Sarwoto, SE, MM
Ghazali Rahman, S.Sos, M.SP
Suwadi, SE, MM
MANUSIA
Jadi, potensi diri pemimpin adalah kekuatan atau daya yang dimiliki oleh pemimpin
dalam menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain yang ada didalam
organisasi, baik yang belum teraktualisasi maupun yang sudah namun belum optimal
MACAM – MACAM POTENSI DIRI
Carl R Rogers melihat diri sebagai suatu perangkat persepsi dan kepercayaan diri yang
konsisten dan teratur (Feist dan Feist, 1998:461). Diri terdiri dari segala ide, persepsi,
dan nilai-nilai yang memberi ciri, yang meliputi kesadaran tentang seperti apakah saya
atau what I am (awareness of being) dan apa yang dapat saya lakukan atau what I can
do (awareness of function), yang kemudian mempengaruhi persepsi orang tentang dunia
dan perilakunya.
• Mengenali Diri pintu masuk utama
menuju keberhasilan
• Anda adalah anda yang tiada duanya di
dunia ini
• Sebagai individu yang unik maka anda
sangat berpotensi membuat perubahan
yang spektakuler
ASPEK – ASPEK
PENGENALAN DIRI
Pengenalan diri tidak mudah, pelaku cenderung bias, ia cenderung menganggap dirinya baik.
Orang mau melihat dan mendengar yang baik-baik saja mengenai dirinya, ia tidak mau
menerima kenyataan yang buruk.
Gambaran pokok tentang aspek perilaku, sikap, dan sistem nilai wirausaha dapat
dibandingkan dengan karakteristik individual, melalui teknik mawas diri, umpan balik, dan
tanggapan kelompok masyarakat.
Individu dikenali bukan dalam isolasi, melainkan dalam komunikasi dan/ atau interaksi dengan
pihak lain di luar dirinya sendiri.
Perilaku, sikap, dan sistem nilai. Ketiga aspek ini selanjutnya digunakan oleh pemiliknya
untuk bersambung rasa, bertukar pikiran, dan bekerja sama dengan pihak lain dalam konteks
ruang interpersonal, kelompok, organisasi lingkungan usaha dan lingkungan makro, sehingga
terbentuklah kebiasaan.
Orientasi pada kebiasaan positif ini akan membuat pelaku menjadi bersemangat, antusias,
ingin berkembang, dan berhasil dalam berwirausaha
KOMPONEN KONSEP DIRI
Phlegmatics
who observed from the Sanguines
sidelines and tended to people who were outgoing,
comply to others’ demands optimistic and fun-loving
ORANG YANG MENGAMATI DARI SISI LAIN DAN ORANG YANG SUKA BEPERGIAN, OPTIMISTIK DAN
CENDERUNG MEMATUHI PERINTAH ORANG LAIN MENYENANGKAN
Presisi-Terinci Kompetitif
Terencana Menuntut
Bertanya Menentukan
Formal Kemauan Kuat
Analitis Fokus Tujuan
Hati-Hati Mengendalikan
MELANCHOLICS CHOLERICS
PHLEGMATICS SANGUINES
MELANCHOLICS CHOLERICS
PHLEGMATICS SANGUINES
Introvert Extrovert
• Percaya pada kemampuan diri • Tergantung pada orang lain
sendiri
• Kalau berhasil karena bantuan
• Sukses karena diri sendiri orang lain
• Cenderung tidak percaya • Kalau gagal cenderung
kepada kemampuan orang lain menyalahkan orang lain
• Bila gagal cenderung • Sifatnya menggantungkan diri
menyalahkan diri sendiri pada nasib
• Mudah frustasi dan cenderung • Kurang percaya pada
menyiksa diri bila gagal kemampuan diri sendiri
Thinking
Formal
Impersonal
Analytical
Detached
Informal Objective
Personal Strong-minded
Considerate Competitive
RATIONAL 0 Corret
Involved
FUNCTION Subjective, Task
the decision making Caring Systems
process
Accomodating
Harmonious
Relationships
Morale
Feeling
Specific Global
Present oriented Future oriented
IRRATIONAL
Realistic Imaginative
FUNCTIONS
Persistent the way see the Inspirational
Down-to-earth world Ideas
Practical Conceptual
Precise Generalising
Factual Abstract
Step by step Indirect
0
Sensing Intuition
TUGAS
Pengambilan
keputusan Mari kita
Kerjakan
kerjakan
sekarang juga!
dengan benar!
MELANCHOLICS CHOLERICS
BERTANYA MENYERU
PHLEGMATICS SANGUINES
Marilah kita
Kerjakan Mari
segalanya Kita kerjakan
dengan Bersama!
hati-hati!
HUBUNGAN
OBJEKTIF
Rasionalitas
Fokus Fokus
Pada Objek Pada Tugas
MELANCHOLICS CHOLERICS
ANALITIS PRAGMATIS
PHLEGMATICS SANGUINES
SUBJEKTIF
TOKOH Margaret Tracher
Napoleon Bonaparte
G.W. Bush
Albert Einstein
Hitler
Mahathir Muhamad
Sadam Husein
MELANCHOLICS CHOLERICS
PHLEGMATICS SANGUINES
Warna Energi
Diri
SENSING INTUITION
INTROVERT EXTRAVERT
FEELING
• Usia
Perubahan
• Pengalaman
Warna
• Gaya Belajar
• Pola Pikir
• Posisi dalam
pekerjaan
• Status Sosial
• Kondisi
lingkungan
Gaya Belajar Visual; didominasi
kekuatan melihat, cenderung suka
melihat gambar, peragaan,
menyaksikan video, lainnya
Gaya Belajar Auditory ; didominasi
mendengar, cenderung suka mendengar
musik audio, ceramah, kuliah, diskusi,
dll.
Gaya Belajar Kinesthetic didominasi
oleh aktivitas fisik dan keterlibatan
langsung, cenderung suka bergerak,
menyentuh dan merasakan langsung
Berpikir ke dalam,
berpikir dengan hati
(insight thingking); proses
yang menuju kearah hasil
buah pikiran, tidak selalu
jelas
• Right hemisphere
process information in non-linear ways,
looking at the whole instead of all the parts
that make it up.
Seseorang yang memiliki KEPERIBADIAN
karakter yang kuat
menunjukan integritas,
kematangan dan mentalitas
kuat
SEKIAN DAN TERIMA KASIH