Anda di halaman 1dari 32

POTENSI KEPEMIMPINAN

Sarwoto, SE, MM
Ghazali Rahman, S.Sos, M.SP
Suwadi, SE, MM
MANUSIA

• Makhluk berpikir yang bijaksana (Homo Sapiens)


• Dapat membuat alat (Homo Faber)
• Dapat berbicara dan berkomunikasi (Homo Languens)
• Dapat bermasyarakat (Homo Sosius)
• Berbudaya (Homo Humanis)
• Mampu mengadakan usaha (Homo Economis)
• Berkepercayaan dan beragama (Homo Religious)
POTENSI DIRI
Potensi adalah suatu kekuatan, energi atau kemampuan terpendam yang dimiliki,
namun belum dimanfaatkan secara optimal.
Potensi diri adalah suatu kemampuan berupa fisik, bakat, kecerdasan, karakter, dsb,
yang terdapat dalam diri kita, namun belum diolah dan dimanfaatkan secara maksimal,

Menurut KBBI, adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan,


kekuatan, kesanggupan, daya.
Menurut Endra K. Pihadhi (2004:6) potensi bisa disebut sebagai kekuatan, energi, atau
kemampuan yang terpendam yang dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal,
potensi diri yang dimaksud disini yaitu suatu kekuatan yang masi terpendam, berupa
fisik, karakter, minat, bakat, kecerdasan dan nilai-nilai yang terkandung dalam diri tetapi
belum dimanfaatkan dan diolah.

Jadi, potensi diri pemimpin adalah kekuatan atau daya yang dimiliki oleh pemimpin
dalam menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain yang ada didalam
organisasi, baik yang belum teraktualisasi maupun yang sudah namun belum optimal
MACAM – MACAM POTENSI DIRI

POTENSI FISIK Potensi dari anggota tubuh untuk


Memenuhi kepentingan (Indera)

Potensi kecerdasan yg ada pada


POTENSI MENTAL otak untuk menganalisa, menghitung
INTELEKTUAL Merencanakan dll

Potensi kecerdasan yg ada pada


POTENSI SOSIAL
Otak untuk mengendalikan amarah, ber
EMOSIONAL Tanggung jawab, motivasi, dan kesadaran
diri

Potensi Kecerdasan Yg Bertumpu Pada


POTENSI MENTAL Bagian Dalam Diri Kita Yg Berhubungan
SPIRITUAL dengan Kearifan Di Luar Ego / Jiwa
Sadar
Potensi kecerdasan yg bertumpu pada
POTENSI Bagian dalam diri kita yg berhubungan
KETAHANMALANGANN Dengan ketangguhan dan daya juang yg
Tinggi
Siapakah diriku?
MENGENAL DIRI SENDIRI
• Kita perlu mengenali siapa diri kita sebenarnya dan bagaimana orang
lain menilai diri kita
• Untuk mengetahui penilaian orang lain kita perlu melakukan
pendekatan terhadap orang lain
• Kita harus menyadari bahwa setiap manusia mempunyai pribadi yang
unik, artinya tidak seorang pun dari kita mempunyai pribadi yang tepat
sama dengan orang lain.
• Kita perlu mengetahui: Siapa saya, apa kewajiban saya, dan apa
yang harus kita pelajari
• Kepribadian seseorang dibentuk sebagai hasil hubungan timbal balik
antara bakat yang dibawa dan pengalaman selama hidup
• Kita perlu mempelajari reaksi orang lain terhadap apa yang kita
lakukan atau katakan.
MENGENAL DIRI
Menurut Socrates, mengenal diri sendiri adalah awal mengenal kebenaran dan
mengistilahkannya dengan Gnooti Seauton (know yourself). Orang perlu mengenal
siapa dirinya yang sebenarnya, sehingga ia mengenal kebenaran.
Orang yang telah mengenal diri akan mudah mengenal orang lain, karena akan mampu
menyesuaikan diri dengan berbagai gaya (style) orang yang berbeda.
Pengenal diri merupakan kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan dan kelemahan
yang ada pada dirinya sehingga dapat melakukan respon yang tepat terhadap tuntutan
yang muncul dari dalam maupun dari luar (Koentjoro, 1989)

Carl R Rogers melihat diri sebagai suatu perangkat persepsi dan kepercayaan diri yang
konsisten dan teratur (Feist dan Feist, 1998:461). Diri terdiri dari segala ide, persepsi,
dan nilai-nilai yang memberi ciri, yang meliputi kesadaran tentang seperti apakah saya
atau what I am (awareness of being) dan apa yang dapat saya lakukan atau what I can
do (awareness of function), yang kemudian mempengaruhi persepsi orang tentang dunia
dan perilakunya.
• Mengenali Diri pintu masuk utama
menuju keberhasilan
• Anda adalah anda yang tiada duanya di
dunia ini
• Sebagai individu yang unik maka anda
sangat berpotensi membuat perubahan
yang spektakuler
ASPEK – ASPEK
PENGENALAN DIRI
 Pengenalan diri tidak mudah, pelaku cenderung bias, ia cenderung menganggap dirinya baik.
 Orang mau melihat dan mendengar yang baik-baik saja mengenai dirinya, ia tidak mau
menerima kenyataan yang buruk.
 Gambaran pokok tentang aspek perilaku, sikap, dan sistem nilai wirausaha dapat
dibandingkan dengan karakteristik individual, melalui teknik mawas diri, umpan balik, dan
tanggapan kelompok masyarakat.
 Individu dikenali bukan dalam isolasi, melainkan dalam komunikasi dan/ atau interaksi dengan
pihak lain di luar dirinya sendiri.
 Perilaku, sikap, dan sistem nilai. Ketiga aspek ini selanjutnya digunakan oleh pemiliknya
untuk bersambung rasa, bertukar pikiran, dan bekerja sama dengan pihak lain dalam konteks
ruang interpersonal, kelompok, organisasi lingkungan usaha dan lingkungan makro, sehingga
terbentuklah kebiasaan.
 Orientasi pada kebiasaan positif ini akan membuat pelaku menjadi bersemangat, antusias,
ingin berkembang, dan berhasil dalam berwirausaha
KOMPONEN KONSEP DIRI

 Komponen perseptual (komponen yang menyangkut persepsi)


yaitu gambaran yang dimiliki seseorang tentang penampilan dirinya
secara fisik dan gambaran tentang kesan yang terbentuknya
terhadap orang lain berdasarkan penampilan dirinya itu
 Komponen konseptual ialah konsepsi yang dimiliki seseorang
tentang perbedaan sifat-sifatnya dengan sifat orang lain, asal usul
dan latar belakangnya, serta kelebihan dan kekurangannya
 Komponen sikap yaitu perasaan yang dimiliki tentang dirinya,
sikapnya terhadap statusnya kini, dan prospeknya untuk masa
depan.
MACAM KONSEP DIRI

Adapun macam-macam konsep diri dapat dibagi


menjadi:
1.Konsep diri dasar yaitu apa yang diyakini seseorang
sebagai gambaran dirinya yang sesungguhnya.
2.Konsep diri sosial, yaitu apa yang diyakini seseorang
sebagai gambaran dirinya dalam pandangan orang lain.
3.Konsep diri ideal, yaitu apa yang diinginkan seseorang
sebagai gambaran dirinya.
UPAYA PENGENALAN DIRI
• Teori Persepsi Diri (self perception theory), yang menyatakan bahwa seseorang
memahami sikap dan emosinya melalui pengamatan yang dilakukan terhadap
perilaku atau lingkungan perilaku itu terjadi. Melalui metode “introspeksi”, orang akan
mengerti apa yang dilakukan dan bagaimana seseorang merasakan dan bereaksi.
• Teori Perbandingan Sosial, menyatakan bahwa untuk menilai dengan tepat pikiran,
perasaan dan perilaku dilakukan dengan cara membandingkan dengan orang lain.
Menurut Brigham (1991), pada umumnya yang dijadikan perbandingan adalah orang
yang dinilai memiliki kesamaan atribut dengannya, misalnya sama dalam usia, jenis
kelamin, atau pengalaman. Melalui perbandingan sikap, emosi, atribut, dan
kemampuan dengan kelompok acuan, seseorang memperoleh kesamaan dan
keunikan diri. Dan melalui perbandingan sosial, orang tidak hanya mendapatkan
penilaian diri saja, tetapi juga pengembangan diri.
• Umpan balik dari orang lain, melalui bantuan orang lain dengan cara meminta
umpan balik yaitu bagaimana orang lain memandang kita dan bagaimana mereka
bereaksi terhadap perilaku kita.
Mengenal diri sendiri berarti :
Memahami dengan baik hal-hal pokok dan
penting tentang diri sendiri, dari segi fisik
maupun psikis, yang meliputi :

• Pengenalan ciri-ciri dasar fisik


• Pengenalan kepribadian, watak, dan
temperamen
• Pengenalan bakat-bakat
• Pengenalan Kekuatan dan kelemahan diri
sendiri
• Memahami potret diri
(Hippocrates)
• Memahami kesukaan diri (Carl
G. Jung)
• Mengenali tipe diri (Hipocrates
dan Carl G. Jung)
• Menemukan warna energi diri
(Jolande Jacobi)
Potret Diri 4 Pola Perilaku Dasar Manusia
Melancholics Cholerics
who likes orderly lives and who appeared as natural
were prone to mood changes leaders and tended to be seen
ORANG YANG SUKA HIDUP TERTIB DAN SUASANA
as tough-minded
HATINYA MUDAH BERUBAH
ORANG YANG NAMPAK SEBAGAI PEMIMPIN ALAMI
DAN CENDERUNG PEMIKIR AWAL

Phlegmatics
who observed from the Sanguines
sidelines and tended to people who were outgoing,
comply to others’ demands optimistic and fun-loving
ORANG YANG MENGAMATI DARI SISI LAIN DAN ORANG YANG SUKA BEPERGIAN, OPTIMISTIK DAN
CENDERUNG MEMATUHI PERINTAH ORANG LAIN MENYENANGKAN
Presisi-Terinci Kompetitif
Terencana Menuntut
Bertanya Menentukan
Formal Kemauan Kuat
Analitis Fokus Tujuan
Hati-Hati Mengendalikan
MELANCHOLICS CHOLERICS
PHLEGMATICS SANGUINES

Peduli Orientasi Sosial


Mendukung Dinamis-Menghibur
Berbagi Demonstratif
Bersabar Antusias
Rileks Persuasif
Ramah Ekspresif
Kaku Agresif
Tidak Tegas Mengendalikan
Curiga Memojokkan
Dingin Mengambil Alih
Menarik Diri Tidak Toleran

MELANCHOLICS CHOLERICS
PHLEGMATICS SANGUINES

Menyerah Mudah digugah


Pasrah Gelisah
Lamban Tidak Bijak
Percaya Saja Semarak
Keras Kepala Terburu-buru
Introvert 0
Extrovert
Tenang Banyak bicara
Suka memperhatikan Berbelit-belit
Fokus ke dalam Fokus ke luar
Mendalam ATTITUDES Meluas
Intim the way we express our Suka berkumpul
Suka menyendiri energies Semarak
Termenung Orientasi tindakan
Bijaksana Blak-blakan
Hati-hati Berani
0

Introvert Extrovert
• Percaya pada kemampuan diri • Tergantung pada orang lain
sendiri
• Kalau berhasil karena bantuan
• Sukses karena diri sendiri orang lain
• Cenderung tidak percaya • Kalau gagal cenderung
kepada kemampuan orang lain menyalahkan orang lain
• Bila gagal cenderung • Sifatnya menggantungkan diri
menyalahkan diri sendiri pada nasib
• Mudah frustasi dan cenderung • Kurang percaya pada
menyiksa diri bila gagal kemampuan diri sendiri
Thinking
Formal
Impersonal
Analytical
Detached
Informal Objective
Personal Strong-minded
Considerate Competitive
RATIONAL 0 Corret
Involved
FUNCTION Subjective, Task
the decision making Caring Systems
process
Accomodating
Harmonious
Relationships
Morale
Feeling
Specific Global
Present oriented Future oriented
IRRATIONAL
Realistic Imaginative
FUNCTIONS
Persistent the way see the Inspirational
Down-to-earth world Ideas
Practical Conceptual
Precise Generalising
Factual Abstract
Step by step Indirect
0

Sensing Intuition
TUGAS

Pengambilan
keputusan Mari kita
Kerjakan
kerjakan
sekarang juga!
dengan benar!

MELANCHOLICS CHOLERICS
BERTANYA MENYERU
PHLEGMATICS SANGUINES
Marilah kita
Kerjakan Mari
segalanya Kita kerjakan
dengan Bersama!
hati-hati!

HUBUNGAN
OBJEKTIF

Rasionalitas
Fokus Fokus
Pada Objek Pada Tugas

MELANCHOLICS CHOLERICS
ANALITIS PRAGMATIS
PHLEGMATICS SANGUINES

Fokus Pada Fokus Pada


Subjek Hubungan

SUBJEKTIF
TOKOH Margaret Tracher
Napoleon Bonaparte
G.W. Bush
Albert Einstein
Hitler
Mahathir Muhamad
Sadam Husein

MELANCHOLICS CHOLERICS

PHLEGMATICS SANGUINES

Nelson Madela Madona


Mother Theresia Yaser Arafat
Gandhi Helmut Smith
THINKING

Warna Energi
Diri

SENSING INTUITION
INTROVERT EXTRAVERT

FEELING
• Usia
Perubahan
• Pengalaman
Warna
• Gaya Belajar
• Pola Pikir
• Posisi dalam
pekerjaan
• Status Sosial
• Kondisi
lingkungan
Gaya Belajar Visual; didominasi
kekuatan melihat, cenderung suka
melihat gambar, peragaan,
menyaksikan video, lainnya
Gaya Belajar Auditory ; didominasi
mendengar, cenderung suka mendengar
musik audio, ceramah, kuliah, diskusi,
dll.
Gaya Belajar Kinesthetic didominasi
oleh aktivitas fisik dan keterlibatan
langsung, cenderung suka bergerak,
menyentuh dan merasakan langsung
Berpikir ke dalam,
berpikir dengan hati
(insight thingking); proses
yang menuju kearah hasil
buah pikiran, tidak selalu
jelas

Berpikir logis-praktis (logic-practical


Berpikir bertahap dan beruntun thinking); pola penyelesaian masalah diperoleh Berpikir kreatif-strategis (creative-
(sequential thinking); penyelesaian tidak melalui proses urut-urutan secara bertahap, strategic thinking); pola berpikir
buah pikir diperoleh melalui proses melainkan dapat secara melompat-lompat dari secara kreatif, melampaui jangkauan
berpikir menurut urut-urutan secara satu fakta ke lain fakta, dari satu alasan ke alasan tata urutan
bertahap yang lain
• Left hemisphere
involved in linear analytical processes,
including processing word meanings and
symbols, interpreting facts, and much of your
language production and reception.

• Right hemisphere
process information in non-linear ways,
looking at the whole instead of all the parts
that make it up.
Seseorang yang memiliki KEPERIBADIAN
karakter yang kuat
menunjukan integritas,
kematangan dan mentalitas
kuat
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai