Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PANCASILA

”Pancasila Sebagai Dasar Nilai Anti Korupsi”

Disusun Oleh : Kelompok : XI

1. Zola Febrida Yenti (NPM : 20030040)


2. Vebby Kristia Zamda Putri (NMP : 20030061)

Geografi / 2020 / B

Dosen Pembimbing : Dra. Harisnawati, M, Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur  senantiasa selalu kita Ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tidak lupa kita curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di
dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Pancasila yang
bertemakan “Pancasila Sebagai Dasar Nilai Anti Korupsi”dan juga untuk khalayak
ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga
bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.  Maka dari itu kami sebagai
penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah
ini terutama Dosen Pembina Ibuk: Dra. Harisnawati, M, Pd yang kami harapkan sebagai
bahan koreksi untuk kelompok kami.

Padang, 01 Juni 2021

Kelompok XI
DAFTAR ISI
i

KATA PENGANTAR  …………………………………………………………… (i)


DAFTAR ISI………………………………………………………………………..(ii)
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................................3
C.     Tujuan...............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Korupsi.............................................................................................4
B. Faktor penyebab terjadinya Korupsi..............................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
ii
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pancasila sebagai sumber nilai anti korupsi dibenarkan dengan pernyataan

Komisi Pemberantasan Korupsi, yang menegaskan bahwa Pancasila merupakan

sumber nilai anti korupsi.Persoalannya, arah ideologi sekarang seperti di

persimpangan jalan.Nilai-nilai lain yang kita anut menjadikan tindak korupsi

merebak kemana-mana.Korupsi terjadi ketika ada pertemuan dan kesempatan. Nilai-

nilai kearifan lokal semakin ditinggalkan, yang ada nilai-nilai kapitalis, sehingga

terdoronglah seseorang untuk bertindak korupsi. Saatnya Pancasila kembali

direvitalisasi sebagai dasar filsafat Negarabersama-sama dengan norma agama. Nilai-

nilai Pancasila dan norma-norma agama merupakan dasar untuk seluruh masyarakat

Indonesia berbuat baik, sehingga Pancasila dianggap sebagai ideologi yang bersifat

universal karena dalam Pancasila ada nilai-nilai sosialis religius dan nilai-nilai etis.

Korupsi merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh bangsa

Indonesia.Masih banyak orang yang sadar bahwa korupsi itu merupakan tindakan

menyimpang.Oleh karena itu, orang- orang tersebut harus dibekali dengan ilmu dan

nilai-nilai yang baik agar terhindar dari tindakan menyimpang. Sebagai bangsa

Indonesia, nilai-nilai yang baik tersebut berasal dari lima sila Pancasila. Pancasila

merupakan dasar negara Indonesia yang menjadi panutan setiap bangsa

Indonesia.Bangsa Indonesia yang sebenarnya adalah bangsa Indonesia yang tidak


hanya memahami nilai-nilai dari Pancasila, namun dapat mengimplementasikannya

ke dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan dari kita hanya mengetahui sila-sila

dari Pancasila namun dalam memaknainya masih kurang sehingga masih banyak

pelanggaran-pelanggaran dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di negeri

ini.

Tingkat korupsi di Indonesia yang relatif tinggi, sehingga terciptanya

kesenjangan sosial diberbagai kehidupan di dalam masyarakat Indonesia, hal

ini terlihat banyaknya kasus-kasus korupsi yang terjadi serta banyaknya para pejabat

yang terjerat kasus korupsi. Seolah-olah Indonesia telah diwarisi dengan

budaya korupsi yang menggurita dan mengakar dalam sendi-sendi kehidupan

masyarakat

Pancasila sebagai sumber nilai anti korupsi dibenarkan dengan

pernyataanKomisi Pemberantasan Korupsi, yang menegaskan bahwa Pancasila

merupakan sumbernilai anti korupsi. Persoalannya, arah ideologi sekarang seperti di

persimpangan jalan. Nilai-nilai lain yang kita anut menjadikan tindak korupsi

merebak kemana-mana. Korupsi terjadi ketika ada pertemuan dan kesempatan. Nilai-

nilai kearifan lokal semakin ditinggalkan, yang ada nilai-nilai kapitalis, sehingga

terdoronglah seseorang untuk bertindak korupsi. Saatnya Pancasila kembali

direvitalisasi sebagai dasar filsafat Negara bersama-sama dengan norma agama.

Nilai-nilai Pancasila dan norma-norma agama merupakan dasar untuk seluruh

masyarakat Indonesia berbuat baik, sehingga Pancasila dianggap sebagai ideologi

yang bersifat universal karena dalam Pancasila ada nilai-nilai sosialis religius dan

nilai-nilai etis. Korupsi merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh bangsa
Indonesia. Masih banyak orang yang sadar bahwa korupsi itu merupakan tindakan

menyimpang. Oleh karena itu, orang-orang tersebut harus dibekali dengan ilmu dan

nilai-nilai yang baik agar terhindar dari tindakan menyimpang. Benar adanya bahwa

korupsi terjadi karena pemahaman kita mengenai Pancasila masih kurang.

Kebanyakan dari kita hanya mengetahui sila-sila dari Pancasila namun dalam

memaknainya masih kurang sehingga masih banyak pelanggaran-pelanggaran dan

penyimpangan- penyimpangan yang terjadi di negeri ini. Hal-hal tersebut yang

menjadikan Pancasila itu diperlukan sebagai pendidikan anti korupsi.

B. Rumusan Masalah

1. Hakikat Korupsi..?

2. Faktor Penyebab terjadinya Tindakan Korupsi..?

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui Hakikat Korupsi

2. Untuk Mengetahui Faktor Penyebab terjadinya Tindakan Korupsi


BAB II
PEMBAHASAN
1. Hakikak korupsi
Hakikat korupsi adalah bentuk perilaku menyimpang yang terjadi pada orang-
orang yang mempunyai kedudukan / memegang jabatan publik, serta pelakunya dapat
dipastikan merupakan pribadi yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi
dan berasal dari lapisan sosial menengah ke atas.
a. Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio (Fockema Andrea, 1951) atau
corruptus (Webster Student Dictionary, 1960). Selanjutnya, disebutkan pula bahwa
corruptio berasal dari kata corrumpere satu kata dari bahasa Latin yang lebih tua.
Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptie/korruptie” (Belanda).
Dari segi terminologi, istilah korupsi berasal dari kata “corruptio” dalam
bahasa latin yang berarti kerusakan atau kebobrokan, dan dipakai pula untuk
menunjukkan keadaan atau perbuatan yang busuk. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi keempat, korupsi didefinisikan lebih spesifik lagi yaitu
penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan,
dsb.) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Istilah korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan kata bahasa
Indonesia, adalah “kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan
dan ketidakjujuran” (S. Wojowasito-WJS Poerwadarminta: 1978). Pengertian
lainnya, “perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok,
dan sebagainya” (WJS Poerwadarminta: 1976).
b. Pengertian Korupsi Menurut Undang-Undang
Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah: “Setiap orang

yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri

sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,

menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya

karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau

perekonomian negara.” UU NO. 24 tahun 1960 “Perbuatan seseorang, yang

dengan atau karena melakukan suatu kehajatan atau dilakukan dengan menyalah

gunakan jabatan atau kedudukan.

2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi

Korupsi di tanah negeri, ibarat, “warisan haram” tanpa surat wasiat. Ia tetap lestari

sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku dalam tiap orde yang datang

silih berganti.Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi, baik berasal dari

dalam diri pelaku atau dari luar pelaku. Sebagaimana dikatakan Yamamah bahwa ketika

perilaku matrealistik dan konsumtif masyarakat serta sistem politik yang masih

“mendewakan” materi maka dapat “memaksa” terjadinya permainan uang dan korupsi

(ansari Yamamah: 2009) “Dengan kondisi itu hampir dapat dipastikan seluruh pejabat

kemudian “terpaksa” korupsi kalau sudah menjabat. semua segi kehidupan terjangkit

korupsi. Apabila disederhanakan penyebab korupsi meliputi dua faktor yaitu faktor

internal dan eksternal.

FAKTOR INTERNAL, MERUPAKAN FAKTOR PENDORONG KORUPSI

DARI DALAM DIRI, YANG DAPAT DIRINCI MENJADI:


a. Aspek Perilaku Individu

 Sifat tamak/rakus manusia

Korupsi, bukan kejahatan kecil-kecilan karena mereka membuuhkan makan.

Korupsi adalah kehjahatan orang profesional yang rakus. Sedah berkecukupan,

tapi serakah. Mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri.

 Moral yang kurang kuat

Seorang yang moralnya tidak kuat cenderung tergoda untuk melakukan

korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahannya, atau

pihak yang lain yang memberi kesempatan untuk itu.

 Gaya hidup konsumtif

Kehidupan di kota-kota besar sering mendorong gaya hidup seorang

konsumtif. Perilaku konsumtif bila tidak diimbangi dengan pendapatan yang

memadai akan membuka peluang seseorang untuk melakukan berbagai tindakan

untuk memenuhi hajatnya. Salah satu kemungkinan tindakan itu adalah dengan

korupsi.

FAKTOR EKSTERNAL, PEMICU PERILAKU KORUPSI YANG

DISEBABKAN OLEH FAKTOR DI LUAR DIRI PELAKU.

a. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi

 Nilai-nilai di masyakat kondusif untuk terjadinya korupsi. Korupsi bisa

ditimbulkan oleh budaya masyarakat. Misalnya, masyarakat menghargai

seseorang karena kekayaan yang dimilikinya.


 Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah masyarakat

sendiri. Anggapan umum terhadap peristiwa korupsi, sosok yang paling

dirgikan adalah negara. Padahal bila negara merugi, esensinya yang paling rugi

adalah masyarakat juga.

 Masyarakat kurang menyadari dirinya terlibat korupsi. Setiap perbuatan

korupsi pasti melibatkan anggota masyarakat. Hal ini kuurang disadari oleh

masyarakat.

 Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan diberantas

bila masyarakat ikut aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan. Pada

umumnya masyarakat berpandangan bahwa masalah korupsi adalah

tanggungjawab pemerintah semata.

b. Aspek Sosial

Perilaku korupsi dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behavioris

mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan

bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sikap baik seseorang. Lingkungan

dalam hal ini malah memberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman pada

orang ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.

c. Aspek ekonomi

Pendapatan tidak menutupi kebutuhan. Dalam tentang kehidupan ada

kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi.

Keterdesakan itu membuka peluang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas

diantaranya dengan melakukan korupsi.

d. Politis
Menurut Rahardjo (1983) bahwa kontrol sosial adalah suatu proses yang

dulakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku untuk

mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai harapan masyarakat.

Dengan demikian instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan

mempertahankan kekuasaan sangat potensi menyebabkan perilaku korupsi.

e. Aspek Organisasi

 Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan

 Tidak adanya kultur organisasi yang benar

 Kurang memadainya sistem akuntabilitas

 Kelemahan sistem pengendalian manajemen

 Lemahnya pengawasan
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dan melanggar kaidah/norma

umum yang berlaku di masyarakat. Praktek korupsi yang meluas di suatu negara akan

merusak dan menghancurkan sendi-sendi kehidupan bernegara. Indonesia termasuk

Negara yang tingkat korupsinya tinggi di dunia. Banyak faktor yang menyebabkan

tingginya kejahatan korupsi di Indonesia bisa faktor internal juga faktor eksternal.

Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya pemberantasan, pencegahan kejahatan korupsi.

Upaya pencegahan korupsi dapat dimulai dengan menanamkan nilai-nilai anti korupsi

pada masyarakat lewat pendidikan anti korupsi untuk menumbuhkan karakter kejujuran,

dan sikap anti korupsi.

Korupsi adalah salah satu tindakan atau penyakit berbahaya dalam kehidupan

masyarakatIndonesia karena sudah masuk ke dalam berbagai sendi kehidupan bangsa

Indonesia baikmasyarakat atas maupun bawah, masuk ke dalam struktur pemerintahan


baik eksekutif, legislatif dan yudikatif. Dengan adanya korupsi dapat menghambat

pembangunan sosial, ekonomi, memperlemah karakter bangsa dan menghasilkan

banyak dampak negatif lainnya. Usaha untuk menghadapi korupsi, rakyat Indonesia

harus kembali memperkuat dan menginternalisasikan nilai Pancasila dalam kepribadian

dan sikap kesehariannya. Setiap orang beragama pasti menolak perbuatan korupsi

karena merusak nilai keadilan dan keadaban sebagai makhluk Tuhan yang memiliki

nilai kemanusiaan untuk tidak mudah merampas hak orang lain. Korupsi juga membuat

rakyat tidak percaya kepada pemimpinnya sehingga jelas melanggar sila keempat.

Dengan adanya korupsi pula sisi keadilan sosial masyarakat Indonesia terusik karena

menciptakan kesenjangan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjauhkan kita

dari cita-cita negara adil dan Makmur sebagaimana mimpi para pendiri bangsa ketika

mendeklarasikan negara Indonesia.

B. SARAN

Kita sebagai penerus bangsa harus berjiwa besar dan baik. Kita sebagai

penerus bangsa harus membasmi yang nama nya korupsi. Jika tidak diberantas

dengan cepat, maka negara kita akan hancur secara perlahan. Hancurnya negara kita

berasal dari rakyat negara kita. Jadi, kita harus benar-benar serius untuk

memerangi dan memberantas korupsi.kita harus memiliki cara dan strategi untuk

memerangi dan basmi korupsi, yaitudengan cara kembalinya kita semua kepada

Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara harus berpedoman kepadanya, bukan

maksud untuk menduakan Tuhan, tetapi untuk dijadikan peraturan, dan harus

ditaati oleh setiap warga negaranya. Itulah cara dan strategi yang tepat untuk
memerangi korupsi di negeri ini. Semoga saja suatu saat kita semua bisa lepas

dari korupsi. Sehingga negara kita menjadi negara yang makmur dan maju.

DAFTAR PUSTAKA

Esti Suntari, S.H., M.Pd, dkk. 2015. Pendidikan Pancasila. Jakarta: UNJ Press.

https://www.academia.edu/9830875/pancasila_sebagai_benteng_anti_korupsi

http://otoritas-semu.blogspot.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-tentang-korupsi.html

http://hasbagiilmu.blogspot.co.id/2015/08/faktor-penyebab-korupsi.html

http://guruppkn.com/dampak-korupsi-bagi-negara

http://shilvystewart.blogspot.co.id/2011/09/upaya-pencegahan-korupsi-di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai