diperhatikan saat ini. Hal ini dikarenakan penyakit dapat terjadi dan mempengaruhi
manusia akibat lingkungan yang tidak bersih. Bahkan dapat menyebabkan kematian
manusia. Pola pemikiran terkait faktor-faktor eksternal lingkungan yang berpengaruh
mulai dipelajari dan berkembang menjadi disiplin ilmu kesehatan lingkungan. Penelitian
ini ingin membandingkan hasil target pencapaian program kerja kesehatan lingkungan
pada tahun 2019 dan 2020 sehingga dapat menjadi acuan dan motivasi untuk
meingkatkan kinerja keberhasilan program kerja terkait kesehatan lingkungan.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan potong lintang (cross-
sectional). Data diperoleh dari laporan Puskesmas Cendrawasih dari bulan Januari
2019 hingga Desember 2020 dan diolah menggunakan program Microsoft Excel dan
grafik dianalisis menggunakan program Microsoft Word. Data yang digunakan adalah
laporan program kesehatan lingkungan Puskesmas Cendrawasih pada Januari 2019-
Desember 2020.
Result: The results of the environtmental health program of Cendrawasih primary health
center are : The supervision of SAB in 2019 and 2020 had reached the target (15%);
SAB that qualified in 2019 and 2020 had reached the target (84%); the households that
had access due to SAB in 2019 and 2020 had reached the target (85%); TPM guidance
in 2019 and 2020 had reached the target (55%); TPM that qualified in 2019 and 2020
had reached the target (40%); Housing sanitation guidance in 2019 and 2020 had
reached the target (30%); Houses that qualified in 2019 and 2020 had reached the
target (73%); The development of TTU facilities had reached the target in 2019 (87,5%),
and 2020 (87%); TTU that qualified had reached the target in 2019 (63%) and 2020
(59%); The households that had access due to healthy latrines in 2019 and 2020 had
reached the target (85%); Villages / wards that have ODF in 2019 and 2020 had
reached the target (60%); The healthy latrines in 2019 and 2020 had reached the target
(65%); The implementation of STBM activities in primary health center in 2019 and 2020
had reached the target (75%)
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Penelitian ini dilakukan di
Puskesmas Cendrawasih pada bulan Februari 2021. Data diperoleh dari laporan
Puskesmas Cendrawasih pada periode Januari 2019 hingga Desember 2020 sesuai
dengan kriteria inklusi. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program
Microsoft Excel dan kemudian grafik dianalisis menggunakan program Microsoft Word.
Data yang diambil adalah laporan pencapaian program kesehatan lingkungan
Puskesmas Cendrawasih pada Januari 2019-Desember 2020. Kriteria inklusi untuk
program yang diolah yakni memiliki hasil laporan meliputi persentasi target, total
sasaran, target sasaran, pencapaian dalam satuan sasaran serta persentasi dari
cakupan riil dari setiap program kesehatan lingkunga Puskesmas Cendrawasih.
HASIL
Gambar 1. Grafik program kerja Pengawasan Sarana Air Bersih (SAB) Puskesmas
Cendrawasih Tahun 2019 dan 2020
Gambar 2. Grafik program kerja SAB yang memenuhi Syarat Puskesmas Cendrawasih
Tahun 2019 dan 2020
Gambar 2, menunjukkan capaian target SAB yang memenuhi syarat pada tahun
2019 dan 2020 memiliki nilai cakupan yang sama dan memenuhi target capaian yaitu
84%.
Gambar 3. Grafik program kerja Rumah Tangga yang memiliki Akses SAB Puskesmas
Cendrawasih Tahun 2019 dan 2020
Gambar 4, menunjukkan capaian target pembinaan TPM pada tahun 2019 dan
2020 memenuhi target capaian yaitu 55%. Terdapat peningkatan hasil capaian
pembinaan TPM dimana tahun 2019 sebesar 100% dan pada tahun 2020 sebesar
105,3%.
Gambar 5. Grafik program TPM yang memenuhi Syarat Kesehatan Puskesmas
Cendrawasih Tahun 2019 dan 2020
1. Pembinaan Sarana TT
150
91 100 100 109,9
100 87,5 87 79,17
50 27 24 27
0
Target (%) Total Sasaran Target Sasaran Pencapaian dalam % Cakupan Riil
2019 2020 sasaran
Gambar 10. Grafik program Rumah Tangga yang memiliki Akses terhadap
Jamban Sehat Kesehatan Puskesmas Cendrawasih Tahun 2019 dan 2020
80
60 60
60
40 28,6
20 7 7 7
4 4,2 2
0
Target (%) Total Sasaran Targer Sasaran Pencapaian % Cakupan Riil
2019 2020dalam sasaran
Gambar 12, menunjukkan capaian target jamban sehat pada tahun 2019 dan
2020 memenuhi target capaian yaitu 65%. Terdapat peningkatan hasil capaian jamban
sehat dimana tahun 2019 sebesar 97,4% sedangkan pada tahun 2020 sebesar 100%.
Gambar 13. Grafik program Pelaksanaan Kegiatan STBM di Puskesmas
Cendrawasih Tahun 2019 dan 2020
PEMBAHASAN
8. Pengendalian radiasi,
9. Kesehatan Kerja, terutama pengaruh buruk dari faktor fisik, kimia dan biologis,
10. Pengendalian kebisingan,
Higiene
Langkah agar makanan tidak sampai tercemar oleh berbagai zat yang
membahayakan kesehatan, maka bahan makanan harus dapat dikelola dengan sebaik-
baiknya. Dalam kehidupan sehari-hari, jika membicarakan pengelolaan makanan ini,
asosiasi biasanya tertuju ketika makanan tersebut dimasak (berada di dapur) atau
disajikan (berada di meja makan) saja. Jika ditinjau dari sudut santasi makanan, jalan
pikiran seperti ini tidaklah begitu tepat. Karena jauh sebelum bahan makanan tersebut
berada di dapur atau meja makan, soal sanitasinya seharusnya sudah diperhatikan.
(Ashar Y, 2020)
Sanitasi Lingkungan
Program pembinaan sanitasi perumahan tahun 2019 dan 2020 memenuhi target
capaian yaitu 30%, terdapat peningkatan hasil capaian pembinaan sanitasi perumahan
di mana tahun 2019 sebesar 31,6% dan tahun 2020 sebesar 42,8%. Program rumah
yang memenuhi syarat kesehatan tahun 2019 dan 2020 mencapai target 73%, untuk
target capaian riil tahun 2019 sebesar 73,1% dan tahun 2020 sebesar 73,4%.
Pada program penyehatan air menunjukan hasil yang sama pada tahun 2019 dan
2020 di mana masing-masing mencapai target, di antaranya pengawasan sarana air
bersih (SAB) dengan target 15%, SAB yang memenuhi syarat kesehatan dengan target
84%, serta rumah tangga yang memiliki akses SAB dengan target 85%.
Pada umumnya kualitas air ditinjau dari tiga faktor yaitu dari segi kualitas,
kuantitas dan kontinyuitas. Kualitas air yang baik harus memenuhi persyaratan sesuai
dengan peraturan Permenkes 492 tahun 2010 tentang air minum dan 416 tahun 1999
tentang air bersih. Kualitas air ditinjau dari tiga aspek yaitu fisik, kimia dan biologis.
(Ashar Y, 2020)
Pengelolaan Sampah
Definisi sampah yaitu limbah yang bersifat padat dan terdiri dari bahan organik
dan bahan anorganik yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
tidak membahayakan lingkungan serta dapat melindungi investasi pembangunan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengertian sampah (refuse) adaslah
sebagian dari sesuatu yang sudah tidak dipakai, tidak disenangi atau merupakan
sesuatu yang harus dibuang, yang pada umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan
oleh manusia (termasuk salah satunya kegiatan industri), namun yang bukan biologis
(karena human waste tidak termasuk ke dalamnya) dan umumnya bersifat padat
(Hidayat, 2015)
KESIMPULAN