularan 24 jam
6. Mengosongkan kandung kemih secara tuntas
Aktivitas keperawatan :
Pengkajian :
• Identifikasi dan dokumentasi pola pengosongan kandung kemih
• Perawatan retensi urine (NIC) :
Pantauan pengunaan agens non-resep dengan anti kolinergik atau agonis alfa, pantau efek
obat resep, pantau asupan dan haluaran dan pantau derajat distensi kandung kemih melalui
palpasi dan perkusi
Penyuluhan untuk pasien atau keluarga :
• Ajarkan pasien tentang tanda dan gejala infeksi saluran kemih yang harus
dilaporkan(misalnya, demam menggigil, nyeri pinggang, hematuria, serta perubahan
konsistensi dan bau urine)
• Perawatan retensi urine(NIC): instruksikan pasien dan keluarga untuk mencatat haluaran
urine, bila diperlukan
Aktivitas kolaboratif :
• rujuk ke perawat terapi enterostoma untuk instruksi kateterisasi intermiten mandiri
menggunakan prosedur bersih setiap 4-6jam pada saat terjaga.
• Perawatan retensi urine(NIC) : rujuk pada spesialis kontinensia urine jika diperlukan
Aktivitas lain :
• lakukan program pelatihan pengosongan kandung kemih
• bagi cairan dalam sehari untuk menjamin asupan adekuat tanpa menyebabkan kandung
kemih over distensi
• anjurkan pasien mengonsumsi cairan per oral
• perawatan retensi urine (NIC) :
1. berikan privasi untuk eliminasi
2. gunakan kekuatan sugesti dengan mengalirkan air atau membilas toilet
3. berikan cukup waktu untuk pengosongan kandung kemih(10 menit)
4. gunakan spirtus dari wintergreen pada pispot atau urinal
5. lakukan manuver Crede, jika perlu
DX 2 Nyeri Akut
Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera Fisik
Tujuan: menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut (sebutkan 1-
5: sangat berat, berat, sedang, ringan, atau tidak ada): ekspresi nyeri pada wajah, gelisah atau
ketegangan otot, durasi episode nyeri, merintih dan mengangis, dan gelisah
Kriteria hasil :

12
• Pasien akan memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai
kenyamanan.
• Mempertahankan tingkat nyeri pada atau kurang (dengan skala 0 – 10).
• Melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologi.
• Mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi faktor tersebut.
• Melaporkan nyeri kepada penyediaan layanan kesehatan.
• Menggunakan tindakan meredakan nyeri dengan analgesik dan non analgesik tekanan
darah.
• Mempertahankan selera makan yang baik.
• Melaporkan pola tidur yang baik.
• Melaporkan kemampuan untuk mempertahankan performa peran dan hubungan
interpersonal.
Aktivitas keperawatan :
Pengkajian :
• Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama mengumpulkan informasi
pengkajian.
• Gunakan bagan alir nyeri untuk memantau peredaran nyeri oleh analgesik dan
kemungkinan efek sampingnya.
• Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata – kata yang sesuai usia dan tingkat
perkembangan pasien.
Penyuluhan untuk pasien atau keluarga :
• Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum, frekuensi
pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan interaksi obat, kewaspadaan khusus
saat mengonsumsi obat tersebut (misalnya pembatasan aktivitas fisik, pembatasan diet), dan
nama orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri membandel.
• Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika perbedaan nyeri tidak
dapat dicapai.
• Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan
tawarkan strategi koping yang dirasakan.
• Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesic narkotik atau opioid (misalnya risiko
ketergantungan atau overdosis).
Aktivitas kolaboratif :
• Kelola nyeri pascabedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (misalnya, setiap 4
jam selama 36 jam).
• Manajemen nyeri (NIC) : gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih
berat, laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan, saat ini merupakan
perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien di masa lalu.
Aktivitas lain :
13
• Sesuaikan frekuensi dosis sesuai indikasi mengenai pengkajian nyeri dan efek samping.
• Bantu pasien mengidentifikasi tindakan kenyamanan yang efektif dimasa lalu, seperti
distraksi, relaksasi atau kompres hangat / dingin.
• Gunakan pendekatan yang positif untuk mengoptimalkan respon pasien terhadap analgesic
(misalnya obat ini akan mengurangi nyeri anda).
• Manajemen nyeri (NIC) : libatkan pasien dalam modalitas peredaan nyeri jika
memungkinkan, pastikan pemberian analgesic terapi atau strategi non farmakologi sebelum
melakukan prosedur yang menimbulkan nyeri
C. EVALUASI
- Pasien mampu menerima informasi yang telah diberikan oleh perawat
- Pasien mampu mengidentifikasi skala nyerinya sendiri
- Pasien mampu menghilangkan atau mengurangi rasa nyerinya dengan menggunakan
Teknik non farmakologis
- Pasien bersedia mengikuti intruksi yang diberikan oleh perawat untuk meminum obat
secara teratur dan tepat untuk mengurangi rasa nyerinya
SUMBER/REFERENSI:

PPNI, T. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Nasional. Jakarta: DPP PPNI.

Prabowo, E., & Pranata, A. E. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan. Jogjakarta: Nuha
Medika.

Suharyanto, T. (2013). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta: CV.TRANS INFO MEDIA.

Wijaya, A. S. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 1( Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha


Medika.

Wilkinson, J. M. (2016). Buku saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


14
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Muhammad Zainur Rofiq Tempat Praktik :


NIM : 201031 Tgl Praktik :

A. Identitas Klien
Nama : Tn. M No. RM : 157xxx

Usia : 42 Thn Tanggal Masuk : 08 April 2021

Jenis kelamin : laki-laki Tanggal Pengkajian : 08 April 2021

Alamat : Malang Sumber Informasi : Ipar

No. Telepon :- Nama klg. dekat yang bisa dihubungi: Tn.H

Status pernikahan : Menikah

Agama : Islam Status : Menikah

Suku : Jawa Alamat : Malang

Pendidikan : SMP No. telepon : 085xxx

Pekerjaan : swasta Pendidikan : SMA

Lama bekerja :- Pekerjaan : PNS

B. Status Kesehatan Saat Ini


1. Keluhan utama : klien mengatakan nyeri bagian perut bawah makin berat bila ditekan.
Kandung kemih terasa penuh tapi sulit untuk BAK,disertai demam
2. Lama keluhan : ± 5 hari
3. Kualitas keluhan: skala nyeri 4 (nyeri sedang)
4. Faktor pencetus: seperti ditusuk-tusuk dan memberat
5. Faktor pemberat: nyeri diperberat ketika ditekan
6. Upaya yang telah dilakukan: pasien mengatakan pergi ke RS
7. Keluhan saat pengkajian: nyeri dipinggang kanan dan perut bagian bawah

Diagnosa Medis: Benigna Prostat Hyperplasia (BPH)

15
C. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pada tanggal 08 April 2021 Tn. M dibawa keluarga ke RSUD Malang Kota dengan keluhan nyeri
dipinggang kanan dan perut bagian bawah ± 5 hari yang lalu seperti ditusuk-tusuk dan
memperberat disertai demam,menggigil dan tidak nafsu makan

D. Riwayat Kesehatan Dahulu


1. Penyakit Yang Pernah Dialami
a. Kecelakaan (Jenis &waktu) : tidak ada
b. Operasi (Jenis &waktu) : ± 3 minggu lalu
c. Penyakit :
 Kronis : Tidak ada
 Akut : Bph
d. Terakhir masuk RS: ± 3 minggu lalu
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : tidak ada
3. Imunisasi
( √ )BCG ( √ )Hepatitis
( √ )Polio ( √ )Campak
( √ )DPT ( )……………
4. Kebiasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Tidak Terkaji
5. Obat-obatan yang digunakan
Tidak Terkaji
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluarga yang terkena alergi,asma,TBC,hipertensi,penyakit
jantung,stroke,anemia,hemophilia,artrithis,migran.DM,Kanker, dan gangguan emosional

F. Genogram

16
G. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
 Kebersihan Bersih Bersih
 Bahaya Kecelakaan Ada Ada
 Polusi Tidak ada Ada
 Ventilasi Cukup Baik Cukup
 Pencahayaan Cukup Baik Cukup Baik

H. Pola Aktivitas – Latihan


Jenis Rumah Rumah sakit
Sebelum sakit Sesudah sakit
 Makan minum 0 0 2
 Mandi 0 0 2
 Berpakaian/berdandan 0 0 2
 Toileting 0 0 2
 Mobilitas di tempat tidur 0 0 2
 Berpindah 0 0 2
 Berjalan 0 0 2
 Naik tangga 0 0 2
Pemberian skor : 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu 1 orang, 3 = dibantu>1 orang, 4 =
tidak mampu
I. Pola Nutrisi Metabolik
Jenis Rumah Rumah sakit
 Jenis diet Tidak ada Tidak ada
 Frekuensi/pola 2x sehari 3x sehari
 Porsi yng dihabiskan 1/2 porsi 1 porsi
 Komposisi menu Nasi,sayur,lauk Nasi,sayur,lauk
 Pantangan Tidak ada Tidak ada
 Nafsu makan Baik Cukup baik
 Fluktuasi BB 6 bulan terakhir Tetap Tetap
 Jenis minuman Air putih Air putih
 Frekuensi/pola 4-8 gelas/hari 5 gelas/ hari
J. Pola Eliminasi
Rumah Rumah sakit
BAB
 Frekuensi/pola 1x sehari Tidak BAB
 Konsistensi Lembek Tidak ada
 Warna & bau Kuning kecoklatan, bau Tidak ada
khas
 Kesulitan Tidak ada Tidak bisa BAB
 Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
BAK
 Frekuensi/pola 1x sehari Terpasang kateter frekuensi
500cc/hari
 Konsistensi Cair Cair
 Warna & bau Warna kuning jernih, bau Warna kuning jernih, bau
khas khas
 Kesulitan Tidak ada Tidak ada
17
 Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
K. Pola Tidur – Istirahat
Rumah Rumah sakit
Tidur siang : lamanya Jarang tidur siang Tidak ada
 Jam….s/d….. - -
 Kenyamanan stlh tidur Tidak ada Tidak ada
Tidur malam : lamanya ± 8 jam ± 6 jam
 Jam….s/d….. 22.00 – 06.00 22.00 – 04.00
 Kenyamanan stlh tidur Nyaman Nyaman
 Kebiasaan sblm tidur Berdoa dan sholat Berdoa
 Kesulitan Tidak ada Tidak dapat sholat
 Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

L. Pola Kebersihan Diri


Rumah Rumah sakit
 Mandi : frekuensi 3x sehari Diseka
Penggunaan sabun Ya Ya
 Keramas : frekuensi 2hari sekali 1minggu sekali
Penggunaan sampo Ya Ya
 Gosok gigi : frekuensi 3x sehari 1x sehari
Penggunaan odol Ya Ya
 Ganti baju : frekuensi 3x sehari Tidak
 Potong kuku : frekuensi 1minggu sekali Tidak
 Kesulitan Tidak ada Tidak bisa melakukan
sendiri
 Upaya yg dilakukan Tidak ada Minta bantuan

M. Pola Toleransi Koping-Stress


1. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri ( √ ) dibantu orang lain, sebutkan keluarga
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll)
3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah : Berdoa
4. Harapan setelah menjalani perawatan: bisa melakukan aktifitas seperti sebelumnya
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit: tidak bebas beraktifitas
N. Konsep Diri
1. Gambaran : klien mengatakan kencingnya terputus-putus dan ingin segera pulang
2. Ideal diri : Cemas memikirkan penyakitnya
3. Harga diri : Klien sering bertanya kepada perawat apakah penyakitnya ini bisa sembuh
4. Peran : sebagai pasien yang dirawat diruang inap dengan penyakit BPH
5. Identitas diri : klien adalah seorang pasien yang menderita penyakit BPH
O. Pola Peran dan Hubungan
1. Peran dalam keluarga: kepala keluarga

18
2. Sistem pendukung: suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain, sebutkan:
ipar
3. Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada
( ) hubungan dengan orang tua ( ) hubungan dengan pasangan
( ) hubungan dengan sanak saudara ( ) hubungan dengan anak
( ) lain-lain sebutkan,
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: Tidak ada
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : Tidak ada
P. Pola Komunikasi
1. Bicara (√) Normal ( ) bahasa utama
( ) Tidak jelas ( ) bahasa daerah
( ) bicara berputar putar ( ) rentang perhatian
(√) Mampu mengerti pembicaraan orang lain (√) afek Positif
Q. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( √ ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti
R. Pola Nilai dan Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, dan kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak
2. Kegiatan agama/kepercayaan yang dilakukan di rumah (jenis dan frekuensi) : Sholat 5 waktu
dan Berdoa
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS : Sholat
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melakukan ibadahnya : klien sabar dan berdoa agar
penyakitnya cepat sembuh
S. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda tanda vital :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg Suhu : 37,9⁰C
Nadi : 94x/menit RR : 22x/menit
 Tinggi Badan : 175 cm Berat Badan : 70 kg

2. Kepala & Leher


a. Kepala
 Bentuk: simetris
 Massa: tidak ada massa
 Distribusi rambut: rata
 Warna kulit kepala: normal
 Keluhan: pusing/sakit kepala/migraine, lainnya: tidak ada keluhan

19
b. Mata
 Bentuk: simetris
 Konjungtiva: tidak anemis
 Pupil: ( √ ) reaksi terhadap cahaya ( √ ) isokor ( √ ) miosis ( ) pin point ( ) midriasis
 Tanda radang: tidak ada
 Fungsi penglihatan: normal
 Penggunaan alat bantu: tidak ada
c. Hidung
 Bentuk : simetris
 Warna : normal
 Pembengkakan : tidak ada
 Nyeri tekan : tidak ada
 Perdarahan : tidak ada
 Sinus : tidak ada
d. Mulut & Tenggorokan
 Warna bibir : merah muda
 Mukosa : lembab
 Ulkus : tidak ada
 Lesi : tidak ada
 Massa : tidak ada massa
 Warna lidah : merah muda
 Perdarahan gusi : tidak ada
 Karies : tidak ada
 Gangguan bicara : tidak ada
e. Telinga
 Bentuk : simetris
 Warna : normal
 Lesi : tidak ada
 Massa : tidak ada
 Nyeri : tidak ada
 Nyeri tekan : tidak ada
f. Leher
 Kekakuan : tidak ada
 Benjolan/massa : tidak ada
 Vena jugularis : tidak ada pembesaran pada vena jugularis
 Nyeri : tidak ada
 Nyeri tekan : tidak ada
 Keterbatasan gerak : tidak ada
 Keluhan lain : tidak ada
3. Thorak & Dada
 Jantung
- Inspeksi : bentuk dada simetris,tidak ada massa,tidak tampak pulsasi ictus cordis
- Palpasi : ictus cordis teraba pada ics V mid clavicula line sinistra
- Perkusi : Terdengar pekak pada batas ics II line sternalis dextra-sinistra batas bawah ics V
mid clavicula sinistra
- Auskultasi : S1 dan S2 terdengar tunggal lub-dub, S1 terdengar pada ics IV dan V mid
clavicula line sinistra dan S2 terdengar pada ics II line sternalis dextra-sinistra tidak tedapat
suara tambahan
 Paru
- Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada benjolan,Gerakan dada simetris, frekuensi
22x/menit
- Palpasi : Keadaan proxsesus xipoedeus : pasien teraba dan tidak ada nyeri tekan
20
- Perkusi : bunyi sonor
- Auskultasi : Suara nafas Vesikuler
4. Payudara & Ketiak
 Benjolan/massa : Tidak ada
 Bengkak : Tidak ada
 Nyeri : Tidak ada
 Nyeri tekan : Tidak ada
 Kesimetrisan : Normal kanan kiri simetris
5. Punggung & Tulang Belakang
Tidak ada kelainan pada bentuk tulang
6. Abdomen
 Inspeksi : Tidak ada lesi dan benjolan,klien terlihat meringis saat ditekan bagian abdomen yang
bawah
 Palpasi : Adanya nyeri tekan diperut bagian bawah
 Perkusi : Terdengar Tympani
 Auskultasi : Bising usus pasien 6x/menit
7. Genitalia & Anus
 Inspeksi : Bentuk abdomen simetris/flat, genetalia dan reproduksi pasien bersih terpasang
kateter
 Palpasi : Adanya pembesaran prostat, dan gangguan eliminasi urun
8. Ekstremitas (kekuatan otot, kontraktur, deformitas, edema, luka, nyeri/nyeri tekan, pergerakan)
 Atas : Adanya keterbatasan gerak, terpasang infus Nacl 0,9 20Tpm ditangan kanan pasien

5 |5

 Bawah : Tidak ada keterbatasan gerak pada ektremitas bawah, hanya terpasang kateter urinary
pada pasien
͞ ͞ ͞ ͞
5|5

9. Sistem Neurologi 9SSP : I-XII, reflek, motorik, sensorik)


Reflek patella Positif, Fungsi motorik positif
10. Kulit & Kuku
 Kulit : (warna, lesi, turgor, jaringan parut, suhu, tekstur, diaphoresis)
Warna kulit kuning langsat,keadaan kulit bersih, lembab,tidak ada luka,turgor kulit baik Kembali
<3 detik
 Kuku : (warna, lesi, bentuk, CRT)
Warna merah muda,bentuk normal,CRT Kembali kurang dari 2 detik

T. Hasil Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium, USG, Rontgen, MRI)


JENIS HASIL NORMAL

21
HB 12,7 14,00 – 18,00 g/dl
Leukosit 31,8 4.00- 10.5 ribu/ul
Hematokrit 36,2 37.00 – 47.00 vol%
Trombosit 138 150 – 450 ribu/ul
Eosinofil % 0.0 1,0 – 3,0%
Gran % 92,9 50,0 – 81,0%
Limfosit % 2,0 20,0 – 40,0%
Gran # 29,49
2,50 – 7,00 ribu/ul
Limfosit # 0,63
1,25 – 4,00 ribu/ul
Ureum 115
Kratinin 4,79 0 – 50 mg/dl
Natrium 120 0,72 – 1,25 mg/dl
Kalium 3,4 136 – 145 meq/L
Chloride 83 3,5 – 5,1 meq/L
Kejernihan urin Keruh 98 – 107 meq/L
Lekosit Banyak Jernih
Eritrosit 2-3 0–3
Epithel +2 0–2
+1

- Pemeriksaan penunjang
USG UROLOGI : PROSTAT MEMBESAR RINGAN VOLUME 46CC

U. Terapi (Medis, RehabMedik, Nutrisi)


Menerapkan 12 Benar
 Benar Klien
 Benar Obat
 Benar Dosis
 Benar rute pemberian
 Benar waktu
 Benar dokumentasi
 Benar hak klien untuk menolak
 Benar penkes
 Benar pengkajian TTV
 Benar evaluasi
 Benar reaksi terhadap makanan
 Benar reaksi terhadap obat lain
V. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
W. Kesimpulan
. Nyeri Akut
. Retensi Urin
X. Perencanaan Pulang
 Tujuan Pulang......................................................................................................................................
 Transportasi pulang.............................................................................................................................
22
 Dukungan keluarga..............................................................................................................................
 Antisipasi bantuan biaya setelah pulang..............................................................................................
 Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang...............................................................................
 Pengobatan..........................................................................................................................................
 Rawat jalan ke......................................................................................................................................
 Hal hal yang perlu diperhatikan di rumah............................................................................................
 Keterangan lain....................................................................................................................................

Malang,
Pengkaji

__________________

ANALISA DATA
23
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
. KEPERAWATAN

1. Ds : Agen pencedera Fisik pembesaran Nyeri Akut


pada prostat
Klien mengatakan nyeri
pada bagian perut bawah
makin berat bila ditekan

Do :

- TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 94x/menit
S : 37,9⁰C
RR : 22x/menit

P = nyeri diperberat ketika


ditekan

Q =terasa nyut-nyut
(tertusuk)

R = nyeri tidak menjalar

S = skala nyeri 4 ( nyeri


sedang )

T = nyeri kadang-kadang
terutama saat dipegang

Pemeriksaan penunjang

USG Urologi : prostat


membesar ringan volume
46cc

24
2. Ds : Peningkatan Tekanan Uretra Retensi Urin

Klien mengatakan kandung


kemih terasa penuh tapi
sulit untuk BAK

Do :

- Terpasang foley kateter


- Warna urin keruh
- Pengeluaran urin
500cc/hari

Pemeriksaan Penunjang

USG Urologi : prostat


membesar ringan volume
46cc

25
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA KLIEN : Tn. M

NO.REG :

NO TANGGAL DIAGNOSA TANGGAL TANDA


MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI TANGAN
1. 08 April 2021 Nyeri Akut Berhubungan dengan Agen 09 April 2021 Perawat
pencedera Fisik ditandai dengan
pembesaran pada prostat

2. 08 April 2021 Retensi Urin berhubungan dengan 09 April 2021 Perawat


peningkatan tekanan uretra ditandai
dengan pembesaran prostat ( sumbatan )

26
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama / Usia : Tn. M Dx / No.Reg : BPH /

NO TGL DX KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

1. 08/0 Nyeri akut Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Nyeri


berhubungan dengan keperawtan selama 3x24 jam
4/20 Observasi 1. Untuk mengetahui lokasi nyeri
agen pencedera fisik diharapkan nyeri berkurang
21 ditandai dengan dengan 1. Identifikasi dan skala yang muncul saat nyeri
pembesran pada lokasi,karakteristik,durasi,freku 2. untuk mengetahui seberapakah
Kriteria Hasil :
prostat ensi,kualitas,intensitas nyeri rasa nyeri yang dialami oleh
- Keluhan nyeri berkurang 2. Identifikasi skala nyeri pasien
- Skala nyeri berkurang 3. Identifikasi factor yang
3. untuk mengetahui apa saja yang
memperberat dan
memperingan nyeri memperberat dan memperingan
4. Identifikasi nyeri pada kualitas keadaan nyerinya
hidup 4. untuk mengetahui kulitas nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan yang dirasakan klien
keyakinan tentang nyeri
5. mengetahui sejauh mana tingkat
6. Monitor efek samping
penggunaan analgetik pengetahuan klien tentang nyeri
6. untuk mengetahui efek samping
Terapeutik
penggunaan analgetik

7. Berikan Teknik non


farmakologis untuk menguangi
27
rasa nyeri 7. untuk mengurangi rasa nyeri
8. Control lingkungan yang dengan cara teknik relaksasi nafas
memperberat rasa nyeri 8. untuk mengurangi rasa nyeri yang
9. Fasilitasi istrahat dan tidur
dirasakan klien dan memberikan
10. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan kenyamanan
strategi meredakan nyeri 9. untuk mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan klien
Edukasi
10. untuk mengetahui jenis dan
11. Jelaskan penyebab,periode, sumber nyeri serta memilih
dan pemicu nyeri
strategi yang tepat
12. Jelaskan strategi meredakan
nyeri 11. membantu mengurangi faktor
13. Anjurkan memonitor nyeri pemicu munculnya nyeri
secara mandiri 12. Untuk mengontrol mengatasi
14. Anjurkan menggunakan nyeri ketika nyeri muncul
analgetik secara tepat
13. untuk mengetahui nyeri yang
15. Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk timbul secara mandiri
mengurangi rasa nyeri 14. .penggunaan analgetik yang tepat
dapat mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
15. mengajarkan teknik relaksasi
16. Kolaborasi pemberian nafas dalam
analgetic, jika perlu
16. analgetik memblok lintasan nyeri
sehingga nyeri akan berkurang

28
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

29
Nama / Usia : Tn. M Dx / No.Reg : BPH /

NO TGL DX KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

2. 08/0 Retensi Urin Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Eliminasi Urine


berhubungan dengan keperawatan selama 3x24
4/20 Observasi
peningkatan tekanan jam diharapkan eliminasi urin
21 uretra ditandai dengan membaik dan Kembali 1. Identifikasi tanda dan gejala
pembesaran prostat normal dengan retensi atau inkontinensia urine
( sumbatan ) 2. Identifikasi factor yang
Kriteria Hasil :
menyebabkan retensi atau
- Sensasi berkemih inkontinensia urine
membaik 3. Monitor eliminasi urine
- Distensi pada kandung (mis;frekuensi,konsistensi,aroma
kemih menurun ,volume,dan warna)
- Frekuensi BAK membaik
Terapeutik
- Rasa berkemih tidak
tuntas membaik 4. Catat waktu-waktu dan haluaran
berkemih
5. Batasi asupan cairan, jika perlu
6. Ambil sampel urine tengah
(midstream) atau kultur

Edukasi

7. Ajarkan tanda dan gejala


infeksi saluran kemih

30
8. Ajarkan mengukur
asupan cairan dan haluaran urine
9. Ajarkan mengenali tanda
berkemih dan waktu yang tepat
untuk berkemih
10. Ajarkan terapi modalitas
pengetahuan otot-otot
panggul/berkemih
11. Anjurkan minum yang
cukup, jika tidak ada
kontraindikasi

Kolaborasi

12. Kolaborasi pemberian obat


supositoria uretra, jika perlu

31
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. M Ruangan : ______________________ RM No. : _____________________ Dx medis : BPH

No. Tanggal/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam
D.007 08 April S:
7 2021 Klien mengatakan nyeri pada bagian perut bawah makin
08.00 1. Mengidentifikasi berat bila ditekan
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri O:
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri - TTV
08.15 4. Mengidentifikasi nyeri pada kualitas hidup TD : 110/80 mmHg
N : 94x/menit
5. Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
S : 37,9⁰C
6. Memonitor efek samping penggunaan analgetik RR : 22x/menit
7. Memberikan Teknik non farmakologis untuk menguangi rasa nyeri
08.40 8. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri P = nyeri diperberat ketika ditekan
09.00 9. Memfasilitasi istrahat dan tidur Q =terasa nyut-nyut (tertusuk)
10. Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
11.00 strategi meredakan nyeri R = nyeri tidak menjalar
11. Menjelaskan penyebab,periode, dan pemicu nyeri
S = skala nyeri 4 ( nyeri sedang )
12. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
12.40 13. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri T = nyeri kadang-kadang terutama saat dipegang
14. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Pemeriksaan penunjang
13.00 15. Mengajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
16. Mengkolaborasi pemberian analgetic, jika perlu USG Urologi : prostat membesar ringan volume 46cc

32
A:

Masalah Belum Teratasi

P:

Lanjutkan Intervensi no. 2,6,7,8,9

33
No. Tanggal/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam

D.007 09 April S:
7 2021 - Klien mengatakan memahami penjelasan masalah
nyeri,teknik nonfarmakologis dan prosedur
mendapatkan obat untuk mengurangi rasa nyerinya
- klien juga mengatakan nyeri pada bagian perut bawah
08.00 2) Mengidentifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
waktu ditekan sudah mulai berkurang rasa sakitnya
7) Memberikan Teknik non farmakologis untuk menguangi rasa nyeri
8) Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri O:
9) Memfasilitasi istrahat dan tidur
09.00 12) Menjelaskan strategi meredakan nyeri - TTV
13) Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri TD : 120/90 mmHg
11.00 N : 98x/menit
S : 37,6⁰C
12.40 RR : 20x/menit

P = nyeri sketika ditekan

Q =terasa nyut-nyut (tertusuk)

R = nyeri tidak menjalar

S = skala nyeri 2 ( nyeri sedang )

T = nyeri kadang-kadang terutama saat dipegang

Pemeriksaan penunjang

34
A:

Masalah Teratasi Sebagian

P:

Tetap Lanjutkan Intervensi No. 2,7,12

35
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. M Ruangan : ______________________ RM No. : _____________________ Dx medis : BPH

No. Tanggal/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam

D.005 08 April S:
0 2021 Klien mengatakan kandung kemih terasa penuh tapi sulit
untuk BAK

1. Mengidentifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine O:


13.10 2. Mengidentifikasi factor yang menyebabkan retensi atau
- Terpasang foley kateter
inkontinensia urine
- Warna urin keruh
3. Memonitor eliminasi urine
- Pengeluaran urin 500cc/hari
(mis;frekuensi,konsistensi,aroma,volume,dan warna)
4. Mencatat waktu-waktu dan haluaran berkemih Pemeriksaan Penunjang
5. Membatasi asupan cairan, jika perlu
6. Mengambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur USG Urologi : prostat membesar ringan volume 46cc
7. Mengajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
8. Mengajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine A:
13.30
9. Mengajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat
Masalah Belum Teratasi
untuk berkemih
10. Mengajarkan terapi modalitas pengetahuan otot-otot

36
P:
panggul/berkemih
11. Menganjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi Lanjutkan Intervensi No. 3,9,10,11,12
13.50 12. Mengkolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu

14.05

14.25

14.35

37
No. Tanggal/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dx Jam

D.005 09 April
0 2021

3) Memonitor eliminasi urine


(mis;frekuensi,konsistensi,aroma,volume,dan warna)
13.10 9.) Mengajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat
untuk berkemih
10.) Mengajarkan terapi modalitas pengetahuan otot-otot
panggul/berkemih
14.05 11.) Menganjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi
12.) Mengkolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu

14.25

14.35

38

Anda mungkin juga menyukai