Anda di halaman 1dari 2

Kasus konflik komunikasi dalam kehidupan sehari-hari

 Dalam kehidupan sehari kita selalu merasakan konflik antar individu, atau suatu perbedaan
pendapat atau pola pikir kepada orang lain tapi itu merupakan proses pendewesaan diri dan
dapat dijadikan sebagai pengalaman dalam hidup kita Dalam menghadapi konflik.
Salah satu contoh pertama, Suatu hari kita sedang mengadakan rapat untuk mengadakan
suatu acara dan sedang mendiskusikan tema apa yang sesuai, ketika kita mengusulkan
tema ternyata ada salah satu anggota tidak setuju dengan tema kita. Faktor penyebab
komunikasi dalam konflik ini yaitu konflik antar pribadi yang merupakan terjadi dalam
perbedaan pendapat.
Bila mengkaji dan mencoba memahami kasus dari konflik ini antara individu dengan
individu, mediasi komunikasi dilakukan dengan teknik Integrating (Problem solving) dimana
pihak-pihak yang berkepentingan secara bersama-sama mengindentifikasi masalah yang
dihadapi. kemudian mencari, mempertimbangkan dan memilih solusi alternatif pemecahan
masalah. Usaha individu untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam mencapai
kestabilan dinamakan “akomodasi”. Pihak-pihak yang berkonflik kemudian saling
menyesuaikan diri pada keadaan tersebut dengan cara bekerja sama, hal ini yang harus
dilakukan dalam mediasi komunikasi dengan penghentian pertikaian oleh pihak ketiga
tetapi tidak diberikan keputusan yang mengikat.
 Konflik komunikasi kedua yaitu mengenai konflik antar budaya salah satu contoh yang kita
analisa yaitu kasus sara-tanjung balai.
Konflik bernuansa SARA ini bermula dari seorang wantita keturunan Tionghoa M (41) yang
mengajukan protes pada takmir masjid untuk mengecilkan volume suara azan di masjid Al-
Makhsum, karena merasa terganggu. Teguran tersebut katanya telah dilayangkan beberapa kali.
Beberapa waktu kemudian datang takmir masjid bersama jamaah mendatangi M di rumahnya,
Jalan Karya, Tanjungbalai, pada Jum’at 29 Juli 2016. Namun, aksi tersebut berhasil dicegah, dan
kumpulan massa berangsur pulang. Namun, karena terprovokasi postingan media sosial, massa
tersebut kembali datang ke rumah M untuk menghancurkan dan membakar rumah tersebut.
Beruntung, aksi itu gagal karena dicegah warga komplek setempat. Tak puas, ratusan warga
kemudian mendatangi Vihara dan Klenteng lalu melampiaskan kemarahan mereka dengan
membakar tempat ibadah tersebut. Konflik berunjung pada terbakarnya 2 Vihara dan 5
Klenteng.
Setelah beberapa analisa dilakukan, Dalam hal ini penyebab komunikasi terjadi Kegagalan
Komunikasi yaitu masalah ini terjadi kegagalam komunikasi Sekunder Secondary Breakdown
Commnication dimana pandangan persepsi yang diungkapkan perempuan etnis Tionghoa
kepada warga beragama islam saat itu justru menimbulkan konflik yang berujung tindakan
Anarkis.
Kegagalan komunikasi Sekunder ini terjadi apabila komunikasi yang berlangsung salah
dimengerti dan berujung pada tindakan-tindakan yang bertolak belakang dengan keinginan-
keinginan komunikator.
Komunikasi sebagai mediasi dilakukan untuk menyelesaikan konflik yaitu :
1. Meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara kelompok-kelompok yang
mengalami konflik.
2. Melancarkan proses pencapaian kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau
semua pihak.
3. Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan
berbagai masalah dan isu, dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi
berdasarkan kepentingan-kepentingan mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap.
4. Mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima keragaman yang
ada di dalamnya.
5. Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk mengidentifikasi dan mengupayakan
bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, dan menghasilkan pilihan-pilihan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
6. Agar pihak-pihak yang mengalami konflik mencapai kesepakatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai