Anda di halaman 1dari 79

SALINAN

BUPATI MUARO JAMBI


PROVINSI JAMBI

NOMOR 79 TAHUN 2020

TENTANG

PEDOMAN TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MUARO JAMBI,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 52


ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, menetapkan
“Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan
kegiatan pengadaan barang/jasa di Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan
Bupati/Wali Kota berpedoman pada peraturan perundang-
undangan mengenai pengadaan barang/jasa di Desa.”;

b. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Kepala


Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Tata
Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa, sehingga Peraturan
Bupati Muaro Jambi Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa di Desa perlu diubah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan
Barang/Jasa di Desa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang


Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,
Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3903), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999
tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten
Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3969);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234), sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6398);

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6321);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang


Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864);

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016


tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018


tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 611);

8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal


dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2019 tentang
Pedoman Umum Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat (Berita negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 1261);
9. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pedoman
Penyusunan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1455);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 10


Tahun 2016 tentang Produk Hukum Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 Nomor 10);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 17


Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Muaro
Jambi Tahun 2016 Nomor 17);

12. Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 37 Tahun 2016


tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa Kabupaten Muaro Jambi (Berita Daerah
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2016 Nomor 37);

13. Peraturan Bupati Muaro Nomor 22 Tahun 2018 tentang


Daftar Kewenangan Desa dan Kewenangan Berdasarkan
Hak Asal Usul di Kabupaten Muaro Jambi (Berita Daerah
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 Nomor 22);

14. Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 65 Tahun 2018


tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa di
Kabupaten Muaro Jambi (Berita Daerah Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2018 Nomor 65);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGADAAN


BARANG/JASA DI DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya
disingkat LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas
mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
3. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
4. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu Perangkat Desa sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APB
Desa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
6. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disebut RKP Desa, adalah
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun.
7. Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DPA adalah
dokumen yang memuat rincian setiap kegiatan, anggaran yang
disediakan, dan rencana penarikan dana untuk kegiatan yang akan
dilaksanakan berdasarkan kegiatan yang telah ditetapkan dalam APB
Desa.
8. Pengadaan Barang/Jasa di Desa yang selanjutnya disebut Pengadaan
adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Pemerintah Desa,
baik dilakukan melalui swakelola dan/atau penyedia barang/jasa.
9. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya disebut
Musrenbangdes adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan
Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Desa untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan
kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.
10. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi
kewenangan berdasarkan hak asal-usul, kewenangan lokal berskala Desa,
kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta kewenangan lain
yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
11. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang,
tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya
dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
12. Sekretaris Desa adalah Perangkat Desa yang berkedudukan sebagai unsur
pimpinan Sekretariat Desa yang menjalankan tugas sebagai koordinator
Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa (PPKD).
13. Kepala Urusan yang selanjutnya disebut Kaur adalah perangkat Desa yang
berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat Desa yang menjalankan
tugas Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa (PPKD).
14. Kepala Seksi yang selanjutnya disebut Kasi adalah perangkat Desa yang
berkedudukan sebagai pelaksana teknis yang menjalankan Pelaksana
Pengelolaan Keuangan Desa (PPKD).
15. Tim Pelaksana Kegiatan yang selanjutnya disingkat TPK adalah tim yang
membantu Kasi/Kaur dalam melaksanakan kegiatan pengadaan
barang/jasa yang karena sifat dan jenisnya tidak dapat dilakukan sendiri
oleh Kasi/Kaur.
16. Masyarakat adalah masyarakat Desa setempat dan/atau masyarakat desa
sekitar lainnya.
17. Penyedia Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Penyedia adalah badan
usaha atau orang perorangan yang menyediakan barang/jasa.
18. Pembelian langsung adalah metode pengadaan yang dilaksanakan dengan
cara membeli/membayar langsung kepada 1 (satu) Penyedia tanpa
permintaan penawaran tertulis yang dilakukan oleh Kasi/Kaur atau TPK.
19. Permintaan Penawaran adalah metode Pengadaan dengan
membeli/membayar langsung dengan permintaan penawaran tertulis
paling sedikit kepada 2 (dua) Penyedia yang dilakukan oleh TPK.
20. Lelang adalah metode pemilihan Penyedia untuk semua pekerjaan yang
dapat diikuti oleh semua Penyedia yang memenuhi syarat.
21. Swakelola adalah cara memperoleh barang/jasa dengan dikerjakan sendiri
oleh TPK dan/atau masyarakat setempat.
22. Kontruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran dan
pembangunan kembali suatu bangunan.
23. Non Kontruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yg meliputi
operasional, pengadaan aset, layanan jasa maupun kegiatan lainnya
diluar dari pekerjaan konstruksi.
24. Harga Perkiraan Sendiri, yang selanjutnya disingkat HPS adalah harga
barang/jasa yang dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data
yang dapat dipertanggungjawabkan.
25. Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat APIP
adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi Pemerintah.
26. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutya disingkat BUM Desa, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan dan usaha
lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
27. Pembinaan Pengadaan adalah kegiatan yang meliputi proses
pembentukan Peraturan Bupati, konsultasi dan bimbingan teknis
Pengadaan Barang/Jasa di Desa.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud diberlakukannya Peraturan Bupati ini adalah untuk memberikan


pedoman pengaturan bagi Pemerintah Desa dalam melaksanakan Pengadaan
barang/jasa yang dibiayai dengan dana APB Desa.

Pasal 3

Tujuan diberlakukannya Peraturan Bupati ini adalah agar Pengadaan


dilakukan sesuai dengan tata kelola yang baik dan sesuai dengan prinsip-
prinsip Pengadaan.

BAB III
TATA NILAI PENGADAAN

Pasal 4

Pengadaan menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:


a. efisien, berarti Pengadaan harus diusahakan dengan menggunakan dana
dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam
waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan
untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum;
b. efektif, berarti Pengadaan harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran
yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya;
c. transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan
bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh masyarakat dan
Penyedia yang berminat;
d. terbuka, berarti Pengadaan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa
yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan
prosedur yang jelas.
e. pemberdayaan masyarakat, berarti Pengadaan harus dijadikan sebagai
wahana pembelajaran bagi masyarakat untuk dapat mengelola
pembangunan desanya;
f. gotong-royong, berarti penyediaan tenaga kerja oleh masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan di desa;

g. bersaing, berarti Pengadaan harus dilakukan melalui persaingan yang sehat


di antara sebanyak mungkin Penyedia yang setara dan memenuhi
persyaratan;
h. adil, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia
dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu;
dan
i. akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait
dengan Pengadaan sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 5

Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Pengadaan harus mematuhi etika
sebagai berikut:
a. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan Pengadaan;
b. bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan informasi
yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah penyimpangan
Pengadaan;
c. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang
berakibat persaingan usaha tidak sehat;
d. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan
sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;
e. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan pihak
yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berakibat
persaingan usaha tidak sehat dalam Pengadaan;
f. menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan desa;
g. menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi;
dan
h. tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk memberi
atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa saja dari atau
kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan
Pengadaan.

BAB IV
RUANG LINGKUP PENGADAAN

Pasal 6

(1) Pengadaan merupakan pelaksanaan Kewenangan Desa yang kegiatan dan


anggarannya bersumber dari APB Desa.

(2) Kewenangan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan


berdasarkan peraturan perundang- undangan.
Pasal 7

(1) Pengadaan mengutamakan peran serta masyarakat melalui Swakelola


dengan memaksimalkan pemaanfaatan sumber daya yang ada di Desa
secara gotong-royong dengan melibatkan partisipasi masyarakat dengan
tujuan memperluas kesempatan kerja dan pemberdayaan masyarakat
setempat.

(2) Dalam hal Pengadaan tidak dapat dilakukan secara Swakelola maka
Pengadaan dapat dilakukan melalui Penyedia baik sebagian maupun
seluruhnya.

Pasal 8

Pengadaan melalui Penyedia dapat dilakukan untuk:


a. mendukung Swakelola; atau
b. kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan Swakelola.

BAB V
PARA PIHAK

Bagian Kesatu
Para Pihak Dalam Pengadaan

Pasal 9

Para pihak dalam Pengadaan terdiri dari:


a. Kepala Desa;
b. Kasi/Kaur;
c. TPK;
d. Masyarakat; dan
e. Penyedia.

Bagian Kedua
Kepala Desa

Pasal 10

Tugas Kepala Desa dalam Pengadaan adalah:


a. menetapkan TPK hasil Musrenbangdes dengan Keputusan Kepala Desa;
b. mengumumkan Perencanaan Pengadaan yang ada di dalam RKP Desa
sebelum dimulainya proses Pengadaan pada tahun anggaran berjalan; dan
c. menyelesaikan perselisihan antara Kasi/Kaur dengan TPK, dalam hal terjadi
perbedaan pendapat.
Bagian Ketiga
Kepala Seksi/Kepala Urusan

Pasal 11

(1) Kasi/Kaur mengelola Pengadaan untuk kegiatan sesuai bidang tugasnya.

(2) Tugas Kasi/Kaur dalam mengelola Pengadaan:


a. menetapkan dokumen persiapan Pengadaan;
b. menyampaikan dokumen persiapan Pengadaan kepada TPK;
c. melakukan Pengadaan dalam kegiatan yang ditetapkan melalui
Musrenbangdes;
d. menandatangani bukti transaksi Pengadaan;
e. mengendalikan pelaksanaan Pengadaan;
f. menerima hasil Pengadaan;
g. melaporkan pengelolaan Pengadaan sesuai bidang tugasnya kepada
Kepala Desa; dan
h. menyerahkan hasil Pengadaan pada kegiatan sesuai bidang tugasnya
kepada Kepala Desa dengan berita acara penyerahan.

(3) Kasi/Kaur dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani


surat perjanjian dengan Penyedia apabila anggaran belum tersedia atau
anggaran yang tersedia tidak mencukupi.

(4) Kaur Keuangan tidak boleh menjabat sebagai pengelola Pengadaan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Bagian Keempat
Tim Pelaksana Kegiatan

Pasal 12

(1) TPK terdiri dari unsur:


a. Kepala Dusun;
b. Lembaga Kemasyarakatan Desa; dan
c. Masyarakat.

(2) TPK ditetapkan dengan jumlah personil minimal 3 (tiga) orang dan dapat
ditambah sepanjang berjumlah gasal dengan mempertimbangkan
kompleksitas Pengadaan.

(3) Organisasi TPK terdiri atas :


a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Anggota.

(4) Tugas TPK dalam Pengadaan adalah :


a. melaksanakan Swakelola;
b. menyusun dokumen Lelang;
c. mengumumkan dan melaksanakan Lelang untuk Pengadaan melalui
Penyedia;
d. memilih dan menetapkan Penyedia;
e. memeriksa dan melaporkan hasil Pengadaan kepada Kasi/Kaur; dan
f. mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan.
(5) Khusus untuk pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan secara Swakelola
ditunjuk penanggung jawab teknis pekerjaan dari anggota TPK yang mampu
dan memahami teknis kegiatan/pekerjaan konstruksi.

(6) Anggota TPK yang mampu dan memahami teknis kegiatan/pekerjaan


konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) mampu menjelaskan
metoda pelaksanaan pekerjaan kontruksi kepada pekerja atau masyarakat.

(7) Dalam menjelaskan metode pelaksanaan pekerjaan kontruksi sebagaimana


dimaksud pada ayat (8), TPK difasilitasi oleh Pendamping Profesional/Kader
Teknis atau Kasi/Kaur selaku Pelaksana Kegiatan Anggaran yang
dituangkan dalam berita acara.

(8) TPK dapat diberikan honorarium sesuai dengan standarisasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Bagian Kelima
Masyarakat

Pasal 13

Peran serta masyarakat dalam Pengadaan sebagai berikut, namun tidak


terbatas pada :
a. berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan Swakelola; dan
b. berperan aktif dalam pengawasan terhadap pelaksanaan Pengadaan.

Bagian Keenam
Penyedia

Pasal 14

(1) Penyedia di Desa memenuhi persyaratan sebagai berikut :


a. memiliki tempat/lokasi usaha, kecuali untuk tukang batu, tukang kayu,
dan sejenisnya;
b. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam Pengadaan;
c. memiliki kemampuan untuk menyediakan barang/jasa yang
dibutuhkan; dan
d. khusus untuk pekerjaan konstruksi, mampu menyediakan tenaga ahli
dan/atau peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

(2) BUM Desa yang memiliki unit usaha dalam bidang pengadaan barang dan
jasa dapat menjadi Penyedia dengan memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

BAB VI
PERENCANAAN PENGADAAN

Pasal 15

(1) Perencanaan Pengadaan dilakukan pada saat penyusunan RKP Desa.

(2) Perencanaan Pengadaan sesuai dengan RKP Desa meliputi :


a. jenis kegiatan;
b. lokasi;
c. volume;
d. biaya;
e. sasaran;
f. waktu pelaksanaan kegiatan;
g. pelaksana kegiatan anggaran;
h. tim yang melaksanakan kegiatan; dan
i. rincian satuan harga untuk kegiatan pengadaan yang akan dilakukan.

(3) Hasil Perencanaan Pengadaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam Berita Acara hasil Musrenbangdes pada saat
penyusunan RKP Desa.

(4) Perencanaan Pengadaan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana


Kegiatan dan Anggaran Desa dan Rencana Kerja Kegiatan Desa.

Pasal 16

(1) Hasil perencanaan Pengadaan yang ada di dalam RKP Desa diumumkan
oleh Kepala Desa melalui media informasi yang mudah diakses oleh
Masyarakat, sekurang-kurangnya pada papan pengumuman Desa.

(2) Pengumuman perencanaan Pengadaan paling sedikit memuat :


a. Nama Kegiatan;
b. Nilai Pengadaan;
c. Jenis Pengadaan;
d. Keluaran/Output (terdiri dari volume dan satuan);
e. Nama TPK;
f. Lokasi; dan
g. Waktu Pelaksanaan.

BAB VII
PERSIAPAN PENGADAAN

Bagian Kesatu
Persiapan Pengadaan secara Swakelola

Pasal 17

(1) Kasi/Kaur menyusun dokumen persiapan Pengadaan secara Swakelola


berdasarkan DPA yang terdiri dari:
a. jadwal pelaksanaan kegiatan;
b. rencana penggunaan tenaga kerja, kebutuhan bahan dan peralatan;
c. gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
d. spesifikasi teknis dan peralatan (apabila diperlukan); dan
e. RAB Pengadaan.

(2) RAB Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e disusun oleh
Kasi/Kaur menjelang dilaksanakannya kegiatan Swakelola.

(3) Khusus untuk pekerjaan konstruksi, dokumen persiapan Pengadaan melalui


Swakelola berupa :
a. gambar rencana kerja;
b. jadwal pelaksanaan kegiatan;
c. spesifikasi teknis;
d. RAB Pengadaan dan Analisa Harga Satuan; dan
e. rencana penggunaan tenaga kerja, kebutuhan bahan, dan peralatan.
(4) Kasi/Kaur menyusun dan menetapkan RAB Pengadaan yang dihitung
dengan menggunakan harga pasar.

(5) Harga pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (4) memprioritaskan harga
pasar di Desa setempat.

(6) Kasi/Kaur dapat menggunakan harga pasar di Desa sekitar lainnya, apabila
barang/jasa yang dibutuhkan tidak ada di desa setempat.

(7) Dalam hal terdapat perbedaan RAB Pengadaan dengan RAB pada DPA,
sepanjang tidak melebihi nilai pagu rincian objek belanja, pengadaan dapat
dilanjutkan dengan terlebih dahulu melakukan revisi RAB pada DPA.

(8) Dalam hal terdapat perbedaan RAB Pengadaan dengan RAB pada DPA yang
melebihi nilai pagu rincian objek belanja, pengadaan tidak dapat dilanjutkan
dan Kasi/Kaur melapor kepada Kepala Desa.

(9) Kasi/Kaur menyampaikan dokumen persiapan Pengadaan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) atau ayat (3) kepada TPK untuk dilakukan
Pengadaan melalui Swakelola.

Bagian Kedua
Persiapan Pengadaan melalui Penyedia

Pasal 18

(1) Kasi/Kaur menyusun dokumen persiapan Pengadaan secara Swakelola


berdasarkan DPA yang terdiri dari :
a. waktu pelaksanaan pekerjaan;
b. gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
c. Kerangka Acuan Kerja (KAK)/spesifikasi teknis (apabila
diperlukan)/daftar kuantitas dan harga (apabila diperlukan);
d. HPS; dan
e. rancangan surat perjanjian.

(2) HPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d ditetapkan oleh
Kasi/Kaur menjelang dilaksanakannya kegiatan pengadaan melalui
Penyedia dengan merujuk pada harga pasar.

(3) Harga pasar diperoleh dengan cara mencari informasi tentang harga
barang/jasa di Desa setempat dan/atau desa sekitar lainnya, menjelang
dilaksanakannya pemilihan Penyedia.

(4) Kasi/Kaur dapat menggunakan harga pasar di Desa sekitar lainnya,


apabila barang/jasa yang dibutuhkan tidak ada di desa setempat.

(5) Kasi/Kaur menentukan harga pasar dengan memperhatikan kondisi


sebagai berikut :
a. dalam hal hanya terdapat 1 (satu) Penyedia, maka harga pasar adalah
harga yang ditawarkan Penyedia tersebut.
b. dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Penyedia, maka harga pasar
adalah :
1) harga yang paling banyak ditemukan; atau
2) harga yang paling rendah jika tidak ada harga sebagaimana
dimaksud pada angka 1).
(6) Kasi/Kaur menyusun dan menetapkan HPS yang dihitung dengan cara :
a. menggunakan harga pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (3);
b. memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai; dan
c. memperhitungkan biaya angkut jika barang yang diadakan tersebut
harus diangkut ke suatu tempat yang memerlukan biaya angkut.

(7) Dalam hal terdapat perbedaan HPS dengan RAB pada DPA, sepanjang
tidak melebihi nilai pagu rincian objek belanja, pengadaan dapat
dilanjutkan dengan terlebih dahulu melakukan revisi RAB pada DPA.

(8) Dalam hal terdapat perbedaan HPS dengan RAB pada DPA yang melebihi
nilai pagu rincian objek belanja, pengadaan tidak dapat dilanjutkan dan
Kasi/Kaur melapor kepada Kepala Desa.

(9) Rancangan surat perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e
digunakan apabila bukti transaksi Pengadaan tidak cukup/tidak dapat
menggunakan bukti transaksi struk, nota dan kuitansi.

(10) Kasi/Kaur menyampaikan dokumen persiapan Pengadaan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) kepada TPK untuk dilakukan Pengadaan.

BAB VIII
PELAKSANAAN PENGADAAN

Bagian Kesatu
Pengadaan Melalui Swakelola

Pasal 19

(1) Swakelola dilaksanakan berdasarkan dokumen persiapan Pengadaan yang


disusun oleh Kasi/Kaur sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 ayat (1)
atau ayat (2).

(2) Swakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh :


a. TPK; atau
b. TPK dengan melibatkan masyarakat.

(3) Pelaksanaan Swakelola dilakukan dengan panduan antara lain sebagai


berikut:
a. TPK melakukan rapat pembahasan yang menghasilkan catatan hasil
pembahasan.
b. Apabila diperlukan, TPK menentukan narasumber/tenaga kerja
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Narasumber dapat berasal dari masyarakat Desa setempat,
organisasi perangkat daerah kabupaten dan/atau pendamping
profrsional dan/atau tenaga profesional; dan/atau
2) Tenaga kerja diutamakan berasal dari masyarakat Desa setempat.
c. TPK menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan beserta
dokumentasi kegiatan.
d. Dalam melaksanakan kegiatan swakelola, TPK memanfaatkan
sarana/prasarana/peralatan/material/bahan yang tercatat/dikuasai
Desa.
(4) Dalam melaksanakan kegiatan swakelola, TPK memanfaatkan
sarana/prasarana/peralatan/material/bahan yang tercatat/dikuasai
Desa. Dalam hal pelaksanaan Swakelola membutuhkan sarana
prasarana/peralatan/material/bahan yang tidak dimiliki/dikuasai Desa
maka TPK melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia.

(5) Kasi/Kaur melaksanakan tugas pengendalian pelaksanaan kegiatan


Swakelola meliputi :
a. kemajuan pelaksanaan kegiatan; dan/atau
b. penggunaan narasumber/tenaga kerja, sarana prasarana/peralatan
dan material/bahan.

(6) Berdasarkan hasil pengendalian, Kasi/Kaur melakukan evaluasi


Swakelola.

(7) Apabila dalam hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
ditemukan ketidaksesuaian, Kasi/Kaur meminta TPK untuk
melaksanakan perbaikan target dan realisasi pelaksanaan pekerjaan.

(8) Hasil kegiatan dari Pengadaan melalui Swakelola diumumkan melalui


media informasi yang mudah diakses oleh Masyarakat, sekurang-
kurangnya pada papan pengumuman Desa.

(9) Untuk pekerjaan konstruksi selain diumumkan pada papan pengumuman


Desa, pengumuman hasil pengadannya dilakukan di lokasi pekerjaan.

(10) Pengumuman hasil kegiatan Pengadaan secara Swakelola meliputi :


a. Nama Kegiatan;
b. Nilai Pengadaan;
c. Keluaran/Output (terdiri dari volume dan satuan);
d. Nama TPK;
e. Lokasi; dan
f. Waktu Pelaksanaan (tanggal mulai dan tanggal selesai).

Bagian Kedua
Pengadaan Melalui Penyedia

Pasal 20

(1) Pengadaan melalui Penyedia dilakukan dengan cara :


a. Pembelian Langsung;
b. Permintaan Penawaran; dan
c. Lelang.

(2) Pelaksanaan Pengadaan melalui Penyedia dilakukan:


a. berdasarkan dokumen persiapan Pengadaan yang disusun oleh
Kasi/Kaur sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 ayat (1).
b. untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa dalam rangka mendukung
pelaksanaan Swakelola maupun memenuhi kebutuhan barang/jasa
secara langsung di Desa.
c. mengutamakan Penyedia dari Desa setempat dengan
mempertimbangkan prinsip Pengadaan.

(3) Dalam hal Pengadaan melalui Penyedia dengan cara Lelang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, TPK menyusun dokumen Lelang.
(4) Dokumen Lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mencantumkan
antara lain :
a. ruang lingkup pekerjaan dalam bentuk Kerangka Acuan Kerja (KAK);
b. Daftar Kuantitas dan Harga;
c. spesifikasi teknis (apabila diperlukan);
d. gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
e. waktu pelaksanaan pekerjaan;
f. persyaratan administrasi;
g. rancangan surat perjanjian; dan
h. nilai total HPS.

(5) Persyaratan administrasi untuk Penyedia sebagaimana dimaksud pada


ayat (4) huruf g berupa surat pernyataan kebenaran usaha.

(6) Khusus untuk Pengadaan seperti kendaraan bermotor, genset, traktor dan
Pengadaan dengan metode Lelang, persyaratan administrasinya berupa
izin usaha dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Paragraf 1
Pembelian Langsung

Pasal 21

(1) Pembelian Langsung dilaksanakan untuk Pengadaan sampai dengan Rp.


50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

(2) Pembelian Langsung dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut:


a. Kasi/Kaur/TPK membeli barang/jasa kepada satu Penyedia;
b. Kasi/Kaur/TPK melakukan negosiasi (tawar-menawar) dengan
Penyedia untuk memperoleh harga yang lebih murah; dan
c. Transaksi dituangkan dalam bentuk bukti pembelian atas nama
Kasi/Kaur sebagai pelaksana kegiatan anggaran.

(3) Pelaksanaan Pengadaan dengan metode Pembelian Langsung dapat


dilakukan kepada Penyedia yang sama dalam jangka waktu 2 (dua) tahun
anggaran berturut-turut.

(4) Setelah jangka waktu 2 (dua) tahun anggaran, Kasi/Kaur/TPK melakukan


Pembelian Langsung kepada Penyedia lain di Desa setempat atau sekitar.

(5) Apabila tidak terdapat Penyedia lain yang mampu menyediakan


barang/jasa maka Kasi/Kaur/TPK dapat melakukan Pembelian Langsung
kepada Penyedia yang sama.

Paragraf 2
Permintaan Penawaran

Pasal 22

(1) Permintaan Penawaran dilaksanakan untuk Pengadaan sampai dengan


Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

(2) Permintaan Penawaran dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut:


a. TPK meminta penawaran secara tertulis dari minimal 2 (dua) Penyedia.
b. Dalam hal di Desa setempat hanya terdapat 1 (satu) Penyedia,
Permintaan Penawaran dapat dilakukan kepada 1 (satu) Penyedia
tersebut.
c. Pemintaan penawaran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dilampiri persyaratan teknis berupa:
1) Kerangka Acuan Kerja (KAK);
2) rincian barang/jasa;
3) volume;
4) spesifikasi teknis (apabila diperlukan);
5) gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
6) waktu pelaksanaan pekerjaan); dan
7) formulir surat pernyataan kebenaran usaha.
d. Penyedia menyampaikan surat penawaran sebagaimana dimaksud
dalam dokumen lelang pada Pasal 22 ayat (4) dan harga disertai surat
pernyataan kebenaran usaha;
e. TPK mengevaluasi penawaran Penyedia;
f. Penawaran Penyedia dinyatakan lulus apabila memenuhi persyaratan
teknis dan harga;
g. Dalam hal Penyedia yang lulus lebih dari 1 (satu), maka TPK
menetapkan Penyedia dengan harga penawaran terendah sebagai
pemenang untuk melaksanakan pekerjaan;
h. Dalam hal ada lebih dari 1 (satu) Penyedia menawar dengan harga yang
sama, maka TPK melakukan negosiasi (tawar-menawar) dengan setiap
Penyedia untuk memperoleh harga yang lebih murah;
i. Dalam hal hanya 1 (satu) Penyedia yang lulus, maka TPK melakukan
negosiasi (tawar-menawar) dengan Penyedia untuk memperoleh harga
yang lebih murah;
j. Hasil negosiasi harga (tawar-menawar) sebagaimana dimaksud pada
huruf f dan huruf g, dituangkan dalam Berita Acara Hasil Negosiasi;
k. Transaksi dituangkan dalam bentuk bukti pembelian atau surat
perjanjian antara Kasi/Kaur sebagai pelaksana kegiatan anggaran
dengan Penyedia; dan
l. Dalam hal di Desa setempat hanya terdapat 1 (satu) Penyedia,
Permintaan Penawaran dapat dilakukan kepada 1 (satu) Penyedia
tersebut.

Paragraf 3
Lelang

Pasal 23

(1) Lelang dilaksanakan untuk Pengadaan di atas Rp. 200.000.000,00 (dua


ratus juta rupiah).

(2) Lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kegiatan untuk
memperoleh barang/jasa pada rincian objek belanja yang merupakan
bagian dari paket kegiatan.

(3) Lelang dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut :


a. pengumuman Lelang;
b. pendaftaran dan pengambilan Dokumen Lelang;
c. pemasukan Dokumen Penawaran;
d. evaluasi penawaran;
e. Negosiasi; dan
f. penetapan pemenang.

(4) Mekanisme pengumuman Lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


huruf a dilakukan dengan cara:
a. TPK mengumumkan Pengadaan dan meminta Penyedia menyampaikan
penawaran tertulis.
b. Pengumuman dilakukan melalui media informasi yang mudah diakses
oleh masyarakat, sekurang- kurangnya di papan pengumuman desa.
Pengumuman Pengadaan sekurang-kurangnya berisi :
1) Nama paket pekerjaan;
2) nama TPK;
3) lokasi pekerjaan;
4) ruang lingkup pekerjaan;
5) nilai total HPS;
6) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan; dan
7) jadwal proses Lelang.
c. Bersamaan dengan pengumuman Pengadaan, TPK dapat mengirimkan
undangan tertulis kepada Penyedia untuk mengikuti Lelang.

(5) Mekanisme pendaftaran dan pengambilan Dokumen Lelang sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan dengan cara:
a. Penyedia mendaftar kepada TPK untuk mengikuti Lelang; dan
b. TPK memberikan dokumen Lelang kepada Penyedia yang mendaftar.

(6) Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Lelang sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) huruf c dilakukan Penyedia dengan menyampaikan
penawaran tertulis yang berisi dokumen administrasi serta penawaran
teknis dan harga kepada TPK.

(7) Evaluasi Penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d


dilaksanakan oleh TPK dengan melakukan evaluasi dokumen administrasi
serta penawaran teknis dan harga.

(8) Negosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e dilakukan dengan
memperhatikan kondisi sebagai berikut:
a. Apabila terdapat hanya 1 (satu) Penyedia yang lulus, maka TPK
melakukan negosiasi (tawar-menawar) yang dituangkan dalam Berita
Acara Hasil Negosiasi; atau
b. Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) Penyedia yang lulus menawar
dengan harga yang sama, maka TPK melakukan negosiasi (tawar-
menawar) dengan setiap Penyedia untuk memperoleh harga yang lebih
murah yang dituangkan dalam Berita Acara Hasil Negosiasi.

(9) Penetapan Pemenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f


dilakukan oleh TPK kepada Penyedia yang memiliki harga penawaran
terendah.

(10) Transaksi dituangkan dalam bentuk surat perjanjian antara Kasi/Kaur


sebagai pelaksana kegiatan anggaran dengan Penyedia.

Paragraf 4
Pengendalian

Pasal 24

(1) Kasi/Kaur melakukan pengendalian pelaksanaan perkerjaan yang


tercantum dalam bukti transaksi.
(2) Dalam hal terjadi perbedaan antara target dalam pelaksanaan dengan
bukti transaksi maka Kasi/Kaur memerintahkan Penyedia untuk
melaksanakan perbaikan target dan realisasi pelaksanaan pekerjaan.

(3) Apabila Penyedia tidak mampu mencapai target yang ditetapkan maka
Kasi/Kaur dapat memberi sanksi kepada Penyedia sebagaimana
tercantum dalam bukti transaksi.

Bagian Ketiga
Bukti Transaksi

Pasal 25

(1) Bukti transaksi Pengadaan terdiri atas:


a. bukti pembelian; dan
b. surat perjanjian.

(2) Bukti pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat
berupa setruk, nota dan kuitansi.

(3) Bukti pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digunakan
untuk Pengadaan dengan metode Pembelian Langsung atau Permintaan
Penawaran.

Bagian Keempat
Perubahan Surat Perjanjian

Pasal 26

(1) Perubahan Surat Perjanjian dilakukan dalam hal:


a. terjadi keadaan kahar; atau
b. terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK.
(2) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Kasi/Kaur bersama
Penyedia melakukan perubahan surat perjanjian yang meliputi
perubahan :
a. spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi lapangan;
b. volume; dan/atau
c. jadwal pelaksanaan.

(3) Dalam hal perubahan surat perjanjian memerlukan perubahan anggaran,


Kasi/Kaur dapat melakukan perubahan surat perjanjian setelah dilakukan
penyesuaian dokumen anggaran.

(4) Penyesuaian dokumen anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait
pengelolaan keuangan desa.

(5) Perubahan Surat Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan Kasi/Kaur dengan persetujuan oleh Kepala Desa.
Bagian Kelima
Pengumuman
Pasal 27
(1) TPK mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan melalui Penyedia di
media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat, sekurang-
kurangnya pada papan pengumuman Desa.
(2) Pengumuman kepada masyarakat, hasil Pengadaan melalui Penyedia
dengan metode Permintaan Penawaran dan Lelang meliputi:
a. Nama Kegiatan;
b. Nama Penyedia;
c. Nilai Pengadaan;
d. Keluaran/Output (terdiri dari volume dan satuan);
e. Lokasi; dan
f. Waktu penyelesaian pekerjaan (tanggal mulai dan tanggal selesai).
BAB IX
PEMBAYARAN PRESTASI KERJA
Pasal 28
(1) Pembayaran atas prestasi pekerjaan diberikan kepada penyedia
Barang/Jasa setelah pekerjaan selesai sesuai ketentuan perjanjian.
(2) Pembayaran atas prestasi pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diberikan kepada penyedia Barang/Jasa setelah TPK melakukan
pemeriksaan yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan
Barang/Jasa dan Berita Acara serah Terima Barang/Jasa.
Pasal 29
Sekretaris Desa memfasilitasi seluruh tahapan pengadaan dan memverifikasi
dokumen pengadaan sebagai syarat permintaan pembayaran yang diajukan
oleh Kasi/Kaur sebagai pembayaran prestasi kerja sesuai ketentuan
perundang-undangan.
BAB X
KEADAAN KAHAR
Pasal 30
(1) Keadaan kahar merupakan salah satu keadaan yang terjadi di luar
kehendak para pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga
kewajiban yang ditentukan dalam Surat Perjanjian menjadi tidak dapat
dipenuhi.
(2) Keadaan kahar dalam Surat Perjanjian Pengadaan Barang/Jasa di Desa
meliputi:
a. bencana alam;
b. bencana sosial; dan/atau
c. kebakaran.
(3) Dalam hal terjadi keadaan kahar, penyedia Barang/Jasa memberitahukan
tentang terjadinya keadaan kahar kepada TPK secara tertulis dalam waktu
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak terjadinya keadaan kahar,
dengan menyertakan salinan asli pernyataan kahar yang dikeluarkan oleh
pihak/instansi yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Hal-hal merugikan dalam Pengadaan Barang/Jasa yang disebabkan oleh
perbuatan atau kelalaian pihak penyedia Barang tidak termasuk kategori
keadaan kahar.
(5) Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan terjadinya keadaan
kahar tidak dikenakan sanksi.

(6) Setelah terjadinya keadaan kahar, para pihak dapat melakukan


kesepakatan kembali, dan selanjutnya dituangkan dalam perubahan Surat
Perjanjian Kerja.

BAB XI
PEMUTUSAN SURAT PERJANJIAN

Pasal 31

(1) Kasi/Kaur secara sepihak dapat melakukan pemutusan Surat Perjanjian


Kerja apabila:
a. waktu keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia
Barang/Jasa sudah melampaui 15 (lima belas) hari kalender; dan
b. penyedia barang/jasa lalai/cidera janji dalam melaksanakan
kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu
yang telah ditetapkan oleh Kasi/Kaur.

(2) Apabila penyedia Barang/Jasa terbukti melakukan Korupsi Kolusi


Nepotisme, kecurangan dan/ atau pemalsuan dalam proses Pengadaan
yang diputuskan oleh instansi yang berwenang.

BAB XII
SANKSI

Pasal 32

(1) Penyedia Barang/Jasa dapat diberikan sanksi jika terbukti melakukan


dengan sengaja perbuatan atau tindakan sebagai berikut :
a. berusaha mempengaruhi Kasi/Kaur, TPK atau pihak lain yang
berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak
langsung guna memenuhi keinginannya yang bertentangan dengan
ketentuan prosedur yang telah ditetapkan dalam Dokumen Perjanjian
Kerja, dan/ atau ketentuan peraturan perundang-udangan yang
berlaku;
b. melakukan persekongkolan dengan penyedia Barang/Jasa lain untuk
mengatur Harga Penawaran di luar prosedur pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa, sehingga mengurangi/ menghambat, memperkecil
dan/atau meniadakan persaingan yang sehat dan/ atau merugikan
orang lain;
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain
yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan Pengadaan
Barang/Jasa;
d. mengundurkan diri dari pelaksanaan Perjanjian Kerja dengan alasan
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan/atau tidak dapat diterima
oleh Kasi/Kaur; dan/atau
e. tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian
Kerja.

(2) Perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi berupa:
a. sanksi administratif, berupa peringatan/teguran tertulis;
b. gugatan secara perdata; dan/atau
c. pelaporan secara pidana kepada pihak yang berwenang.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c,
dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.

(4) Apabila ditemukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan


Penyedia Barang/Jasa, dikenakan sanksi pembatalan sebagai calon
pemenang.

(5) Apabila terjadi pelanggaran dan/atau kecurangan dalam proses Pengadaan


Barang/Jasa, maka Kasi/Kaur/TPK dikenakan:
a. sanksi administrasi;
b. tuntutan ganti rugi; dan/atau
c. sanksi pidana.

(6) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a berupa
teguran/peringatan tertulis dan apabila terjadi pelanggaran dan/atau
kecurangan yang dilakukan dengan sengaja oleh Kasi/Kaur/TPK dalam
proses Pengadaan Barang/Jasa di Desa, maka dapat diberhentikan sebagai
Kasi/Kaur/TPK.

(7) Tuntutan ganti rugi dan sanksi pidana kepada Kasi/Kaur/TPK


sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b dan huruf c dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB XIII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 33

(1) Dalam hal terjadi perselisihan antara para pihak dalam Pengadaan, para
pihak terlebih dahulu menyelesaikan perselisihan tersebut melalui
musyawarah untuk mufakat.

(2) Dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak mencapai mufakat, maka penyelesaian perselisihan dilakukan melalui
musyawarah yang dipimpin oleh Kepala Desa.

(3) Dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan (2) tidak tercapai, penyelesaian perselisihan tersebut dapat dilakukan
melalui Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak Pengadaan atau
pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XIV
PELAPORAN DAN SERAH TERIMA

Pasal 34

(1) TPK melaporkan kepada Kasi/Kaur :


a. kemajuan pelaksanaan Pengadaan; dan
b. pelaksanaan Pengadaan yang telah selesai 100% (seratus persen).

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan dokumen
pendukungnya.
(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
Kasi/Kaur menerima hasil kegiatan Pengadaan :
a. melalui Swakelola dari TPK dengan menandatangani Berita Acara Serah
Terima (BAST); atau
b. melalui Penyedia dengan menandatangani BAST.

(4) Kasi/Kaur menyerahkan hasil kegiatan dari Pengadaan sesuai bidang


tugasnya kepada Kepala Desa dengan berita acara penyerahan.

(5) Kasi/Kaur melakukan pengarsipan dokumen terkait Pengadaan yang telah


dilaksanakan.

(6) Dokumen terkait Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat
(5) harus disimpan dan dapat diakses oleh pihak yang memiliki kewenangan
untuk melakukan pengawasan.

BAB XV
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

Pasal 35

(1) Pemerintah Kabupaten membina dan mengawasi pelaksanaan pengadaan


barang dan jasa di Desa.

(2) Pembinaan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan oleh perangkat daerah yang membidangi urusan Pemerintahan
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa bersama Camat.

(3) Dalam melaksanakan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),


perangkat daerah yang membidangi urusan Pemerintahan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa melibatkan Unit Kerja Pengadaan Barang
dan Jasa Kabupaten serta dapat berkonsultasi kepada LKPP.

Pasal 36

(1) Pengawasan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36


dilakukan oleh APIP.

(2) APIP melakukan pengawasan rutin terhadap pengadaan barang dan jasa di
Desa terintegrasi dengan pengawasan pengelolaan keuangan desa.

Pasal 37

Pengadaan dapat dilakukan secara elektronik.

Pasal 38

Pedoman tahapan dan format dokumen Pengadaan di Desa tercantum dalam


Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.
BAB XVI
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 39

Pengadaan sebagaimana diatur dalam peraturan ini tidak termasuk pengadaan


tanah untuk keperluan Desa.

BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 40

(1) Pengadaan Barang dan Jasa di Desa yang saat ini masih berjalan
berdasarkan Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 04 Tahun 2015 tentang
Pedoman dan Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa di Desa tetap berlaku
sampai dengan Tahun Anggaran 2020.

(2) Penerapan Pengadaan Barang dan Jasa sebagaimana dimaksud pada


Peraturan Bupati ini mulai berlaku dalam Pengadaan Barang dan Jasa
Tahun 2021.

BAB XVIII
PENUTUP

Pasal 41

Pada saat Peraturan Bupati ini berlaku, Peraturan Bupati Nomor 04 Tahun
2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa di Desa,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Muaro
Jambi.

Ditetapkan di Sengeti
pada tanggal Desember 2020

BUPATI MUARO JAMBI,

ttd

MASNAH

Ditetapkan di Sengeti
pada tanggal Desember 2020

Pj. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI,

ttd

JANGNING

BERITA DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2020 NOMOR 79


LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI MUARO JAMBI
NOMOR : TAHUN 2020
TANGGAL : 2020

PEDOMAN TAHAPAN DAN DOKUMEN


PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

A. Latar Belakang

Pengadaan Barang/Jasa merupakan bagian dari pengelolaan


keuangan Desa, dengan demikian perlu keselarasan antara tata kelola
keuangan desa dengan tata kelola Pengadaan Barang/jasa yang dibiayai
dengan APB Desa agar dapat mendukung tercapainya hasil pengadaan yang
sesuai dengan prinsip efisien, efektif, transparan, pemberdayaan
masyarakat, gotong-royong, dan akuntabel seta disesuaikan dengan kondisi
sosial budaya masyarakat setempat. Selain itu, tata kelola pengadaan juga
harus selaras dengan tata kelola pemerintahan desa khususnya pengelolaan
keuangan Desa, sehingga hasilnya dapat mendukung pembangunan Desa
dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Desa.
Dengan diundangkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan Kepala
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun
2019 Tentang Pedoman Penyusunan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di
Desa, perlu dilakukan penyesuaian aturan terkait Pengelolaan Keuangan
Desa khususnya Pengadaan Barang dan jasa di Desa dengan Peraturan
Bupati tentang pedoman tata cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa sebagai
acuan bagi Desa tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/ Jasa di
Desa mendukung aturan pengelolaan keuangan desa yang telah ditetapkan
sebelumnya.

B. Prinsip Pengadaan

Pengadaan menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:


1. efisien, berarti Pengadaan harus diusahakan dengan menggunakan dana
dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam
waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan
untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum;
2. efektif, berarti Pengadaan harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran
yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya;
3. transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai
Pengadaan bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh
masyarakat dan Penyedia yang berminat;
4. terbuka, berarti Pengadaan dapat diikuti oleh semua Penyedia
Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan
ketentuan dan prosedur yang jelas;
5. pemberdayaan masyarakat, berarti Pengadaan harus dijadikan sebagai
wahana pembelajaran bagi masyarakat untuk dapat mengelola
pembangunan desanya;
6. gotong-royong, berarti penyediaan tenaga kerja oleh masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan di desa;
7. bersaing, berarti Pengadaan harus dilakukan melalui persaingan yang
sehat di antara sebanyak mungkin Penyedia yang setara dan memenuhi
persyaratan;
8. adil, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon
Penyedia dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak
tertentu; dan akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan
ketentuan yang terkait dengan Pengadaan sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.

C. Maksud Dan Tujuan

Maksud dan Tujuan diberlakukannya Peraturan Bupati ini adalah :


1. Untuk memberikan pedoman bagi Pemerintah Desa dalam melaksanakan
Pengadaan yang pembiayaannya bersumber dari APB Desa;
2. Desa memahami tahapan pengadaan dan dokumen pendukung yang
disiapkan.
3. Agar pengadaan dilakukan sesuai dengan tata kelola yang baik dan sesuai
dengan prinsip-prinsip pengadaan seiring sejalan dengan tata kelola
keuangan Desa.
D. TAHAPAN DAN DOKUMEN PENGADAAN BARANG DAN JASA DI DESA

1. Perencanaan Pengadaan

Tahapan
No. Dokumen Yang Dipersiapkan Keterangan
Pengadaan
I. Perencanaan 1. RKP Desa a. jenis kegiatan;
Pengadaan b. lokasi;
c. volume;
d. biaya;
e. sasaran;
f. waktu
pelaksanaan
kegiatan;
g. pelaksana
kegiatan
anggaran;
h. tim yang
melaksanakan
kegiatan; dan
i. rincian satuan
harga untuk
kegiatan
pengadaan yang
akan dilakukan.
2. Keputusan Kepala Desa
tentang Pengangkatan TPK
3. Pengumuman Perencanaan a. Nama Kegiatan;
Pengadaan b. Nilai Pengadaan;
c. Jenis Pengadaan;
d. Keluaran/Output
(terdiri dari
volume dan
satuan);
e. Nama TPK;
f. Lokasi; dan
g. Waktu
Pelaksanaan.

2. Persiapan Pengadaan
a. Persiapan Pengadaan secara swakelola
Tahapan
Dokumen Yang Dipersiapkan
Pengadaan
Persiapan 1. DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran)
Pengadaan 2. Gambar rencana kerja.
Secara 3. Jadwal pelaksanaan kegiatan.
Swakelola 4. Spesifikasi Bahan/teknis.
5. RAB Pengadaan dan Analisa Harga Satuan.
6. Rencana penggunaan tenaga kerja, kebutuhan
bahan, dan peralatan.
7. Berita Acara penjelasan metode pelaksanaan
pekerjaan/uji trial
b. Persiapan Pengadaan melalui Penyedia
TAHAPAN
DOKUMEN YANG DIPERSIAPKAN
PENGADAAN
Persiapan 1. DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran)
Pengadaan Melalui 2. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
Penyedia
3. Gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK)/spesifikasi teknis
(apabila diperlukan)
5. Daftar kuantitas dan harga (apabila diperlukan);

6. Harga Perkiraan Sendiri (HPS);


7. Rancangan surat perjanjian

3. Pelaksanaan Pengadaan
a. Metode Pembelian Langsung

TAHAPAN DOKUMEN YANG


KETERANGAN
PENGADAAN DIPERSIAPKAN
Metode Pembelian 1. Harga Perkiraan
Langsung Sendiri (HPS);
2. Bukti Pembelian bukti pembelian (contoh:
setruk, nota, kuitansi);

b. Metode Permintaan Penawaran

TAHAPAN DOKUMEN YANG


KETERANGAN
PENGADAAN DIPERSIAPKAN
Metode Permintaan 1. Harga Perkiraan
Penawaran Sendiri (HPS);
2. Form Penawaran a) persyaratan teknis
Tertulis dengan (Kerangka
lampiran Acuan Kerja (KAK)
b) rincian barang/jasa,
volume
c) spesifikasi teknis
d) gambar rencana kerja
(apabila
diperlukan)
e) waktu pelaksanaan
pekerjaan)
f) formulir surat
pernyataan kebenaran
usaha
3. Berita Acara Hasil
Negosiasi
4. Bukti Pembelian bukti pembelian (contoh:
setruk, nota, kuitansi);
c. Metode Lelang
TAHAPAN DOKUMEN YANG
KETERANGAN
PENGADAAN DIPERSIAPKAN
Metode Lelang 1. Harga Perkiraan
Sendiri (HPS);
2. Pengumuman Lelang
3. Undangan Tertulis ke
Penyedia
4. Form Penawaran a) persyaratan teknis
Tertulis dengan (Kerangka
lampiran Acuan Kerja (KAK)
b) rincian barang/jasa,
volume
c) spesifikasi teknis
d) gambar rencana kerja
(apabiladiperlukan)
e) waktu pelaksanaan
pekerjaan)
f) formulir surat
pernyataan kebenaran
usaha
g) Persyaratan
administrasi yang
disepakati
5. Berita Acara Hasil
Negosiasi
6. Form Pengumuman
Pemenang Lelang
7. Surat Perjanjian

4. Pelaporan dan Serah Terima

TAHAPAN
DOKUMEN YANG DIPERSIAPKAN
PENGADAAN
Pelaporan dan Serah 1. Laporan Kemajuan pelaksanaan pengadaan
Terima
2. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
E. DAFTAR FORMAT DOKUMEN SURAT PENGADAAN BARANG/JASA DI
DESA

NO CONTOH FORMAT FORM.

1. Ceklis Dokumen 1
2. Keputusan Kepala Desa tentang Pengangkatan TPK 2
3. Pengumuman Perencanaan Pengadaan 3
4. Gambar Rencana/Pelaksanaan Kerja 4
5. RAB Pengadaan dan Analisa Harga Satuan (SNI) 5
6. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja, Kebutuhan Bahan dan 6
Peralatan
7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 7
8. Daftar Kuantitas dan Harga 8
9. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) 9
10. Spesifikasi Bahan/Teknis 10
11. Berita Acara penjelasan metode pelaksanaan pekerjaan/uji 11
trial
12. Form Penawaran Tertulis 12
13. Kerangka Acuan Kerja 13
14. Pengumuman Lelang 14
15. Undangan Tertulis ke Penyedia 15
16. Berita Acara Penjelasan Lelang 16
17. Lampiran Jadwal Pengadaan Barang dan Jasa 17
18. Daftar Hadir 18
19. Berita Acara Negosiasi 19
20. Lampiran Berita Acara Negosiasi 20
21. Surat Perjanjian 21
22. Surat Pernyataan Kebenaran Usaha 22
23. Pengumuman Hasil Pengadaan/Pemenang Pengadaan 23
24. Laporan Kemajuan Pekerjaan 24
25. Berita Acara Serah Terima 25
Form. 1
CHECK LIST DOKUMEN PENGADAAN
Kegiatan :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :

Tahapan Ada (√)/Tidak Ada


No. Dokumen Yang Dipersiapkan Keterangan
Pengadaan (X)
I. Persiapan 1. RKP Desa a. jenis kegiatan; b. lokasi; c. volume; d.
Pengadaan biaya; e. sasaran; f. waktu pelaksanaan
kegiatan; g. pelaksana kegiatan anggaran;
h. tim yang melaksanakan kegiatan; dan i.
rincian satuan harga untuk kegiatan
pengadaan yang akan dilakukan.

2. Pengumuman Perencanaan 1) Nama Kegiatan;


Pengadaan 2) Nilai Pengadaan;
3) Jenis Pengadaan;
4) Keluaran/Output (terdiri dari volume
dan satuan);
5) Nama TPK;
6) Lokasi; dan
II. Persiapan 1. DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran)
Pengadaan
Secara Swakelola 2. Gambar rencana kerja;
3. Jadwal pelaksanaan kegiatan;

4. Spesifikasi Bahan/teknis
5. RAB Pengadaan dan Analisa
Harga Satuan;
6. Rencana penggunaan tenaga
kerja, kebutuhan bahan, dan
peralatan
III. Persiapan 1. DPA (Dokumen Pelaksanaan
Pengadaan Anggaran)
Melalui Penyedia 2. Waktu pelaksanaan pekerjaan

3. Gambar rencana kerja (apabila


diperlukan);
4. Kerangka Acuan Kerja
(KAK)/spesifikasi teknis (apabila
diperlukan)
5. Daftar kuantitas dan harga
(apabila diperlukan);
6. Harga Perkiraan Sendiri (HPS);

7. Rancangan surat perjanjian


IV. Pelaksanaan
Pengadaan
a. Metode 1. Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
Pembelian
Langsung
2. Bukti Pembelian bukti pembelian (contoh: setruk, nota,
kuitansi);
b. Metode 1. Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
Permintaan
Penawaran
2. Form Penawaran Tertulis persyaratan teknis (Kerangka
dengan lampiran Acuan Kerja (KAK)
rincian barang/jasa, volume
spesifikasi teknis
Penawaran
2. Form Penawaran Tertulis
dengan lampiran

gambar rencana kerja (apabila


diperlukan)
waktu pelaksanaan
pekerjaan)
formulir surat
pernyataan kebenaran usaha
3. Berita Acara Hasil Negosiasi
4. Bukti Pembelian bukti pembelian (contoh: setruk, nota,
kuitansi);
c. Metode Lelang 1. Harga Perkiraan Sendiri (HPS);

2. Pengumuman Lelang
3. Undangan Tertulis ke Penyedia

4. Form Penawaran Tertulis persyaratan teknis (Kerangka


dengan lampiran Acuan Kerja (KAK)
rincian barang/jasa, volume
spesifikasi teknis
gambar rencana kerja (apabila
diperlukan)
waktu pelaksanaan
pekerjaan)
formulir surat
pernyataan kebenaran usaha

Persyaratan administrasi yang disepakati


Berita Acara Hasil Negosiasi
Form Pengumuman Pemenang
Lelang
Surat Perjanjian
V. Pelaporan dan Laporan Kemajuan pelaksanaan
Serah Terima pengadaan
Berita Acara Serah Terima

SEKRETARIS DESA ...........,

..............................................
FORM. 2 CONTOH KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PEMBENTUKAN TIM
PELAKSANA KEGIATAN

KEPALA DESA .........


KABUPATEN MUARO JAMBI

KEPUTUSAN KEPALA DESA ..........


NOMOR ...... TAHUN 2020

TENTANG

PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA KEGIATAN


PADA KEGIATAN ......... DESA .........
TAHUN ......

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA .........,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 huruf a


Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor ...... Tahun 2020
tentang Pedoman Pengadaam Barang/Jasa di Desa Dalam
Kabupaten Muaro Jambi, menetapkan, “Tugas Kepala
Desa dalam Pengadaan adalah menetapkan TPK hasil
Musrenbangdes dengan Keputusan Kepala Desa.”;

b. Bahwa untuk memenuhi sebagaimana dimaksud huruf a,


perlu penetapan Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan
(TPK) pada Kegiatan ....... Desa ....... Tahun ...... dengan
Keputusan Kepala Desa ......;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang


Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,
Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3903), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999
tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten
Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3969);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah
diubah beberapa kali dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6321);

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018


tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);

5. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pedoman
Penyusunan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1455);

6. Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 65 Tahun 2018


tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa di
Kabupaten Muaro Jambi (Berita Daerah Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2018 Nomor 65);

7. Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor ..... Tahun 2020


tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa di Desa dalam
Kabupaten Muaro Jambi (Berita Daerah Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2019 Nomor ......);

8. Peraturan Desa ...... Nomor ...... Tahun 20...... tentang


Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun 20......
(Lembaran Desa Berembang Tahun 20..... Nomor ......);

9. Peraturan Kepala Desa ....... Tahun 20..... tentang


Penjabaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun 2020
(Berita Desa ...... Tahun ...... Nomor ......);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Membentuk Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) pada Kegiatan…….
Desa……… Kecamatan…… Kabupaten Muaro Jambi dengan
susunan keanggotaan TPK sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan satu kesatuan bagian tidak
terpisahkan dari keputusan ini.

KEDUA : Tugas Tim Pelaksana Kegiatan dalam Pengadaan adalah :


a. melaksanakan Swakelola;
b. menyusun dokumen Lelang;
c. mengumumkan dan melaksanakan Lelang untuk
Pengadaan melalui Penyedia;
d. memilih dan menetapkan Penyedia;
e. memeriksa dan melaporkan hasil Pengadaan kepada
Kasi/Kaur; dan
f. mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan.

KETIGA : Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana DIKTUM KESATU, Tim


Pelaksana Kegiatan wajib berkoordinasi dan melibatkan
Pelaksana Kegiatan Anggaran.

KEEMPAT : Tim Pelaksana Kegiatan dalam melaksanakan tugas diberikan


honorarium yang bersumber pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa ....... dengan besaran sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari keputusan ini.

KELIMA : Keputusan Kepala Desa ini mulai berlaku terhitung sejak


tanggal ditetapkan dan berlaku untuk Tahun Anggaran 2020.

Ditetapkan di ......
pada tanggal .................. 2020

KEPALA DESA ......,

NAMA
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA DESA ......
NOMOR : TAHUN 20xx
TANGGAL : 20xx

SUSUNAN PERSONALIA TIM PELAKSANA KEGIATAN


PADA KEGIATAN ..............
TAHUN 2020

BESARAN
No. NAMA UNSUR JABATAN HONORARIUM
(Rp)
1 2 3 4 5
Kepala
1. Ketua
Dusun/LKD/Masyarakat
Kepala
2. Sekretaris
Dusun/LKD/Masyarakat
Kepala
3. Anggota
Dusun/LKD/Masyarakat
dst

Ditetapkan di
pada tanggal 2020

KEPALA DESA ...........,

NAMA
CONTOH

Form. 3
PENGUMUMAN PERENCANAAN PENGADAAN

Dalam rangka pengadaan barang/jasa di Desa ............, kami akan melaksanakan pekerjaan yang tersusun didalam DPA sebagai berikut:

Keluaran/
Nama Kegiatan Nilai Pengadaan Jenis Out Put Pelaksana Lokasi Waktu
Pengadaan volume Satuan Pelaksanaan
............. Rp. …………………… Swakelola ............ ......... Kasi/Kaur..... atau Desa..../ Mulai
TPK terdiri dari : Dusun .. tanggal
/Penyedia
Ketua ....... .../..../20..
Sekretaris .... sampai
Anggota ..... dengan
tanggal
..../..../20...
............. Rp. …………………… Swakelola ............ ......... Kasi/Kaur..... atau Desa..../ Mulai
TPK terdiri dari : Dusun .. tanggal
/Penyedia
Ketua ....... .../..../20..
Sekretaris .... sampai
Anggota ..... dengan
tanggal
..../..../20...
dst

Mengetahui
Kepala Desa ................. Sekretaris Desa ……………….

(Cap dan tanda tangan)

................................... ...................................
(nama lengkap) (nama lengkap)
CONTOH
GAMBAR RENCANA PRASARANA

Kabupaten : .................
Kecamatan : .................
Desa : .................
Jenis Prasarana : .................
Lokasi Kegiatan : .................
Gam bar

..................................

Digambar
Pelaksana Kegiatan /
Kader Teknik

............................

Diperiksa dan Disetujui


Dinas/ Instansi Terkait dan atau
Tenaga Profesional

..........................
Diketahui
Kepala Desa ........

..............................
No. Lbr. : 1
Jml. Lbr. :
FORM. 5a. CONTOH RENCANA ANGGARAN BIAYA

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)


Desa : No RAB :
Kecamatan : Bidang :
Kabupaten : Kegiatan :
Provinsi : Volume :
Tahun Anggaran :
Sumber Dana :
Lokasi Kegiatan :

Harga
Jumlah Total
URAIAN Volume Satuan Satuan Jumlah
Rp
Rp
a b c d e=bxd f
1. BAHAN
1,1
1,2
1,3
1,4
1,5
1,6
1,7
1,8
1,9
2
2,1

Sub Total 1) - -
2. ALAT
2,1
2,2
2,3
2,4
2,5
2,6
2,7

Sub Total 2) - -
3. UPAH
3,1
3,2

Sub Total 3 ) - -
Jumlah Biaya Kontruksi ( 1+2+3) - -
4. BIAYA OPERASIONAL

Biaya Operasional - -
Total Biaya - -

............... , ......................... 2020


Mengetahui :
Kepala Desa .............. Tim Penyusun RKPDes
1. Ketua ...............
[tanda tangan]
2. Sekretaris ...............
............................
[nama lengkap] 3. Anggota ...............
FORM. 5b. CONTOH ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP)
PERHITUNGAN VOLUME BAHAN & UPAH KERJA
BERDASARKAN SATUAN ANALISA PEKERJAAN
Peraturan Menteri PUPR No. 28 Tahun 2016 (SNI yang berlaku)

Kabupaten : Muaro Jambi Jenis Prasarana :


Kecamatan : Volume : M'
Desa/Kel :

Volume
Volume Harga Satuan
No Uraian Pekerjaan Satuan Indeks Bahan & Pembulatan Jumlah (Rp.) Ket.
Pekerjaan (Rp.)
Upah
a b c d e f=dxe g h i=gxh j
1 PEK. MEMBERSIHKAN DAN MERATAKAN LAPANGAN
Upah
Pekerja OH 0,1000

2 PEK. PEMASANGAN BOUPLANK


Bahan
Kayu kelas III M3 0,0120
Paku biasa 2"-5" Kg 0,0200
Kayu papan kelas III M3 0,0070

Upah
Pekerja OH 0,0500
Tukang OH 0,0500

3 PEK. PONDASI
a. Galian Pondasi
Upah
Pekerja OH 0,3750

b. Pasir Urug Bawah Pondasi


Bahan
Pasir Urug M3 1,2000
Volume
Volume Harga Satuan
No Uraian Pekerjaan Satuan Indeks Bahan & Pembulatan Jumlah (Rp.) Ket.
Pekerjaan (Rp.)
Upah
a b c d e f=dxe g h i=gxh j

Upah
Pekerja OH 0,1500

c. Pondasi Batu Bata adk 1:3


Bahan
Batu bata Bh 600,000
Semen Pc 50 kg Zak 3,1820
Pasir Pasang M3 0,3780

Upah
Pekerja OH 3,0000
Tukang OH 1,0000

PEK. BETON adk 1:2:3


Bahan
Semen Pc 50 kg Zak 6,5200
Pasir beton M3 0,5428
Kerikil M3 0,7622

Upah
Pekerja OH 1,6500
Tukang OH 0,2750

PEK. BESI
Bahan
Besi Ø10 Btg 1,0500
Besi Ø6 Btg 1,0500
Kawat beton Kg 0,0150

Upah
Volume
Volume Harga Satuan
No Uraian Pekerjaan Satuan Indeks Bahan & Pembulatan Jumlah (Rp.) Ket.
Pekerjaan (Rp.)
Upah
a b c d e f=dxe g h i=gxh j
Pekerja OH 0,0070
Tukang OH 0,0070

PEK. DINDING BATA adk 1:4


Bahan
Bata Merah Bh 70,000
Semen PC Zak 0,5310
Pasir pasang M3 0,0930

Upah
Pekerja OH 0,6000
Tukang OH 0,2000

PEK. PLESTERAN
Bahan
Semen PC Zak 0,2045
Pasir Pasang M3 0,0200

Upah
Pekerja OH 0,2000
Tukang OH 0,1000

PEK. ATAP
a. Rangka Atap Baja Ringan
Bahan
Canal Baja Ringan M' 1,4880
Canal Baja Ringan M' 2,2320
Reng M' 3,6000
Baut Bh 14,0000

Upah
Volume
Volume Harga Satuan
No Uraian Pekerjaan Satuan Indeks Bahan & Pembulatan Jumlah (Rp.) Ket.
Pekerjaan (Rp.)
Upah
a b c d e f=dxe g h i=gxh j
Pekerja OH 0,2000
Tukang OH 0,4500

b. Atap spandek
Bahan
Atap Spandek Lbr 1,1000
Paku Skrup Bh 6,0000

Upah
Pekerja OH 0,0200
Tukang OH 0,0800

PEK. PLAFOND
a. Rangka Hollow 20/40
Bahan
Besi Hollow M' 4,4000
Paku Skrup Kg 0,2500

Upah
Pekerja OH 0,0100
Tukang OH 0,3000

b. Pasang Langit Gypsum Board


Bahan
Gypsum Lbr 0,3640
Paku sekrup Kg 0,1100

Upah
Pekerja OH 0,1000
Tukang OH 0,0500
Volume
Volume Harga Satuan
No Uraian Pekerjaan Satuan Indeks Bahan & Pembulatan Jumlah (Rp.) Ket.
Pekerjaan (Rp.)
Upah
a b c d e f=dxe g h i=gxh j
PEK. LANTAI
a. Urugan Tanah Bawah Lantai
Bahan
Tanah M3 1,2500

Upah
Pekerja OH 0,5000

b. Urugan Pasir Bawah Lantai


Bahan
Pasir Urug M3 1,2000

Upah
Pekerja OH 0,3000

c. Cor Lantai Adk 1:3:5


Bahan
Semen portland Zak 4,3600
Pasir beton M3 0,5200
Kerikil M3 0,8700

Upah
Pekerja OH 1,6500
Tukang OH 0,2500

d. Pas. Lantai Keramik


Bahan
Keramik 40 x 40 Cm Bh 1,0500
Semen portland Zak 0,1960
Pasir pasang M3 0,0450
Semen warna Kg 0,6500
Volume
Volume Harga Satuan
No Uraian Pekerjaan Satuan Indeks Bahan & Pembulatan Jumlah (Rp.) Ket.
Pekerjaan (Rp.)
Upah
a b c d e f=dxe g h i=gxh j

Upah
Pekerja OH 0,2500
Tukang OH 0,1250

PEK. KUZEN DAN DAUN


Bahan
Kuzen M' 1,0000
Daun Pintu Unit 1,0000
Daun Jendela Unit 1,0000
Ventilasi Jadi Unit 1,0000
Kunci Pintu Unit 1,0000
Engsel Pintu Unit 1,0000
Engsel Jendela Unit 1,0000
Grendel Unit 1,0000
Hak Angin Unit 1,0000

PEK. PENGECATAN
a. Cat Tembok
Bahan
Plamir Kg 0,1000
Cat dasar Kg 0,1000
Cat penutup 2x Kg 0,2600

Upah
Pekerja OH 0,0200
Tukang OH 0,0630

b. Cat Kayu
Bahan
Cat meni Kg 0,2000
Volume
Volume Harga Satuan
No Uraian Pekerjaan Satuan Indeks Bahan & Pembulatan Jumlah (Rp.) Ket.
Pekerjaan (Rp.)
Upah
a b c d e f=dxe g h i=gxh j
Dempul Kg 0,1500
Cat Dasar Kg 0,1700
Cat penutup Kg 0,2600

Upah
Pekerja OH 0,0700
Tukang OH 0,0090

PEK. PERLENGKAPAN
Bahan
a. Lampu Downlight Buah 1,0000
b. Sarang Lampu Buah 1,0000
b. Lampu Buah 1,0000
c. Titik Api Titik 1,0000

-
-33-

FORM 6a.
CONTOH PENDATAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA
PENDATAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA
Tahun : …………………
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA KERJA
WAKTU
Orang
PELAKSANAAN
No. JENIS KEGIATAN VOLUME SATUAN Tenaga
KEGIATAN Mandor Tukang Pekerja Jumlah
Khusus
(Hari) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang)
(Orang)
a b c d e f g h i j = f+g+h+i

Desa …………………, tanggal …., …., ….


Mengetahui, Pelaksana Kegiatan ………………………..
Kepala Desa Ketua

( ……………………………………………… ) ( …………………………………………………… )
-37-

FORM 6b.
CONTOH PENDATAAN KEBUTUHAN MATERIAL/BAHAN
DAFTAR
KEBUTUHAN MATERIAL/ BAHAN
Tahun :

Desa : Kabupaten/Kota :
Kecamatan : Provinsi :

JUMLAH VOLUME
JENIS KEGIATAN &
SPESIFIKASI TEKNIS VOLUME Dari
No. Nama Barang/ bahan SAT Dari luar CARA PENGADAAN
MINIMAL KEBUTUHAN dalam
yang dibutuhkan Desa
Desa
I JENIS KEGIATAN - I :
1
2
3
4

II JENIS KEGIATAN-II
1
2
3
4

III JENIS KEGIATAN-III


1
2
3
4

IV ……………………………
1
2
3
4

Keterangan :
Desa………………………, tanggal….,………,…………..
Mengetahui,
Kepala Desa Pelaksana Kegiatan ………………………..

Ketua

(……………………………... ) ( ………………………………….)
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
CONTOH

PEKERJAAN :

KABUPATEN : MUARO JAMBI

KECAMATAN :

DESA :

LOKASI :

TAHUN ANGGARAN :

Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


No Uraian Pekerjaan Harga (Rp) Bobot (%) Bulan Pertama Minggu Ke- Bulan Kedua Minggu Ke- Bulan Ketiga Minggu Ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I PEKERJAAN PEMBERSIHAN LOKASI 2.000.000 3,33 3,33

II PEKERJAAN PEMASANGAN BOWPLANK 5.000.000 8,33 0,83 0,83 0,83 0,83 0,83 0,83 0,83 0,83 0,83 0,83

III PEKERJAAN COR BETON 48.000.000 80,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00

IV PEKERJAAN LAIN - LAIN 5.000.000 8,33 4,17 4,17

Jumlah

Rencana Fisik Mingguan 3,33 0,83 8,83 8,83 8,83 8,83 8,83 8,83 8,83 8,83 13,00 12,17

Rencana Kumulatif Mingguan 3,33 4,17 13,00 21,83 30,67 39,50 48,33 57,17 66,00 74,83 87,83 100,00
60.000.000 100,00
60.000.000

Mengetahui DiBuat Oleh


Kepala Desa ………………. PKAD

……………………………………… ………………………………………
Form.8 CONTOH

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Kegiatan :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten : Muaro Jambi
Provinsi : Jambi

Harga
Jumlah Total Spesifikasi
URAIAN Volume Satuan Satuan Jumlah
Rp Bahan/Merk
Rp
a b c d e=bxd f g
1. BAHAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
dst.
Sub Total 1) - -
2. ALAT
1
2
3
4
5
6
dst.

Sub Total 2) - -
3. UPAH
1
2
3
4
dst.
Sub Total 3 ) - -
Jumlah Biaya Kontruksi ( 1+2+3) - -
4. BIAYA OPERASIONAL
1
2
3
4
dst.

Biaya Operasional - -
Total Biaya - -

............... , ......................... 20.......

TPK
1. Ketua ...............

2. Sekretaris ...............

3. Anggota ...............
Form.9 CONTOH

Contoh RAB berdasarkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Melalui Penyedia

BIDANG :
SUB.BIDANG :
KEGIATAN :
LOKASI :
THN. ANGGARAN :

No Uraian Kebutuhan Volume Satuan Harga Jumlah Spesifikasi


Satuan Harga (Rp) Bahan/Merk
(Termasuk
PPN/PPh)
(Rp)
I Pengadaan
Material
1. Semen Padang PCC 50 kg
Kasar/halus
2. Pasir
Jagung
3. Kerikil 2/3 atau ¾
4. Batu Split Full Kstxy
5. Besi
6. Dst.

Sub Jumlah
II Pengadaan/Sewa
Peralatan
1. Ember
2. Kuas
3. Molen Ukuran 0,3 m3
4. Stamper
5. Excavator PC 200
6. Dst...
Sub Jumlah
III Upah
1. Mandor
2. Kepala Tukang
3. Tukang
4. Pekerja
5. Dst
Sub Jumlah
Jumlah (I+II+III)
Jumlah Total
Dibulatkan
Terbilang “

Mengetahui Dibuat Oleh


Kepala Desa ................. Kasi/Kaur

(Cap dan tanda tangan)

................................... ...................................
(nama lengkap) (nama lengkap)
Note :
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah proses mengembangkan perkiraan dari biaya
yang dikalkulasikan secara keahlian sebagai acuan dalam melakukan evaluasi
penawaran yang dibentuk berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta untuk
mencapai tujuan pengadaan barang/jasa.

Prosedur Penyusunan HPS Untuk


Pekerjaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

✓ HPS Konstruksi dibuat berdasar EE (engineering estimate) atau AHS (analisa


harga satuan) yang disusun oleh Pengelola Keuangan Anggaran Desa (PKAD)
✓ EE/AHS dengan diteliti oleh PKAD untuk ditetapkan sebagai HPS, PKAD meneliti :
• Melihat kualitas yang diinginkan (spesifikasi bahan, lokasi dan waktu),
sehingga metoda pelaksanaan bisa berbeda
• Meneliti harga yang dicantumkan sudah sampai dilokasi kegiatan
• Meneliti kewajaran harga satuan pekerjaan berdasar harga pasar didesa atau
sekitar/update harga 28 hari
• Meneliti penggunaan koefisien SNI di analisa harga satuan
• Meneliti penggunaan koefisien diluar SNI di analisa harga satuan
• Meneliti uraian kegiatan dan perhitungan di EE
• Meneliti total HPS dengan pagu anggaran.
Form. 10
CONTOH

SPESIFIKASI TEKNIS
1. Uraian Umum
Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama -sama dengan gambar-
gambar, yang keduanya secara bersama menguraikan pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Penjelasan Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh
peralatan dan material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi yang
dilakukan oleh PKAD kepada TPK Pengadaan yang harus di tandatangani bersama,
sebagai bukti kesepakatan jenis pekerjaan dan spek material yang telah di sepakati.
Dengan mempertimbangkan material lokal, spesifikasi untuk pekerjaan yang harus
dilaksanakan dan material yang harus dipakai, harus diterapkan baik pada bagian
dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian -bagian lain dari pekerjaan
dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

Kegiatan : ..........................................................................................
Pekerjaan : ..........................................................................................
Lokasi : ..........................................................................................
Volume : ..........................................................................................

2. Persyaratan Teknik Bahan


• Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik tidak
cacat sesuai dengan spesifikasi yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang dapat
mengganggu kualitas maupun penampilan.
• Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara
pengambilan contoh menurut standar yang disetujui PKAD dan TPK. Contoh-contoh
tersebut harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai
pada pelaksanaan pekerjaan.
• Contoh-contoh yang telah disetujui PKAD dan TPK harus disimpan terpisah dan tidak
tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.
Penawaran Penyedia Jasa harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk
pengujian material.
• Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-
material dari jenis atau merk tertentu, maka Penyedia Jasa harus meminta petunjuk
PKAD dan TPK untuk menentukan jenis atau merk material yang baik dan
diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia Jasa
dapat mengganti dengan produk atau merk lain yang sekurang-kurangnya
mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas yang ditentukan oleh PKAD dan TPK.
• Bahan/material dan komponen jadi keluaran pabrik, dalam pelaksanaannya harus
dibawah pengawasan/supervisi PKAD dan TPK yang ditunjuk dan dibantu oleh Kader
Teknik Desa. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh
PKAD dan TPK. Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada PKAD
dan TPK Pekerjaan.
• Bila dianggap perlu, PKAD dan TPK Pekerjaan berhak memerintahkan kepada
Penyedia Jasa untuk membuat komponen jadi (mock up) pada detail-detail hubungan
tertentu yang harus diperlihatkan kepada PKAD dan TPK Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan di uji sesuai
dengan standard yang berlaku baik pada pembuatan, maupun pada pelaksanaan
dilapangan oleh Penyedia Jasa.
No. Bahan Material Merk Penjelasan
• Kualitas semen harus baik,
1. Semen PC Padang/holcim/baturaja
tidak lebih dari 3 (tiga) bulan
dalam penimbunan di gudang
• Semen yang digunakan adalah
semen PC.
• Disarankan agar setiap zak
semen berisi 50 Kg.
• Bila digunakan Portland
Cement (PC) yang telah
disimpan lama harus diadakan
pengujian terlebih dahulu oleh
laboratorium yang berkompeten
• Portland Cement (PC) yang
sudah membatu (menjadi
keras) tidak boleh dipakai.
• Pasir untuk pengurukan,
2. Pasir Pasir Urug/ Pasir
peninggian, dan lain-lain
Pasang/ Pasir Beton tujuan, harus dan keras atau
memenuhi syarat-syarat
pelaksanaan yang ditentukan
dalam SNI 03 -4141-1996.
Butiran-butiran harus tajam
dan keras, tidak dapat
dihancurkan dengan jari. Kadar
lumpur tidak boleh melebihi
5%. Butiran-butirannya harus
dapat melalui ayakan
berlubang 3 mm persegi. Pasir
laut tidak boleh digunakan.
• Pasir untuk adukan pasangan,
adukan plesteran dan beton
bitumen, harus memenuhi
syarat-syarat pelaksanaan yang
ditentukan dalam SNI 03 -
4141-1996. Butiran-butiran
harus tajam dan keras, tidak
dapat dihancurkan dengan jari.
Kadar lumpur tidak boleh
melebihi 5%. Butiran-
butirannya harus dapat melalui
ayakan berlubang 3 mm
persegi. Pasir laut tidak boleh
digunakan
• Pasir harus terdiri dari butir-
butir yang bersih dan terbebas
dari bahan-bahan organik,
lumpur dan sebagainya. Kadar
lulmpur tidak boleh melebihi
5%. Pasir laut tidak boleh
digunakan
• Material granular, misalnya
3. Agregat Kasar Kerikil/Batu
pasir, kerikil, batu pecah, dan
Pecah/Split kerak tungku pijar, yang
dipakai bersama-sama dengan
suatu media pengikat untuk
membentuk suatu beton atau
adukan semen hidraulik. kerikil
sebagai hasil disintegrasi 'alami'
dari batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari
industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir
antara 2/3 -1/2 cm
• Agregat kasar tidak boleh
mengandung bahan kimia yang
merusak dengan batasan
sebagai berikut : kadar zat
organik pada agregat tidak
memperlihatkan warna y ang
lebih gelap dari warna standar,
penurunan kekuatan beton
lebih dari 5 %
• Bahan agregat harus disimpan
sedemikian rupa untuk
mencegah kerusakan, atau
intrusi bahan yang
mengganggu.
• Koral Beton/Split :
• Digunakan koral yang bersih,
bermutu baik, tidak berpori
serta mempunyai gradasi
kekerasan yang baik..
• Butiran-butiran split dapat
melalui ayakan berlubang
persegi 76 mm dan tertinggal di
atas ayakan berlubang 20 mm.
• Koral/Split hitam mengkilap
keabu-abuan.
• Besi polos harus menggunakan
4. Besi Besi Polos SNI/Besi Ulir
besi yang sudah standar SNI,
SNI tidak boleh besi bekas atau besi
yang berkarat

dll

3. Persyaratan Teknik Peralatan


Berisi uraian peralatan yang dibeli atau disewa untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
berupa merk, tahun pembuatan alat dan kondisi peralatan.
4. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan dilakukan secara swakelola dengan pola Padat Karya Tunai (PKTD) yang
melibatkan 5 golongan sasaran yaitu ; Pengangguran, ½ Pengangguran, Rumah Tangga
Miskin (RTM), Keluarga yang memiliki anggota stunting dan masyarakat Desa setempat
yang memiliki keahlian dibidang pembangunan.
Penjelasan metode pelaksanaan pekerjaan secara swakelola akan dijelaskan kepada
pekerja sebelum dilaksanakan pekerjaan yang dituangkan dalam berita acara yang
dilakukan oleh TPK dan difasilitasi oleh Kader Teknik, PKAD dan Pendamping
profesional.
Pekerjaan khusus yang memerlukan keahlian khusus yang tidak bisa dilakukan
masyarakat akan dijelaskan metode pelaksanaan pekerjaan oleh si penyedia atas
persetujuan TPK, PKAD dan difasilitasi oleh Pendamping profesional yang dibuat secara
tertulis sebagai bagian dari dokumen penawaran dari penyedia.

5. Pengendalian Material dan Kualitas Pekerjaan


a. Material
Pengendalian mutu dan volume material dilakukan dengan cara melakukan
pengecekan dilapangan kesesuaian antara material yang dipersyaratkan baik merk
atau jenis yang sudah disepakati dalam perjanjian dan jumlah kebutuhan sesuai
pesanan yang dilakukan oleh TPK.
b. Kualitas Pekerjaan
Pengendalian kualitas pekerjaan dilakukan sesuai dengan arahan yang sudah
diberikan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, pengendalian ini dilakukan pada
pekerjaan-pekerjaan tertentu yang mensyaratkan adanya mutu yang sudah
ditetapkan dalam gambar rencana, misalnya untuk pekerjaan jalan rabat beton maka
adukan beton yang sudah direncanakan dengan mutu beton K175 atau secara rumus
pendekatan dengan menggunakan komposisi adukan 1:2:3. Untuk pekerjaan gedung
misalnya penggunaan jenis pondasi, konstruksi sloof, kolom, balok dan pekerjaan
beton lainnya, pekerjaan atap dan pekerjaan lainnya yang sudah direncanakan sesuai
gambar rencana.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang sudah direncanakan didalam Take Of Sheet
(TOS) harus dilaksanakan dengan mengacu kepada gambar rencana/Take Of
Sheet/Perhitungan Volume ataupun analisa. Jika diperlukan TPK bisa melaksanakan
Uji Trial dilapangan sebagai bentuk pengendalian mutu pekerjaan.
Pengendalian ini dilaksanakan oleh TPK difasilitasi oleh Kader Teknik dan PKAD.

6. Pengukuran Hasil Kerja


Pengukuran hasil kerja dilakukan dengan mengacu pada gambar rencana, baik itu
ukuran volume pekerjaan maupun item pekerjaan. Apabila ada perubahan atau
ketidaksesuaikan antara pekerjaan dengan gambar rencana maka lakukan rapat
bersama pekerja dan TPK difasilitasi oleh Kader Teknik, PKAD dan Pendamping
Profesional untuk melakukan revisi dengan meminta masukan dari PDTI/OPD Teknis.

7. Tata Cara Pembayaran


Untuk pekerjaan swakelola pembayaran pekerja dilakukan secara harian atau borongan
sesuai prestasi pekerjaan yang sudah disepakati melalui surat perjanjian kerja.
Untuk pembayaran kepada penyedia dilakukan sesuai prestasi pekerjaan yang sudah
dikerjakan yang sudah disepakati melalui surat perjanjian.
CONTOH
FORM. 11

TIM PELAKSANA KEGIATAN


KECAMATAN ..................
DESA .....................
Alamat : Desa .............. Kec ..................

BERITA ACARA
PENJELASAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN/UJI TRIAL

Pada hari ini ............ tanggal .............. bulan .............. tahun ..................,
bertempat di Balai Desa .................. Kecamatan .................., telah dilaksanakan
penjelasan metode pelaksanaan pekerjaan/Uji Trial kepada pekerja berkaitan
dengan Pekerjaan ........................................... yang didanai dari ......................
Tahun 20........... yang dihadiri oleh TPK, Perangkat Desa, Pendamping Pekerja
serta unsur terkait lainnya seperti yang tercantum dalam daftar hadir.
Setelah dilakukan penjelasan metode pelaksanaan pekerjaan/Uji
Trial, selanjutnya peserta menyepakati hal-hal sebagai berikut:
1. TPK telah menyampaikan dan menjelaskan metode pelaksanaan
pekerjaan/Uji Trial (terlampir);
2. Pekerja telah memahami dan siap melaksanakan pekerjaan yang telah
dijelaskan oleh TPK.

Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.
Perwakilan Pekerja Ketua TPK
.............................. ..............................
.............................. ..............................
(tanda tangan)
.............................. ..............................
.............................. .............................. .......................
(nama terang)
.............................. ..............................

Mengetahui,
Kepala Desa .............

(tanda tangan)

.......................
(nama terang)
FORM. 11

Contoh penjelasan metode pekerjaan ;


1. Pekerjaan Jalan
a. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi alat berat
b. Mobilisasi dan Demobilisasi alat berat sebanyak 2 unit yaitu Motor
Greder dan Vibro Roller (6-8 ton)
c. Pekerjaan pengupasan jalan dan galian parit (saluran samping kiri
dan kanan) :
• Pekerjaan pengupasan pembuangan tanah humus bahu dan
badan jalan harus sesuai dengan spesifikasi design yaitu ; lebar
jalan = 5 m, tebal kupasan = 0,15 m dan panjang jalan = 1218
m
• Pekerjaan galian parit (saluran samping kiri dan kanan) harus
sesuai dengan spesifikasi design yaitu ; lebar atas = 0,4 m ,
lebar bawah = 0,3 m , Tinggi = 0,3 m dan panjang galian = 1150
m
• Pekerjaan pengupasan bahu dan badan jalan dilakukan dengan
alat berat yaitu Motor Greder
d. Pekerjaan penimbunan jalan dan penghamparan jalan :
• Pekerjaan penimbunan jalan dengan menggunakan tanah
timbunan yang sesuai dengan spesifikasi mutu/kualitas tanah
timbunan sebanyak = 356 m3 dibeli dari luar yaitu ;

STA 0 + 560 s/d STA 0 + 578 Tebal Timbunan = 0,50 M'


STA 0 + 578 s/d STA 0 + 603 Tebal Timbunan = 1,00 M'
STA 0 + 603 s/d STA 0 + 628 Tebal Timbunan = 0,80 M'

• Pekerjaan pengadaan tanah timbunan dilakukan dengan


mendatangkan tanah dari luar lokasi kegiatan dan ditumpuk
dilokasi kegiatan sesuai dengan spek ketebalan timbunan yang
ada di design dan RAB
• Setelah tanah timbunan tersebut ditumpuk di lokasi maka
harus dihampar dengan menggunakan alat berat motor greder

e. Pekerjaan Pemadatan Tanah Timbunan :


• Pemadatan Tanah harus dilakukan sebanyak minimal 13 kali
lintasan dengan menggunakan Vibro Roller (6-8 ton) dengan
vibro dihidupkan atau kapasitasnya mencapai 8 ton
• Tanah Timbunan harus dipadatkan bertahap (ketinggian per 30
cm)

f. Pekerjaan Pengadaan Tanah Latrik :


• Tanah Latrik yang diadakan harus sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan yaitu sebanyak 674 m3\

g. Pekerjaan Penghamparan dan pembentukan bahu dan badan jalan :


• Penghamparan Tanah Latrik harus menggunakan Motor
greder/Excavator
• Tanah Latrik dihampar dalam keadaan padat setebal 15 cm dan
lebar 3 m sepanjang 1218 m

• Setelah dihampar Tanah Latrik kemudian bahu dan badan jalan


dibentuk kemiringannya dengan menggunakan sesuai dengan
FORM. 11

spesifikasi design yaitu ; kemiringan badan jalan = 2% dan


kemiringan bahu jalan = 5 % (kiri kanan) dengan menggunakan
alat Motor greder

h. Pekerjaan Pemadatan dan finishing


• Pemadatan Tanah Latrik harus dilakukan sebanyak minimal 13
kali lintasan dengan menggunakan alat berat Vibro Roller (6-8
ton)
• Kemudian dirapihkan dengan menggunakan Motor greder dan
di ikuti dengan Vibro Roller untuk membentuk badan dan bahu
jalan sesuai spesifikasi yang ada di design (membentuk
punggung sapi)

2. Pekerjaan Gedung
a) PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMBERSIHAN LAPANGAN
Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan
lokasi dari sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat
menggangu pelaksanaan pekerjaan.

b) PEKERJAAN PEMASANGAN BOUPLANK


Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada
patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat.
Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian
atasnya dari papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan
siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan
digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku
dan dicat dengan cat merahdan ditulis ukuran pada papan
bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplank
dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan
dipakukan pada patok –patok yang terlebih dahulu ditancapkan
kedalam tanah.

c) PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI


• Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan
selesai dilakukan, hal yang dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan
galian tanah pondasi. Galian tanah pondasi diperlukan untuk
perletakan pondasi plat.
• Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan
telah mendapat persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal
galian tanah harus mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar
pondasi, hal ini berfungsi untuk memungkinkan pemasangannya,
penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian harus sesuai dengan
gambar rencana.
• Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh
pengawas, karena tanah tersebut akan dipakai kembali.

d) PEKERJAAN LANTAI KERJA


FORM. 11

Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat


lantai kerja dengan campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran
beton diletakkan, dasar tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari
lantai kerja ini sekitar 5 cm, setelah lantai kerja mengeras barulah
diatasnya diletakkan pondasi Plat Setempat.

e) PEKERJAAN URUGAN PASIR


Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug,
kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan
pasir ini berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan
menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga
mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja
dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 7 cm.

f) PEKERJAAN URUGAN TANAH


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah
mengeras. Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan
untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan lapis demi
lapis baik dengan cara manual ataumenggunakan alat
stamper.b.Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan
lantai. Bagian lantai yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah
urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian
ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan
kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan
dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

g) PEKERJAAN COR BALOK SLOOF


Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat
dilakukan. Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama dengan
pelaksanaan Pondasi Plat Setempat. Bekisting dan tulangan besi
dirakit terlebih dahulu sesuai dengan gambar. Setelah itu barulah
campuran beton dituangkan, campuran beton yang digunakan sama
dengan campuran beton Pondasi yaitu mutu beton K-175.

h) PEKERJAAN COR BETON KOLOM


Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :
• Pekerjaan Pembesian. Besi yang digunakan sesuai gambar
rencana. Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan gambar.
• Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang
diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan
agar tidak mudah roboh.
• Melakukan Kontrol Kualitas ; Kontrol kualitas pertama yaitu
Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol
kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan
penempatatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang
penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja
tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop. Kontrol
Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran sesuai
adukan yang dipersyaratkan.
• Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran
selesai dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk
tetap dalam keadaan basah.
FORM. 11

i) PEKERJAAN COR BETON BALOK & RING BALOK


Proses Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Pelaksanaan pekerjaan ini sama
dengan pelaksanaan pekerjaan kolom, hanya saja dalam pengerjaan
bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ubar. Kayu ini
berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap
pada tempatnya (tidak terjadi lendutan). Kayu steger tersebut
ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm. Pelaksanaan pengecoran
balok atau ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan Pelat
lantai.

j) PEKERJAAN COR BETON PLAT LANTAI


Proses pelaksanaan pekerjaan ini yaitu :
• Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
• Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran
posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda
as bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada
lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi
kesalahan pada posisi balok.
• Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat
dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang
telah disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan
dengan mengatur ketinggian perancah (Scafolding).
• Pekerjaan Pembesian
• Pabrikasi pembesian dilakukan di tempat pabrikasi, setelah
bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan
dirangkai dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu,
setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai. Panjang
penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama.
• Leveling Pengecoran pelat lantai
• Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak
terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat
bantu leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi
siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi beton.
Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi
bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan
diukur pada level sesuai gambar desain.
• Pengecoran beton
• Pengecoran dilakukan dengan beton site mix/menggunakan mesin
molen. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok
dan pelat seluruh lantai.
• Pekerjaan curing, sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing
(Perawatan) dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.

k) PEKERJAAN ATAP
Dalam proyek ini ada Bangunan Gedung memakai rangka atap yang
terdiri dari baja Ringan yang dikerjakan setelah pekerjaan cor balok
FORM. 11

dan kolom–kolom selesai dikerjakan, rangka atap dipasang


sedemikian rupa sehingga kokoh dan rapi, agar atap penutupnya
dapat dipasang dengan baik dan sempurna, dimensi rangka baja dan
penempatannya disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar
rencana.
Atap penutup terdiri dari atap genteng metal zincalume tebal 0,35
mmdan atap spandek, setelahitudipasang juga nok atas genteng
dengan bahan yang sama dengan atap penutup, kemudiantalang
jurai dari genteng metaljuga dipasang, ukuran dimensi disesuaikan
dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana.

l) PEKERJAAN DINDING
Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan
dinding dapat segera dimulai. Sebelum dinding dipasang, batu bata
yang digunakan terlebih dahulu di rendam di dalam air sebentar.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember,
benang, sipatan, pacul, dan cetok.
Proses Pengerjaan dinding bata ringan yaitu :
• Sebelum di lakukan pemasang pekerjaan dinding dilakukan
pengukuran bangunan serta letak-letak dinding bata yang akan
dilaksanakan secara teliti dan sesuai dengan gambar.
• Di dalam satu hari, pasangan batu tidak boleh lebih tinggi dari 2,5
meter dan pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun dan
tidak tegak bergigi,untuk menghindari retak dinding dikemudian
hari.
• Pekerjaan pasangan dilaksanakan waterpas (horizontal) dengan
menggunakan benang dan tiap kali lantai diteliti kerataannya.
Pemasangan benang terhadap pasangan dibawahnya tidak boleh
lebih dari 30 cm.
• Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus
terdapat pengikatan yang sempurna.
• Untuk pasangan batu bata maupun beton ringan aerasi (hebel)
tidak dibenarkan menggunakan batu bata ataupun hebel pecahan
separuh panjang, kecuali sesuai dengan peraturannya (di sudut).
• Lapisan yang satu dengan lapisan yang diatasnya harus dipasang
secara zig-zag (berselang-seling dengan perbedaan separuh
panjang).
• Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal (kalau
ada), maka pelaksanaan harus sesuai petunjuk / peraturan yang
disyaratkan.
• Untuk dinding bata dan kolom harus diberi angkur 10 mm tiap 1
m tinggisedangkan dinding hebel diberi besistrip lebar 1”, tebal 3
mm tiap 60 cm tinggi.
• Demikian juga setiap luas dinding 12 m2 harus diberi penguat
kolom praktis dan balok. Khusus untuk dinding ruang genset,
setiap luas dinding 6 m² diberiperkuatan kolom praktis dan balok.
Semua pertemuan tegak lurus harusbenar-benar bersudut 90
derajat.
• Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata ataupun
batu hebel yang cacat atau tidak sempurna, maka wajib untuk
diganti
FORM. 11

• Rangka kayu/kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat


melanjutkan pekerjaan pasangan.
• Rangka kayu/kosen, pemasangannya harus diperkuat dengan
angkur besi berbentuk L, yang ujungnya disekrup kedalam kosen,
sedangkan ujung bengkoknya ditanamkan kedalam pasangan
dinding/kolom praktis.
• Panjang angkur terpasang tidak lebih dari 22,50 cm.Tiap-tiap
angkur dipasang dengan jarak 60 cm satu sama lainnya.
• Pekerjaan pemasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam di
dalam dinding, maka harus dibuat pahatan dengan kedalaman
yang cukup padapasangan dinding sebelum diplester. Pahatan
tersebut setelah dipasangnyapipa/alat-alat, harus ditutup dengan
adukan plesteran yang dilaksanakansecara sempurna, yang
dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruhdinding.
• Untuk lebar pahatan lebih dari 7 cm sebelum diplester harus
dipasang kawat ayam yang dipakukan pada dinding hebel, untuk
menghindari keretakan dikemudian hari.

m) PEKERJAAN PLESTERAN
Meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding / bidang
yang akan diplester,serta pelaksanaan pekerjaan pemlesteran itu
sendiri pada dinding-dinding yang akandiselesaikan dengancat,
sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan notasi
dipenyelesaian dinding. Seluruh dinding pasanganbata baik yang
terlihat ataupun tidak terlihat (pasangan batu bata biasa atau beton
ringan aerasi (hebel) diatas plafond dandinding shaft) harus tetap
diplester.

n) PEKERJAAN KERAMIK
• Pembuatan Layout / pola harus digelar untuk memungkinkan
pengaturan ubin dengan pemotongan yang minimum. Ukuran-
ukuran harus dikontrol untuk menghindari pengaturan lebih kecil
dari setengah (1/2) ukuran ubin.
• Penempatan ubin : ubin-ubin harus dipasang sesuai gambar
untuk semua lantaidan area dinding, permukaan harus lurus
danrata terhadap garis acuan yang diinginkan. Naad/siar-siar
harus saling tegak lurus.
• Penempatan ubin harus sedapat mungkin mengurangi
pemotongan ke arah pasangan terbaik. Perubahan fractional
dalam ukuran-ukuran tanpa mengganggu kesatuan hubungan
lebar masih diijinkan. Bila dibutuhkan, ubin dipotong dengan
peralatan yang sesuai dan permukaan harus dihaluskan. Ubin
yang rusak dan jelek harus diganti.
• Jangan memulai pekerjaan bila pekerjaan-pekerjaan lain masih
lalu-lalang didalam area pemasangan.

o) PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA


Meliputi penyediaan kosen-kosen, pintu-pintu/jendela kayu,
aluminium sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi
FORM. 11

ini, aksesori yang diperlukan untukpemasangan dan


kelengkapannya, penyimpanan dan perawatan, serta
pembangunannya sesuai yang telah ditunjukkan dalam gambar.

p) PEKERJAAN PLAFOND
Dalam pekerjaan ini plafond yang digunakan ada dua jenis yaitu
plafond gypsum. Dimana rangka plafond menggunakan rangka besi
hollow. Adapun cara pelaksanaan Plafond Gypsum yaitu :
• Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar
kerja. Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan dengan
pemasangan rangka atap baja ringan.
• Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku
terlebih dahulu.
• Pasang alat bantu (Scafolding), jika bisa scafolding yang
digunakan memiliki roda supaya tidak merusak keramik.
• Kemudian pasang papan gypsum sesuai dengan gambar kerja.
• Pemasangan diatur pertemuan antar papan pertigaan.

q) PEKERJAAN PENGECATAN
Pada permukaan dinding luar dan dalam, gypsum dilakukan
pekerjaan pengecatan dengan cat air dengan terlebih dahulu
membersihkan permukaan dari kotoran-kotoran, dinding-dinding
diratakan/dihaluskan dengan plamir, sebelum dicat dengan cat air
dilakukan pengecatan dengan cat dasar. Untuk bahan-bahan dari
kayu seperti : lisplank, Kozen kayu dan Pintu panel dilakukan
pengecatan dengan cat minyak, sebelum dicat permukaan bahan -
bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi alkali
kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat
dengan cat minyak.
Form 12

SURAT PENAWARAN PENGADAAN

Kepada Yth : - Tim Pengelola Kegiatan .........................................................................


Desa .........................................
Kecamatan .....................................

1. Setelah mengikuti undangan pelelangan termasuk penjelasan kepada supplier dan persyaratan umum (terlampir),
kami bermaksud mengajukan penawaran seperti yang tercantum dalam tabel ini :
Harga Total Keterangan/
No Pengadaan Material/Alat Volume
Satuan Harga Jadwal Pengiriman
1 2 3 4 5=3x4 6

Total

Total harga penawaran Rp.................................... Terbilang :...……………...................….....


......................................................................................................................……………..........
Jadwal pelaksanaan terlampir.
2. Kami akan memulai pengadaan bahan/barang tersebut pada saat menanda tangani perjanjian ini dan akan
menyerahkan bahan/barang yang disebutkan dalam perjanjian sesuai periode waktu sebagaimana disebutkan dalam
dokumen pelelangan.

3. Penawaran ini berlaku selama satu bulan.

Tanggal :
Nama Suplier :
Alamat Suplier :

Tanda Tangan
Stempel :
CONTOH
Form 13

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KOP PEMERINTAH DESA

TAHUN ANGGARAN 202…


KERANGKA ACUAN KERJA

I. Latar Belakang
Gambaran umum singkat tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan, lokasi
pekerjaan, permasalahan terkait dengan kebutuhan barang yang akan
diadakan

II. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Maksud pekerjaan/ pengadaan barang ……………………..
b. Tujuan
Tujuan pekerjaan/pengadaan barang…………………………..

III. Target/Sasaran
Target/ sasaran yang ingin dicapai dalam pengadaan barang
yaitu……………………………………………..

IV. Sumber Dana dan Perkiraan Biaya


Sumber dana pekerjaan ini adalah DD/ADD/DBH sebagaimana telah
tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
Desa………Kecamatan……….Kabupaten Muaro Jambi Tahun Anggaran
2020.

Besaran biaya yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah sebesar


Rpxxx.000.000,00 (xxx Juta Rupiah).

V. Ruang Lingkup Pekerjaan


Adapun ruang lingkup pekerjaannya meliputi:
Form 13

1. Pekerjaan Persiapan, meliputi pekerjaan …………………;


2. Pekerjaan …………….., meliputi ………………
3. Dst
(sesuai kebutuhan)

VI. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan/pengadaan barang (kapan barang
yang dimaksud harus sudah ada dilokasi /diserahterimakan)
:……..………hari/ bulan, terhitung sejak (SPMK/Nota Pesanan)

VII. Spesifikasi Teknis


Spesifikasi teknis pekerjaan kosntruksi meliputi :
• Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan;
• Ketentuan penggunaan peralatan yang diperlukan ;
• Ketentuan penggunaan tenaga kerja;
• Metode kerja/ prosedur pelaksanaan pekerjaan;
• Ketentuan gambar kerja;
• Ketentuan perhitungan prestasi pekerjaan untuk pembayaran;
• Dll yang diperlukan

VIII. Penutup
Hal-hal yang berkaitan dengan syarat-syarat teknis konstruksi dan bahan
bangunan yang belum diatur dalam Kerangka Acuan Kerja ini akan diatur
lebih lanjut melalui musyawarah di Desa.

Mengetahui Pelaksana Anggaran


Kepala Desa…. Desa…………………..

(………………………………)
(……………………………)
CONTOH
Form 14

PENGUMUMAN

Dalam rangka pengadaan barang/jasa di Desa ............, kami akan


melaksanakan pekerjaan sebagai berikut:
a. Paket Pekerjaan : ...................................................
b. Tahun anggaran : ...................................................
c. Nama TPK : ...................................................
d. Lokasi : Dusun ........ Desa ....................
e. Ruang Lingkup Pekerjaan : ...................................................
f. Nilai Total HPS : Rp. .........................,- (terbilang)
g. Waktu Pelaksanaan : ............................. hari kalender

JADWAL PROSES LELANG


No. Uraian Tanggal Pukul Tempat
1 Persiapan Balai desa

2 aanwijzing/ Balai desa


Penjelasan
3 Penerimaan Balai desa
dokumen
penawaran
4 Pembukaan Balai desa
dokumen
penawaran
5 Evaluasi Balai desa
penawaran dan
Kelengkapan
dokumen
6 Penetapan Balai desa
Pemenang
7 Surat Perjanjian/ Balai desa
Surat Perintah
Kerja

............., ..............20....

Mengetahui
Kepala Desa ................. Tim Pelaksana Kegiatan

(Cap dan tanda tangan)


1. Ketua .......................
................................... 2. Sekretaris ......................
(nama lengkap)
3. Anggota .......................
CONTOH
Form 15

TIM PELAKSANA KEGIATAN


DESA .............. KECAMATAN ..................
Alamat: Desa ............... Kecamatan .............. Kabupaten Muaro Jambi

..............., ................20..
Nomor : 005/ /20.. Kepada Yth:
Lamp : Toko/CV .......................
Perihal : Undangan Penjelasan Umum
di-
Tempat

Dalam rangka pengadaan barang/jasa di Desa .........TA 20..., kami


akan melaksanakan pekerjaan sebagai berikut:
a. Paket pekerjaan : ......................
b. Nilai total RAB : Rp. .................,- (..........................)
c. Sumber pendanaan : APBDes (.......) TA 20....
Sehubungan dengan hal tersebut mohon kehadiran Saudara besok pada:
Hari : ............
Tanggal : .................. 20....
Pukul : .......... WIB
Tempat : Balai Desa ............... Kec ...................
Keperluan : Penjelasan umum tentang pengadaan barang/ jasa

Demikian untuk menjadikan maklum, atas kerjasamanya


disampaikan terima kasih.

Ketua TPK

(tanda tangan)

.......................
(nama terang)
CONTOH
Form 16

TIM PELAKSANA KEGIATAN


KECAMATAN ..................
DESA .....................
Alamat : Desa .............. Kec ..................

BERITA ACARA PENJELASAN UMUM

Pada hari ini ............ tanggal .............. bulan .............. tahun ..................,
bertempat di Balai Desa .................. Kecamatan .................., telah dilaksanakan
penjelasan umum kepada Calon Penyedia berkaitan dengan pengadaan
barang/jasa Pekerjaan ........................................... yang didanai dari
...................... Tahun 20........... yang dihadiri oleh TPK, Perangkat Desa, Calon
Penyedia serta unsur terkait lainnya seperti yang tercantum dalam daftar hadir.
Setelah dilakukan penjelasan berkaitan pengadaan barang/jasa,
selanjutnya peserta menyepakati hal-hal sebagai berikut:
1. TPK telah menyampaikan dan menjelaskan Instruksi kepada penyedia,
jadwal pengadaan Barang dan Jasa (terlampir);
2. Calon penyedia telah memahami dan siap mematuhi aturan dan mekanisme
yang ditetapkan oleh TPK.

Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.
Calon Penyedia Ketua TPK
.............................. ..............................
.............................. ..............................
(tanda tangan)
.............................. ..............................
.............................. .............................. .......................
(nama terang)
.............................. ..............................

Mengetahui,
Kepala Desa .............

(tanda tangan)

.......................
(nama terang)
Form 17 CONTOH

Lampiran:
Berita Acara Penjelasan Umum

Jadwal Pengadaan Barang/Jasa


Pekerjaan .......................................................
Tahun ...................

Desa : ......................
Kecamatan : .....................
Kabupaten : Muaro Jambi

No Uraian Tanggal Pukul Tempat


1 Persiapan Balai desa

2 aanwijzing/ Balai desa


Penjelasan
3 Penerimaan Balai desa
dokumen
penawaran
4 Pembukaan Balai desa
dokumen
penawaran
5 Evaluasi Balai desa
penawaran dan
Kelengkapan
dokumen
6 Penetapan Balai desa
Pemenang
7 Surat Perjanjian/ Balai desa
Surat Perintah
Kerja

Keterangan:
a. Harga material sudah termasuk pajak dan sampai lokasi pekerjaan.
b. Jangka Waktu pelaksanaan ................... hari kalender terhitung mulai
tanggal Surat Perintah (SP).
c. Surat Penawaran dilampiri:
1) Rincian Jenis, volume dan harga material;
2) Pakta Integritas;
3) Formulir Isian Pengadaan Barang/Jasa;
4) Profil Company/Perusahaan;
5) Surat dukungan dari penyedia yang mempunyai ijin usaha
pertambangan batu andesit;
6) Surat dukungan lainnya.
Form 18 CONTOH

Lampiran:
Berita Acara Penjelasan Umum

Daftar Hadir Penjelasan Umum

Hari,Tanggal : ..............., .............................. 20......


Tempat : Balai Desa ...............

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1. ………………… Ketua TPK .............................


2. …………………. Anggota TPK ……………………
3. …………………. Anggota TPK .............................
4. …………………. Toko/CV ...................... .............................
5. …………………. Toko/CV ....................... .............................
6 …………………. Toko /CV ....................... .............................
7 …………………. Toko /CV ....................... .............................
8 …………………. …………………. .............................
9 …………………. …………………. .............................
10 …………………. …………………. .............................
11 …………………. …………………. .............................
12 …………………. …………………. .............................
13 …………………. …………………. .............................
14 …………………. …………………. .............................
15 …………………. …………………. …………………
16 …………………. …………………. …………………

Tim Pelaksana Kegiatan


Ketua,

(tanda tangan)
.......................
(nama terang)
CONTOH
Form 19

TIM PELAKSANA KEGIATAN


DESA ………………..
KECAMATAN ................
Alamat : ……………

BERITA ACARA HASIL NEGOSIASI HARGA


Nomor : .........................................

Pada hari ini, ............... tanggal ........................ bulan ..........................


tahun .........................., kami yang bertanda tangan di bawah ini Ketua Tim
Pelaksana Kegiatan Desa .............. Tahun Anggaran 2020, Setelah dilakukan
negosiasi harga untuk pekerjaan : .......................................................................

1. Nama Penyedia : …………………………….


Alamat : …………………………….
Total Harga Negosiasi : Rp……………………. (terbilang)

Dengan harga negosiasi tersebut diatas Penyedia yang bersangkutan


menyatakan sanggup dan bersedia melaksanakan pekerjaan sesuai ketentuan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat dalam dokumen pengadaan.
Berita Acara Negosiasi Harga Penawaran ini merupakan satu kesatuan bagian
yang tak terpisahkan dari proses pengadaan ini dan akan dituangkan dalam
Surat Perjanjian.
Demikian Berita Acara ini dibuat dalam rangkap ..... (......) untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

MASING MASING PIHAK :

Menyetujui : Tim Pelaksana Kegiatan


Nama Penyedia ..................

(tanda tangan] 1. Ketua ........................

................................. 2. Sekretaris .......................


(nama lengkap)
3. Anggota ........................
Form. 20 CONTOH

Lampiran :
Berita Acara Negosiasi
No : .............................
Tanggal : ............................

Nama / Jenis Harga


No Volume Satuan Total Harga Spesifikasi/Merk
Barang Satuan

TOTAL -
Harga sudah termasuk pajak yang berlaku

Menyetujui,
Tim Pelaksana Kegiatan
Nama Penyedia ..................
1. Ketua ........................
(tanda tangan]
2. Sekretaris .......................
.................................
(nama lengkap ) 3. Anggota ........................
CONTOH

KOP PEMERINTAH DESA

SURAT PERJANJIAN

Pengadaan barang/material untuk kegiatan Pembangunan .....................,


Desa ..............., Kecamatan ....................., Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi
Jambi.
No. : …………………………..
Tanggal : …………………………..
A. Yang bertanda-tangan di bawah ini kami :

I. Nama : …………………………….
Jabatan : Ketua TPK Desa ....................
Kecamatan ....................., Kabupaten Muaro Jambi
Alamat : .................................
Berdasarkan Keputusan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Desa Tanggal .......................... bertindak sebagai Tim Pengelola
Kegiatan (TPK) di Desa ..............................
Selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama.

II. Nama : .........................................


Jabatan : Penyedia
Alamat : ......................................

Selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.

B. Dengan ini setuju untuk melakukan perjanjian :

a. Jenis Pekerjaan : Pembangunan ................................


b. Lokasi : .........................................
c. Uraian Pekerjaan : Pengadaan Barang/Material
d. Uraian Nilai Perjanjian :
Estimasi
Volume Satuan Harga Jumlah
Jenis material/
No Kebutuhan Satuan Harga (Rp)
kegiatan
(Termasuk
PPN/PPh)
(Rp)
1.
2.
3.
JUMLAH
Terbilang :
e. Waktu Pelaksanaan : 60 hari , terhitung sejak penandatanganan
surat kontrak
f. Cara pembayaran :

1. Tidak ada uang muka (DP)


2. Pembayaran dilakukan bertahap sesuai dengan prestasi
kemajuan pelaksanaan menurut bukti “ sertifikasi “ yang telah
dilakukan oleh TPK dan penerimaan akhir.
3. Biaya materai merupakan tanggung jawab suplier (pembayaran
> 500 ribu materai 3000 dan pembayaran > 1 juta materai
6000)

g. Persyaratan : Sesuai Persyaratan Umum yang terlampir.


h. Ketentuan lain :

1. Pihak kedua bertanggung jawab terhadap pengadaan seluruh


kebutuhan barang material .......................... yang
dibutuhkan dalam kegiatan Pembangunan ...............................
2. Material yang diterima dalam keadaan baik (tidak rusak), jika
terjadi kerusakan toko/suplier wajib mengganti dengan yang
baru tanpa ada biaya tambahan (menjadi tanggungan
toko/penyedia)
3. Jumlah pengiriman barang/material ke lokasi sesuai dengan
pesanan TPK, sesuai dengan spesifikasi yang telah
disepakati (mengacu pada desain dan RAB/HPS)
4. Biaya pengiriman, bongkar dan muat ditanggung oleh pihak
kedua.
5. Barang bisa diterima apabila sudah diperiksa / cek oleh TPK
dan berdasarkan rekomendasi tersebut barang baru bisa
diterima.
6. Apabila terjadi kenaikan harga material tersebut maka menjadi
tanggung jawab pihak kedua.
7. Volume/jumlah material yang dibutuhkan oleh TPK tidak
mengikat.
8. Pembatalan kontrak :
a. Bila dalam waktu 15 hari setelah penandatanganan surat
perjanjian ini, belum ada kegiatan pelaksanaan (material
belum direalisasikan), maka Pihak Pertama berhak
memutuskan hubungan kontrak kerja dengan Pihak Kedua
dan mengalihkan kepada Pihak Lain, tanpa
memberitahukan kepada Pihak Kedua, dan kontrak kerja
ini gugur dengan sendirinya
b. Jika ada pembatalan/pemutusan kontrak kerja sepihak
oleh Pihak Kedua maka Pihak Kedua akan dikenakan
sanksi dengan memberikan ganti rugi/denda sebesar 20%
dari nilai kontrak tersebut atau Pihak Kedua berkewajiban
mencari pengganti/penyedia lain yang bisa menyediakan
material dengan harga dan mutu/kualitas yang sama
dengan kontrak yang ada.
c. Jika Pihak Pertama tidak melakukan pembelian kepada
Pihak Kedua tanpa ada keterangan yang jelas kepada
Pihak Kedua maka Pihak Kedua berhak menuntut ganti
rugi kepada Pihak Pertama.
d. Demikian Perjanjian Kontrak ini dibuat dalam 2 (dua)
rangkap, masing-masing dibubuhi dengan meterai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat
bagi para pihak.

Pihak Kedua Pihak Pertama


Penyedia TPK

(Stempel Penyedia)

( ………………… ) ( ……………….. )

Mengetahui,

PKAD
Desa………

( ………………………. )
Form 22

SURAT PERNYATAAN KEBENARAN USAHA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ...........................................................................................

Jabatan : ...........................................................................................

Nama Penyedia : ...........................................................................................

Alamat : ..........................................................................................

Bersama ini saya menyatakan bahwa berkas dokumen usaha yang saya
sampaikan kepada Pemerintah Desa …………… Kecamatan …………..
Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi sebagai syarat registrasi/pendaftaran
untuk menjadi calon penyedia barang dan jasa pemerintah (penyedia) di
lingkungan Pemerintah Desa …………….. adalah “BENAR”.

Apabila dikemudian hari, Data dan Dokumen yang saya berikan adalah
“TIDAK BENAR”, maka saya yang bertindak atas nama Penyedia dan/atau
sendiri, siap menerima sanksi sesuai dengan hukum dan peraturan
perundangan - undangan yang berlaku.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dan saya tandatangani


dengan sebenarnya dan tanpa paksaan dari pihak mana pun.

...................., ............... 20…

Yang membuat pernyataan,

Meterai

Rp. 6.000,

(...................................)
Nama dan dicap stempel

-
CONTOH
Form 23

PENGUMUMAN

Dalam rangka pengadaan barang/jasa di Desa ......................., Kami telah


melaksanakan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa untuk Kegiatan
Pembangunan sebagai berikut :
a. Paket Pekerjaan : .............................................................
b. Lokasi : Dusun ................... Desa .....................
c. Ruang Lingkup Pekerjaan : ................................................................
d. Nilai Total HPS : Rp. ........................,- (..............................)
e. Waktu Pelaksanaan : ...........(........) hari kalender
f. Penyedia Barang : CV ............. / Toko ...............................
g. Alamat : ………………………………………………….

............., ...................20....
Mengetahui
Kepala Desa ................ Ketua TPK
ttd ttd
……………………. …………………….
(nama terang) (nama terang)
Form 24

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN


Kegiatan : ……………………………. Hari : Hari ke :
Desa : ……………………………. Tanggal : Minggu ke :
Kecamatan : …………………………….
Kabupaten : …………………………….

A. Kegiatan yang Dilaksanakan Volume Satuan Keterangan

B. Alat yang Dipakai Jumlah Keterangan C. Tenaga Kerja Jumlah


1 1 org
2 2 org
3 3 org
4 4 org
5 5 org
6 6 org
7 7 org
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
D. Bahan yang Digunakan Volume Satuan 16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
E. Catatan TPK Cuaca Keterangan
1. Cerah

2. Gerimis

3. Hujan

4. Lain-lain

Dibuat Oleh, Diperiksa dan disetujui oleh,


TPK PKAD

_______________________________________ _______________________________________
Form 25

BERITA ACARA SERAH TERIMA


(BAST)

Pada hari ini ............. Tanggal ... Bulan ................. Tahun Dua Ribu Dua Puluh kami yang
bertanda tangan dibawah ini, telah melakukan peninjauan lapangan dan pemerikasaan
pengadaan barang/jasa terhadap kegiatan pembangunan ........................ Desa
....................... Kecamatan .................... Kabupaten Muaro Jambi” dengan hasil :

Tim Pengelola Kegiatan telah melaksanakan Pembangunan Sub Proyek, hasil fisik telah
diperiksa PKAD dan sesuai dengan rencana Proyek yang tercantum pada dokumen RKP
nomor ............................................ tanggal.............................

Kondisi dan Status Fisik pada saat pemeriksaan sebagai berikut :

1. Kegiatan : ............................................................
a. Pek. A : 100%
b. Pek. B : 100%
c. Pek. C : 100%
d. Pek. dll : 100%

Adapun administrasi pada saat pemeriksaan sudah memenuhi persyaratan dengan status
penerimaan dan pengeluaran sebagai berikut :
1. Jumlah dana bantuan yang diterima : Rp. ....................,-
a. Jumlah penggunaan dana : Rp. ....................,-
b. Saldo Kas di Desa : Rp. 0,-
c. Sisa dana yang belum diterima : Rp. 0,-

2. Jumlah dana Swadaya Masyarakat : Rp. ....................,-


a. Jumlah dana yang telah terealisasi : Rp. ....................,-
b. Jumlah dana yang belum terealisasi : Rp. 0,-

Demikian Berita Acara ini kami buat dalam keadaan sehat dan tanpa unsur paksaan dari
pihak manapun, untuk dapat dipergunakan seperlunya dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.

Tim Pelaksana Kegiatan PKAD Desa ..................

1. Ketua ........................
(tanda tangan]
2. Sekretaris .......................
.................................
(nama lengkap)
3. Anggota ........................
....................

Mengetahui,
Kepala Desa ..................

(tanda tangan]

.................................
(nama lengkap)

....................

Anda mungkin juga menyukai