Anda di halaman 1dari 14

TAKSONOMI KONFLIK-KONFLIK INTERNAL DI INDONESIA

SEBAGAI POTENSI PERANG PROXY

TAXONOMY OF INTERNAL CONFLICTS THAT LEADS INTO


PROXY WAR IN INDONESIA
Yosua Praditya Suratman1
Sekretariat Dewan Analis Strategis
(ypsuratman@gmail.com)

Abstrak – Bergesernya ancaman konvensional kedalam bentuk ancaman non-konvensional


merupakan ancaman besar bagi Indonesia. Ancaman non-konvensional berupa perang proxy sudah
dan tengah dijalankan di Indonesia kedalam beberapa bentuk, termasuk didalamnya adalah konflik
internal. Jumlah konflik internal, baik horizontal maupun vertikal yang semakin meningkat sejak era
reformasi dapat saja terjadi karena memang ada pengaruh dan kepentingan asing. Perang proxy
cenderung lebih dipilih oleh kelompok kepentingan karena biayanya yang murah dibandingkan
perang konvensional, akan tetapi dampak dan daya hancurnya sangat signifikan. Memang menjadi
sulit apabila pemerintah mencoba melihat apakah konflik terjadi secara alamiah atau ada unsur
kesengajaan (by designed). Untuk itu perlu melakukan pemetaan konflik internal yang telah dan
sedang terjadi di berbagai bidang, khususnya di luar bidang militer. Pemetaan ini akhirnya akan
menuntun pemerintah, terlebih aparat keamanan dalam menelusuri aktor dan kelompok-kelompok
kepentingan. Konflik internal saat ini memang dilatarbelakangi oleh berbagai aspek, yaitu ideologi,
politik, ekonomi, dan sosial-budaya, yang berpotensi menjadi perang proxy di Indonesia. Akhirnya,
perang proxy akan tetap dipilih oleh aktornya mengingat sumber daya yang digunakan (manusia
dan alam) adalah milik negara yang dituju. Posisi Indonesia yang strategis, serta besarnya kekayaan
sumber daya alam yang dimiliki, membuat Indonesia akan selalu berada di bawah bayang-bayang
ancaman perang proxy.
Kata Kunci : Perang proxy, konflik internal, keamanan

Abstract – The conventional threats now have been shifted into unconventional threats which is now
considered as one of the biggest threatsfor Indonesia. Proxy war is an unconventional threatand it is
happening nowin Indonesia throughinternal conflicts. The number of internal conflicts, whether vertical
and horizontal, have increased significantly since the Reformation era started, and it is believed there
is a third party who hasa role on that. Many countries prefer proxy war due to its efficiency reasons
and it creates a great result of destruction. It is not easy for the government to forecast whether
the conflicts are naturally emerged or designed by third parties. Security apparatus, therefore, must
design a conflict mapping in every non-military sector. The mapping will lead us in exploring all parties
who have a connection to conflicts. It must be realized that internal conflicts are influenced by many
factors such as ideology, politics, economics, and social, which later will continue to proxy war threats.
Proxy war, therefore, will always be chosen due to its efficieny because they will not use their own
resources. The strategic position of Indonesia makes Indonesia to become an object of proxy war.
Keywords: proxy war, internal conflict, security

1
Penulis adalah alumni Manajemen Pertahanan Cohort IV Universitas Pertahanan dan bekerja di Sekretariat
Dewan Analis Strategis sejak 2015 - sekarang.

Taksonomi Konflik-Konflik Internal di Indonesia ... | Yosua Praditya Suratman | 39


Pendahuluan1 konflik perlu dilakukan untuk melihat

B
sejauh mana konflik-konflik internal di
erbagai tantangan yang saat
Indonesia sudah dan tengah berkembang,
ini tengah dihadapi Indonesia
sehingga aktornya dapat diketahui.
cenderung bukan agresi militer
Dari sinilah dapat dilihat apakah konflik
dari suatu negara, namun lebih pada
tersebut dapat mengarah pada perang
ancaman yang tidak terlihat. Ancaman
proxy yang tentunya dipengaruhi oleh
akan selalu muncul dari aktor-aktor
pihak asing. Kajian ini akan menjabarkan
eksternal yang memiliki kepentingan
dan menganalisis jenis-jenis konflik yang
besar di Indonesia. Tanpa disadari saat ini,
sudah, sedang, dan berpotensi terjadi
Indonesia sudah dan tengah menghadapi
yang akhirnya dapat diprediksi bahwa
perang proxy. Hal ini ditegaskan pula oleh
kesemuanya terjadi memang sengaja
Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo
dibentuk (by designed). Kajian akademis
yang mengatakan perang proxy di
ini akan melihat tiga hal utama, yaitu,
Indonesia terjadi berbagai cara, yaitu
pertama, perkembangan dan indikasi
perang melawan narkoba, konflik antar
perang proxy di Indonesia; kedua,
kelompok, serta perang menghadapi
ancaman konflik sebagai perang proxy
ancaman terorisme-radikalisme.2 Salah
yang tengah dihadapi; dan ketiga, solusi
satunya adalah konflik horizontal yang
strategis untuk menyelesaikan konflik
masih terjadi dan tersebar di beberapa
internal di kelompok masyarakat sipil.
wilayah Indonesia. Memasuki era
reformasi ditandai dengan euforia publik
dalam menyatakan pendapatnya, namun Memahami Konflik dan Tahapannya
hal ini cukup sering menimbulkan gesekan
Pada dasarnya, konflik adalah hubungan
antara satu dengan yang lain, sehingga
yang memiliki sasaran dan tujuan yang
pada akhirnya menyulut konflik internal di
tidak sejalan dalam hubungan antara
Indonesia.
dua pihak atau lebih. Lebih lanjut, konflik
Perdebatan masih terus terjadi meliputi berbagai sikap dan tindakan yang
terkait konflik internal yang dianggap menyebabkan kerusakan secara fisik,
terjadi secara alamiah atau karena mental, sosial, atau lingkungan sekitar.3
pengaruh dari kepentingan asing, Dimana kerugian yang didapat tidak
terutama intelijen asing. Akan menjadi hanya harta benda saja, namun juga bisa
sulit untuk menyatakan bahwa konflik sampai pada kehilangan nyawa dalam
internal terjadi karena intelijen asing jumlah yang cukup besar. Situasi seperti
tanpa dibuktikan melalui fakta yang kuat ini jelas mengganggu stabilitas keamanan
dan relevan. Oleh karenanya, taksonomi nasional apabila tidak tertangani dengan
1
3
Christopher Mitchell, “Conflict, Social Change,
2
Penyampaian Jendral TNI Gatot Nurmantyo and Conflict Resolution: An Enquiry”, Berghof
pada kuliah umum di Universitas Pertahanan, Conflict Research, 2005, hlm 7, dalam http://
Aula Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian, Sentul, citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.
Bogor, pada 30 Agustus 2016. 1.116.2268&rep=rep1&type=pdf.

40 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1


cepat oleh pemerintah, utamanya oleh setiap daerah/wilayah memiliki potensi
aparat keamanan. Konflik sendiri terbagi konflik sama dengan daerah lainnya.
dua, yaitu konflik internal maupun konflik Namun yang membedakan adalah
eksternal. Konflik eksternal disebabkan konflik tersebut muncul dengan latar
oleh faktor luar (pihak asing), dimana belakang yang berbeda. Pada tahap
umumnya terjadi karena kesepakatan conflict emergence menjelaskan bahwa
yang tidak tercapai antara pemerintah konflik akan muncul apabila sudah
dengan pihak luar. Hal ini dapat dilihat dari terjadi perbedaan pendapat dan opini
beberapa kasus seperti konflik di wilayah pada sebagain kelompok atau individu.
perbatasan, agresi militer dari pihak asing, Kemudian, masuk pada tahap conflict
konflik antar negara karena kasus cyber escalation menunjukan gesekan antar
atau penyadapan, yang dimana aktornya individu terjadi semakin meningkat
pun adalah negara dengan negara. yang akhirnya menuju pada jalan buntu
Sementara konflik internal terjadi (stalemate). Tahap ini merupakan tahapan
dengan menggunakan sumber daya di yang paling tinggi dimana kelompok
dalam negeri (manusia dan dana), dan ini memutuskan untuk bertikai dibandingkan
pun terbagi menjadi dua kelompok, yaitu mencari alternatif lain. Akan tetapi,
konflik vertikal yang tercermin dari konflik dinamika konflik pasti akan menurun
antara pemerintah dengan masyarakat dengan ditandai oleh penurunan eskalasi
sipilnya dan konflik horizontal yang konflik melalui berbagai negosiasi yang
terjadi di antara kelompok sipil sendiri. dilakukan oleh pihak yang bertikai.
Perlu diketahui tahapan konflik dari Tahap dispute settlement menjadi bagian
awal sampai akhir, dimana hal ini dapat awal penyiapan upaya perdamaian.
dilihat dari dilihat pada bagan berikut: Akhirnya, upaya terakhir yang harus
(Gambar 1) dilakukan adalah tahap peace building
Model di atas menunjukan bahwa untuk memulihkan hubungan masing-
pada tahap latent conflict menandakan masing pihak yang berseteru. Tujuannya

Gambar 1. Conflict escalations

Sumber: Louis Kriesberg, “De-escalation Stage.” Beyond Intractability. Eds. Guy Burgess and Heidi
Burgess. Conflict Information Consortium, University of Colorado, Boulder, September 2003 http://
www.beyondintractability.org/essay/de-escalation-stage.

Taksonomi Konflik-Konflik Internal di Indonesia ... | Yosua Praditya Suratman | 41


adalah untuk menghindari konflik serupa Perang proxy tengah terjadi
antar kelompok atau individu yang sama di Indonesia namun hanya sebagian
terulang kembali. kelompok yang menyadari akan hal
itu. Menurut Dewan Analis Strategis
(DAS) Badan Intelijen Negara pada 2014,
Perkembangan dan Indikasi Perang
Indonesia memang perlu menyadari
Proxy di Indonesia
konflik akibat perang proxy antar
Sebelum menjelaskan definisi perang kekuatan elit dunia. Konflik berupa
proxy, maka terlebih dahulu menjabarkan perang non fisik dari negara besar yang
perkembangan perang proxy di berbagai merasa kepentingan nasionalnya terusik,
belahan dunia. President AS Dwight D. sehingga membuat mereka mencari
Eisenhower mengatakan perang proxy kesempatan untuk menyerang lawan
adalah bentuk perang termurah atau politiknya melalui pertarungan di lahan
setidaknya upaya untuk menjaga zona negara lain (termasuk Indonesia).7 Lebih
konflik agar tetap panas sesuai yang lanjut menurut Panglima TNI Jendral
diinginkan.4 Perang proxy sendiri adalah Gatot Nurmantyo, perang proxy terjadi di
perang yang menggunakan pihak ketiga Indonesia karena negara asing berlomba-
sebagai pihak pengganti secara tidak lomba ingin menguasai Indonesia yang
langsung dalam rangka menghasilkan kaya akan SDA-nya.8 Perang proxy
serangkaian hasil strategis yang ingin memang kompleks karena perang
dicapai.5 Sejak tahun 1964, politikus tersebut dikendalikan oleh negara lain
internasional Karl Deutsch menyebut dan taktik yang digunakan pun berbeda
perang proxy adalah konflik antara dua dengan perang konvensional. Bahkan,
negara namun peperangannya dilakukan lepasnya Timor-Timur dipercaya sebagai
di tanah negara ketiga, serta membuat bentuk perang proxy karena memang
perang tersebut seolah-olah adalah Timor-Timur dikehendaki terpisah dari
konflik internal di negara ketiga. Perang Indonesia oleh negara lain. Meningkatnya
tersebut menggunakan sumber daya jumlah populasi dunia yang tidak diimbangi
manusia, alam, dan wilayah negara ketiga dengan ketersediaan pangan dan energi
sehingga perang proxy jauh lebih murah jelas akan memunculkan konflik–konflik
dibandingkan perang konvensional.6 baru. Munculnya konflik-konflik seperti
Hal ini yang membuat berbagai negara ini memang tidak dapat dilepaskan dari
terkesan enggan melakukan perang kepentingan antar kelompok/pihak ketiga
konvensional karena sumber daya yang yang dengan sengaja menciptakan perang
digunakan adalah miliknya. proxy. Ada tiga hal yang dapat dilihat
4
Andrew Mumford, “Proxy Warfare and Future of
the Conflict”, The RUSI Journal, Vol. 158. No.2, hlm.
7
Muhammad, Hikam (ed), Menyongsong 2014 –
40-46, 2013. 2019: Memperkuat Indonesia dalam Dunia yang
5
Ibid. Berubah, (Jakarta: Rumah Buku, 2014), hlm. 62.
6
Harry Eckstein (ed), “Internal War, Problems, and
8
“Panglima TNI: Proxy War Mengancam
Approaches”, (New York: Free Press of Glencoe, Indonesia“, dalam http://nasional.kompas.com/,
1964), hlm. 9. 19 Mei 2016, diakses pada 27 Januari 2017.

42 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1


sebagai indikasi bahwa perang proxy Beureuh-1953, Ibu Hajar-1950, Amir
memang sudah dimulai di Indonesia, yaitu Fatah-1950, Kahar Muzakar-1953;
gerakan separatis, demonstrasi yang (6) Gerakan Aceh Merdeka (GAM),
tidak terarah, dan konflik internal (antar dimulai 1976 dan berakhir pada
kelompok).9 Yang dapat dilihat pada 2005 melalui Perjanjian Helsinki; dan
bagan di bawah: (7) Kelompok Separatis Papua yang
Gambar 2. Tiga Hal Indikasi Perang Proxy di sampai saat ini masih memberikan
Indonesia ancaman internal.11 Fakta-fakta ini
memperlihatkan bahwa Indonesia
tidak terlepas dari ancaman
Gerakan
separatisme gerakan separatis yang selalu
mengancam untuk melepaskan diri
dari Indonesia. Tentunya, hal ini
merupakan hal yang diinginkan dari
Perang kelompok-kelompok eksternal yang
Proxi
memiliki kepentingan merugikan
Demonstrasi
yang Tidak
Konflik Indonesia. Perlu diperhatikan,
Internal
Terarah
ancaman gerakan separatis Papua
masih menjadi persolahan yang
belum terselesaikan, apalagi
Sumber: dari pernyataan Panglima TNI10 yang
cukup banyak negara Melanesia
kemudian dijabarkan oleh Penulis
yang mendukung Papua untuk
memerdekakan diri.
a. Gerakan Separatisme
b. Demonstrasi Yang Tidak Terarah
Tercatat ada tujuh gerakan
separatisme yang terjadi di Demonstrasi sesungguhnya bukan
Indonesia sejak era kemerdekaan suatu alat untuk melakukan
sampai sekarang. Ketujuh gerakan tekanan, melainkan mekanisme
separatisme tersebut, adalah untuk mengedepankan aspirasi dari
(1) Gerakan Separatisme PKI, kelompok sipil yang sah dan dijamin
Madiun-1948 dan G30S-1965; (2) oleh Undang-Undang.12Sampai saat
Pemberontakan RMS (Republik ini, demonstrasi merupakan sarana
Maluku Selatan)-1950; (3) PRRI yang paling sering digunakan oleh
(Pemberontakan Pemerintahan kelompok, namun dengan semakin
Revolusioner Republik Indonesia; 11
Yosua Praditya, Keamanan di Indonesia, (Jakarta:
(4) Permesta (Perjuangan Nadi Pustaka, 2015), hlm.149.
12
Muhammad Reza Hermanto (Koordinator),
Rakyat Semesta) - 1957; (5) DI/ Arfianto Purbolaksono, Lola Amelia, Zihan
TII Kartosoewiryo-1949, Daud Syahayani, The Indonesian Institute Centre For
Public Policy Research, “Melihat Aksi 4/11 dalam
9
Ibid. hubungan Islam dan Politik”, Jurnal Update
10
Ibid. Indonesia Vol X, No. 11, November, 2016, hlm. 6.

Taksonomi Konflik-Konflik Internal di Indonesia ... | Yosua Praditya Suratman | 43


maraknya aksi demonstrasi yang ada tren penurunan jumlah konflik
terjadi hampir setiap hari membuat sosial, namun tidak tertutup
publik mulai jenuh karena tidak kemungkinan konflik sosial justru
melihat hasil dari aksi tersebut. dapat berkembang di tahun 2017
Sejak tahun 2012, aksi demonstrasi di mengingat banyaknya perbedaan
Indonesia dianggap berlebihan dan pendapat, terutama dari masyarakat
cenderung anarkis.13 Bahkan, pada ibu kota yang dapat berdampak dan
2011, Indonesia sudah dianggap bergeser ke masyarakat komunal.
sebagai negara dengan jumlah
demonstrasi terbanyak dari 113
Ketiga indikasi di atas merupakan
negara. Hal ini terlihat dari jumlah
bukti beberapa gejolak sosial yang
dan karakter mahasiswa Indonesia
terjadi memperlihatkan bahwa ancaman
yang termasuk sulit dikendalikan
negara bukan lagi perang konvensional.
karena doktrinasi yang bersifat
Karakteristik ancaman telah bergeser ke
merusak dalam tatanan kekerasan,
arah non-konvensional dimana aktornya
termasuk penataan kelembagaan
sudah bukan lagi negara lain, tetapi
mahasiswa di tingkat perguruan
warga negaranya sendiri. Pengaruh dari
tinggi.14
negara luar pun bisa saja terjadi karena
c. Konflik internal/Antar Kelompok perang proxy dilakukan tidak hanya di
Tidak dapat dipungkiri, memasuki wilayah negara maju, namun lebih sering
era reformasi jumlah konflik di wilayah negara berkembang.16 Konflik
sosial Indonesia terus meningkat. sosial merupakan contoh nyata dari
Berdasarkan data dari Dirjen perang proxy yang saat ini masih terjadi di
Politik dan Pemerintahan Umum wilayah Timur Tengah, dan tidak tertutup
Kementerian Dalam Negeri, pada kemungkinan konflik-konflik sosial seperti
tahun 2013 terjadi 93 kasus, pada tersebut diarahkan di wilayah Indonesia.
2014 terjadi 83 kasus, dan pada
tahun 2015 menurun menjadi 26
Perkembangan Konflik Sejak Era
kasus. Konflik tersebut terbagi
Reformasi Sampai Sekarang
menjadi menjadi tiga permasalahan
yaitu Ipoleksosbud, SARA, dan Rangkaian konflik yang terjadi di
konflik sengketa lahan.15Meskipun Indonesia, terutama di era reformasi,
perlu menjadi perhatian dari aparat,
13
“Demonstrasi yang Kebablasan,” dalam https://
www.tempo.co, 28 Maret 2012, diakses pada 30 akademis, dan pemangku kepentingan
Januari 2017. lainnya. Adanya lonjakan tren yang
14
“Indonesia Urutan Pertama Aksi Demonstrasi,”
dalam http://www.antaranews.com/, diakses go.id, diakses pada 31 Januari 2017.
pada 30 Januari 2017. 16
Adam Paffenroth, “Outsourcing Conflict “An
15
Lihat pada “Perbandingan konflik sosial Analysis of the Strategic Underpinnings of Proxy
berdasarkan sumber konflik (UU No.7/2012) pada Warfare”, Tesis, (Maryland, Baltimore: John
semester awal di tahun 2013, 2014, dan 2015 medio Hopkins University, 2014), hlm. 4, dalam https://
kuartal”, dalam http://kesbangpol.kemendagri. jscholarship.library.jhu.edu/bitstream.

44 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1


meningkat secara signifikan dibandingkan ketidakpercayaan warga negara
dua era sebelumnya menunjukan bahwa kepada pemerintahannya atas
kondisi keamanan Indonesia harus kebijakan-kebijakan yang tidak
diberikan perhatian yang lebih serius. memihak rakyat, atau terhadap
Artinya, eskalasi konflik di Indonesia sistem pemerintahan yang dianggap
yang terus meningkat, sangat terbuka sudah rusak, korup, dan anti-kritik.
kemungkinannya dikarenakan pengaruh b. Faktor Sosial – Ekonomi
dari aktor-aktor luar, terutama ketika
Besarnya jurang antara si kaya dan
mereka melihat banyaknya perbedaan-
si miskin jelas sangat berpengaruh
perbedaan pendapat di masyarakat sipil
pada munculnya konflik. Tentunya
Indonesia sendiri. Menurut Mitchell,
publik masih diingatkan oleh
konflik jelas terjadi ketika dua pihak
peristiwa kerusuhan Mei 1998,
merasa memiliki sasaran dan tujuan yang
dimana warga miskin melakukan
tidak sejalan.17 Selanjutnya, menurut
aksi penjarahanke beberapa
Fisher, konflik dapat berupa tindakan,
toko yang umumnya dimiliki oleh
perkataan, sikap, berbagai struktur atau
warga Tionghoa yang kala itu
sistem yang menyebabkan kerusakan
dianggap sebagai penduduk yang
secara fisik, mental, dan sosial.18 Menurut
kaya. Apabila dilihat lebih makro,
Praditya, secara garis besar, konflik
misalnya sampai pada tingkatan
internal di Indonesia disebabkan oleh tiga
provinsi, maka ketimpangan antara
hal, yaitu: 19
provinsi yang maju dan tidak maju
a. Faktor Politik dan Kelembagaan pun juga berpotensi menimbulkan
Konflik terjadi karena lemahnya konflik vertikal. Sementara pada
kelembagaan atau instansi faktor sosial, konflik Tolikara
pemerintahan di dalam suatu di Papua yang ditandai dengan
negara, sehingga tidak mampu penyerangan terhadap umat Islam
mengelola segala isu politik yang ketika menunaikan Sholat Ied,
ada. Lemahnya suatu lembaga dilanjutkan dengan pembakaran
dapat ditemukan pada beberapa mushola pada Jumat 17 Juli 2015.
contoh di negara-negara gagal Sebagai akibatnya, saat itu konflik
(failed state). Selain itu, konflik ini hampir menyebar ke beberapa
juga dapat disebabkan oleh bentuk wilayah lain karena ada sebagian
pihak yang ingin melakukan aksi
17
Christopher Mitchell, “Conflict, Social Change,
and Conflict Resolution An Enquiry”, Berghof balasan. Namun beruntung hal itu
Research Center for Conflict Management, 2005, tidak terjadi karena aparat mampu
hlm 7, dalam http://citeseerx.ist.psu.edu, diunduh
pada 31 Januari 2017. menahan agar publik tidak mudah
18
Simon Fisher, “Working With Conflicts: Skills and terprovokasi.20
Strategies for Actions”, (US: Zed Books, 2000),
hlm. 8. 20
“Kerusuhan di Tolikara Jangan Meluas Jadi
19
Yosua Praditya, op.cit, hlm. 138-139. Konflik Agama,” dalam http://nasional.kompas.

Taksonomi Konflik-Konflik Internal di Indonesia ... | Yosua Praditya Suratman | 45


Tabel 1. Jumlah Korban Konflik Lahan Agraria

Jumlah Konflik Jumlah Korban dalam konflik Luas Wilayah Konflik


Agraria Agraria Agraria
2012 198 kasus Tewas 21 orang Tahun 2012: 318.248 ha
2013 369 kasus Tertembak 30 orang Tahun 2013: 1.281.660 ha
Total 567 kasus Penganiayaan 130 orang Total: 1.599.908 ha

Sumber: Konsorsium Pembaruan Agraria, 2014.

c. Faktor Lingkungan dan Sumber Ketiga aspek di atas merupakan


Daya Alam faktor penyebab utama dari konflik
Eksploitasi sumber daya alam internal sendiri. Memang aktor,
secara besar-besaran yang sumber daya, dan lain sebagainya
diikuti oleh ketidakadilan pada berada di Indonesia, bukan di negara
pembagian hasilnya pasti akan asing. Namun sekali lagi, hal ini tidak
melahirkan konflik. Sejauh ini, tertutup kemungkinan bahwa tidak ada
konflik yang disebabkan oleh keterkaitan asing sama sekali terhadap
perebutan hasil sumber daya alam konflik internal. Perlu diingat kembali
di Indonesia masih tinggi. Dalam bahwa konsep dari perang proxy adalah
sistem pemerintahan yang baik, menggunakan sumber daya di negara
seharusnya sumber daya alam yang dituju, sehingga seolah-olah negara
dapat dinikmati bersama dengan yang dituju tersebut tengah menghadapi
memperhatikan asas kebersamaan konflik di wilayahnya sendiri.22 Hal ini
(equity), efisiensi (efficient), dan jelas tidak membutuhkan dana sebesar
keberlanjutan (sustainability). perang konvensional, apalagi pasukan
Konflik akan semakin panas ketika tempur untuk membuat konflik di suatu
ketidakadilan dirasakan oleh negara yang dituju. Perang proxy yang
penduduk lokal terhadap kehadiran dilakukan adalah dengan membuat
beberapa perusahaan asing. Tidak konflik horizontal di beberapa wilayah
jarang konflik perebutan lahan dengan asumsi konflik tersebut terjadi
agraria terjadi antara penduduk seolah-olah alamiah.
lokal, dimana berdasarkan data
yang diperoleh KPA (Konsorsium
Jenis–Jenis Konflik Internal yang
Pembaruan Agraria) dapat dilihat Telah Terjadi di Indonesia
pada tabel di atas:21 (Tabel 1)
Eskalasi konflik yang meningkat harus
mendapat perhatian dari pemerintah
com/read/, 17 Juli 2015, diakses pada 31 Januari dan setiap stakeholder terkait, terutama
2017. para akademisi. Kenaikan tren konflik
21
“Ini Data Konflik Agraria di Tanah Air Sepanjang
Tahun 2013,” dalam http://www.kpa.or.id/, diakses internal di Indonesia perlu dipetakan
pada 31 Januari 2017. 22
Eckstein, op.cit.

46 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1


berdasarkan jenisnya. Oleh karena itu • Konflik Antar Ormas
berikut penjabaran dari konflik-konflik Dalam kehidupan berdemokrasi,
internal yang pernah terjadi:23 keberadaan dan pertumbuhan
• Konflik SARA jumlah ormas menjadi hal yang tidak
Indonesia merupakan negara yang dapat dihindari. Gesekan antar ormas
memiliki beragam etnis, budaya, yang ada di ranah publik merupakan
dan agama, sehingga isu SARA isu yang harus diperhatikan, karena
merupakan hal yang sensitif dan gesekan tersebut muncul sebagai
patut selalu diperhatikan oleh akibat dari perbedaan pandangan
pemerintah. Sejarah konflik Sampit yang sah-sah terjadi dalam sistem
di Kalimantan antara suku Dayak demokrasi. Contoh konflik FPI (Front
dan Madura yang mengakibatkan Pembela Islam) dan GMBI (Gerakan
500 korban jiwa dan sekitar Masyarakat Bawah Indonesia) pada
100.000 warga Madura kehilangan 20 Januari 2017, merupakan contoh
tempat tinggal pada 2001. Selain konflik antar ormas di Indonesia. Hal
itu, pada 2014 lalu, konflik suku ini membuat petisi digulirkan kepada
Dani dan suku Moni di Papua yang pihak Pemerintah Provinsi Jabar
disebabkan karena permasalahan untuk menyuarakan wilayah Jabar
lahan. Kemudian tidak berselang menjadi kondusif. Aksi ini dilakukan
lama pada 2015 terjadi konflik melalui pertemuan bersama sekitar
Tolikara di Papua, yang ditandai 37 ormas lainnya untuk.25
dengan penyerangan pada umat • Konflik Pilkada
Islam setelah menunaikan Sholat. Konflik Pilkada masih menjadi
Akhirnya pemerintah juga tidak tantangan bagi pemerintah, baik
dapat menutup mata dengan saat ini maupun kedepannya. Pilkada
semakin panasnya tensi menjelang menjadi ajang pesta demokrasi
Pilkada DKI karena isu SARA setiap periodenya dalam kehidupan
masih membayanginya. Hal ini berdemokrasi di Indonesia.
tak lepas sebagai dampak dari Masyarakat Indonesia memerlukan
dinamika di Pilgub DKI Jakarta, pendidikan politik yang baik, serta
yang dikhawatirkan bisa menular tanggung jawab partai politik, tim
ke daerah lain yang juga menggelar sukses, Komisi Pemilihan Umum
pilkada. Oleh karenanya, potensi ini (KPU) dan Pemerintah Daerah untuk
perlu diantisipasi aparat keamanan mencegah konflik Pilkada terus
dan penyelenggara pemilu, agar
http://www.beritasatu.com/, 1 Januari 2017,
pilkada serentak berjalan aman, diakses pada 3 Februari 2017.
lancar, dan damai.24 25
“Menyusul Konflik FPI dan GMBI, Gabungan
Ormas Suarakan Petisi Jabar Kondusif”, 20 Januari
23
Praditya, op.cit. hlm. 144-149. 2017, dalam http://nasional.republika.co.id/,
24
“Isu Sara Masih Membayangi Pilkada,” dalam diakses pada 3 Februari 2017.

Taksonomi Konflik-Konflik Internal di Indonesia ... | Yosua Praditya Suratman | 47


berulang. Tidak main-main, konflik kepada negara, karena tingkat
pilkada kerap diwarnai pengrusakan kepercayaan investor asing maupun
dan pembakaran gedung-gedung nasional tentunya akan menurun.
perkantoran pemerintahan daerah
di beberapa wilayah Indonesia.
Meningkatnya Jumlah Konflik
Kerugian finansial ini jelas menjadi Internal Pasca Reformasi dan
tanggungan negara. Selain itu Kaitannya dengan Perang Proxy
perhatian pemerintah terhadap
Memasuki era reformasi, “Konflik SARA”
Pilkada DKI harus harus ditingkatkan
menjadi tidak asing bagi telinga warga
karena DKI adalah ibu kota Indonesia
Indonesia. Kebebasan berpendapat
yang merupakan cerminan bagi
yang kebablasan pada akhirnya justru
daerah-daerah lain, serta pengaruh
menjadi pemicu bagi lahirnya konflik itu
sosial Pilkada DKI sangat kuat
sendiri. Terutama bagi Indonesia yang
terhadap wilayah lainnya.
masyarakatnya terdiri dari berbagai
• Konflik Perebutan Lahan dan macam suku, budaya, bahasa, dan agama,
Sumber Daya Alam sangat rentan terhadap terjadinya konflik-
Konflik ini masih kerap diwarnai konflik yang bernuansa SARA. Tidak heran,
oleh perselisihan antara investor konflik SARA di Indonesia berkembang
asing dengan penduduk lokal. pasca jatuhnya era Orde Baru, karena
Tuntutan penduduk lokal untuk konflik pasti akan timbul pada masa-
meminta pekerjaan di perusahaan masa perubahan politik, ekonomi, dan
tambang asing menjadi polemik sosial. Belum lagi, ketika kondisi tersebut
di beberapa wilayah kabupaten ditambah dengan rasa kekecewaan, tidak
Indonesia. Tidak jarang yang puas, dan kemarahan rakyat terhadap
terjadi adalah demonstrasi yang sebuah kepemimpinan. Kondisi seperti ini
akhirnya menyalahkan pemerintah akhirnya mengarah pada mobilisasi, mulai
daerah yang dianggap tidak dapat dari tindakan politik, demonstrasi, dan
memberikan pekerjaan kepada cara-cara kekerasan lainnya. Konflik yang
rakyatnya. Ditambah dengan alasan- terjadi di Ambon, Poso, Sambas, Sampit,
alasan lain yang menyudutkan Papua, dan lain-lain, memperlihatkan
pemerintah yang dianggap pro betapa Indonesia sangat rawan akan
asing ketimbang rakyatnya, terjadinya konflik. Tentunya hal ini dapat
sehingga yang terjadi tidak hanya merugikan stabilitas nasional yang
konflik horizontal, tetapi juga memiliki dampak sangat luas.26
konflik vertikal. Terjadinya konflik Jumlah konflik internal memang
yang disebabkan oleh perebutan bisa mengarah ke dalam bentuk perang
hasil sumber daya alam dapat proxy. Bahkan sebenarnya konflik-konflik
memberikan dampak negatif internal yang terjadi adalah sebagian
26
Praditya, op.cit, hlm. 161.

48 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1


bentuk dari perang proxy yang dilakukan “kehadiran negara super power baru”,
asing tanpa disadari oleh pemerintah. munculnya negara baru yang memiliki
Konflik internal yang sarat dipengaruhi kekuatan militer dan ekonomi yang
oleh dunia maya dan adanya kekuatan mampu menyaingi negara adidaya
negara baru tampaknya memang dapat jelas memberikan pengaruh yang kuat
dihubungkan. Ada empat faktor utama terhadap terjadi atau tidaknya perang
penyebab perang proxy yang memang proxy. Indonesia diproyeksi sebagai salah
dapat dikaitkan dengan konflik internal satu superpower di wilayah ASEAN,
yang sudah terjadi di Indonesia. Keempat sehingga tidak tertutup kemungkinan
faktor itu adalah kehadiran negara pihak ketiga akan selalu melancarkan
Super Power baru, perusahaan swasta perang proxy dengan maksud
asing, faktor dunia maya yang semakin menghambat kemajuan bangsa Indonesia.
bertumbuh, dan penguatan aliansi satu Terutama pasca reformasi, jumlah konflik
sama lain. 27 Hal ini dapat dilihat pada internal semakin meningkat dengan
bagan di bawah: latar belakang yang semakin bervariasi.
Gambar 3. Faktor–Faktor Penyebab Perang Kedua, adalah “faktor dunia maya yang
Proxy semakin bertumbuh”, dimana dunia maya
menjadi aspek yang perlu diperhatikan
Kehadiran
Negara mengingat ia memiliki kapasitas dalam
Superpower
Baru bentuk yang bervariasi serta berbiaya
rendah dalam memberikan serangan
non-militer, baik langsung maupun tidak
Perusahaan Perang Penguatan langsung. Eksistensi dunia maya sangat
Swasta
Asing Proxi Aliansi
berperan mendukung pertumbuhan LSM
– LSM yang justru memberikan pengaruh
kepada pemerintahan, dan bahkan tidak
Dunia Maya menutup kemungkinan pula aktor-aktor
Yang
Bertumbuh intelijen asing memiliki peran besar dibalik
kemunculan beragam organisasi sosial
Sumber: Andrew Mumford, “Proxy Warfare dunia maya. Kemunculan dunia maya yang
and Future of the Conflict”, The RUSI Journal, diisi oleh LSM-LSM asing sering dikaitkan
Vol. 158, No.2, 2013. dengan beberapa konflik yang terjadi.

Dari gambar di atas, perang proxy Solusi Mengatasi Konflik Internal di


dipengaruhi oleh dunia maya yang Indonesia
bertumbuh dan kehadiran negara super Dibutuhkan solusi yang dapat
power baru. Kedua faktor ini terkait terimplementasi dengan baik serta dapat
dengan perang proxy karena: Pertama dikoordinasikan oleh setiap pemangku
27
Mumford, op.cit, hlm. 40-46.

Taksonomi Konflik-Konflik Internal di Indonesia ... | Yosua Praditya Suratman | 49


kepentingan dalam rangka mengatasi berpotensi menimbulkan baik
tantangan konflik internal di setiap konflik horizontal dan internal.
wilayah NKRI. Beberapa solusi tersebut • Penguatan Sistem Politik Yang Sehat
adalah:
Instrumen politik menjadi hal
• Penguatan Makna Pancasila penting dalam melahirkan rangkaian
Nilai dan makna Pancasila perlu kebijakan negara. Kebijakan tersebut
diperdalam dan dijadikan panduan tentu tertuang dalam bentuk UU,
utama bagi setiap bangsa Indonesia, Perpres, PP, dan lain-lain, sehingga
terutama generasi muda. Solusi ini sangat diharapkan tidak adanya
sangat efektif untuk menghadapi faktor politik praktis yang tidak
isu-isu kemunculan ideologi sehat ketika merumuskan kebijakan
Komunisme di tengah kehidupan untuk keamanan negaranya.
masyarakat akhir-akhir ini. Instrumen Politik praktis yang mendukung
ideologi harus dikedepankan dan kepentingan kelompok/golongan
harus digunakan oleh setiap elemen jelas memunculkan konflik internal,
bangsa Indonesia, terutama dalam terutama di dalam tubuh pemerintah
menghadapi pengaruh-pengaruh itu sendiri.
asing yang tidak terlihat yang dapat • Penguatan hubungan Masyarakat
memecah belah bangsa. Pancasila Sipil – TNI – Polri
akan turut menjadi instrumen
Relasi sipil – TNI – Polri harus
penengah isu-isu SARA yang kerap
diperkuat dalam rangka
dimunculkan oleh kelompok-
mengimplementasikan sistem
kelompok kepentingan, terutama
pertahanan yang bersifat semesta
dari pihak asing.
untuk menghadapi ancaman
• Keadilan Hukum Bagi Seluruh (konflik internal), terutama yang
Bangsa Indonesia disebabkan oleh pihak asing.
Hukum merupakan aspek yang Keterlibatan masyarakat sipil dalam
kuat dan mengikat semua bangsa isu hankam menjadi hal penting
Indonesia. Oleh karena itu, dalam kehidupan berdemokrasi
penegakan hukum yang dilakukan di Indonesia terus mencari format
oleh aparat harus dilakukan terbaiknya untuk saat ini sampai
seadil-adilnya untuk menghindari masa depan.
kecemburuan sosial sebagai akibat • Mempertimbangkan Kembali
hukum yang terkadang tajam Urgensi Implementasi Keamanan
ke bawah tetapi tidak ke atas. Nasional
Implementasi hukum yang tidak Pertimbangan untuk menggagas
adil, apalagi cenderung tajam ke Keamanan Nasional perlu
kaum menengah ke bawah jelas dipikirkankembali oleh setiap

50 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1


pemangku kepentingan, terutama mampu memecahbelah bangsa
oleh Pemerintah sebagai pihak yang berujung pada konflik. Publik
penyelenggara. Keamanan diharapkan semakin sadar bahwa
nasional diperlukan dalam rangka pihak asing memiliki potensi untuk
menghadapai dinamika eksternal mengatur terhadap isi konten media
(termasuk perang proxy) yang sosial/dunia maya tersebut ke arah
semakin kompleks, tidak menentu, negatif.
dan mengancam keamanan bangsa
Indonesia. Hadirnya Keamanan
Kesimpulan
Nasional juga akan mengurangi
Dari sejarah kemerdekaan sampai
potensi terjadinya overlapping
sekarang, Indonesia memiliki pengalaman
antara aparat penyelanggara
konflik internal yang cukup banyak
hankam di Indonesia.
dan diprediksi jumlahnya akan terus
• Pengaturan dan Pengelolaan
berkembang dengan latar belakang yang
Sumber Daya Alam Yang Profesional
semakin bervariasi. Fakta-fakta konflik
Manajemen pengelolaan lahan internal pada akhirnya membuat bangsa
dan sumber daya alam yang tidak Indonesia akan semakin tertinggal,
baik menjadi pemicu konflik di serta tidak tertutup kemungkinan akan
beberapa wilayah daerah. Hal ini mengarah pada perang proxy. Apalagi
akan semakin diperparah apabila perang proxy sudah pasti menggunakan
muncul anggapan dari publik sumber daya milik Indonesia sehingga
sendiri bahwa Pemerintah seakan membuat aktornya lebih memilih strategi
lebih memihak perusahaan asing ini dibanding perang konvensional. Dengan
dibandingkan warga negaranya demikian, tidak tertutup kemungkinan
sendiri. Oleh karena itu, dibutuhkan bahwa pihak ketiga memang memiliki
implementasi tata kelola pengaturan pengaruh terhadap rangkaian konflik yang
dan pengelolaan SDA harus diatur sudah dan akan terjadi di Indonesia. Posisi
sebaik-baiknya untuk memajukan strategis Indonesia membuat negara ini
kesejahteraan umum sesuai tujuan selalu kerap disusupi oleh kepentingan
negara. asing dengan latar belakang politik, sosial,
• Mengantisipasi Pengaruh Dunia dan ekonomi. Oleh karena itu, sudah
Maya/Sosial saatnya perhatian penuh dari pemerintah
Baik pemerintah dan khususnya dari setiap konflik internal yang terjadi
masyarakat harus mengantisipasi harus benar-benar dilakukan melalui
setiap berita, konten – informasi, penguatan hubungan antara stakeholder
pesan, dan lain-lainnya yang terkait di bidang keamanan bersama
bersumber dari media sosial. dengan kehadiran peran masyarakat sipil
Pengaruh dunia maya yang jelas Indonesia.

Taksonomi Konflik-Konflik Internal di Indonesia ... | Yosua Praditya Suratman | 51


Daftar Pustaka Website
Buku “Apa Yang Perlu Dikhawatirkan Dari Konflik
FPI-GMBI,” dalam http://www.bbc.
Eckstein, Harry (ed). 1964. Internal War, com, 19 Januari 2017, diakses pada 2
Problems, and Approaches. New York : Februari 2017.
Free Press of Glencoe.
“Civil War Facts”, dalam http://www.civilwar.
Fisher, Simon. 2000 Working With Conflicts: org/education/history/faq/, diakses
Skills and Strategies for actions, US: Zed pada 27 Januari 2016.
Books.
“Demonstrasi Yang Kebablasan,” dalam
Jeong, Ho-Won. 2008. Understanding Conflict https://www.tempo.co, 28 Maret 2012,
and Conflict Analysis. London: SAGE diakses pada 30 Januari 2017.
Publications.
“Indonesia Urutan Pertama Aksi
Muhammad, Hikam (ed).2014. Menyongsong Demonstrasi,” dalam http://www.
2014 – 2019: Memperkuat Indonesia antaranews.com/, diskses pada 30
Dalam Dunia yang Berubah. Jakarta: Januari 2017.
Rumah Buku.
“Ini Data Konflik Agraria di Tanah Air
Praditya, Yosua. 2015. Keamanan di Indonesia. Sepanjang Tahun 2013,” dalam http://
Jakarta: Nadi Pustaka. www.kpa.or.id/, diakses pada 31 Januari
2017.
Jurnal “Isu Sara Masih Membayangi Pilkada,” 1
Februari 2017, dalam http://www.
Hermanto, Muhammad Reza (Koordinator), beritasatu.com/, diakses pada 3
Arfianto Purbolaksono, Lola Amelia, Februari 2017.
Zihan Syahayani. 2016. The Indonesian
Institute Centre For Public Policy “Kerusuhan di Tolikara Jangan Meluas Jadi
Research. “Melihat Aksi 4/11 dalam Konflik Agama,” dalam http://nasional.
hubungan Islam dan Politik”. Jurnal kompas.com/read/, 17 Juli 2015, diakses
Update Indonesia. Vol X. No. 11. pada 31 Januari 2017.
November. Mitchell, Christopher, “Conflict, Social
Mumford, Andrew. 2013. “Proxy Warfare Change, and Conflict Resolution An
and Future of the Conflict”. The RUSI Enquiry”, Berghof Research Center
Journal. Vol. 158. No. 2. for Conflict Management, 2005, dalam
http://citeseerx.ist.psu.edu, diunduh
Singer, PW. 2011. “Corporate Warriors: The pada 31 Januari 2017.
Rise of the Privatized Military Industry
and Its Ramifications for International “Marak Aksi Saling Lapor, Polri Kumpulkan
Security”. Journal of International Ormas Islam”, dalam http://www.
Security. Vol. 26. No. 3. cnnindonesia.com/, 31 Januari 2017,
diakses pada 2 Februari 2017.
“Menyusul Konflik FPI dan GMBI, Gabungan
Tesis Ormas Suarakan Petisi Jabar Kondusif”,
dalam http://nasional.republika.co.id/,
Paffenroth, Adam. 2014.”Outsourcing 20 Januari 2017, diakses pada 3 Februari
Conflict “An Analysis of the 2017.
Strategic Underpinnings of Proxy
Warfare”. Maryland, Baltimore: John “Panglima TNI: Proxy War Mengancam
Hopkins University, dalam https:// Indonesia, “ dalam http://nasional.
jscholarship.library.jhu.edu/bitstream/ kompas.com/, 19 Mei 2016, diunduh
handle/1774.2/37245/PAFFENROTH- pada 27 Januari 2017.
THESIS-2014.pdf.

52 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai