Resume 15 Lembar-Dikonversi
Resume 15 Lembar-Dikonversi
Oleh :
KHOIROTUN MAULIDA
NIM.151911913014
Pada abad 21 sekarang ini, dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0. dalam
sebuah forum para pakar ekonomi dunia menyebutkan revolusi industri 4.0 adalah revolusi
berbasis cyber physical system (World Economic Forum, 2016). Di era revolusi 4.0 teknologi
informasi telah menjadi basis utama dalam kehidupan manusia. Kemajuan ini memungkinkan
terjadinya otomatisasi hampir di semua bidang. Teknologi dengan pendekatan baru yang
menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi secara fundamental akan mengubah pola
hidup dan interaksi manusia dengan pekerjaannya (Tjandrawinata, 2016).
Seluruh bentuk kecakapan dan keterampilan di abad 21 dan era industri 4.0 yang
dibutuhkan oleh perawat harus diintegrasikan ke dalam elemen peran dan fungsi sebagai
perawat professional yang telah di tuangkan dalam Undang-Undang Keperawatan No 38
Tahun 2014, seperti; pemberi asuhan keperawatan, sebagai penyuluh dan kolnselor bagi
klien, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan
pelimpahan wewenang, dan pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan.
Tantangan revolusi 4.0 juga akan mempengaruhi pelayanan sektor kesehatan hal ini
dapat menjadi peluang bagi setiap para profesi kesehatan dalam hal ini tenaga perawat yang
berkeja di pelayanan kesehatan untuk meng-upgrade kemampuan mereka dalam beradaptasi
dengan perubahan zaman. Adaptasi dengan perubahan era revolusi 4.0 dapat dilakukan
dengan meningkatan skil kemampuan karakter peran perawat yang akan berpengaruh
terhadap setiap lini dalam pelayanan kesehatan modern saat ini.
Penelitian Egbert N et al (2018) mengatakan bahwa ketika perawat melek digital pada
berbagai domain pada tingkat mahir akan membantu untuk lebih mudah memperoleh
keterampilan dan kompetensi lainnya dalam kehidupan. Pelayanan keperawatan akan
mengalami efisiensi dan efektifitas dengan percepatan yang tinggi mencapai tujuan pelayanan
ketika perawat terliterasi dan melek digitalisasi.
Dalam sebuah laporan artikel Dalam sebuah laporan artikel Aungsuroc Aungsuroch &
Gunawan (2019) yang berjudul Gunawan (2019) yang berjudul “Viewpoint: Nurses
Preparation in The Era of the Fourth Industrial Revolution” terdapat beberapa contoh model
pemberian layanan kesehatan yang didorong oleh perubahan teknologi saat ini bahan
teknologi saat ini dapat dilihat dari dapat dilihat dari implementasi sistem informasi yang
menggunakan konsultasi kesehatan online untuk para profesional layanan kesehatan untuk
mendapatkan pengobatan (Milton, 2018).
Namun pada nyatanya masih banyak profesional perawat masih belum paham betul
tentang bagaimana menggunakan teknologi dalam tugasnya memberi asuhan keperawatan
yang diberikannya sehari – sehari (Oberty, 2012). Hal ini kemungkinan dapat disebabkan
oleh kurang terpaparnya perawat dalam penggunaan teknologi dalam memberikan asuhan.
Pemberian motivasi kepada perawat juga perlu, misalnya seorang pemimpin memotivasi tim
keperawatannya untuk tidak malas belajar suatu hal yang baru, mungkin dirasa sulit namun
teknologi memungkinkan membantu pekerjaan perawat dilapangan untuk pemberian asuhan
keperawatan. Pasien juga berharap dari sebuah pelayanan kesehatan akan diberikan
pelayanan yang memiliki service yang cepat dan nyaman (Tantos, 2015). Hariyati (2006)
juga menggungkapkan bahwa masih adanya kesenjangan sumber daya tenaga kesehatan
untuk mempelajari teknologI
Tenaga keperawatan asing yang menyiapkan diri dan mempunyai kemampuan untuk
menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sudah, sedang dan akan terus datang
bekerja di Indonesia. Siapkah perawat Indonesia menghadapi hal tersebut sehingga tenaga
keperawatan Indonesia masih bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri dalam melakukan
praktik keperawatan kepada masyarakat? Harapan kita bahwa setiap individu perawat
Indonesia telah mempunyai kompetensi yang memadai dan terbarukan serta teradaptasi
dengan era digitalisasi dalam industri 4.0.
Dalam Forum ekonomi dunia melansir, struktur keterampilan abad pada 21 akan
mengalami perubahan. Pada tahun 2020 struktur kompetensi bagi para pekerja harus dapat
memiliki kemampuan :
1) pemecahan masalah yang kompleks
2) berpikir kritis
3) kreativitas
4) manajemen orang
5) kerjasama dengan orang lain
6) kecerdasan emosional
7) penilaian dan pengambilan keputusan
8) orientasi layanan
9) negosiasi
10) fleksibilitas kognitif osiasi (Irianto, . (Irianto, 2017
Seluruh bentuk kecakapan dan keterampilan di abad 21 dan era industri 4.0 yang
dibutuhkan oleh perawat harus diintegrasikan ke dalam elemen peran dan fungsi sebagai
perawat professional, dan kemampuan tambahan seperti; perawat peka dalam penguasaan
perangkat teknologi informasi; mempunyai sikap critical thinking; mempunyai ide yang
inovativ dalam mengembangkan pelayanan keperawatan; adaptif terhadap perubahan era;
komunikatif; kemudian lisensi kemudian lisensi kompetensi.
Banyak model tekonologi yang sudah dikembangkan dalam dunia keperawatan :
Manfaat dan tantangan dalam penggunaan Personal Digital Assistant (PDA) diKeperawatan:
TELEHEALTH
e.Health adalah memanfaatkan internet untuk transmisi informasi kesehatan.
Telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk
pertukaran informasi kesehatan.
Jadi Telehealth adalah hasil dari pertukaran tersebut. Berdasarkan definisi
tersebut, telehealth mencakup pula pengertian terpisahnya jarak dan/atau waktu antara
pesien dan dokter yang mendiagnosis atau mengobati.
Teknologi telehealth umumnya dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan, antara lain:
1) Mengirim pelayan kesehatan ke pasien yang berjarak jauh
2) Mendidik provider, admisnistrator, pasien, dan keluarganya
3) Untuk mengakumulasi data atau memonitor insidensi penyakit sebagai bagian dari
kesehatan masyarakat, epidemiologik, atau biodefense network.
Teknologi telehealth memiliki potensi untuk memperbaiki akses pelayanan kesehatan,
meningkatkan kualitas pelayanan, mengurangi kesalahan medis, mengurangi biaya
kesehatan, dan lebih mendistribusikan informasi kesehatan.
Istilah seperti telehealth atau telemedicine, digunakan secara bergantian untuk merujuk
pada pelayanan menggunakan tehnologi elektronik pada pasien dalam keterbatasan jarak.
Pada dunia keperawatan dikenal telehealth dalam keperawatan atau telenursing.
Telenursing adalah penggunaan tekhnologi dalam keperawatan untuk meningkatkan
perawatan bagi pasien (Skiba, 1998) Telenursing menggunakan tehnologi komunikasi
dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Teknologi berupa
saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan
signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai
komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau
komputer.
Aplikasi telehealth bisa dilakukan di Rumah sakit , klinik, rumah dan mobile center.
Aplikasi telehealth berupa telepon triage dan home care adalah yang paling banyak
dikembangkan secara luas untuk saat ini (Russo, 2001).
a) Tekhnologi dalam Telehealth
Pada telehealth secara umum ada dua tekhnologi yang dalam pelayanan: store
forward dan real time teknologi.
Teknologi simpan dan sampaikan (store and forward)misalnya : gambar yang didapatkan
dari elektonik seperti teknologi x ray, dapat dikirimkan pada spesialis untuk
diinterpretasi. Gambar tersebut saja yang berpindah pindah.Radiologi, dermatologi,
patologi adalah contoh spesialisasi yang sangat kelihatan menggunakan tekhnologi ini.
b) Contoh Telehealth
Pelayanan kesehatan semakin bergeser dari Rumah sakit menuju Rumah dan
komunitas. Banyak rentang petugas kesehatan (ahli gizi, pekerja social, perawat) sebagai
bagian dalam pelayanan kesehatan yang menggunakan pelayanan terapeutik dengan
telehealth.
Salah satu contoh program tlehealth adalah homecare. Sistem ini menyediakan
audio dan video interaktif untuk hubungan antara lanjut usia di rumah dan telehealth
perawat. Perawat memasukkan data data pasien secara elektronik dan menganalisanya,
kalau perlu untuk dilakukan kunjungan, perawat akan melakukan kunjungan ke pasien.
Karakter yang diperlukan perawat di Era Revolusi In Era Revolusi Industri 4.0
1. Perawat Peka dengan Teknologi Informasi
Pelayanan kesehatan sekarang telah memasuki era revolusi industri keempat yang
ditandai dengan perpaduan teknologi seperti sistem fisik cyber, teknologi cloud,
komputasi kognitif, proses robot, kecerdasan buatan, dan Internet of Things, yang
berdampak pada setiap industri perawatan kesehatan. (Gunawan, 2016). Singkatnya,
untuk mempercepat laju perubahan di era saat ini, perawat perlu menemukan
pendekatan yang tepat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, dan
menyatukan semua perspektif yang berbeda untuk mengintegrasikan diri ke dalam
penyediaan perawatan dan pengambilan keputusan untuk melayani pasien yang
didukung oleh teknologi yang canggih dan fondasi yang kuat dalam filosofi filosofi
keperawata keperawatan. Perawat belakangan turut memiliki tantangan tersendiri di
tengah globalisasi dan era digital atau industri 4.0. Perawat saat ini harus bisa
mengimbangi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar yang berbasis teknologi.
Perawat harus melek harus melek terhadap teknologi informas terhadap teknologi
informasi dan mengutamakan keselamatan pasien untuk peningkatan mutu layanan
terhadap pasien. Di era revolusi industri 4.0 ini, kompetensi ini wajib dimiliki oleh
tenaga medis, khususnya perawat.
2. Ide inovatif
Inovasi berarti suatu proses menerjemahkan ide atau penemuan yang menciptakan
pasar baru dengan menerapkan serangkaian nilai yang berbeda (Pitts, 2012). Perawat
perlu menyadari bahwa teknologi adalah pendorong utama untuk inovasi yang
mengganggu dalam pendidikan dan praktik keperawatan, yang karena itu mereka
pertama-tama perlu memahami seperti apa kehidupan digital sekarang, dibandingkan
dengan apa yang tampak seperti sebelumnya. Dalam pendidikan keperawatan,
perubahan tersebut terlihat dari pendidikan berbasis kertas menjadi pendidikan online,
berbasis kertas menjadi pendidikan online, yang men yang mencakup inovasi E-
learning, pembelajaran cakup inovasi E-learning, pembelajaran jarak ja jarak jauh,
platform uh, platform mobile, pem mobile, pembelajaran belajaran virtual, media
virtual, media sosial, k sosial, konferensi video, onferensi video, dan metode lainnya.
Dalam praktik lainnya. Dalam praktik keperawatan, pengembanga keperawatan,
pengembangan teknologi dapat mencaku teknologi dapat mencakup telenursing, p
telenursing, perawatan rangkap tiga dengan menghubungkan dari jarak jauh dengan
klien melalui rak jauh dengan klien melalui kamera, kamera, stetoskop digital dan
bluetooth, monitor chip, dan metode lainnya. Namun, untuk mendukung inovasi
tersebut, perawat harus memiliki sikap yang baik dan keterampilan yang tinggi dalam
teknologi, yang dianggap sebagai tantangan bagi mereka perawat yang tidak terbiasa
dengan sistem informatika. Oleh karena itu, untuk menghadiri pelatihan dan
pengembangan sistem informatika diperlukan untuk menggunakan atau menerapkan
teknologi baru secara menerapkan teknologi baru secara cerdas. cerdas.
3. Critical Thingking
Perawat juga harus mempunyai sikap critical thingking menghadapi semua elemen,
baik itu pasien dan itu pasien dan tenaga medis lainnya. Untuk itu, p tenaga medis
lainnya. Untuk itu, perlu ditekankan b erlu ditekankan bahwa peran perawat tidak
ahwa peran perawat tidak hanya sebatas memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas bai rkualitas baik. Melainkan juga wajib k. Melainkan juga wajib memiliki
keahlian konseling untuk menyampaikan edukasi bagi pasien terkait tindakan
preventif dan promosi preventif dan promosi kesehatan bagi masyarak kesehatan bagi
masyarakat.
4. Memiliki Kompetensi
Di tengah era digital saat ini, perawat harus memiliki kompetensi untuk meningkatkan
mutu layanan keperawatan terhadap pasien, karena perawat memiliki peran yang
sangat penting dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standar kompetensinya
sebagai perawat profesional. para profesi perawat memiliki kompetensi untuk
mengakses informasi terkait penelitian-penelitian terbaru dalam bidang keperawatan
untuk dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Oberty, E. (2012). Efektifitas Dalam Penerapan Teknologi PDA (Personal Digital Assistant)
di Pelayanan Keperawatan. Diakses dari
https://www.kompasiana.com/elvi.oberty/551a13d5a333119e1eb65924/efektif
itasdalam-penerapan-teknologi-pda-personal-digital-assistant-di-
pelayanankeperawatan
Triana, K.Y. (2016). Pemanfaatan I can cope with Pain Sebagai Program Self-Management
Berbasis Web Dan Mobile-Smartphone Untuk Penatalaksaan Nyeri Kronis
Pada Remaja. Diakses dari
https://www.neliti.com/id/publications/77011/pemanfaatanicancope-with-
paintm-sebagai-program-self-management-berbasis-web-da
Tanioka, T., Osaka, K., Locsin, R., Yasuhara, Y. and Ito, H. (2017) Recommended Design
and Direction of Development for Humanoid Nursing Robots Perspective from
Nursing Researchers. Intelligent Control and Automation, 8, 96-110.
Tjandrawinata, Raymond R. (2016). Industri 4.0: revolusi industri abad ini dan pengaruhnya
pada bidang kesehatan dan bioteknologi. Dexa Medica. Diakses dari
file:///C:/Users/User/Downloads/Industri4_GS.pdf
Sari, Ratna.(2019). E-Health untuk pelyanan si era 4.0. Diakses dari
file:///C:/Users/User/Downloads/Pemanfaatankomputer.pdf
Jason, (2006), Aplikasi Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Nanda NOC dan NIC
Dalam Sistem informasi Manajemen Keperawatan Di Banyumas