Anda di halaman 1dari 3

NAMA: Larasati buditomo

KELAS/NIM: B/841417063

Biografi Prabowo

Nama Lengkap : Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Lahir : 17 Oktober 1951, Jakarta

Agama : Islam

Orang Tua : Prof Soemitro Djojohadikusumo (ayah), Dora Marie Sigar (ibu)

Saudara : Hashim Djojohadikusumo, Maryani Djojohadikusumo, Bianti Djiwandono

Istri : Siti Hediati Hariyadi

Anak : Didit Prabowo

Kekayaan : 1.9 Triliun Rupiah (elhkpn.kpk.go.id, 2018)

Prabowo Subianto dilahirkan dengan nama lengkap Prabowo Subianto


Djojohadikusumo ini sudah banyak pengalaman di berbagai bidang seperti Militer,
Pengusaha serta Dunia Politik yang ia geluti akhir-akhir ini.

Di Pemilu 2019, ia diusung oleh Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) untuk
maju menjadi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2019 setelah gagal dalam pemilu
2004, 2009 dan 2014 yang lalu. Banyak Kontroversi yang di alamatkan kepada Prabowo
Subianto semasa ia berkarier Militer.

Komisi I DPR RI menggelar rapat kerja perdana dengan Menteri Pertahanan Prabowo


Subianto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/11). Rapat digelar untuk
melihat program dan rencana kerja Kementerian Pertahanan selama lima tahun ke depan. 

Mengawali paparannya, Prabowo menyampaikan bahwa wawasan pemikiran yang


mendasari perumusan kebijakan umum Kementerian Pertahanan yang ia pimpin bertumpu
pada tujuan negara yang sesuai dengan UUD 1945. Prabowo menyampaikan bahwa tujuan
negara yang pertama adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, sehingga menurutnya pertahanan negara tidak boleh dipandang sebagai sebuah
tambahan namun harus jadi tujuan utama. 
“Kita boleh membangun infrastruktur yang banyak dan hebat, tapi kalau kita tidak mampu
menjaga wilayah laut, udara dan darat kita saya kira kita akan hilang kedaulatan kita dan
kemampuan kita bertahan sebagai negara,” papar Prabowo di hadapan anggota Komisi I DPR
RI, Senin (11/11).

Lebih lanjut, Prabowo menjelaskan bahwa pertahanan bagi Indonesia tidak


bersifat offensive tetapi bersifat defensive, yang artinya Indonesia tidak berniat untuk
mengganggu bangsa lain, namun tidak berdiam diri ketika wilayah, kepentingan dan
kekayaan negara diganggu oleh negara lain.

Pertahanan rakyat semesta


Di momen yang sama, Prabowo menjelaskan bahwa fokus persiapan pemikiran dan
penyelenggaraan pertahanan negara ke depan didasarkan pada konsep pertahanan rakyat
semesta yang ia sebut sebagai sebuah doktrin yang lahir dari sejarah bangsa.
“Kalau terpaksa terlibat dalam perang, perang yang akan kita laksanakan adalah perang
rakyat semesta, the concept of the total people’s war,” ujar Prabowo.

“Itu adalah doktrin Indonesia, selama ini lahir dari sejarah kita bahwa setiap warga negara
berhak dan wajib ikut bela negara,” tambahnya.

Lebih jauh, Prabowo sebut akan melakukan dua hal dalam fokusnya menjaga wilayah
kedaulatan NKRI baik darat, laut dan udara. Pertama, menjadikan pulau-pulau besar di
Indonesia dapat bertahan secara mandiri dan yang kedua implementasi kebijakan luar negeri
yang bebas, aktif dan bersahabat dengan semua pihak.

Pertahanan adalah investasi


Tidak hanya itu, Prabowo juga mengutip beberapa filosofi yang ia sebut mendorong
pemikiran dalam arah kebijakan umum kementerian pertahanan yang ia pimpin.
Pertama, filosofi dari Thucydides yang menyebutkan “The Strong will do what they can and
the weak will suffer what they must”, yang artinya ‘yang kuat akan berbuat apa yang dia
mampu perbuat dan yang lemah akan menderita’. Dalam hal ini Prabowo menyebutkan
bahwa Indonesia tidak bisa dibiarkan lemah dengan biaya berapapun sehingga ‘tidak diinjak-
injak oleh bangsa lain’.

Kedua, filosofi dari Vegetius Renatus yang menyebutkan, ‘si vis pacem para bellum’,
yang artinya ‘jika kau menghendaki perdamaian, bersiaplah untuk perang’. Dalam hal ini,
Prabowo menyebutkan bahwa perdamaian dapat tercapai dengan adanya stabilitas keamanan,
yang juga akan berimbas pada adanya pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran. Karenanya,
pertahanan menurutnya harus dipandang sebagai sebuah investasi dalam kaitannya dengan
stabilitas keamanan. “Pertahanan harus dipandang sebagai sebuah investasi dan bukan hanya
sekedar biaya,” jelas Prabowo.

Prabowo melanjutkan bahwa sebagai perumus kebijakan umum kementerian


pertahanan, ia menganut istilah sederhana bahwa kebijakan tidak boleh didasarkan atas
harapan. “Hope is not a policy, ujarnya. “Kita jangan berharap mudah-mudahan ada negara
yang tidak akan menganggu kita,” tambah Prabowo.

Prabowo melanjutkan dengan menyebut bahwa strategi juga tidak bisa didasarkan atas
doa. “Prayer is not a strategy,” pungkasnya. “Policy dan strategy itu ujungnya adalah
investasi, investasi adalah SDM dan teknologi, doktrin dan strategi yang tepat, kemudian
kekuatan yang memadai,” papar Prabowo.

Lebih jauh, Prabowo mengatakan bahwa ia menginginkan sistem pertahanan yang


terintegrasi dan wilayah pertahanan yang logis rasional, dan industri pertahanan yang kokoh
dan kuat yang bisa menghasilkan komponen-komponen alutsista vital dalam negeri.
Menurutnya, Indonesia saat ini mampu membuat propelan, bahan yang sangat penting untuk
peluru dan roket dengan menggunakan bahan baku dari dalam negeri.

“Saya sangat optimis di tahun tahun mendatang kita akan punya industri pertahanan yang
kuat sekarang pun banyak produk-produk kita dibeli bangsa lain, produk-produk Pindad dan
PT DI sudah banyak dibeli bangsa lain”, jelas Prabowo.

“Kekuatan TNI juga bisa menjadi kekuatan regional yang disegani”, ujar Prabowo menutup
pemaparannya.

Anda mungkin juga menyukai