Disusun Oleh :
DHINA AINUN KHUSNUL KHOTIMAH
JNR0200010
Waham
B. KONSEP HALUSINASI
1. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan
fakta dan keyakinan tersebut mungkin “aneh” (misalnya “saya adalah nabii yang
menciptakan biji mata manusia”) atau bisa pula “tidak aneh” (hanya sangat tidak
pikirannya padahal tidak sesuai dengan kenyataan. Atau kepercayaan yang telah
sehatnya, tidak bisa. Atau disebut juga kepercayaan yang palsu dan sudah tidak
hampir pasti, jelas, tidak mungkin. Tentu saja, banyak orang memegang
keyakinan yang kemungkinan besar bisa menjadi salah, seperti keyakinan akan
ini berbeda dengan delusi, setidaknya dalam tig acara atau tiga hal-hal berikut :
Pertama, self-deception tidaklah secara penuh mustahil, sedangkan waham
memang sering begitu. Memang mungkin memenangi lotre, tetapi tidak mungkin
keyakinan mereka bisa jadi salah, tetapi orang-orang yang mengalami delusi
argument atau pendapat orang lain yang melawan keyakinan mereka sebagai
2. Etiologi
memiliki terganggu.
b. Gangguan fungsi emosi, motoric, dan social mengakibatkan kemampuan berespon
terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan Gerakan tubuh) dan
2) Objektif : menunjukkan perilaku sesuai isi waham isi pikir tidak sesuai
menentang dan permusuhan, wajah tegang, pola tidur berubah, tidak mampu
a. Waham agama
Contoh : “kalau saya masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih
setiap hari”, atau klien mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan yang dapat
mengendalikan mahkluknya.
b. Waham kebesaran
atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, di ucapkan berulang-ulang tetapi
c. Waham curiga
kenyataan.
saya karena mereka semua iri dengan kesuksesan yang dialami saya”.
d. Waham somatic
kenyataan.
Contoh : “klien selalu mengatakan bahwa dirinya sakit kanker, namun
pada tubuhnya”.
e. Waham nihilistic
Contoh : “ini akan kuburnya, semua yang ada disini adalah roh-roh”.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Factor perkembangan
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan
timbulnya waham.
3. Factor psikologi
4. Factor biologis
D. FAKTOR PRESIPITASI
Waham dapat di picu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti
2. Factor biokimia
3. Factor psikoogis
E. POHON MASALAH
1. Waham
2. Menarik diri
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Waham
2. Menarik diri.
belum diprioritaskan. Pandemic COVID-19 menjadikan kesehatn mental isu penting bagi
dengan tranmisi penularan yang massif dan tingkat kematian yang tinggi menyebabkan
berbasis masyarakat dapat memperluas cakupan pelayanan Kesehatan mental pada masa
pilihan yang rasional, untuk mengatasi masalah sumber daya dan stigma sebagai
J. DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna (2006). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta : FIK,
Universitas Indonesia.
Aziz R, dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSUD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Kusumawati dan Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
https://www.poltekkes-pdg.ac.id
https://eprints.poltekkesjogja.ac.id
Keterangan :
: kotak yang diberi warna merah adalah pilihan yang dipilih
I. IDENTITAS KLIEN
Nama (inisial) : Ny. K
Umur : 59 tahun
Informan :
Tanggal pengkajian : 11 januari 2021
RM NO : 704
IV. FISIK
Tanda vital : TD :110/70 mmHg N : 79 x/menit S : 36 ̊ C P : 22
x/menit
Ukur : TB : BB:
Keluhan fisik : ya tidak
Jelaskan :-
Masalah keperawatan : klien tidak memiliki masalah Kesehatan dalam fisiknya.
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
2. Konsep Diri
Gambaran diri : klien tidak memiliki bagian tubuh yang tidak sukai
Identitas diri : klien mengenali dirinya dengan baik tapi hanya merasa dirinya dimasuki
oleh roh.
Peran : klien mengatakan tidak memiliki keluarga baik itu saudara ataupun
anak.
Ideal diri : harapan klien untuk segera pulang dan Kembali tinggal dirumah untuk
melakukan kegiatan sehari hari
Harga diri : di panti klien terlihat mulai menjalin hubungan dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : gangguan identitas diri .
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : klien mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam
hidupnya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : klien terlihat mulai mengikuti
kegiatan kelompok di panti dengan seksama.
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain : klien masih kurang dalam berkomunikasi
dan bersuara pelan atau tidak jelas.
Masalak keperawatan : gangguan dalam berkomunikasi.
4. Spiritual
Nilai dan keyakinan : klien beragama islam
Kegiatan ibadah : beberapa hari ini terlihat klien melakukan kegiatan beribada
seperti solat Bersama dengan penghuni panti lainnya.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap
Apatis Lambat Membisu
Inkoheren Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : klien berbicara dengan lambat dan pelan
Masalah keperawatan : kurangnya komunikasi.
3. Aktifitas motoric
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan : klien tampak tidak bersemangat
Masalah keperawatan : tidak bersemangat
4. Alam perasaan
Sedih Ketakutan Putus Asa Khawatir
Gembira Berlebih
Jelaskan : klien tampak putus asa dan sedih
Masalah keperawatan : gangguan emosional
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak Labil
Jelaskan : klien tampak memiliki ekspresi datar.
Masalah keperawatan : gangguan perubahan roman pada saat stimulus diberikan.
7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan perabaan
Pengecap Penghidu
Jelaskan : klien mengatakan mendengar dan melihat ada roh yang masuk dan
memberikan isyarat pada klien.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori
8. Proses Pikir
Sirkumtansial Tangensial kehilangan asosiasi
Fligh of ideas Blocking pengulangan pembicaraan persevarasi
Jelaskan : pembicaraan klien berbelit-belit.
Masalah keperawatan : informasi tidak jelas.
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan : masuknya roh kedalam tubuh klien.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori : waham control pikir.
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka Panjang Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan : klien tampak mengatakan yang tidak sesuai dengan keadaan dirinya.
Masalah keperawatan : waham
Analisa Data
Data Masalah
Subjektif : klien mengatakan tubuhnya Gangguan persepso sensori : waham
dimasuki roh dan memberikan isyarat.
Objektif : klien tampak diam dan banyak
menyendiri.
A. Kondisi klien :
secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Klien tapak tidak mempercayai
B. Diagnosa keperawatan :
C. Tujuan :
D. Tindakan Keperawatan
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina hubungan
saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina
b. Berjabat tangan
c. Menjelaskan tujuan interaksi
d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
membicarakannya.
e. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.
g. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien.
E. Strategi Tindakan.
tidak terpenuhi.
Orientasi :
Perawat : “ Selamat siang ibu, perkenalkan nama saya Dhina Ainun Khusnul Khotimah,
yang sedang praktik di panti ini selama 2 minggu. Saya hari ini dinas sore dari
Perawat : “ Ibu K, Bisa berbincang-bincang tentang apa yang Ibu rasakan sekarang ?”
menit ?”
Kerja :
Perawat : “ Saya mengerti Ibu merasa bahwa tubuh Ibu Dimasuki oleh roh seseorang dan
merasakan bahwa Ibu tidak memiliki keluarga, tapi yang Ibu rasakan tidak
Klien : “ Tapi saya merasa Bahwa diri saya ini ada roh yang masuk ketubuh saya.“
Perawat : “ Tampaknya Ibu gelisah, bisa Ibu ceritakan apa yang ibu rasakan ?”
Klien : “ Saya merasa bahwa saya disini disekap dan tidak bisa melakukan apa apa.”
Perawat : “ O…. jadi Ibu merasa disekap oleh keluarga dan tidak punyak hak untuk
Perawat : “ Jadi Ibu merasa beberapa dari keluarga yang telah menyekap Ibu, seperti
Perawat : “ Kalau ibu mau bisa pulang ke rumah maka ibu harus rajin minum obat dan
Perawat : “ O…. bagus ibu sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri ”
Klien : “ baik.”
Perawat : “ Wah…. Bagus sekali, jadi setiap harinya Ibu akan melakukan kegiatan sesuai
aturan di panti.”
Terminal :
Perawat : “ Oya Ibu, karena sudah 15 menit, apakah Ibu mau kita berbincang-bincang
Perawat : “ Jadi Ibu, hari ini kita sudah berbincang tentang perasaan yang Ibu rasakan,
Ibu ingin seperti apa dan jadwal yang sudah kita buat.”
Klien : “ iya.”
mempraktekkannya.
Orientasi :
Perawat : “ apakah Ibu sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran Ibu ?”
Klien : “ Sudah.”
Kerja :
Perawat : “ apa saja ibu ? saya catat ya bu, terus apa lagi ?”
Perawat : “ Wah…. Rupanya Ibu suka memasak ya, tidak semua orang bisa memasak
Klien : “ Iya.”
Perawat : “ Bisa Ibu ceritakan kepada saya kapan pertama kali Ibu bisa memasak,
Klien : “ saya belajar Memasak sejak remaja, belajar memasak kepada Ibu saya, dirumah
saya.”
Klien : “ Saya bisa memasak banyak masakan yang biasa dimasak di rumah.”
Perawat : “ Coba kita buat jadwal untuk kemampuan Ibu ini ya dengan cara menulis
resep masakan yang biasa Ibu buat dirumah, berapa kali sehari/seminggu Ibu
Terminasi :
Perawat : “ Oya Ibu, karena sudah 20 Menit, apakah mau kita akhiri percakapan ini atau
mau dilanjutkan.”
Perawat : “ Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan Ibu ?”
Perawat : “ Setelah ini coba Ibu membuat resep masakan sesuai dengan jadwal yang telah
kita buat ya ?”
Klien : “ Iya.”
Perawat : “ Bagaimana kalau nanti sesudah solat dzuhur ? di meja ini saja, ya setuju ?”
Perawat : “ nanti kita akan membicarakan tettang obat yang harus Ibu minum, setuju ?”
Klien : “ Iya”
Orientasi :
Perawat : “ Bagaimana Ibu sudah dicoba membuat resep masakan ? bagus sekali”
Perawat : “ Sesuai dengan janji kita sebelumnya, bagaimana kalau sekarang kita
Kerja :
Perawat : “ Ibu tahu berapa macam obat yang diminum perjam berapa saja obat
diminum ?”
Perawat : “ Ibu Perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang.”
Klien : “ Iya ”
Perawat : “ Obatnya ada empat macam Ibu, yang dibuat dalam bentuk racikan yang
dimasukan kedalam dua kapsul. Semuanya diminum 2 kali sehari jam 7 pagi,
Klien : “ Iya”
Perawat : “ Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya Ibu tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan
dokter.”
Klien : “ Iya”
Terminasi :
Perawat : “ Oya Ibu, karena sudah 20 menit, apakah percakapan ini mau kita akhiri atau
lanjut ?”
Klien : “ Iya ”
Perawat : “ Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang Ibu
Klien : “ Senang, ada empat macam di buat dalam racikan kapsul, jam 7 pagi dan jam 7
malam.”
Perawat : “ Mari kita masukkan ke jadwal kegiatan Ibu ? jangan lupa minum obatnya dan
Klien : “ Iya”
Klien : “ Iya”
Perawat : “ Ibu, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah