Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


“WAHAM”

Disusun Oleh :
DHINA AINUN KHUSNUL KHOTIMAH
JNR0200010

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN 2020/2021
A. KASUS (MASALAH UTAMA)

Waham

B. KONSEP HALUSINASI

1. Pengertian

Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan

fakta dan keyakinan tersebut mungkin “aneh” (misalnya “saya adalah nabii yang

menciptakan biji mata manusia”) atau bisa pula “tidak aneh” (hanya sangat tidak

mungkin, contoh masyarakat di surga selalu menyertakan saya kemanapun saya

pergi) dan tetap dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang

jelas untuk mengoreksinya (Purba dkk, 2008).

Kesalahan dalam menilai diri sendiri, atau keyakinan dengan ini

pikirannya padahal tidak sesuai dengan kenyataan. Atau kepercayaan yang telah

terpaku/terpancang kuat dan tidak dapat dibenarkan berdasarkan fakta dan

kenyataan tetapi tetap dipertahankan. Jika disuruh membuktikan berdasarkan akal

sehatnya, tidak bisa. Atau disebut juga kepercayaan yang palsu dan sudah tidak

dapat dikoreksi (Baihaqi,2007).

Delusi atau waham merupakan gagasan (idea) atau pendapat bahwa

seorang individu meyakini suatu kebenaran yang kemungkinan besar bahkan

hampir pasti, jelas, tidak mungkin. Tentu saja, banyak orang memegang

keyakinan yang kemungkinan besar bisa menjadi salah, seperti keyakinan akan

menang lotre. Self-deception (penipuan atau pembodohan diri sendiri) semacam

ini berbeda dengan delusi, setidaknya dalam tig acara atau tiga hal-hal berikut :
Pertama, self-deception tidaklah secara penuh mustahil, sedangkan waham

memang sering begitu. Memang mungkin memenangi lotre, tetapi tidak mungkin

bahwa tubuh anda menghilang/mearut atau mengambang di udara.

Kedua, orang yang memiliki self-deception ini kadang-kadang

memikirkan keyakinan tersebut, tetapi orang yang mengalami waham cenderung

terokupasi (dikuasai) keyakinan sendiri. Orang-orang yang mengalami delusi atau

waham mencari bukti-bukti untuk mendukung keyakinan mereka, berusaha untuk

meyakinkan orang lain, dan meakukan Tindakan-tindakan yang didasari

keyakinannya itu, seperti mengajukan tuntutan secara hukum melawan orang-

orang yang mereka yakini mencoba mengendalikan pikiran mereka.

Ketiga, orang-orang self-deception secara tipikal (khas) mengakui bahwa

keyakinan mereka bisa jadi salah, tetapi orang-orang yang mengalami delusi

sering kali sangat bertahn untuk mendebat fakta-fakta yang berlawanan

(contradicting) dengan keyakinan mereka. Mereka mungkin memandang

argument atau pendapat orang lain yang melawan keyakinan mereka sebagai

sebuah konspirasi (persekongkolan) untuk membungkam atau membunuh mereka,

dan sebagai bukti benarnya keyakinan mereka (Wiramihardja, 2007).

2. Etiologi

Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi

otak menurut Kusumawati, (2010) yaitu :

a. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai dan

memiliki terganggu.
b. Gangguan fungsi emosi, motoric, dan social mengakibatkan kemampuan berespon

terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan Gerakan tubuh) dan

perilaku verbal (penampilan hubungan social).

c. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.

d. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek,

ambivalen, autistic, serta gangguan atensi dan aktivitas.

e. Gejala sekunder : halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.

3. Tanda dan gejala

a. Tanda dan gejala mayor

1) Subjektif : mengungkapka isi waham

2) Objektif : menunjukkan perilaku sesuai isi waham isi pikir tidak sesuai

realitas, isi pembicaraan sulit dimengerti.

b. Tanda dan gejala minor

1) Subjektif : merasa sulit konsentrasi dan merasa khawatir.

2) Objektif : curiga berlebihan, waspada berlebihan, bicara berlebihan, sikap

menentang dan permusuhan, wajah tegang, pola tidur berubah, tidak mampu

mengambil keputusan, flight of idea, peroduktifitas menurun, tidak mampu

merawat diri, dan menarik diri.


4. Macam-macam waham

a. Waham agama

Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, di ucapkan berulang-

ulang tetapi tidak sesuai dengan keyakinan.

Contoh : “kalau saya masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih

setiap hari”, atau klien mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan yang dapat

mengendalikan mahkluknya.

b. Waham kebesaran

Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus

atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, di ucapkan berulang-ulang tetapi

tidak sesuai dengan kenyataan.

Contoh : “saya ini pejabat di departemen Kesehatan lhoooo….”

“saya punya tambang emas”

c. Waham curiga

Keyakinan bahwa seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan

atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi sesuai dengan

kenyataan.

Contoh : “saya tau…. Sebua saudara saya ingin menghancurkan hidup

saya karena mereka semua iri dengan kesuksesan yang dialami saya”.

d. Waham somatic

Keyakinan seseorang bahwa tubuh tau bagian tubuhnya terganggu atau

terserang penyakit, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan

kenyataan.
Contoh : “klien selalu mengatakan bahwa dirinya sakit kanker, namun

setelah dilakukan pemeriksaan laboraturium tidak ditemukan adanya sel kanker

pada tubuhnya”.

e. Waham nihilistic

Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, di ucapkan

berulang-uang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Contoh : “ini akan kuburnya, semua yang ada disini adalah roh-roh”.

C. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Factor perkembangan

Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal

seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan

gangguan persepsi, klien menekankan perasaannya sehingga pematangan fungsi

intelektual dan emosi tidak efektif.

2. Factor social budaya

Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat menyebabkan

timbulnya waham.

3. Factor psikologi

Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda bertentangan dapat

menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.

4. Factor biologis

Waham di yakini terjadi adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak

atau perubahan pada sel kortikal dan lindk.


5. Factor genetik

D. FAKTOR PRESIPITASI

1. Factor social budaya

Waham dapat di picu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti

atau di asingkan dari kelompok.

2. Factor biokimia

Dopamine, norepinepin, dan zat halusinogen lainnya di duga dapat enjadi

penyebab waham pada seseorang.

3. Factor psikoogis

Kecemasan yang memanjang dan terbatasannya kemampuan untuk

mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari

keyakinan yang menyenangkan.

E. POHON MASALAH

Resiko perilaku kekerasan

Perubahan proses fikir : waham

Isolasi social : menarik diri

Harga diri rendah


F. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1. Waham

2. Menarik diri

3. Resiko perilaku kekerasan

4. Harga diri rendah

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan proses fikir : Waham

2. Isolasi social : menarik diri

3. Resiko perilaku kekerasan

4. Harga diri rendah

H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Waham

Perencana Intervensi Rasional


Tujuan Kriteria hasil
Tujuan umum :
Klien dapat
berkomunikasi dengan
baik dan terarah.
TUK 1: Kriteria evaluasi : 1.1 bila hubungan saling Hubungan saling percaya
Klien dapat membina 1. Ekspresi wajah percaya dengan menjadi dasar interaksi
hubungan saling percaya. bersahabat. menggunakan prinsip selanjutnya dalam membina
2. Ada kontak mata komunikasi klien dalam berinteraksi
3. Mau berjabat tangan terapeutik. dengan baik dan benar,
4. Mau menjawab - Saya klien dengan sehingga klien mau
salam ramah baik verbal mengutarakan isi
5. Klien mau duduk maupun non perasaannya.
berdampingan verbal.
6. Klien mau - Perkenalkan diri
mengutarakan isi dengan siapa.
perasaan - Tanyakan nama
lengkap dan nama
yang disukai
klien.
- Jelaskan tujuan
pertemuan.
- Jujur dan
menepati janji.
- Tindakkan rasa
empati dan
menerima klien
denga napa Meningkatkan orientasi klien
adanya. pada realita dan
1.2 jangan membantah meningkatkan rasa percaya
dan mendukung klien pada perawat.
waham klien.
- Katakana perawat
menerima
keyakinan klien.
- Katakan perawat
tidak mendukung Suasana lingkungan
keyakinan klien. perahabatan yang
1.3 yakinkan klien dalam mendukung dalam
keadaan aman dan komunikasi terapeutik.
terlindung.
- “anda berada
ditempat aman
dan terlindung.
- Gunakan
keterbukaan dan
kejujuran, jangan
tinggalkan klien
dalam keadaan
sendiri.
1.4 observasi apakah
wahamnya Mengetahui penyebab
mengganggu aktivitas waham dan interaksi
sehari-hari dan selanjutnya yang akan
perawatan diri klien. dilakukan oleh klien.
TUK 2 : klien dapat Kriteria Evaluasi : 2.1 beri pujian pada Reinforcement positif dapat
mengidentifkasi 1. klien dapat penampilan dan meningkatkan kemampuan
kemampuan yang mempertahankan kemampuan klien yang dimiliki oleh klien dan
dimiliki. aktivitas sehari-hari. yang realistic. harga diri klien.
2. Klien dapat 2.2 Diskusikan dengan
mengontrol klien kemampuan Klien terdorong untuk
wahamnya. yang dimiliki pada memilih aktivtas seperti
waktu lalu dan saat sebelumnya tentang aktivitas
ini. yang pernah dimiliki oleh
2.3 Tanyakan apa yang klien.
bisa dilakukan
(kaitkan dengan Dengan mendengarkan klien
aktivitas sehari-hari akan merasa lebih
dan perawatan diri) diperhatikan sehingga klien
kemudian anjurkan akan mengungkapkan
untuk melakukan saat perasaannya.
ini.
2.4 Jika klien selalu bicara
tentang wahamnya
dengarkan sampai
kebutuhan waham
tidak ada. Perawat
perlu memperhatikan
bahwa klien sangat
penting.
TUK 3 : Kriteria Evaluasi : 3.1 Observasi kebutuhan Observasi dapat mengetahui
Klien dapat 1. Kebutuhan klien klien sehari-hari. kebutuhan klien.
mengidentifkasi terpenuhi. 3.2 Diskusikan kebutuhan
kebutuhan yang tidak 2. Klien dapat klien yang tidak Dengan mengetahui
dimiliki. melakukan aktivitas terpenuhi selama di kebutuhan yang tidak
secara terarah. rumah maupun di panti. terpenuhi maka dapat
3. Klien tidak 3.3 Hubungkan kebutuhan diketahui kebutuhan yang
menggunakan / yang tidak terpenuhi akan diperlukan.
membicarakan dengan timbulnya
wahamnya. waham. Dengan melakukan aktivitas
3.4 Tingkatkan aktivitas klien tidak akan lagi
yang dapat memenuhi menggunakan isi wahamnya.
kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan Dengan situasi tertentu klien
tenaga. akan dapat mengontrol
3.5 Atur situasi agar klien wahamnya.
tidak mempunyai waktu
untuk menggunakan
wahamnya.
TUK 4 : Kriteria Evaluasi : 4.1 berbicara dengan klien Reinforcement adalah
Klien dapat berhubungan 1. Klien dapat dalam konteks realitas penting untuk meningkatkan
dengan realitas. berbicara dengan (realitas diri, realitas kesadaran klien akan realitas.
realitas. orang lain, waktu dan
2. Klien mengikuti tempat) Pujian dapat memotivasi
terapi aktivitas 4.2 sertakan dengan klien klien untuk meningkatkan
kelompok. dalam terapi aktivitas kegiatan positifnya.
kelompok : orientasi
realitas.
4.3 Berikan pujian tiap
kegiatan positif yang
dilakukan oleh klien
TUK 5 : Kriteria Evaluasi : 5.1 diskusikan dengan Perhatian keluarga dan
Klien dapat dukungan 1. Keluarga dapat keluarga tentang : pengertian keluarga akan
dari keluarga. membina hubungan - gejala waham dapat membantu klien dalam
saling percaya - cara merawat mengendalikan wahamnya.
dengan perawat. - lingkungan
2. Keluarga dapat keluarga
menyebutkan - follow up dan
pengertian, tanda obat.
dan Tindakan untuk 5.2 anjurkan keluarga
merawat klien melaksanakan dengan
dengan waham. bantuan perawatan.
TUK 6 : Kriteria Evaluasi : 6.1 diskusikan dengan klien Obat dapat mengontrol
Klien dapat menggunakan 1. klien dapat dan keluarga tetang waham yang dialami oleh
obat dengan benar. menyebutkan obat, dosis, dan efek klien dan dapat membantu
manfaat, efek samping obat dan akibat penyembuhan klien.
samping dan dosis penghentian.
obat. 6.2 Diskusikan perasaan
2. Klien dapat klien setelah minum
mendemostrasikan obat.
penggunaan obat 6.3 Berikan obat dengan
dengan benar. prinsip lima benar dan
3. Klien dapat observasi setelah
memahami akibat minum obat.
berhentinya
mengkonsumsi obat
tanpa konsultasi.
4. Klien dapat
menyebutkan prinsip
lima benar dalam
penggunaan obat.

2. Menarik diri.

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


TUM : Setelah 1x interaksi Membina hubungan saling Membina hubungan
Pasien dapat pasien menunjukkan percaya dengan : saling percaya, kontak
berinteraksi dengan tanda-tanda percaya a. Beri salam setiap yang jujur, singkat,
orang lain. kepada / terhadap berinteraksi konsisten dengan
TUK 1 : perawat : b. Perkenalkan nama, nama perawat dapat
Pasien dapat membina 1. Wajah cerah, panggilan perawat dan membantu klien
hubungan saling tersenyum. tujuan perawat membina Kembali
percaya 2. Mau berkenalan. berkenalan. interaksi penuh percaya
3. Ada kontak mata c. Tanyakan dan panggil dengan orang lain.
4. Bersedia nama kesukaan pasien.
menceritakan d. Tunjukkan sikap jujur
perasaan dan menepati janji setiap
5. Bersedia kali berinteraksi.
mengungkapkan e. Tanyakan perasaan
masalah pasien dan masalah yang
dihadapi pasien.
f. Buat kontak interaksi
yang jelas.
g. Dengarkan dengan
penuh perhatian ekspresi
perasaan pasien.
TUK 2 : Setelah 2x interaksi Tanyakan pada pasien Ketertiban orang
Pasien mampu pasien dapat tentang : terdekat dapat
menyebutkan penyebab menyebutkan minimal a. orang yang tinggal membantu membangun
menarik diri. satu penyebab serumah atau sekamar dan atau Kembali
menarik diri : pasien. membentuk system
1. Diri sendiri b. Orang yang paling dekat pendukung dan
2. Orang lain dengan pasien dirumah menginteraksikan klien
3. lingkungan atau ruang perawatan. Kembali kedalam
c. Apa yang membuat jaringan social.
pasien dekat dengan
orang tersebut.
d. Orang yang tidak dekat
dengan pasien dirumah
atau diruang perawatan.
e. Apa yang membuat
pasien tidak dekat orang
dengan tersebut.
f. Upayakan yang sudah
dilakukan agar dekat
dengan orang lain.
g. Diskusikan dengan
pasien penyebab menarik
diri atau tidak mau
bergaul dengan orang
lain.
h. Beri pujian terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan
perasaan.
TUK 3 : Setelah 3x interaksi Tanyakan pada pasien Solitube dan kesepian
Pasien mampu dengan pasien dapat tentang : dapat diterima atau
menyebutkan menyebutkan 1. Manfaat hubungan dengan pilihan, dan
keuntungan keuntungan social. perbedaan ini
berhubungan social dan berhubungan social, 2. Kerugian menarik diri membantu klien
keruian menarik diri. misalnya : 3. Diskusikan Bersama mengidentifikasi apa
1. Banyak teman pasien tentang manfaat yang terjadi pada
2. Tidak kesepian berhubungan social dan dirinya sehingga dapat
3. Bisa diskusi kerugian menarik diri. diambil Langkah untuk
4. Saling menolong 4. Beri pujian terhadap mengatasi masalah ini.
5. Kerugian menarik kemampuan pasien
diri. mengungkapkan
Misalnya : perasaannya.
a. Sendiri
b. Kesepian
c. Tidak bisa
diskusi
TUK 4 : Setelah 4x interaksi 4.1 Observasi perilaku Kehadiran orang yang
Pasien dapat pasien dapat pasien saat berhubungan dapat dipercaya
melaksanakan melaksanakan social. memberi klien rasa
hubungan social secara hubungan social 4.2 Beri motivasi dan bantu terlindungi. Setelah
bertahap. secara bertahap pasien untuk berkenalan dapat berinteraksi
dengan : atau berkomunikasi dengan orang lain dan
1. Perawat dengan : memberi kesempatan
2. Perawat lain a. Perawat lain klien dalam mengikuti
3. Pasien lain b. Pasien lain aktivitas kelompok,
4. kelompok c. Kelompok klien merasa lebih
4.3 libatkan pasien dalam berguna dan rasa
terapi aktivitas kelompok percaya diri dapat
sosialisasi. tumbuh Kembali.
4.4 Diskusikan jadwal harian
yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan
kemampuan pasien
bersosialisasi.
4.5 Berimotivasi pasien
untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat.
4.6 Beri pujian terhadap
kemampuan pasien
memperluas
pergaulannya melalui
aktivitas yang
dilaksanakan.
TUk 5 : Setelah 5x interaksi 5.1 diskusikan dengan Ketika klien merasa
Pasien mampu pasien dapat pasien tentang dirinya lebih baik dan
menjelaskan menjelaskan perasaannya setelah mempunyai makna,
perasaannya setelah perasaannya setelah berhubungan social interaksi social dengan
berhubungan social. berhubungan social dengan : orang lain dapat
dengan : a. orang lain ditingkatkan.
1. Orang lain b. kelompok
2. kelompok 5.2 berikan pujian terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan
perasaannya.
TUK 6 : Setelah 6x pertemuan 6.1 diskusikan pentingnya Dukungan dari keluarga
Pasien mendapat keluarga dapat peran keluarga sebagai merupakan bagian
dukungan keluarga menjelaskan tentang : pendukung untuk penting dari rehabilitasi
dalam memperluas a. pengertian menarik mengatasi perilaku klien.
hubungan social. diri. menarik diri.
b. Tanda dan gejala 6.2 diskusikan potensi
menarik diri keluarga untuk
c. Penyebab dan membantu pasien
akibat menarik mengatasi perilaku
diri. menarik diri.
d. Cara merawat 6.3 jelaskan pada keluarga
pasien menarik tentang :
diri. a. pengertian menarik
diri.
b. Tanda dan gejala
menarik diri
c. Penyebab dan akibat
menarik diri.
d. Cara merawat pasien
menarik diri.
e. Latih keluarga cara
merawat pasien
menarik diri.
f. Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan.
g. Beri motivasi
keluarga agar
membantu pasien
untuk bersosialisasi.
h. Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatannya
merawat pasien
dirumah sakit.
TUK 7 : Setelah 7x interaksi 7.1 diskusikan dengan Membantu dalam
Pasien dapat pasien menyebutkan : pasien tentang manfaat meningkatkan perasaan
memanfaatkan obat a. Manfaat minum dan kerugian tidak kendali dan keterlibatan
dengan baik. obat. minum obat, nama, dalam perawatan
b. Kerugian tidak warna, dosis, cara, efek Kesehatan klien.
minum obat. terapi dan efek samping
c. Nama, warna, penggunaan obat.
dosis, efek terapi 7.2 pantau pasien saat
dan efek samping penggunaan obat.
obat. 7.3 beri pujian jika asien
d. Akibat berhenti menggunakan obat
minum obat tanpa dengan benar.
konsultasi dokter. 7.4 diskusikan akibat
berhenti minum obat
tanpa konsultasi dokter.
7.5 anjurkan pasien untuk
konsultasi kepada dokter
atau perawat jika terjadi
hal-hal yang tidak
diinginkan.

3. Harga Diri Rendah

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


TUM : 1.1 klien dapat 1.1 bina hubungan saling Hubungan saling
Klien dapat melakukan mengungkapkan percaya : percaya akan
hubungan social secara perasaannya. a. sapa klien dengan menimbulkan
bertahap. 1.2 Ekspresi wajah ramah, baik verbal kepercayaan klien pada
TUK 1 : bersahabat. maupun nonverbal. perawat sehingga akan
Klien dapat membina 1.3 Ada kontak mata. b. Perkenanlkan diri memudahkan dalam
hubungan saling 1.4 Menunjukkan rasa dengan sopan. pelaksanaan Tindakan
percaya. senang. c. Tanya nama selanjutnya.
1.5 Mau berjabat lengkap klien dan
tangan. nama panggilan
1.6 Klien mau yang disukai klien.
mengutarakan d. Jelaskan ujuan
masalah yang pertemuan, juur
dihadapi. dan menepati janji.
e. Tunjukkan sikap
empati dan
menepati janji.
1.2 beri kesempatan untuk
mengungkapkan
perasaannya tetang
penyakit yang
dideritanya.
1.3 Sediakan waktu untuk
mendengarkan klien.
1.4 Katakan pada klien
bahwa ia adalah
seorang yang berharga
dan bertanggung jawab
serta mampu menolong
dirinya sendiri.
TUK 2 : Klien mampu 2.1 diskusikan kemampuan Pujian akan
Klien dapat mempertahankan dan aspek positif yang meningkatkan harga
mengidentifikasi aspek yang positif. dimiliki klien dan beri diri klien.
kemampuan dan aspek pujian / reinforcement
positif yang dimiliki. atas kemampuan
mengungkapkan
perasaannya.
2.2 Saat bertemu klien,
hindarkan memberi
penilaian negative.
Utamakan memberi
pujian yang realistic.
TUK 3 : 3.1 Kebutuhan klien 3.1 diskusikan kemampuan Peningkatkan
Klien dapat menilai terpenuhi. klien yang masih dapat kemampuan mendorong
kemampuan yang dapat 3.2 Klien dapat digunakan selama sakit. klien untuk mandiri.
digunakan melakukan 3.2 Diskusikan juga
aktivitas terarah. kemampuan yang dapat
dilanjutkan
penggunakan di rumah
sakit dan dirumah
nanti.
TUK 4 : 4.1 klien mampu 4.1 rencanakan Bersama Pelaksanaan kegiatan
Klien dapat menetapkan beraktivitas sesuai klien aktivitas yang secara mandiri modal
dan merencanakan kemampuan. dapat dilakukan setiap awal untuk
kegiatan sesuai dengan 4.2 Klien mengikuti hari kemampuan. meningkatkan harga
kemampuan yang terapi aktivitas 4.2 Tingkatkan kegiatan diri.
dimiliki. kelompok. sesuai dengan toleransi
kondisi klien.
4.3 Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan
yang boleh klien
lakukan.
TUK 5 : Klien mampu 5.1 beri kesempatan klien Dengan aktivitas klien
Klien dapat melakukan beraktivitas sesuai untuk mencoba akan mengetahui
kegiatan sesuai kondisi kemampuan. kegiatan yang kemampuannya.
sakit dan direncanakan.
kemampuannya. 5.2 Beri pujian atas
keberhasilan klien.
5.3 Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan dirumah.
Klien dapat 6.1 klien mampu 6.1 beri Pendidikan Perhatian keluarga dan
memanfaatkan system melakukan apa Kesehatan tentang cara pengertian keluarga
pendukung yang ada. yang diajarkan. merawat klien harga diri akan dapat membantu
6.2 Klien mampu rendah. meningkatkan harga
memberikan 6.2 Bantu keluarga diri klien.
dukungan. memberik dukungan
selama klien merawat.
6.3 Bantu keluarga
menyiapkan lingkungan
dirumah.

I. TREND ISSUE KEPERAWATAN JIWA DI MASA PANDEMI COVID-19


Kesehatan mental merupakan aspek penting dalam mewujudkan Kesehatan yang

menyeluruh. Namun di Sebagian besar negara berkembang, masalah Kesehatan mental

belum diprioritaskan. Pandemic COVID-19 menjadikan kesehatn mental isu penting bagi

dunia. Organisasi Kesehatan dunia (WHO) mengidentifikasikan kesehatan mental

sebagai komponen integral dari penanggulangan COVID-19. Pandemic COVID-19

dengan tranmisi penularan yang massif dan tingkat kematian yang tinggi menyebabkan

masalah yang mengarah pada gangguan mental. Kebijakan Kesehatan mental di

Indonesia harus mengoptimalkan integrasi layanan Kesehatan mental. Pendekatan

berbasis masyarakat dapat memperluas cakupan pelayanan Kesehatan mental pada masa

pandemic COVID-19. Pemerintah harus mengitegrasikan layanan mental ke dalam

layanan berbasis masyarakat sebagai cara untuk memastikan cakupan universal

pelayanan Kesehatan mental. Model pemberdayaan partisipatif dan bottom-up menjadi

pilihan yang rasional, untuk mengatasi masalah sumber daya dan stigma sebagai

penghalang keberhasilkan program Kesehatan mental di Indonesia.

J. DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna (2006). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta : FIK,

Universitas Indonesia.

Aziz R, dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSUD Dr. Amino

Gondoutomo. 2003

Kusumawati dan Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

https://www.poltekkes-pdg.ac.id

https://eprints.poltekkesjogja.ac.id

SISTEMATIKA LAPORAN KASUS KELOLAAN


FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI
KOMUNITAS

Keterangan :
: kotak yang diberi warna merah adalah pilihan yang dipilih

ALAMAT : Kejaksan Cirebon

I. IDENTITAS KLIEN
Nama (inisial) : Ny. K
Umur : 59 tahun
Informan :
Tanggal pengkajian : 11 januari 2021
RM NO : 704

II. ALASAN MASUK


Klien dibawa ke panti gramesia oleh team panti. Klien menunjukan keluhan sejak ± 5
tahun dengan menampakan gejala yaitu malas, tidak mampu merawat diri, keluyuran, bicara
sendiri, makan kurang nafsu yang disebabkan karena suami klien meninggal.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernahkah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ? ya ■ tidak
2. Pengobatan sebelumnya.
Berhasil
Kurang berhasil
Tidak berhasil
3. Pelaku/usia korban/usia saksi/usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan criminal

Jelaskan No. 1,2,3 :


Klien tidak memiliki Riwayat gangguan jiwa sebelumnya dan juga tidak
mengalami tindak kekerasan dalam hal apapun.
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah.

4. Adakah anggota keluarga mengalami gangguan jiwa ? ya tidak


- Hubungan keluarga :
hubungan keluarga dengan klien terjalin baik dengan ditandai oleh anak klien
bertanggung jawab terhadap klien
- Gejala :
Tidak ada gejala terjadinya gangguan jiwa pada kleuarga selain pada klien.
- Riwayat pengobatan/perawatan
Tidak ada dari anggota keluarga klien yang mengalami Riwayat
pengobatan/perawatan gangguan jiwa selain klien.
Masalah keperawatan :
Keluarga klien tidak memiliki masalah keperawatan.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
Klien mengalami gangguan jiwa ini dimulai karena klien mengalami kehilang
suami karena meninggal yang membuat klien kesepian dan merasa sendiri dan mulai
berbicara sendiri dan sering berdiam diri dikamar sendirian.
Masalah keperawatan :
Kehilangan seseorang yang disayangi klien.

IV. FISIK
Tanda vital : TD :110/70 mmHg N : 79 x/menit S : 36 ̊ C P : 22
x/menit
Ukur : TB : BB:
Keluhan fisik : ya tidak
Jelaskan :-
Masalah keperawatan : klien tidak memiliki masalah Kesehatan dalam fisiknya.

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Jelaskan : keluarga klien tidak memiliki gangguan jiwa sebelumnya.


Masalah keperawatan : tidak ada masalah Kesehatan dalam keluarga

2. Konsep Diri
Gambaran diri : klien tidak memiliki bagian tubuh yang tidak sukai
Identitas diri : klien mengenali dirinya dengan baik tapi hanya merasa dirinya dimasuki
oleh roh.
Peran : klien mengatakan tidak memiliki keluarga baik itu saudara ataupun
anak.
Ideal diri : harapan klien untuk segera pulang dan Kembali tinggal dirumah untuk
melakukan kegiatan sehari hari
Harga diri : di panti klien terlihat mulai menjalin hubungan dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : gangguan identitas diri .

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : klien mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam
hidupnya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : klien terlihat mulai mengikuti
kegiatan kelompok di panti dengan seksama.
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain : klien masih kurang dalam berkomunikasi
dan bersuara pelan atau tidak jelas.
Masalak keperawatan : gangguan dalam berkomunikasi.
4. Spiritual
Nilai dan keyakinan : klien beragama islam
Kegiatan ibadah : beberapa hari ini terlihat klien melakukan kegiatan beribada
seperti solat Bersama dengan penghuni panti lainnya.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : klien jarang mengganti baju dan terlihat berantakan.
Masalah Keperawatan : deficit perawatan diri

2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap
Apatis Lambat Membisu
Inkoheren Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : klien berbicara dengan lambat dan pelan
Masalah keperawatan : kurangnya komunikasi.

3. Aktifitas motoric
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan : klien tampak tidak bersemangat
Masalah keperawatan : tidak bersemangat

4. Alam perasaan
Sedih Ketakutan Putus Asa Khawatir
Gembira Berlebih
Jelaskan : klien tampak putus asa dan sedih
Masalah keperawatan : gangguan emosional

5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak Labil
Jelaskan : klien tampak memiliki ekspresi datar.
Masalah keperawatan : gangguan perubahan roman pada saat stimulus diberikan.

6. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan tidak Kooperatif mudah tersinggung
Kontak mata (-) fensif curiga
Jelaskan : klien kurang melakukan kontak mata saat berbicara.
Masalah keperawatan : kkurangnya kontak mata.

7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan perabaan
Pengecap Penghidu
Jelaskan : klien mengatakan mendengar dan melihat ada roh yang masuk dan
memberikan isyarat pada klien.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori
8. Proses Pikir
Sirkumtansial Tangensial kehilangan asosiasi
Fligh of ideas Blocking pengulangan pembicaraan persevarasi
Jelaskan : pembicaraan klien berbelit-belit.
Masalah keperawatan : informasi tidak jelas.

9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan : masuknya roh kedalam tubuh klien.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori : waham control pikir.

10. Tingkat Kesadaran


Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi :
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : klien tampak canggung dengan orang lain.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori.

11. Memori
Gangguan daya ingat jangka Panjang Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan : klien tampak mengatakan yang tidak sesuai dengan keadaan dirinya.
Masalah keperawatan : waham

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Mudah Beralih tidak mampu konsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : klien tampak melihat kemana mana saat berbicara.
Masalah keperawatan : gangguan komunikasi.

13. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan : klien mengalami perubahan yang bermakna.
Masalah keperawatan : gangguan bermakna.

14. Daya Titik Diri


Mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : klien mengatakan klien bisa di panti karena ada sesuatu yang memasuki
tubuhnya.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori : waham

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total
2. BAK/BAB
Bantuan minimal Bantuan Total
Jelaskan : klien masih bisa melakukan makan dan buang air sendiri.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
3. Mandi
Bantuan minimal Bantuan Total
4. Berpakaian / berhias
Bantuan Minimal Bantuan Total
5. Istirahat / tidur
Tidur siang lama : - s/d -
Tidur malam lama : 19.00 s/d 04.00
Kegiatan sebelum / sesudah tidur
6. Penggunaan Obat
Bantuan Minimal Bantuan Total
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan Ya Tidak
Perawatan pendukung Ya Tidak
8. Kegiatan didalam rumah
Mempersiapkan makan Ya Tidak
Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak
Pengaturan Keuangan Ya Tidak
9. Kegiatan diluar rumah
Mempersiapkan makan Ya Tidak
Menjaga kerapian rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif
Bicara dengan orang lain Minum alcohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Tehnik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya Lainnya
Masalah keperawatan : gangguan komunikasi

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Masalah dengan Pendidikan, spesifik
Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Masalah dengan perumahan, spesifik
Masalah ekonomi, spesifik
Masalah dengan pelayanan kesehatan
Masalah lainnya,spesifik

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Penyakit jiwa Sistem pendukung
Factor presipitasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya :
Masalah keperawatan : kurangnya informasi terkait gangguan dalam factor presipitasi pada
klien.

Analisa Data
Data Masalah
Subjektif : klien mengatakan tubuhnya Gangguan persepso sensori : waham
dimasuki roh dan memberikan isyarat.
Objektif : klien tampak diam dan banyak
menyendiri.

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik : Skizofrenia
Terapi medik : racikan
Dnzapin 2,5 mg
Hexymer 2 mg
Kalsetin 10 mg
NDS 2 ml
Diberikan pagi dan malam
.
XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
Gangguan persepsi sensorei : waham

XIII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Gangguan persepsi sensorei : waham berhubungan dengan klien mengamnggap dirinya
dimasuki oleh roh.

XIV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Tanggal/j No. Rencana Tindakan Keperawatan Rasional
am Dx.ke Tujuan Kriteria evaluasi Tindakan
p keperawatan
12 januari Waha Tujuan
2021 / m umum :
16.00 Klien dapat
berkomunik
asi dengan
baik dan
terarah.
TUK 1: Kriteria evaluasi : 1.5 bila Hubungan
Klien dapat 7. Ekspresi hubungan saling
membina wajah saling percaya
hubungan bersahabat. percaya menjadi
saling 8. Ada kontak dengan dasar
percaya. mata menggunak interaksi
9. Mau berjabat an prinsip selanjutnya
tangan komunikasi dalam
10. Mau terapeutik. membina
menjawab - Saya klien dalam
salam klien berinteraksi
11. Klien mau dengan dengan baik
duduk ramah dan benar,
berdampinga baik sehingga
n verbal klien mau
Klien mau maupun mengutaraka
mengutarakan isi non n isi
perasaan verbal. perasaannya.
- Perkena
lkan
diri
dengan
siapa.
- Tanyak
an
nama
lengkap
dan
nama
yang
disukai
klien.
- Jelaska Meningkatka
n tujuan n orientasi
pertemu klien pada
an. realita dan
- Jujur meningkatka
dan n rasa
menepa percaya klien
ti janji. pada
- Tindakk perawat.
an rasa
empati
dan
meneri
ma
klien Suasana
denga lingkungan
napa perahabatan
adanya. yang
1.6 jangan mendukung
membantah dalam
dan komunikasi
mendukung terapeutik.
waham
klien.
- Katakan
a
perawat
menerim
a
keyakina
n klien.
- Katakan
perawat
tidak Mengetahui
menduk penyebab
ung waham dan
keyakina interaksi
n klien. selanjutnya
1.7 yakinkan yang akan
klien dalam dilakukan
keadaan oleh klien.
aman dan
terlindung.
- “anda
berada
ditempa
t aman
dan
terlindu
ng.
- Gunaka
n
keterbu
kaan
dan
kejujura
n,
jangan
tinggalk
an klien
dalam
keadaan
sendiri.
observasi apakah
wahamnya
mengganggu
aktivitas sehari-
hari dan
perawatan diri
klien.
TUK 2 : Kriteria 2.1 beri pujian Reinforceme
klien dapat Evaluasi : pada nt positif
mengidentif 3. klien dapat penampilan dapat
kasi mempertahan dan meningkatka
kemampuan kan aktivitas kemampuan n
yang sehari-hari. klien yang kemampuan
dimiliki. Klien dapat realistic. yang dimiliki
mengontrol 2.2 Diskusikan oleh klien
wahamnya. dengan dan harga
klien diri klien.
kemampuan
yang Klien
dimiliki terdorong
pada waktu untuk
lalu dan memilih
saat ini. aktivtas
2.3 Tanyakan seperti
apa yang sebelumnya
bisa tentang
dilakukan aktivitas
(kaitkan yang pernah
dengan dimiliki oleh
aktivitas klien.
sehari-hari
dan Dengan
perawatan mendengarka
diri) n klien akan
kemudian merasa lebih
anjurkan diperhatikan
untuk sehingga
melakukan klien akan
saat ini. mengungkap
2.4 Jika klien kan
selalu perasaannya.
bicara
tentang
wahamnya
dengarkan
sampai
kebutuhan
waham
tidak ada.
Perawat
perlu
memperhati
kan bahwa
klien sangat
penting.
TUK 3 : Kriteria 3.1 Observasi Observasi
Klien dapat Evaluasi : kebutuhan dapat
mengidentif 4. Kebutuhan klien sehari- mengetahui
kasi klien hari. kebutuhan
kebutuhan terpenuhi. 3.2 Diskusikan klien.
yang tidak 5. Klien dapat kebutuhan
dimiliki. melakukan klien yang Dengan
aktivitas tidak mengetahui
secara terarah. terpenuhi kebutuhan
Klien tidak selama di yang tidak
menggunakan / rumah terpenuhi
membicarakan maupun di maka dapat
wahamnya. panti. diketahui
3.3 Hubungkan kebutuhan
kebutuhan yang akan
yang tidak diperlukan.
terpenuhi
dengan Dengan
timbulnya melakukan
waham. aktivitas
3.4 Tingkatkan klien tidak
aktivitas yang akan lagi
dapat menggunaka
memenuhi n isi
kebutuhan wahamnya.
klien dan
memerlukan Dengan
waktu dan situasi
tenaga. tertentu klien
Atur situasi agar akan dapat
klien tidak mengontrol
mempunyai wahamnya.
waktu untuk
menggunak
an
wahamnya.
TUK 4 : Kriteria 4.1 berbicara Reinforceme
Klien dapat Evaluasi : dengan klien nt adalah
berhubungan 3. Klien dapat dalam konteks penting
dengan berbicara realitas untuk
realitas. dengan (realitas diri, meningkatka
realitas. realitas orang n kesadaran
Klien mengikuti lain, waktu klien akan
terapi aktivitas dan tempat) realitas.
kelompok. 4.2 sertakan
dengan klien Pujian dapat
dalam terapi memotivasi
aktivitas klien untuk
kelompok : meningkatka
orientasi n kegiatan
realitas. positifnya.
Berikan pujian
tiap kegiatan
positif yang
dilakukan
oleh klien
TUK 5 : Kriteria 11.1 diskusika Obat dapat
Klien dapat Evaluasi : n dengan mengontrol
menggunaka 5. klien dapat klien dan waham yang
n obat menyebutkan keluarga dialami oleh
dengan manfaat, efek tetang obat, klien dan
benar. samping dan dosis, dan dapat
dosis obat. efek samping membantu
6. Klien dapat obat dan penyembuha
mendemostras akibat n klien.
ikan penghentian.
penggunaan 11.2 Diskusik
obat dengan an perasaan
benar. klien setelah
7. Klien dapat minum obat.
memahami 11.3 Berikan
akibat obat dengan
berhentinya prinsip lima
mengkonsums benar dan
i obat tanpa observasi
konsultasi. setelah minum
Klien dapat obat.
menyebutkan
prinsip lima benar
dalam
penggunaan obat.

XV. CATATAN PERKEMBANGAN


Hari/tanggal/jam Dx. Kep Implementasi Evaluasi TTD
Selasa/ 12-01-21/ Waham Melakukan SP 1 S : klien
16.00 yaitu membina mengatakan mau
hubungan saling berkomunikasi
percaya dengan dengan orang lain.
klien O : klien tampak
Respon : mulai mau terbuka
klien tampak mau dengan orang lain.
memperkenalkan A : klien dapat
diri dan berkenalan dengan
berbincang orang lain.
dengan orang P : - ajarkan klien
lain. untuk lebih
berkomunikasi
dengan orang lain.
- Kolaborasika
n dengan
dokter untuk
pemberian
terapi.
Rabu/ 13-01- Waham Mengevaluasi SP S : - klien
21/12.00 1 dan mengatakan jadwal
melanjutkan ke kegiatan yang
SP 2 yaitu kemarin sudah bisa
menggali lakukan.
kemampuan diri - Klien
klien atau hobi mengatakan
klien. kalau kegiatan
Respon : yang sekarang
Klien akan dilakukan
mengatakan dengan baik.
kalau hobinya O : klien tampak
adalah memasak, senang jika ditanya
kegiatan yang tentang hobi yang
dimasukan dalam disukainya.
jadwal kegiatan A : klien mulai
adalah menulis terbuka dengan
resep masakan orang lain saat
yang sering berbicara.
dimasak klien. P : - lanjutkan ke
kegiatan
selanjutnya.
- kolabirasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi.
Kamis/14-01-21/ Waham Mengevaluasi S : klien
13.00 kegiatan SP 1 dan mengatakan sudah
SP 2 yang melakukan tugas
kemarin sudah dalam jadwal
dijadwalkan. kegiatan yang di
Respon : buat sebelumnya.
Klien dapat O : klien tampak
menyebutkan dan mau berkomunikasi
melakukan dengan orang lain
kegiatan yang dan sudah menulis
sudah ditugaskan resep masakan yang
sebelumnya. pernah di buat saat
dirumah.
A : klien sudah
mulai berbicara
dengan orang lain
dan menulis tugas
yang diberikan.
P : - Lanjutkan ke
SP selanjutnya.
- Kolabirasi
dengan dokter
dalam pemberian
terapi.
Jum’at/15-01- Waham Mengajarkan SP S : klien
21/08.00 3 yaitu cara mengatakan akan
minum obat yang minum obat dengan
baik dan benar. teratur
Respon : O : klien tampak
Klien tampak semangat minum
mengerti kenapa obat setelah makan.
dirinya harus A : kesulitan
minum obat . minum obat mulai
teratasi.
P : - masukan
kedalam jadwal
kegiatan harian.
- Kolaborasikan
dengan dokter
dalam pemberian
terapi.
Sabtu/16-01- Waham Mengevaluasi S : klien
21/09.00 kegiatan mulai mengatakan sudah
dari SP 1 sampai bisa melakukan
SP 3. kegiatan yang ada
Respon : pada jadwal
Klien melakukan kegiatan.
yang sudah O : klien tampak
diberikan dalam senang melakukan
jadwal kegiatan kegiatan tersebut.
sehari-hari. A : SP1,SP2 dan SP
3 sudah bisa
dilakukan.
P : implementasi
dilanjutkan oleh
Hilal.
STRATEGI PELAKSANAAN : GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

A. Kondisi klien :

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya keadaan dirinya berulang kali

secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Klien tapak tidak mempercayai

orang lain. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas.

B. Diagnosa keperawatan :

Gangguan proses pikir : waham

C. Tujuan :

1. Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap.

2. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar.

3. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.

4. Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.

D. Tindakan Keperawatan

1. Bina hubungan saling percaya

Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina hubungan

saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi

dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina

hubungan saling percaya adalah :

a. Mengucapkan salam terapeutik

b. Berjabat tangan
c. Menjelaskan tujuan interaksi

d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.

2. Bantu orientasi realita

a. Tidak mendukung atau membantah waham pasien.

b. Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman.

c. Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari

d. Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa

memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti

membicarakannya.

e. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.

f. Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga

menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.

g. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien.

h. Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimiliki.

i. Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki.

j. Berdiskusi tetang obat yang diminum.

k. Melatih minum obat yang benar.

E. Strategi Tindakan.

SP 1 pasien : membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak

terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang

tidak terpenuhi.

Orientasi :
Perawat : “ Selamat siang ibu, perkenalkan nama saya Dhina Ainun Khusnul Khotimah,

biasa dipanggil Dhina, saya mahasiswa keperawatan dari STIKes Kuningan

yang sedang praktik di panti ini selama 2 minggu. Saya hari ini dinas sore dari

jam 11.00-15.00, saya akan berbinang dengan ibu siang ini.”

Klien : “ Selamat siang, iya silahkan.”

Perawat : “ Nama Ibu siapa ? Senang dipanggil apa ?”

Klien : “ Nama saya Ibu K, senang dipanggil K.”

Perawat : “ Ibu K, Bisa berbincang-bincang tentang apa yang Ibu rasakan sekarang ?”

Klien : “ Iya bisa.”

Perawat : “ Berapa lama Ibu mau Kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 15

menit ?”

Klien : “ Jangan terlalu lama, 15 menit saja silahkan.”

Perawat : “ Ibu mau kita berbincang-bincang dimana ?”

Klien : “ Di meja depan kamar saja.”

Kerja :

Perawat : “ Saya mengerti Ibu merasa bahwa tubuh Ibu Dimasuki oleh roh seseorang dan

merasakan bahwa Ibu tidak memiliki keluarga, tapi yang Ibu rasakan tidak

dirasakan oleh orang lain.”

Klien : “ Tapi saya merasa Bahwa diri saya ini ada roh yang masuk ketubuh saya.“

Perawat : “ Tampaknya Ibu gelisah, bisa Ibu ceritakan apa yang ibu rasakan ?”

Klien : “ Saya merasa bahwa saya disini disekap dan tidak bisa melakukan apa apa.”

Perawat : “ O…. jadi Ibu merasa disekap oleh keluarga dan tidak punyak hak untuk

mengatur diri Ibu sendiri ?”


Klien : “ Iya saya merasa itu yang terjadi pada diri saya.”

Perawat : “ Siapa menurut Ibu yang menyekap Ibu siapa ?”

Klien : “ saya disekap oleh anak dan saudara saya sendiri.”

Perawat : “ Jadi Ibu merasa beberapa dari keluarga yang telah menyekap Ibu, seperti

Anak dan Saudara.”

Klien : “ Iya saya merasakan itu.”

Perawat : “ Kalau Ibu sendiri inginkan seperti apa ?”

Klien : “ Saya ingin pulang kerumah dan melakukan kegiatan dirumah.”

Perawat : “ Kalau ibu mau bisa pulang ke rumah maka ibu harus rajin minum obat dan

mengikuti peraturan yang dibuat oleh panti.”

Klien : “ Baik saya akan mengikuti aturan di sini. ”

Perawat : “ O…. bagus ibu sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri ”

Klien : “ Iya masukan.”

Perawat : “ Coba kita Bersama-sama tuliskan rencana dan jadwal tersebut ”

Klien : “ baik.”

Perawat : “ Wah…. Bagus sekali, jadi setiap harinya Ibu akan melakukan kegiatan sesuai

aturan di panti.”

Terminal :

Perawat : “ Oya Ibu, karena sudah 15 menit, apakah Ibu mau kita berbincang-bincang

lagi atau sampai disini saja ?”

Klien : “ Untuk sekarang sudah sampai disini.”

Perawat : “ Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang dengan saya ?”

Klien : “ Saya merasa agak lega.”


Perawat : “ Apa saja yang sudah kita bicarakan Ibu ?”

Klien : “ Perkenalan, menanyakan perasaan, apa yang saya inginkan. ”

Perawat : “ Bagaimana kalau setelah solat dzuhur saya kembali lagi ?”

Klien : “ Iya bisa silahkan.”

Perawat : “ Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang mengenai hobi Ibu ?”

Klien : “ bisa silahkan.”

Perawat : “ Jadi Ibu, hari ini kita sudah berbincang tentang perasaan yang Ibu rasakan,

Ibu ingin seperti apa dan jadwal yang sudah kita buat.”

Klien : “ iya.”

Perawat : “ kalau begitu saya pamit dulu Ibu, selamat Siang.”

Klien : “ iya, selamat siang.”

SP 2 pasien : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu

mempraktekkannya.

Orientasi :

Perawat : “ Selamat siang, Bagaimana perasaan Ibu saat ini ? bagus !”

Klien : “ Selamat siang. Bagus.”

Perawat : “ apakah Ibu sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran Ibu ?”

Klien : “ Sudah.”

Perawat : “ Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang ?”

Klien : “ Iya silahkan.”

Perawat : “ Dimana enaknya kita Berbincang-bincang tetang hobi Ibu tersebut ?”

Klien : “ Di tempat yang seperti Kemarin aja. Di meja depan kamar.”


Perawat : “ Berapa lama Ibu mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 20 menit

tentang hal tersebut ?”

Klien : “ Iya silahkan 20 menit.”

Kerja :

Perawat : “ apa saja ibu ? saya catat ya bu, terus apa lagi ?”

Klien : “ Saya punya hobi memasak, iya silakan dicatat .”

Perawat : “ Wah…. Rupanya Ibu suka memasak ya, tidak semua orang bisa memasak

seperti itu lho Bu.”

Klien : “ Iya.”

Perawat : “ Bisa Ibu ceritakan kepada saya kapan pertama kali Ibu bisa memasak,

siapakah yang mengajarkan kepada Ibu, dimana ?”

Klien : “ saya belajar Memasak sejak remaja, belajar memasak kepada Ibu saya, dirumah

saya.”

Perawat : “ Ibu bisa memasak apa ?”

Klien : “ Saya bisa memasak banyak masakan yang biasa dimasak di rumah.”

Perawat : “ wah…. Baik sekali.”

Klien : “ terima kasih.”

Perawat : “ Coba kita buat jadwal untuk kemampuan Ibu ini ya dengan cara menulis

resep masakan yang biasa Ibu buat dirumah, berapa kali sehari/seminggu Ibu

mau menulis resep ini ?”

Klien : “ iya baik.”

Perawat : ” Apa yang Ibu harapkan dari kemampuan memasak ini ?”

Klien : “ Semoga saya bisa memasak lagi dirumah.”


Perawat : “ Ada tidak hobi atau kemampuan yang lain selain Memasak ?”

Klien : “ Tidak ada.”

Terminasi :

Perawat : “ Oya Ibu, karena sudah 20 Menit, apakah mau kita akhiri percakapan ini atau

mau dilanjutkan.”

Klien : “ Sudah dulu sekarang.”

Perawat : “ Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan

kemampuan Ibu ?”

Klien : “ Senang dan merasa lega.”

Perawat : “ Setelah ini coba Ibu membuat resep masakan sesuai dengan jadwal yang telah

kita buat ya ?”

Klien : “ Iya baik.”

Perawat : “ Besok kita ketemu lagi ya Bu ?”

Klien : “ Iya.”

Perawat : “ Bagaimana kalau nanti sesudah solat dzuhur ? di meja ini saja, ya setuju ?”

Klien : “ Iya siap.”

Perawat : “ nanti kita akan membicarakan tettang obat yang harus Ibu minum, setuju ?”

Klien : “ Iya”

Perawat : “ Kalau begitu, saya pamit Ibu ya, Selamat Siang.”

SP 3 pasien : Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar.

Orientasi :

Perawat : “ Selamat Pagi, ibu ?”


Klien : “ Selamat pagi.”

Perawat : “ Bagaimana Ibu sudah dicoba membuat resep masakan ? bagus sekali”

Klien : “ sudah satu resep.”

Perawat : “ Sesuai dengan janji kita sebelumnya, bagaimana kalau sekarang kita

membicarakan tentang obat yang Ibu minum ?”

Klien : “ Iya silahkan.”

Perawat : “ Dimana kita mau berbicara ? dimeja depan kamar ?”

Klien : “ Iya di tempat biasa saja.”

Perawat : “ Berapa lama Ibu mau kita berbincang ? 20 atau 30 menit ?”

Klien : “ 20 menit saja ”

Kerja :

Perawat : “ Ibu tahu berapa macam obat yang diminum perjam berapa saja obat

diminum ?”

Klien : “ Dua macam kapsul.”

Perawat : “ Ibu Perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang.”

Klien : “ Iya ”

Perawat : “ Obatnya ada empat macam Ibu, yang dibuat dalam bentuk racikan yang

dimasukan kedalam dua kapsul. Semuanya diminum 2 kali sehari jam 7 pagi,

dan jam 7 malam.”

Klien : “ Iya”

Perawat : “ Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus

diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya Ibu tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan

dokter.”

Klien : “ Iya”

Terminasi :

Perawat : “ Oya Ibu, karena sudah 20 menit, apakah percakapan ini mau kita akhiri atau

lanjut ?”

Klien : “ Iya ”

Perawat : “ Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang Ibu

minum ? ada berapa obatnya ? jam berapa minum obat ?”

Klien : “ Senang, ada empat macam di buat dalam racikan kapsul, jam 7 pagi dan jam 7

malam.”

Perawat : “ Mari kita masukkan ke jadwal kegiatan Ibu ? jangan lupa minum obatnya dan

nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat.”

Klien : “ Iya”

Perawat : “ Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Ibu ?”

Klien : “ Iya”

Perawat : “ Ibu, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah

dilaksanakan. Bagaimana kalau seperti biasa. Jam 10 dan di tempat sama ?”

Klien : “ Iya silahkan.”

Perawat : “ kalau begitu saya pamit dulu Ibu. Selamat Pagi”

Klien : “ Iya. Selamat pagi.”

Anda mungkin juga menyukai