Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak Usia 6-12 tahun atau disebut masa pertengahan dan akhir anak-anak,
ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Pada usia ini ditandai
dengan tingkat kecerdasan dan hafalanya yang kuat, jadi anak akan sangat mudah
menghafal, walaupun ia belum paham sekalipun. Bagi sebagian anak, hal ini
merupakan perubahan besar dalam pola hidupnya. Sebab, masuk sekolah
merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku. Oleh karena pentingnya masa ini, maka
perlu adanya sebuah telaah kejiwaan, apalagi anak tersebut berperan ganda
sebagai penghafal Al-Qur’an. Dengan menghafalkan AlQur’an maka dipakaikan
pada hari kiamat kepada kedua orang tuanya mahkota dari cahaya. Allah akan
meninggikan derajatnya saat berada di surga. Dan para malaikat yang mulia
menjadi temanya saat berada dirumah.

Keberadaan sekolah yang berbasis Islam merupakan salah satu bukti


sadarnya masyarakat dalam memahami Islam. Dengan demikian banyak
masyarakat yang menyekolahkan anaknya di pendidikan yang berbasis Islam,
karena pelajaran agama sangat diperhatikan tanpa mengesampingkan pelajaran
umum dari pemerintah, dan menjadi salah satu keunggulannya juga terdapat
pelajaran Tahfidz. Salah satu sekolahnya yaitu Sekolah Dasar Islamic Centre
Samarinda yang menjadikan program Tahfidz menjadi program unggulan,
menjadikan hafalan Juz 30 syarat kelulusan bagi siswanya.

Dalam menghafal Al-Qur’an dengan baik maka perlunya guru Tahfidz


yang profesional dalam membina siswanya. Profesionalisme guru setidaknya ada
tiga ranah profesionalitas. (muhimmah), yaitu menyampaikan dan memaparkan
(tabligh wal bayan), membina, mendidik, dan menyucikan (tarbiyah wa ta’lim wa
tazkiyah) dan mengamalkan, mengimplementasikan dan mengaktualisasikan
(‘amal wa tathbiq wa tanfidz).
2

Trinova & Salmi menyatakan bahwa (2016: 262) “Memorizing the Qur’an
is an important thing that must be done and taught to every generation, so that its
identity can be used and maintained. Although memorization of the Qur’an is not
easy work, it is not a thing that is impossible to be done, because until now some
people were still able to memorize it” yang berarti bahwa Menghafal Al-Quran
adalah hal penting yang harus dilakukan dan diajarkan untuk setiap generasi,
sehingga identitasnya bisa digunakan dan dipelihara. Meski menghafal Al-Qur'an
bukanlah pekerjaan mudah, itu bukan hal yang tidak mungkin dilakukan, karena
sampai sekarang beberapa orang masih bisa hafalkan itu.

Dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Tahfidz Al-


Qur’an, guru Tahfidz diharapkan memiliki strategi-strategi yang bisa membuat
siswanya termotivasi dalam menghafal Al-Qur’an.

Berdasarkan pada uraian di atas, maka peneliti tertarik meneliti lebih


dalam tentang bagaimana strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran
tahfidz, maka dari latar belakang tersebut peneliti mengangkat judul ”Strategi
Guru Tahfidz Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al Qur’an Juz
30 Siswa Kelas 5 di SD Islamic Centre Samarinda”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada dalam penelitian ini, maka masalah
diungkap diantaranya :

1. Bagaimana strategi pembelajaran tahfidz Al Qur’an juz 30 yang digunakan


guru pada siswa kelas 5 di SD Islamic Centre Samarinda?
2. Apa saja hambatan yang dialami pada hafalan Al-Qur’an juz 30 siswa
kelas 5 di SD Islamic Centre Samarinda?

C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah diatas tujuan penelitian untuk :
1. Mengetahui strategi pembelajaran tahfidz Al Qur’an juz 30 yang
digunakan guru pada siswa kelas 5 di SD Islamic Centre Samarinda.
3

2. Mengetahui Apa saja hambatan yang dialami pada hafalan Al-Qur’an juz
30 siswa kelas 5 di SD Islamic Centre Samarinda.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktik di dunia pendidikan pada umumnya.
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan tentang meningkatkan hafalan Al-Qur’an di sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Meningkatkan hafalan juz 30 bagi siswa sehingg hasil belajar juga
meningkat.
b. Bagi Guru
Memberikan informasi kepada guru tentang perlunya strategi untuk
mempermudah kegiatan pembelajaran menghafal Al-Qur’an.
c. Bagi Sekolah
Sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan pendidikan dalam
rangka peningkatan mutu guru dan mutu pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Hasil peneliti ini dapat menjadi bekal untuk tujuan langsung ke dunia
pendidikan bagi calon seoang guru.
e. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan atau referensi dalam melakukan penelitian yang lebih lanjut.
4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategos yang artinya suatu
usaha untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan (Masitoh dan Laksmi
Dewi, 2009;37). Istilah strategi ini pada mulanya digunakan dalam dunia militer
yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan
dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang pelatih sepak bola akan
menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu
pertandingan setelah ia memahami segala potensi yang dimiliki timnya. Apakah ia
akan menerapkan strategi menyerang dengan pola 2-3-5 misalnya, atau strategi
bertahan dengan pola 5-3-2, semuanya sangat tergantung kepada kondisi tim yang
dimilikinya serta kekuatan tim lawan. Begitu juga seorang guru yang
mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu
strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik.1

1
Drs. H. Aswan, M.Pd, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Yogyakarta:CV. Aswaja
Pressindo)

Anda mungkin juga menyukai