Anda di halaman 1dari 23

MATA KULIAH : PROMOSI KESEHATAN

DOSEN : SULASMI, SKM.,M.Kes

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

PENGORGANESASISA DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

PERILAKU HIDU BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

DI SUSUN OLEH :

- EKA AYU ASTUTI ( PO714221181011 )


- RESKY UTAMI ( PO714221181040 )

KEMENTERIAN KESEHATAN MAKASSAR REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI SANITASI LINGKUNGAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT. Berkat Rahmat,Taufiq,serta 


Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berupa makalah dengan
baik. Sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW, yang memberikan kemudahan dalam penyusunan makalah dengan
judul “ Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat”

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi saya dan pembaca sekalian. Dan tak
lupa ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan-


kekurangan baik dari segi penulisan, penyusunan maupun dari segi isinya. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca,
sehingga penyusunan selanjutnya dapat lebih sempurna
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tngginya dicapai melalui penyelenggaraan
pembangunan kesehatan. Menurut L. Blum, derajat kesehatan manusia
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan
keturunan. Yang sangat besar pengaruhnya adalah keadaan lingkungan yang tidak
memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku masyarakat yang merugikan
kesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun perkotaan yang disebabkan
karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dibidang kesehatan,
ekonomi maupun teknologi. Salah satu strategi untuk mencapai peningkatan
derajad kesehatan, produktivitas dan taraf hidup masyarakat, ialah melalui
promosi kesehatan atau sering disebut perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
yang merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penularan penyakit,
melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat secara meluas.
Program PHBS ini merupakan salah satu kegiatan kolektif dari bentuk
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat. Pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization or comunity
development (COCD) merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau proyek
dan atau pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek

kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau


kesejahteraan sosial masyarakat. Sebagai suatu kegiatan kolektif, PPM melibatkan
beberapa aktor, seperti pekerja sosial, masyarakat setempat, lembaga donor, serta
instansi terkait yang saling bekerja sama mulai dari perancangan, pelaksanaan,
sampai evaluasi terhadap program atau proyek tersebut. PPM sangat
memperhatikan keterpaduan antara sistem klien dengan lingkungannya.sistem
klien bisa bervariasi, mulai dari individu, keluarga, RT, tempat kerja, rumah sakit
dll. Dalam PPM, pekerja sosial menempatkan maayarakat sebagai sistem klien
dan sistem lingkungan sekaligus. Karenanya pengetahuan dan ketrampilan yang
harus dikuasai oleh pekerja sosial yang akan terlibat dalam PPM meliputi
pengetahuan tentang masyarakat, organisasi sosial, perkembangan, perilaku
manusia, dinamika kelompok, program sosial dan pemasaran sosial.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui pengertian pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dan


memahami lebih dalam hal-hal yang termasuk dalam pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat.

2. Mengetahui pengertian PHBS dan memahami Manajemen Promosi Kesehatan


dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat Tatanan Rumah Tangga.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Pengorganisasian
Masyarakat Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat
dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas
dari kebutuhankebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk
berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi
berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang
berasal dari luar, dengan usaha secara gotong-royong. Tiga aspek dalam
pengorganisasian masyarakat meliputi proses, masyarakat serta berfungsinya
masyarakat.

1. Pengertian proses dalam pengorganisasian masyarakat merupakan proses yang


dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin pula merupakan proses yang tidak
disadari oleh masyarakat.

2. Sedangkan pengertian masyarakat, dapat diartikan sebagai suatu kelompok


besar yang mempunyai batas-batas geografis, bisa pula diartikan sebagai suatu
kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dan berada dalam
kelompok yang besar tadi.

3. Berfungsinya masyarakat (functional community) ditandai dengan keberhasilan


mengajak orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, membuat
rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, serta
melakukan usaha-usaha/kampanye untuk menggolkan rencana tersebut.
Perencanaan dalam pengorganisasian masyarakat, berdasarkan aspek
perencanaannya, terdapat 2 (dua) bentuk, langsung (direct) dan tidak langsung
(inderect). Perencanaan

yang bersifat langsung mengandung langkah-langkah identifikasi


masalah/kebutuhan, perumusan masalah, serta menggunakan nilai-nilai sosial
yang sama dalam mengekspresikan hal-hal tersebut di atas. Sedangkan bentuk
yang tidak langsung (indirect), mempersyaratkan adanya orang-orang yang benar-
benar yakin akan adanya kebutuhan/masalah dalam masyarakat yang jika diambil
tindakan-tindakan untuk mengatasinya maka akan timbu manfaat bagi
masyarakat. Hal ini dapat berupa badan perencanaan yang mempunyai dua fungsi,
yaitu untuk menampung apa yang direncanakan secara tidak formal oleh para
petugas, serta mempunyai efek samping terhadap mereka yang belum termotivasi
dalam kegiatan ini. Metode pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat
diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Spesific content objective approach Seseorang atau badan/lembaga yang telah


merasakan adanya kepentingan nagi masyarakat dapat mengajukan suatu program
untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan. 2. General content objective
approach Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengkoordinir berbagai usaha
dalam wadah tertentu.

3. Proses objective approach Penggunaannya agar timbul prakarsa dari


masyarakat, timbul kerjasama dari anggota masyarakat untuk akhirnya masyarakat
sendiri mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas mereka dalam
melakukan usaha mengatasi masalah. Peranan petugas dalam pengembangan dan
pengorganisasian masyarakat terbagi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai:
pembimbing, enabler dan ahli. (Murray G-Ross). Sebagai pembimbing (guide)
maka petugas berperan untuk membantu masyarakat mencari jalan untuk
mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat sendiri dengan cara yang
efektif. Tetapi pilihan cara dan penentuan tujuan dilakukan sendiri oleh
masyarakat dan bukan oleh petugas. Sebagai enabler, maka petugas berperan
untuk

memunculkan dan mengarahkan keresahan yang ada dalam masyarakat untuk


diperbaiki. Sebagai ahli (expert), menjadi tugasnya untuk memberikan keterangan
dalam bidang-bidang yang dikuasainya. Sedangkan persyaratan petugas antara
lain:
1. Mampu mendekati masyarakat dan merebut kepercayaan mereka dan
mengajaknya untuk kerjasama serta membangun rasa saling percaya antara
petugas dan masyarakat.

2. Mengetahui dengan baik sumber-sumber daya maupun sumber-sumber alam


yang ada di masyarakat dan juga mengetahui dinas-dinas dan tenaga ahli yang
dapat dimintakan bantuan.

3. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat, dengan menggunakan metode dan


teknik khusus sedemikian rupa sehingga informasi dapat dipindahkan, dimengerti
dan diamalkan oleh masyarakat.

4. Mempunyai kemampuan profesional tertentu untuk berhubungan dengan


masyarakat melalui kelompok-kelompok tertentu.

5. Mempunyai pengetahuan tentang masyarakat dan keadaan lingkungannya.

6. Mempunyai pengetahuan dasar mengenai ketrampilan (skills) tertentu yang


dapat segera diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat secara menyeluruh.

7. Mengetahui keterbatasan pengetahuannya sendiri.

2.1.2 Pengembangan masyarakat Secara umum pengembangan masyarakat


(community development) adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang
dilakukan secara sistematis, terencana, dan diarahkan untuk memperbesar akses
masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan kualaitas kehidupan yang
lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya. Di
dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan
suatu lingkaran yang tak berujung yang menghambat perkembangan masyarakat
secara keseluruhan. Maksudnya, keadaan sosial ekonomi rendah yang
mengakibatkan
ketidakmampuan dan ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidaktahuan ini
selanjutnya mengakibatkan produktivitas secara umum juga rendah, produktivitas
yang rendah selanjutnya membuat keadaan sosial ekonomi semakin rendah dan
seterusnya. Langkahlangkah untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika
masyarakat, dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan


dimanfaatkan

2. Mempertinggi mutu potensi yang ada

3. Mengusahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada

4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan Pengembangan


masyarakat membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,
membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan
menguasai lingkungan fisiknya. Pembangunan ekonomi terjadi bila masyarakat
melaksanakan program-program pembangunan fisik tanpa mengembangkan
kapasitas manusianya (Bhattacarya). Unsur-unsur program pengembangan
masyarakat:

1. Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan menyeluruh


(total needs) dari masyarakat yang bersangkutan.

2. Mendorong swadaya masyarakat (ini merupakan unsur paling utama) 3.


Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau
organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan, bahan
ataupun dana

4. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan, kesehatan


masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan, dll
untuk membantu masyarakat. Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat
menurut Mezirow, ada 3 (tiga) jenis program dalam usaha pengembangan
masyarakat, yaitu:

1. Program integrative Memerlukan pemgembangan melalui koordinasi dinas-


dinas teknis

2. Program adaptis Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada


salah satu kementrian.

3. Program proyek Dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dan
program disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutan Penjabaran secara
operasional dari bentuk program pengembangan masyarakat ini sebagai berikut :

1. Membiarkan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang


dihadapi secara perorangan atau kelompok.

2. Membiarkan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk selanjutnya


menyusun rencana usaha perbaikan yang akan dilakukan.

3. Membiarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk


melaksanakan usaha perbaikan tersebut.

4. Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam masyarakat


sendiri dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar. Tujuan
yang ingin dicapai dalam pengembangan masyarakat

1. Menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri

2. Menimbulkan rasa bangga dan semangat gairah kerja

3. Mengingatkan dinamika masyarakat untuk membangun

4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


2.2.1 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku sehat adalah
pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat, wujud keberdayaan masyarakat yang sadar,
mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas
yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi
Kesehatan/JPKM. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina
suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan
demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri,
terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-
cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

2.2.2 Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Untuk mewujudkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan, diperlukan pengelolaan
manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan
pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian. Selanjutnya kembali lagi
ke proses semula. Dalam program promosi kesehatan dikenal adanya model
pengkajian dan penindaklanjutan (precede proceed model) yang diadaptasi dari
konsep L.W Green. Model ini mengkaji masalah perilaku manusia dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, serta cara menindaklanjutinya dengan berusaha
mengubah, memelihara atau meningkatkan perilaku tersebut kearah yang lebih
positif. Proses pengkajian mengikuti anak panah dari kanan ke kiri, sedang proses
penindaklanjutan dilakukan dari kiri ke kanan.
Dengan demikian manajemen PHBS adalah penerapan keempat proses
manajemen pada umumnya ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutan.

1. Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang


pembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat kesejahteraan.

2. Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan,
dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang
sedang dihadapi.

3. Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya yang
langsung/tidak mempengaruhi derajat kesehatan.

4. Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanya
aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungannya. Dengan
demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku
tertentu.

Ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku tertentu yaitu


faktor pemungkin, faktor pemudah dan faktor penguat.

a. Faktor pemungkin adalah faktor pemicu terhadap perilaku yang


memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana.

b. Faktor pemudah adalah faktor pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang
menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku.

c. Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan


memperoleh dukungan atau tidak.

Ketiga faktor penyebab tersebut di atas dipengaruhi oleh faktor penyuluhan dan
faktor kebijakan. peraturan serta organisasi. Semua faktor faktor tersebut
merupakan ruang lingkup promosi kesehatan. Promosi kesehatan adalah proses
memandirikan masyarakat agar dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya (Ottawa Charter 1986). Promosi kesehatan lebih menekankan pada
lingkungan untuk terjadinya perubahan perilaku. Contohnya masyarakat dihimbau
untuk membuang sampah di tempatnya, selanjutnya diterbitkan peraturan dilarang
membuang sampah sembarangan. Himbauan dan peraturan tidak akan

berjalan, apabila tidak diikuti dengan penyediaan fasilitas tempat sampah yang
memadai.

2.2.3 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di Rumah Tangga PHBS di
rumah tangga merupakan untuk memberdayakan anggota rumah tangga, agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Macam PHBS tatanan
rumah tangga:

1. PHBS bidang gizi dan farmasi Misal:

a. Makan dengan gizi seimbang

b. Minum tablet Fe selama hamil

c. Memberi bayi ASI eksklusi

d. Mengkonsumsi garam beryodium

e. Memberi kapsul Vitamin A

2. PHBS bidang KIA dan KB

a. Memeriksakan kehamilan

b. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

c. Menimbang balita reguler

d. Mengimunisasi lengkap balita


3. PHBS bidang penyakit dan kesehatan lingkungan

a. Menghuni rumah sehat

b. Menggunakan air bersih

c. Ada spal

d. Menggunakan jamban sehat

4. PHBS bidang pemeliharaan kesehatan

a. punya jaminan pemeliharaan kesehatan

b. aktif mengurus ukbm/sebagai kader

c. memanfaatkan puskesmas/sarana kesehatan lain Manfaat PHBS bagi


masyarakat:

1. Mampu mengupayakan lingkungan sehat

2. Mampu mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan 3. Dapat


memanfaatkan yankes yang ada 4. Mampu mengembangkan UKBM ( posyandu,
tabulin, arisan jamban, ambulan desa dll ) Manfaat PHBS bagi rumah tangga: 1.
Setiap anggota rumah tangga menjadi sehat dan tidak mudah sakit 2. Anak
tumbuh sehat dan cerdas

3. Anggota rumah tangga giat bekerja

4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat dialihkan utk memenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha utk menambah pendapatan keluarga Langkah-
langkah manajemen PHBS:

1. Tahap Persiapan a. Persiapan sumber daya manusia Tujuannya untuk


meningkatkan pemahaman dan komitmen pengelola program Promkes, bentuk
kegiatannya yaitu : 1) Pemantapan program PHBS bagi pengelola program
Promkes (internal) 2) Sosialisasi dan advokasi kepada para pengambil keputusan
3) Pertemuan lintas program dan pertemuan lintas sektor 4) Pelatihan PHBS 5)
Lokakarya PHBS 6) Pertemuan koordinasi dengan memanfaatkan forum yang
sudah berjalan baik resmi maupun tidak resmi.

b. Persiapan teknis dan administrative Tujuannya untuk mengidentifikasi


kebutuhan sarana baik jumlah, jenis maupun sumbernya serta dana yang,
diperlukan. Persiapan administrasi dilakukan melalui: 1) Surat menyurat,
membuat surat undangan, dll. 2) Penyediaan ATK, transportasi, AVA, dana, dll.
3) Pencatatan dan pelaporan. 4) Pemantauan. 2. Tahap Pengkajian Tujuan
pengkajian adalah untuk mempelajari, menganalisis dan merumuskan masalah
perilaku yang berkaitan dengan PHBS. Kegiatan pengkajian meliputi pengkajian
PHBS secara kuantitatif, pengkajian PHBS secara kualitatif dan pengkajian
sumber daya (dana, sarana dan tenaga). a. Pengkajian masalah PHBS secara
kuantitatif 1) Pengumpulan Data Sekunder Kegiatan ini meliputi data perilaku dan
bukan perilaku yang berkaitan dengan 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi,
Kesehatan lingkungan, gaya hidup, dan JPKM dan data lainnya sesuai dengan
kebutuhan daerah. Data tersebut dapat dipefoleh dari Puskesmas, Rumah Sakit
dan sarana pelayanan kesehatan lainnya. Data yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif sebagai informasi pendukung untuk memperkuat permasalahan PHBS
yang ditemukan di lapangan. Selanjutnya dibuat simpulan hasil analisis data
sekunder tersebut. Hasil yang diharapkan pada tahap pengkajian ini adalah : a)
Teridentifikasinya masalah perilaku kesehatan di wilayah tertentu b)
Dikembangkannya pemetaan PHBS pertatanan c) Teridentifikasinya masalah lain
yang berkaitan (masalah kesehatan, faktor penyebab perilaku, masalah
pelaksanaan dan sumber daya penyuluhan, masalah kebijakan, administrasi,
organisasi. d) Dan lain-lain.

2) Pengambilan Sampel PHBS


3) Analisis dan Pemetaan PHBS Berdasarkan hasil pendataan, data tersebut diolah
dan dianalisis dengan cara manual atau dengan menggunakan program EPI INFO.
Selanjutnya dapat dibuat pemetaan nilai IPKS (Indeks Potensi Keluarga Sehat)
dan nilai PHBS sehat I, sehat II. sehat III dan sehat IV. Berdasarkan hasil
pemetaan, diharapkan semua masalah PHBS dapat diintervensi dengan tepat dan
terarah. Pemetaan ini berguna sebagai potret untuk mengetahui permasalahan
yang ada di masyarakat dan memotivasi pengelola program untuk meningkatkan
klasifikasi PHBS. Diharapkan masyarakat yang bersangkutan, lintas sektor. LSM
peduli kesehatan, swasta khususnya Pemda kabupaten / kota dan TP PKK
mempunyai komitmen untuk mendukung PHBS. Berdasarkan kajian perilaku dan
pemetaan wilayah, maka dihasilkan Pemetaan PHBS, ditentukan prioritas masalah
perilaku kesehatan, dan ditentukan alternatif intervensi penyuluhan.

4) Menentukan Prioritas Masalah Berdasarkan rumusan masalah yang ada


kemudian dilakukan analisis yang akan menjadi dasar pembuatan rencana
intervensi.

kepercayaan, sikap, norma, budaya perilaku masyarakat yang tidak terungkap


dalam kajian kuantitatif PHBS. Ada dua metoda untuk melakukan pengkajian
PHBS secara kualitatif, yaitu:

1) Diskusi Kelompok Terarah (DKT). Adalah diskusi informal bersama 6 s/d 10


orang, tujuannya untuk mengungkapkan informasi yang lebih mendalam tentang
masalah perilaku PHBS. Dalam DKT : a) Diperlukan seorang pemandu yang
terampil mendorong orang untuk saling bicara dan memperoleh pemahaman
tentang perasaan dan pikiran peserta yang hadir terhadap masalah tertentu. b)
Melibatkan dan memberikan kebebasan peserta untuk mengungkapkan pendapat
dan perasaannya. c) Memperoleh informasi tentang nilai-nilai kepercayaan dan
perilaku seseorang yang mungkin tidak terungkap melalui wawancara biasa. 2)
Wawancara Perorangan Mendalam (WPM). Adalah wawancara antara pewancara
yang trampil dengan perorangan selaku sumber informasi kunci, melalui
serangkaian tanyajavvab (dialog) yang bersifat terbuka dan mendalam. Dalam
WPM : a) Pewawancara adalah seorang yang terampil dalam menggali informasi
secara mendalam tentang perasaan dan pikiran tentang masalah tertentu. b)
Sumber informasi kunci adalah peserta wawancara yang dianggap mampu dan
dipandang menguasai informasi tentang masalah tertentu.c) Tanya jawab
dilakukan secara terbuka dan mendalam c. Pengkajian sumber daya (dana, tenaga
dan sarana) Pengkajian sumber daya dilakukan untuk mendukung pelaksanaan
program PHBS, bentuk kegiatannya : 1) Kajian tenaga pelaksana PHBS, secara
kuantitas (jumlah) dan pelatihan yang pernah diikuti oleh lintas program maupun
lintas sektor. 2) Penjajagan dana yang tersedia di lintas program dan lintas
sektoral dalam jumlah dan sumbernya. 3) Penjajagan jenis media dan sarana yang
dibutuhkan dalam jumlah dan sumbernya. 3. Tahap Perencanaan Penyusunan
rencana kegiatan PHBS gunanya untuk menentukan tujuan, dan strategi
komunikasi PHBS. Adapun langkah-langkah perencanaan sebagai berikut: a.
Menentukan Tujuan Berdasarkan kegiatan pengkajian PHBS dapat ditentukan
klasifikasi PHBS wilayah maupun klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat
ditentukan masalah perilaku kesehatan masyarakat di tiap tatanan dan wilayah.
Selanjutnya berdasarkan masalah perilaku kesehatan dan hasil pengkajian sumber
daya PKM ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk mengatasi masalah PHBS
yang ditemukan. b. Menentukan jenis kegiatan intervensi Setelah ditentukan
tujuan, selanjutnya ditentukan jenis kegiatan Intervensi yang akan dilakukan.
Caranya adalah dengan mengembangkan berbagai alternatif intervensi, kemudian
dipilih intervensi mana yang bisa dilakukan dengan dikaitkan pada ketersediaan
sumber daya. Penentuan kegiatan intervensi terpilih didasarkan pada :

1) Prioritas masalah PHBS, yaitu dengan memilih topik penyuluhan yang sesuai
dengan urutan masalah PHBS.

2) Wilayah garapan, yaitu mengutamakan wilayah yang mempunyai PHBS hasil


kajian rendah.
3) Penentuan tatanan yang akan diintervensi, yaitu menentukan tatanan yang akan
digarap, baik secara menyeluruh atau sebatas pada tatanan tertentu. Kemudian
secara bertahap dikembangkan ke tatanan lain

4) Penentuan satu jenis sasaran untuk tiap tatanan, yaitu mengembangkan PHBS
pada tiap tatanan, tetapi hanya satu jenis sasaran untuk tiap tatanan. Misalnya, satu
unit tatanan sekolah. satu unit pasar untuk tatanan tempat umum, satu unit industri
rumah tangga untuk tatanan tempat kerja. Rumusan rencana kegiatan intervensi
terpilih pada intinya menipakan operasionalisasi strategi PHBS, yaitu : a)
Advokasi, kegiatan pendekatan pada para tokoh / pimpinan Wilayah. b) Bina
suasana, kegiatan mempersiapkan kerjasama lintas program lima sektor,
organisasi kemasyarakatan, LSM, dunia usaha, swasta, dll. c) Gerakan
masyarakat, kegiatan mempersiapkan dan menggerakkan sumber daya, mulai
mempersiapkan petugas, pengadaan media dan sarana. Kegiatan ini secara
komprehensif harus ada dalam perencanaan, Namur untuk menentukan kegiatan
apa yang lebih besar daya ungkitnya ditentukan dari hasil pengkajian. Contoh,
dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa masih banyak keluarga yang
membuang sampah sembarangan. Setelah dilakukan analisis data kualitatif
melalui FGD ternyata penyebabnya adalah tidak adanya tempat sampah. Pada
situasi ini kegiatan yang bernuansa bina suasana akan lebih banyak porsinya
dibanding dengan kegiatan lainnya. Contoh lain, dari hasil pengkajian diperoleh
data bahwa masih banyak keluarga yang tidak memeriksakan kehamilannya.
Setelah dilakukan analisis kualitatif, diperoleh kesimpulan bahwa mereka tidak
mengerti manfaat pemeriksaan

Langkah-langkah Pengembangan Dukungan Suasana :

1) Menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan dukungan suasana,


seperti : demonstrasi, pelatihan, sosialisasi, orientasi.

2) Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap tatanan


dalam bentuk adanya komitmen, dan dukungan sumber daya.
3) Mengembangkan metoda dan teknik dan media yang telah diuji coba dan
disempurnakan.

4) Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan.

Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau pada pertemuan bulanan,
topik bahasannya adalah kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan dikaitkan
dengan jadwal kegiatan yang telah disepakati bersama. Selanjutnya
kendalakendala yang muncul perlu dibahas dan dicari solusinya. Cara pemantauan
dapat dilaksanakan dengan melakukan kunjungan lapangan ke tiap tatanan atau
dengan melihat buku kegiatan/laporan kegiatan intervensi penyuluhan PHBS. b.
Penilaian Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah
dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh
pengelola PHBS lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi
masukan, proses dan keluaran kegiatan. Misalnya jumlah tenaga terlatih PHBS
media yang telah dikembangkan, frekuensi dan cakupan penyuluhan. Waktu
penilaian dapat dilakukan pada setiap tahun atau setiap dua tahun Caranya dengan
membandingkan data dasar PHBS dibandingkan dengan data PHBS hasil evaluasi
selanjutnya menilai kecenderungan masing-masing indikator apakah mengalami
peningkatan atau penurunan, mengkaji penyebab masalah dan melakukan
pemecahannya, kemudian merencanakan intervensi berdasarkan data hasil
evaluasi PHBS. Contoh di Kabupaten Pariaman data perilaku tidak merokok
tahun 2001 menunjukan 44,2% sedangkan tahun 2002 ada peningkatan sebesar
73,6 % Cara melakukan penilaian melalui :

1) Pengkajian ulang tentang PHBS

2) Menganalisis data PHBS oleh kader/koordinator PHBS

3) Melakukan analisis laporan rutin di Dinas Kesehatan kabupaten/kota (SP2TP)


4) Observasi. wawancara mendalam. diskusi kelompok terarah kepada petugas,
kader dan keluarga.

Hasil yang dicapai pada tahap pemantauan dan penilaian adalah :

1) Pelaksanaan program PHBS sesuai rencana

2) Adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan

3) Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi kemacetan/hambatan

4) Adanya peningkatan program PHBS 6. Indikator PHBS Rumah Tangga

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Adalah persalinan yang ditolong oleh
tenaga keehatan (bidan, dokter dan tenaga para medis lainnya)

b. Memberi bayi ASI eksklusif Adalah bayi usia 0 6 bulan hanya diberi ASI saja
tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain.

c. Menimbang bayi dan balita Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk
memantau pertumbuhannya setiap bulan.

d. Menggunakan air bersih Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-
hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci
alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit
atau terhindar dari sakit. Rumah tangga dengan ketersediaan air bersih adalah
rumah tangga yang memiliki atau mudah mendapatkan air bersih untuk kebutuhan
sehari hari meliputi air leding, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung
dan penampungan air hujan. Sumber air dari pompa, sumur dan mata air
terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau
limbah.

e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman
berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam
tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun

dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran
dan kuman masih tertinggal di tangan.

f. Menggunakan jamban sehat Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai


fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang
dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community


organization or comunity development (COCD) merupakan perencanaan,
pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas
pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya
meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat. PPM melibatkan
beberapa actor terkait yang saling bekerja sama mulai dari perancangan,
pelaksanaan, sampai evaluasi terhadap program atau proyek tersebut.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat, wujud keberdayaan masyarakat yang sadar,
mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas
yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi
Kesehatan/JPKM. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina
suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat

(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi


masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) ditiap tatanan, khususnya untuk tatanan rumah angga diperlukan
pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian, perencanaan,
penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian. Selanjutnya
kembali lagi ke proses semula.

3.2 Saran

1. PHBS di rumah tangga memiliki hubungan saling pengaruh dengan PHBS di


tatanan-tatanan lain, yaitu institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan
fasilitas kesehatan. Maka jika diinginkan keberhasilan dalam pembinaan PHBS di
rumah tangga, pembinaan PHBS harus dilaksanakan di semua tatanan. Dengan
demikian, pembinaan PHBS tidak hanya melibatkan dua atau tiga sektor saja,
melainkan banyak sektor. Kerjasama dan keterpaduan antar-berbagai sektor
tersebut diperlukan dalam rangka akselerasi pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan. Komitmen dan aliansi strategis berbagai pihak, termasuk swasta dan
dunia usaha dapat dikembangkan, sehingga kebijakan-kebijakan dan kegiatan-
kegiatan dalam rangka pembinaan PHBS di semua tatanan terkoordinasi dengan
baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://environmentalsanitation.wordpress.com/category/pengorganisasian-
danpengembangan-masyarakat/ diakses pada Rabu, 09 juni 2021

http://creasoft.wordpress.com/tag/phbs/ diakses pada Rabu, 09 juni 2021

http://kuliahfery.files.wordpress.com/2010/04/phbsdesasiaga.pdf diakses pada


Rabu, 09 juni 2021

http://kesejahteraansosial.blogspot.com/2013/02/definisi-dan-
pengertianpengembangan.html diakses pada Rabu, 09 Juni 2021

http://www.promkes.depkes.go.id/bahan/pedoman-umum-phbs.pdf diakses pada


Rabu, 09 juni 2021

http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/analisis-manajemen-
PROMOSI-KESEHATAN-DALAM-PENERAPAN-PERILAKU-HIDUP-
BERSIH- DAN-SEHAT-PHBS-TATANAN-RUMAH-TANGGA-DI-KOTA-
PADANG-TAHUN- 2011.pdf diakses pada rabu, 09 juni 2022

http://gigihlardino.blogspot.com/2010/12/pengorganisasian-dan-
pengembangan.html diakses pada rabu, 09 juni 2021

Anda mungkin juga menyukai