Anda di halaman 1dari 3

WULAN HANDAYANI

201810160311432

UJIAN AKHIR SEMESTER

MANAJEMEN MUTU 6H

1. Disini, jika saya berada di posisi Ridwan, mungkin hal yang akan saya lakukan untuk
mendapatkan kepercayaan dari pelanggan produk saya mengenai kehalalan dari produk
“Sambal Rujak Manis” ini adalah memberi label halal. Namun, tentunya juga untuk
mendapatkan sertifikasi mengenai kehalalan produk bukan suatu perkara yang mudah.
Mengingat mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam dan menjadi seorang
Muslim seutuhnya, labelisasi halal ini merupakan hal yang penting untuk
dipertimbangkan sebelum mengkonsumsi produk. Aturan yang melekat pada pribadi
seorang Muslim itu membuat para individu menjadi kritis terhadap persoalan seperti ini.
Ridwan, atau mungkin disini saya yang berposisi sebagai Ridwan, harus bisa
mendapatkan sertifikasi halal bagi produk sambalnya dengan mendaftarkan produknya
pada LPPOM MUI. Dengan mengikuti beberapa rangkaian yang telah ditetapkan oleh
LPPOM MUI (pelatihan, upload dokumen produk), nantinya didapatkan sertifikasi halal
bagi produk tersebut. Nantinya, Ridwan harus bisa bertanggungjawab dengan sertifikasi
yang telah diberikan tersebut dengan menjaga kualitas produk agar sesuai dengan
ketentuan dan juga izin yang di keluarkan oleh pihak MUI. Dengan Ridwan memiliki
sertifikasi dan juga logo halal bagi produknya, selain bisa meningkatkan kepercayaan
konsumen terhadap kehalalan produk ini, bisa membuat pasar dari produk ini menjadi
sangat luas. Selain itu, Ridwan juga bisa menerapkan ISO 9001 yang berkaitan dengan
mutu guna membantu membangun kepercayaan pelanggan terhadap produknya. Agar
konsumen tersebut merasa bahwa produk sambal tersebut aman dan dapat dipercaya.
2. Pada kasus nomor 2 ini berisikan mengenai Warung Lempoeng yang berbisnis martabak
ingin melakukan ekspansi tempat dan juga penambahan karyawan. Mereka memilih
untuk mengimplementasikan filosofi kaizen dengan prinsip 5S agar diterapkan pada
perusahaan. Menurut saya, pemilik dan juga pengelola harus mengimplementasikan
bagian Seiri terlebih dahulu atau jika diterjemahkan memiliki arti “pemilah”. Disini, bisa
dilakukan pemilahan terhadap hal-hal yang sekiranya mana perlu disimpan, disisihkan
dan juga dibuang serta mana yang efektif untuk digunakan. Disini, bisa dilakukan
pemilahan terhadap system ataupun barang-barang yang digunakan sebelumnya.
Selanjutnya, bisa dilanjutkan dengan prinsip Seiton yang memiliki arti “penataan”.
Setelah melakukan pemilahan sesuai dengan fungsi dan tujuannya, semua itu disusun dan
juga ditata sedemikian rupa untuk menghindari hal hal seperti pemborosan waktu, tenaga,
energi bahkan juga biaya. Penataan disini, juga disesuaikan dengan prinsip sebelumnya,
untuk system dan juga barang barang yang digunakan. Tapi, disini lebih condong kearah
penataan tempat dan juga lokasi barang-barang pada warung. Setelah itu, dilanjutkan
dengan prinsip Seiso yang mana memiliki arti “bersih”. Disini, lebih condong kearah
melakukan pembersihan terhadap tempat karena kenyataannya tempat bersih itu dapat
mendorong orang lebih bisa dan dapat bersikap positif. Secara tidak langsung pula dapat
meningkatkan produktivitas dan juga kualitas layanan pada pelanggan. Kemudian,
dilanjutkan prinsip Seiketsu yang mana memiliki arti “standar”. Maksudnya disini semua
yang dijalankan harus disesuaikan dengan prosedur dan juga peraturan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pemberian pelayanan yang sudah harus berdasarkan peraturan
dan prosedur yang telah ditetapkan dan juga wajjib diimplementasikan. Terakhir, ditutup
dengan prinsip Shitsuke yang memiliki arti “berkelanjutan”. Maksudnya disini adalah
semua hal yang mungkin sudah diperbaiki harus dapat dipertahankan atau lebih baiknya
terus ditingkatkan secara konsisten.
3. Permasalahan yang dialami oleh Volkswagen ini terdengar sedikit rumit karena
permasalahan yang ada pada ketidakpercayaan konsumen terhadap produk yang mereka
buat. Mungkin lisensi atau uji mutu yang perlu dipakai adalah ISO/TS 16949 yang mana
lebih mengarah kepada perusahan yang menyuplai alat-alat yang digunakan Volkswagen
merakit produk mobilnya agar dapat membantu menghasilkan peningkatan yang kuat
pada seluruh aspek mutu secara keseluruhan pada rantai supply. Selain itu, dengan
perusahaan yang menyuply alat alat tersebut menggunakan lisensi ISO/TS 16949 ini,
dapat membantu mencapai kepercayaan konsumennya terhadap bisnis yang dijalankan
serta membuat pihak ketiga (Volkswagen) itu mendapatkan verifikasi terhadap standar
yang dimiliki. Bagi Volkswagen sendiri, bisa diterapkan lisensi ISO 9001 yang mana
memiliki tujuan untuk meningkatkan efektivitas terhadap manajemen mutu pada
perusahaan. Selain itu, ISO 9001 ini dapat membantu menginspirasi perusahaan untuk
lebih dapat menemukan cara baru yang lebih efektif guna menyelesaikan permasalahan
seperti pada kualitas, biaya, kreatifitas dan juga lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai