Anda di halaman 1dari 11

SYARAT UMUM KONTRAK

1. PENGERTIAN PERISTILAHAN (DEFINISI)


a. Purchase Order (PO) / Surat Pemesanan Barang dan Jasa (SPB) adalah Surat pemesanan
barang dan/atau jasa yang dapat disetarakan:
1) Sebagai kontrak untuk nilai dibawah Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) yaitu
perikatan antara Pemberi Tugas dengan Vendor untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu;atau
2) Sebagai perintah untuk menerbitkan Jaminan Pelaksanaan apabila nilai pekerjaan di atas
Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) terkecuali untuk pekerjaan Jasa Konsultansi.
b. Kontrak atau Surat Perjanjian adalah perikatan antara Pemberi Tugas dengan Vendor untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu.
c. Harga Kontrak adalah harga yang disepakati dan akan dibayarkan kepada Vendor.
d. Harga Penawaran adalah harga yang ditawarkan oleh Vendor tidak termasuk PPN 10%.
e. Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dalam proses
penyusunan dan penyampaian dokumen penawaran yang terdiri antara lain:
- Instruksi Umum; dan/atau
- Syarat Umum Kontrak; dan/atau
- Kriteria dan Tata Cara Evaluasi; dan/atau
- Bill of Quantity; dan/atau
- Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)/Spesifikasi Teknis;
dan/atau
- Gambar-gambar; dan/atau
- Lampiran-lampiran.
f. Dokumen Penawaran adalah proposal / penawaran Vendor beserta seluruh lampirannya.
g. Pemberi Tugas atau Pemilik Pekerjaan/Proyek adalah Direksi, Pejabat Satu Tingkat Dibawah
Direksi, Kepala Kantor Pusat atau General Manager atau Pimpinan Cabang di lingkungan
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang mempunyai kuasa dan bertanggung jawab atas
penggunaan anggaran Perusahaan untuk pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang
dibutuhkan.
h. Vendor adalah Penyedia Barang/Jasa yang berbentuk badan usaha (dalam negeri maupun
luar negeri) atau perorangan yang kegiatan usahanya untuk menyediakan barang dan/atau
layanan jasa, yaitu : Pemborong/Penyedia Barang / Jasa, Pemasok Barang, Konsultan, Usaha
Kecil dan Koperasi, Perguruan Tinggi, Lembaga Pendidikan dan Pelatihan, Lembaga
Penelitian, Lembaga ilmiah dan/atau Lembaga lainnya.
i. Pekerjaan Tambah/Kurang (Addendum) adalah suatu pekerjaan yang terjadi karena kondisi
lapangan dan pelaksanaan pekerjaan yang tidak diperhitungkan dalam perencanaan (tak
terduga) akan terjadi, dan tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan,
sehingga mengakibatkan bertambah/berkurangnya volume dan jenis pekerjaan yang
tercantum dalam kontrak.

Perpanjangan Dermaga Petikemas 150 X 80 M Di Terminal Teluk Lamong Syarat Umum - 1


j. Keadaan Memaksa adalah kondisi di luar kewenangan para pihak yang menyebabkan
terhambat pelaksanaan kewajiban para pihak yang disebabkan oleh karena badai, banjir,
gempa bumi, perang, pemberontakan, pemogokan atau kebakaran.

2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Lingkup Pekerjaan adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Vendor berdasarkan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) / Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) / Spesifikasi Teknis /
Bill of Quantity / Gambar-gambar yang telah ditetapkan.
b. Vendor yang telah memberikan penawaran dianggap telah memahami dan menyetujui isi
Lingkup Pekerjaan dimaksud.
c. Apabila dalam proposal terdapat perbedaan yang tidak significant (minor) dengan Lingkup
Pekerjaan maka Vendor harus melaksanakan pekerjaan sesuai Lingkup Pekerjaan
sebagaimana dimaksud butir a. dan b.
d. Apabila dalam proposal terdapat perbedaan yang significant (major) dengan Lingkup
Pekerjaan maka Pemberi Tugas dapat mengugurkan atau menolak penawaran tersebut.

3. JENIS PENGADAAN
Pekerjaan ini merupakan Pengadaan: (pilih salah satu)
□ Pengadaan Barang
□ Konstruksi/Pemborongan
□ Jasa Konsultansi
□ Jasa Lainnya

4. JENIS KONTRAK
Jenis kontrak yang berlaku yaitu: (pilih salah satu)
□ Kontrak Harga Satuan yaitu kontrak penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu berdasarkan harga satuan item yang pasti dan tetap dan pembayarannya
didasarkan volume pekerjaan yang terealisasi.
□ Kontrak Lumpsum adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap dimana dalam
pelaksanaan tidak terdapat perubahan lingkup pekerjaan, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Semua risiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya
ditanggung oleh Penyedia;
2) Berorientasi kepada produk/keluaran;
3) Harga yang mengikata adalah toal harga penawaran (perincian penawaran baik item
maupun volume bersifat tidak mengikat); dan
4) Gambar dan spesifikasi tetap dan tidak berubah.
□ Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan adalah kontrak yang merupakan gabungan
lumpsum dan harga satuan dalam satu pekerjaan.

5. HUKUM YANG BERLAKU


Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan kontrak ini didasarkan kepada hukum Republik
Indonesia.

6. HARGA PENAWARAN
a. Harga Penawaran adalah harga sesuai dengan surat penawaran atau yang
ditawarkan/masukkan melalui web eprocurement perusahaan baik langsung maupun melalui
upload/unggah file dalam format excel.

Perpanjangan Dermaga Petikemas 150 X 80 M Di Terminal Teluk Lamong Syarat Umum - 2


b. Harga Penawaran harus sudah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya
overhead serta biaya asuransi (apabila dipersyaratkan), tetapi tidak termasuk PPN 10%.
c. Harga Penawaran dapat dilakukan negosiasi dan klarifikasi untuk menjadi Harga Kontrak.
d. Apabila terdapat perbedaan Harga Penawaran antara surat penawaran dengan rincian harga
penawaran maka dilakukan klarifikasi.
e. Terhadap harga penawaran yang telah dilakukan negosiasi, maka diberlakukan sebagai
berikut :
1) Untuk harga satuan yang nilainya lebih rendah dari 80% harga satuan HPS/OE, maka
Vendor pelaksana pekerjaan wajib melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan dalam dokumen pengadaan.
2) Untuk harga satuan yang masih timpang (nilainya diatas 110% harga satuan HPS/OE),
maka harga satuan tersebut hanya berlaku untuk volume yang ada dipenawaran /
dinegosiasi saja dan apabila terdapat pekerjaan tambah/addendum, maka harga satuan
dapat dinegosiasi ulang atau menggunakan harga satuan baru.

7. PENGGUNAAN DOKUMEN
a. Dokumen ini bersifat terbatas dan rahasia. Tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas,
Vendor dilarang menyebarluaskan dokumen dalam bentuk apapun kepada orang lain, kecuali
jika untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan.
b. Semua dokumen penawaran dan hasil-hasil pekerjaan yang dibuat oleh Vendor berkenaan
dengan pekerjaan menjadi milik Pemberi Tugas.

8. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL


a. Apabila Vendor menggunakan hak kekayaan intelektual seperti hak cipta, paten, merek, dan
desain industri dalam pelaksanaaan pekerjaan, maka menjadi tanggungjawab Vendor
sepenuhnya dan Pemberi Tugas dibebaskan dari segala tuntutan oleh pihak ketiga atas
pelanggaran hak kekayaan intelektual.
b. Vendor akan membela dan membebaskan Pemberi Tugas dari kehilangan atau kerugian yang
timbul dari penyalahgunaan hak kekayaan intelektual atau hak kepemilikan lainnya.
c. Vendor setuju untuk merahasiakan dan tidak mengungkapkannya kepada pihak ketiga untuk
maksud apapun selain pelaksanaan pekerjaan, seluruh atau sebagian dari informasi yang
bersifat rahasia.

9. PERPAJAKAN
Vendor harus menanggung dan membayar pajak penghasilan yang terhutang atas penghasilan
yang diterima atau yang diperoleh Vendor atas pekerjaan yang dilakukannya dalam pelaksanaan
pekerjaan ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait Pajak
Penghasilan. Semua pajak dan bea-bea lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang
dipungut berkaitan dengan pelaksanaan kontrak ini.

10. JAMINAN PELAKSANAAN


a. Jaminan pelaksanaan diperlukan untuk pekerjaan:
1) Selain pekerjaan Jasa Konsultansi; atau
2) Pekerjaan dengan nilai kontrak diatas Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
b. Jaminan Pelaksanaan adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditional), yang diserahkan untuk menjamin agar pelaksanaan kontrak dapat
diselesaikan dengan baik.
c. Jaminan pelaksanaan harus memuat persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1) Nama dan alamat jelas Pemberi Tugas sesuai yang disyaratkan;
2) Nama dan alamat jelas Vendor (terjamin);

Perpanjangan Dermaga Petikemas 150 X 80 M Di Terminal Teluk Lamong Syarat Umum - 3


3) Nama dan alamat jelas penjamin;
4) Besar jaminan pelaksanaan dalam angka dan huruf, tidak kurang dari nilai nominal yang
syaratkan;
5) Masa berlaku surat jaminan pelaksanaan tidak kurang dari yang disyaratkan;
6) Nama paket pekerjaan yang dijaminkan sama dengan paket pekerjaan disyaratkan;
7) Pernyataan Pihak Penjamin bahwa jaminan pelaksanaan dapat dicairkan dengan segera
dan tidak bersyarat (unconditional);
8) Batas akhir waktu pengajuan tuntutan pencairan surat jaminan pelaksanaan oleh Pemberi
Tugas kepada pihak Penjamin;
9) Secara tegas menyatakan bahwa penjamin mengacu kepada Kitab Undang-undang
Hukum Perdata (KUHP), khususnya Pasal 1831 dan/atau 1832 (KUHP);
10) Tanda tangan pihak penjamin.
Tanpa mengurangi persyaratan tersebut dalam huruf c di atas, penyajian persyaratan tersebut
dalam format surat jaminan pelaksanaan dapat disesuaikan dengan format/teknis surat
menyurat dan penambahan ketentuan-ketentuan yang berlaku atau merupakan persyaratan
Bank.
d. Surat Jaminan Pelaksanaan diterbitkan oleh bank umum (bukan bank perkreditan rakyat) yang
beroperasi di Indonesia. Jaminan pelaksanaan dapat juga dalam bentuk uang tunai.
e. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sama dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
ditambah minimal 60 (enam puluh) hari kalender.
f. Jaminan Pelaksanaan minimal sebesar 5% dari nilai kontrak. Bilamana nilai kontrak di bawah
80% HPS/OE maka besar jaminan minimal sebesar 5%x80%xHPS/OE).
g. Dalam hal Vendor tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya (wanprestasi) sesuai dalam
kontrak, maka Penjamin akan membayar kepada Pemberi Tugas untuk jumlah tersebut dalam
Jaminan Pelaksanaan.
h. Apabila Jaminan Pelaksanaan diterbitkan oleh selain Bank BUMN dan/atau Bank yang
memiliki kerjasama dengan Pelindo III dalam hal Bank Garansi, maka Jaminan Pelaksanaan
harus diverifikasi oleh Bank tersebut. Biaya yang dikeluarkan menjadi tanggungjawab calon
pelaksana pekerjaan.

11. PEMBAYARAN
a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh Pemberi Tugas, dengan
ketentuan:
1) Penyedia Barang/Jasa telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
2) Pembayaran dilakukan dengan cara: (pilih salah satu)
□ Pembayaran secara Sekaligus yaitu pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus
persen) dari harga kontrak setelah Pemberi Tugas menyatakan hasil pekerjaan selesai
sesuai dengan Lingkup Pekerjaan dengan menerbitkan BAST/Goods Receipts/Services
Entry Sheets.
□ Sistem Termin adalah pembayaran yang dilakukan secara bertahap berdasarkan
progress fisik atau penyelesaian tahapan pekerjaan yaitu:
- Dapat diberikan maksimal sebesar 20% dari harga kontrak sebagai uang muka
setelah Pemberi Tugas menerima Bank Garansi (yang diterbitkan oleh Bank
Umum tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) sebesar nilai yang diterima /
dibayarkan pada vendor.
- Termin ke I dibayar sebesar 10% dari harga kontrak dikurangi 10% uang muka
setelah selesai phisik 15% dan dibuktikan dengan Berita Acara yang ditanda
tangani oleh kedua belah pihak.

Perpanjangan Dermaga Petikemas 150 X 80 M Di Terminal Teluk Lamong Syarat Umum - 4


- Termin ke II dibayar sebesar 10% dari harga kontrak dikurangi 10% uang muka
setelah selesai phisik 25% dan dibuktikan dengan Berita Acara yang ditanda
tangani oleh kedua belah pihak.
- Termin ke III dibayar sebesar 10% dari harga kontrak dikurangi 10% uang muka
setelah selesai phisik 35% dan dibuktikan dengan Berita Acara yang ditanda
tangani oleh kedua belah pihak.
- Termin ke IV dibayar sebesar 10% kontrak dikurangi 10% uang muka setelah
selesai phisik 45% dan dibuktikan dengan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
- Termin ke V dibayar sebesar 10% kontrak dikurangi 10% uang muka setelah
selesai phisik 55% dan dibuktikan dengan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak
- Termin ke VI dibayar sebesar 10% kontrak dikurangi 10% uang muka setelah
selesai phisik 65% dan dibuktikan dengan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak
- Termin ke VII dibayar sebesar 10% kontrak dikurangi 10% uang muka setelah
selesai phisik 75% dan dibuktikan dengan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak
- Termin ke VIII dibayar sebesar 10% kontrak dikurangi 10% uang muka setelah
selesai phisik 85% dan dibuktikan dengan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak
- Termin ke IX dibayar sebesar 10% kontrak dikurangi 10% uang muka setelah
selesai phisik 95% dan dibuktikan dengan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak
- Termin ke X dibayar sebesar 5% kontrak dikurangi 5% uang muka setelah selesai
phisik 100% dan dibuktikan dengan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan yang
ditanda tangani oleh kedua belah pihak
-Termin ke XI dibayarkan sebesar 5% :
a) Setelah Pemberi Tugas menerima Jaminan Pemeliharaan dari Bank Umum
sebesar 5% dari harga kontrak; atau
b) Setelah Penyedia Barang/Jasa menyelesaikan pekerjaan pada masa
pemeliharaan.
Pembayaran termin tersebut dapat juga dilakukan secara bersamaan.
□ Sistem Bulanan adalah pembayaran yang dilakukan secara bulanan berdasarkan
capaian kinerja/output lainnya.
3) Pembayaran harus dipotong pajak, uang retensi dan denda (apabila ada);
b. Tahapan, sistem dan cara pembayaran di atas akan diatur lebih lanjut pada saat pembuatan
Kontrak.

12. DENDA, GANTI RUGI DAN PERISTIWA KOMPENSASI


a. Denda
1) Vendor berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa denda sebagai akibat
keterlambatan, wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban Vendor dalam
kontrak ini.
2) Pemberi Tugas mengenakan denda dengan memotong tahapan pembayaran prestasi
pekerjaan Vendor.

Perpanjangan Dermaga Petikemas 150 X 80 M Di Terminal Teluk Lamong Syarat Umum - 5


3) Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual Vendor.
4) Besaran denda ditetapkan sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari nilai kontrak per hari
keterlambatan penyelesaian pekerjaan.
5) Denda maksimal sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak.
6) Terhadap point 5) diatas, pekerjaan dapat dilanjutkan apabila Vendor menyatakan
sanggup untuk menyelesaikan dan harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas.
Vendor dikenakan tambahan denda sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari sisa nilai
pekerjaan per hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan.
7) Apabila dari hasil evaluasi kinerja Vendor dinyatakan tidak sesuai dengan progress
pekerjaan, maka Pemberi Tugas dapat melakukan pemutusan kontrak sewaktu-waktu.

b. Ganti Rugi
1) Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh Pengguna Barang dan/atau Jasa atas
keterlambatan pembayaran yang melebihi 30 (tiga puluh) hari kalender sejak dokumen
Penagihan dinyatakan lengkap adalah sebesar 1/1000 dari nilai tagihan, maksimal 5%
dari nilai tagihan.
2) Dalam hal terjadi kerusakan/kecelakaan kerja atas kelalaian Penyedia Barang dan/atau
Jasa yang mengakibatkan kerusakan fasilitas milik Pengguna Barang dan/atau Jasa atau
pihak ketiga, maka Penyedia Barang dan/atau Jasa wajib mengganti atas kerusakan
tersebut.
3) Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur dalam dokumen kontrak.

c. Peristiwa Kompensasi
Peristiwa Kompensasi merupakan pemberian imbalan kepada Pengguna Barang dan/atau
Jasa atau kepada Penyedia Barang dan/atau Jasa berdasarkan:
1) Kompensasi diberikan kepada Penyedia Barang dan/atau Jasa :
a) Pengguna Barang dan/atau Jasa mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan;
b) Pengguna Barang dan/atau jasa tidak memberikan gambar, spesifikasi, dan/atau
instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
c) Pengguna Barang dan/atau Jasa memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan.
2) Kompensasi diberikan kepada Penyedia Barang dan/atau Jasa apabila Pengguna Barang
dan/atau Jasa menginstruksikan kepada Penyedia Barang dan/atau Jasa untuk
melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak
ditemukan; dan
3) Berdasarkan point 1) Pengguna Barang dan/atau jasa dapat memberikan imbalan kepada
Penyedia Barang dan/atau Jasa berupa penambahan jangka waktu pelaksanaan dan/atau
biaya berdasarkan kesepakatan para pihak dan hasil penilaian pihak ketiga yang
independen.

13. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK


a. Vendor dilarang untuk mengalihkan dan/atau mensubkontrakkan sebagian atau seluruh
pekerjaan, kecuali kepada Vendor spesialis untuk bagian pekerjaan tertentu.
b. Pengalihan sebagian pekerjaan yang merupakan pekerjaan utama hanya dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pemberi Tugas, dan pengalihan
tersebut tidak mengurangi tanggung jawab atau kewajiban Vendor atas pelaksanaan seluruh
pekerjaan berdasarkan kontrak.
c. Pengalihan seluruh pekerjaan hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama Vendor, baik
sebagai akibat peleburan (merger) atau akibat lainnya.

Perpanjangan Dermaga Petikemas 150 X 80 M Di Terminal Teluk Lamong Syarat Umum - 6


14. PENANGGUNGAN DAN RISIKO
a. Vendor berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas
Pemberi Tugas terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap Pemberi
Tugas (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian berat Pemberi Tugas) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal berikut:
1) Kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia dan Personil;
2) Cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
3) Kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak
ketiga;
b. Terhitung sejak tanggal mulai kerja sampai dengan tanggal penandatanganan berita acara
penyerahan awal (BAST I), semua risiko kehilangan atau kerusakan hasil pekerjaan ini, bahan
dan perlengkapan menjadi risiko Vendor.
c. Pertanggungan asuransi (apabila ada) yang dimiliki oleh Vendor tidak membatasi kewajiban
penanggungan dalam syarat ini.

15. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN


a. Pemberi Tugas berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Vendor. Apabila diperlukan, Pemberi Tugas dapat
memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas
semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Vendor.
b. Jika ditemukan cacat mutu atau hasil pekerjaan tidak sesuai dengan lingkup pekerjaan, maka
Pemberi Tugas berhak menolak dan Vendor wajib memperbaiki atau mengganti barang/jasa
tersebut.

16. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


a. Vendor harus menyelesaikan pekerjaan seluruhnya dengan jangka waktu selama
540 (lima ratus empat puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal mulai pekerjaan.
b. Kecuali kontrak diputuskan lebih awal, Vendor berkewajiban untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan pada tanggal mulai kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tahapan
pekerjaan, serta menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya yang ditetapkan dalam
kontrak.
c. Jika pekerjaan tidak selesai pada tanggal penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau
karena kesalahan atau kelalaian Vendor maka dikenakan denda.

17. LAPORAN HASIL PEKERJAAN


a. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume
pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil
pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
b. Laporan kemajuan hasil pekerjaan berupa Laporan Harian, Laporan Mingguan, Laporan
Bulanan atau Laporan lainnya yang disepakati.
c. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas
kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat sebagai bahan laporan pekerjaan yang berisi
rencana dan realisasi pekerjaan.
d. Laporan Harian berisi:
1) jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
2) penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
3) jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
4) jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;

Perpanjangan Dermaga Petikemas 150 X 80 M Di Terminal Teluk Lamong Syarat Umum - 7


5) keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan; dan
6) catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
e. Laporan Harian dibuat oleh Vendor (apabila diperlukan) diperiksa oleh Pemberi Tugas atau
wakilnya.
f. Laporan Mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan dan
disetujui oleh Pemberi Tugas atau wakilnya.
g. Laporan Bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan disetujui oleh
Pemberi Tugas atau wakilnya.
h. Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan hanya digunakan untuk pekerjaan pengawasan,
pelaksanaan konstruksi, jasa pemeliharaan, jasa tally, penyediaan tenaga kerja dan
sejenisnya.
i. Untuk laporan selain butir h. di atas dapat menggunakan format laporan bentuk lainnya yang
disepakati.

18. SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen), maka Vendor berhak menerima
BAST/Goods Receipts/Services Entry Sheets.
b. Pemberi Tugas melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
Vendor. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, Vendor
wajib memperbaiki/menyelesaikannya.

19. MASA PEMELIHARAAN


a. Masa pemeliharaan ditetapkan selama 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender
terhitung mulai tanggal berita acara serah terima pertama (pekerjaan selesai 100%).
b. Vendor wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap
seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
c. Apabila selama masa pemeliharaan tersebut ditemukan kekurangan atau kerusakan terhadap
pekerjaan yang telah dilaksanakan yang bukan disebabkan oleh kesalahan pemberi tugas,
maka Vendor wajib memperbaiki dan menyempurnakannya atas biaya Vendor.
d. Apabila Vendor tidak melaksanakan butir c. maka Pemberi Tugas dapat melakukan perbaikan
sendiri dan biayanya akan dipotongkan dari uang retensi/jaminan pemeliharaan dicairkan dan
Vendor dikenakan sanksi daftar hitam/blacklist perusahaan.
e. Masa pemeliharaan dikecualikan untuk:
- Pengadaan Barang yang bersifat habis pakai
- Pengadaan Barang yang mempunyai jaminan pasti dari produsen seperti kendaraan, alat
elektronik, dan yang sejenis
- Jasa Konsultansi
- Jasa pemeliharaan/maintenance, penyediaan tenaga kerja, tally dan lain yang sejenis
- Pekerjaan pengerukan

20. JAMINAN BEBAS CACAT MUTU/GARANSI


a. Jaminan bebas cacat mutu ini berlaku sampai dengan masa pemeliharaan berakhir atau masa
akhir garansi.
b. Pemberi Tugas akan menyampaikan pemberitahuan cacat mutu kepada Vendor segera
setelah ditemukan cacat mutu tersebut selama masa pemeliharaan atau masa garansi.
c. Terhadap pemberitahuan cacat mutu oleh Pemberi Tugas, Vendor berkewajiban untuk
mengurus garansi kepada produsen.

Perpanjangan Dermaga Petikemas 150 X 80 M Di Terminal Teluk Lamong Syarat Umum - 8


21. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN
a. Dalam melaksanakan pekerjaan, Vendor wajib memberikan perlindungan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan ijin mulai kerja dari P2K3 bagi seluruh tenaga yang bekerja sesuai
dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. Vendor harus menyiapkan rencana
pengelolaan resiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3), apabila hal tersebut tidak ada
maka kegiatan pekerjaan akan dihentikan namun tidak mengurangi jangka waktu kontrak.
b. Apabila dipandang perlu Pemberi Tugas dapat meminta rencana pengelolaan pada butir a.
sebelum pekerjaan dimulai, harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
c. Apabila terjadi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kesalahan/kelalaian Vendor maka
Vendor wajib menanggung perbaikannya dan Pemberi Tugas dibebastugaskan dari
tuntutan/klaim.

22. JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA


Vendor wajib mengikutsertakan semua tenaga kerja yang dipekerjakan dalam rangka program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan sesuai peraturan yang berlaku.

23. PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI


a. Dalam melaksanakan kontrak ini Vendor mengutamakan penggunaan jasa dan produksi
dalam negeri.
b. Apabila sebagian barang dan jasa hasil produksi dalam negeri ternyata tidak dapat dipenuhi,
maka Vendor dapat menggunakan barang dan jasa impor.
c. Apabila sebagian besar atau seluruh kebutuhan barang dan jasa produksi dalam negeri
ternyata benar-benar tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaannya,
maka Vendor dapat menggunakan barang dan jasa impor.

24. PERUBAHAN KONTRAK/ADDENDUM


a. Pemberi Tugas dapat menerbitkan/membuat perintah perubahan kontrak melalui Contract
Change Order (CCO) dan selanjutnya dituangkan dalam addendum kontrak/PO.
b. Perubahan kontrak bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi :
1) Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam
kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;
2) Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan;
3) Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan/atau perubahan
pelaksanaan pekerjaan.
4) Apabila dalam kontrak telah ada harga satuannya maka harga satuan pekerjaan tambah
kurang tersebut menggunakan harga satuan pekerjaan dalam kontrak.
5) Apabila dalam kontrak belum ada harga satuan pekerjaan maka harga satuan pekerjaan
tambah kurang tersebut harus mengacu kepada harga satuan upah, material dan peralatan
yang telah ada dalam kontrak ini.
c. Hal-hal yang belum cukup diatur atau perubahan-perubahan dalam kontrak ini akan diatur
tersendiri dalam bentuk addendum kontrak yang harus sudah dibuat sebelum kontrak berakhir.
d. Addendum kontrak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak ini.

25. KEADAAN MEMAKSA


a. Vendor akan dibebaskan dari tanggungjawab atas keterlambatan yang disebabkan oleh
keadaan memaksa.
b. Apabila terjadi keadaan memaksa, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak
terjadinya keadaan memaksa tersebut, Vendor harus segera memberitahukan secara tertulis

Perpanjangan Dermaga Petikemas 150 X 80 M Di Terminal Teluk Lamong Syarat Umum - 9


kepada Pemberi Tugas disertai dengan bukti-bukti yang sah dari instansi yang berwenang
yang menyatakan telah terjadi keadaan memaksa.
c. Setelah Pemberi Tugas menyatakan secara resmi menerima pemberitahuan tersebut dari
Vendor, maka atas dasar pemberitahuan tersebut Pemberi Tugas melakukan penelitian dan
evaluasi terhadap pemberitahuan tersebut, dan apabila alasan dari Vendor dapat diterima
maka kontrak dapat diperpanjang jadwal pelaksanaannya.
d. Adanya keadaan memaksa tersebut tidak mengurangi kewajiban Vendor untuk berusaha
menanggulanginya sehingga jadwal penyelesaian pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
kontrak tetap dapat terpenuhi.
e. Selama adanya penundaan, Pemberi Tugas dibebaskan dari kewajiban membayar kepada
Vendor karena disebabkan oleh keadaan memaksa tersebut.

26. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK


a. Apabila Vendor tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam kontrak
ini, maka akan diberikan pemberitahuan tertulis (teguran) dan kontrak dapat diputuskan secara
sepihak oleh Pemberi Tugas dengan segala resiko ditanggung oleh Vendor.
b. Teguran tertulis diberikan maksimal 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu antar teguran
maksimal 7 (tujuh) hari kalender.
c. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan
Kahar/Memaksa.
d. Dalam hal kontrak dihentikan, maka Pemberi Tugas wajib membayar kepada Vendor sesuai
dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai.
e. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan
kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat dilakukan apabila:
1) penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki
kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
2) penyedia berada dalam keadaan pailit;
3) penyedia selama masa kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang
ditetapkan oleh Pemberi Tugas;
4) denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan Vendor sudah melampaui
5% (lima persen) dari harga kontrak dan Pemberi Tugas menilai bahwa Vendor tidak akan
sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
5) Vendor terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam
pelaksanaanpengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang;
f. Dalam hal pemutusan kontrak dilakukan karena kesalahan Vendor:
1) Vendor membayar denda; dan/atau
2) Vendor dimasukkan dalam Daftar Hitam.
g. Dalam hal pemutusan kontrak dilakukan karena Pemberi Tugas terlibat penyimpangan
prosedur, melakukan KKN, maka Pemberi Tugas dikenakan sanksi berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
h. Jika kontrak diputuskan sebelum waktu pelaksanaan pekerjaan berakhir dan pemutusan
tersebut akibat Keadaan Kahar atau bukan karena kesalahan atau kelalaian Vendor maka
Vendor berhak atas pembayaran pekerjaan secara pro rata sesuai dengan prestasi pekerjaan
yang dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
i. Apabila Vendor mengundurkan diri sebelum atau setelah ditandatanganinya kontrak baik
dengan persetujuan maupun tanpa persetujuan Pemberi Tugas, maka dikenakan sanksi tidak
diikutsertakan dalam proses pengadaan pekerjaan lain yang diadakan oleh Pemberi Tugas
selama 2 (dua) tahun.

Perpanjangan Dermaga Petikemas 150 X 80 M Di Terminal Teluk Lamong Syarat Umum - 10


27. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
a. Pemberi Tugas dan Vendor berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan
secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan kontrak ini atau
interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan.
b. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka perselisihan akan
diselesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) Perwakilan Surabaya.
c. Setiap perselisihan tidak membebaskan pemberi tugas dan Vendor untuk menyelesaikan hak
dan kewajibannya sesuai dengan kontrak.

PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO)


SUBDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA

PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) menyatakan dokumen ini adalah


SAH dan mengikat sebagai lampiran kontrak (bila ada).

Perpanjangan Dermaga Petikemas 150 X 80 M Di Terminal Teluk Lamong Syarat Umum - 11

Anda mungkin juga menyukai