Anda di halaman 1dari 66

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pendidikan adalah untuk membantu siswa menemukan dan

mengembangkan kepribadian dan kemampuan unik mereka. Pembelajaran

kognitif, afektif, dan psikomotorik semuanya dipengaruhi oleh interaksi

individu dengan lingkungannya, menurut Djamarah (2011:13).

Belajar adalah bagian penting untuk mendapatkan pengetahuan baru.

Berdasarkan pengalaman pribadinya sehubungan dengan lingkungannya,

Helmawati (2014:187) menyatakan bahwa belajar adalah proses bisnis yang

dilakukan seseorang untuk mendapatkan modifikasi perilaku baru.

Sunhaji (2009:4) menunjukkan bahwa belajar adalah perubahan

perilaku yang disengaja dengan serangkaian tujuan. Perolehan belajar dapat

berupa ide, fakta, keterampilan, keterampilan motorik, dan intelektual.

Pembelajaran diantisipasi untuk memodifikasi tidak hanya perilaku yang

dapat diamati tetapi juga elemen yang tidak terlihat seperti menghormati

orang lain, semangat sosial, toleransi, dll.

Siswa harus dapat belajar dengan baik menggunakan kegiatan

pembelajaran. Prestasi siswa adalah cermin dari pekerjaan mereka; semakin

besar usaha mereka, semakin baik pencapaian mereka. Banyaknya informasi

yang dimiliki seseorang menunjukkan prestasi belajarnya. Pencapaian belajar

juga dapat digunakan untuk menilai kemajuan siswa. Slameto (2010:7)

menyatakan bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi baik oleh pengaruh

internal maupun pengaruh eksternal (eksternal). Aspek psikologis dan fisik

1
2

bersifat internal. Intuisi, bakat, motivasi, disiplin, sikap, pola pikir, teknik

belajar, dan keterampilan adalah unsur-unsur psikologis. Sedangkan fisik,

indera, dan saraf. Elemen eksternal meliputi rumah, sekolah, masyarakat, dan

alam. Prestasi siswa akan menjadi besar jika pengaruh internal dan eksternal

ini dioptimalkan.

Gaya belajar merupakan salah satu faktor yang berdampak pada prestasi

belajar siswa. Siswa gagal atau kurang berhasil dalam belajar karena

kurangnya pengetahuan tentang prosedur pembelajaran yang efektif, menurut

Slameto (2010), yang menekankan perlunya penjadwalan, tindak lanjut,

pencatatan dan pengulangan materi, dan penyelesaian tugas.

Prestasi belajar didefinisikan sebagai “konsekuensi dari upaya belajar

yang ditunjukkan pada rapor siswa” oleh Purwanto (2017). Winkel juga

mengidentifikasi kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas akademik

sesuai dengan bobot yang diperoleh (2005:37). Beberapa indikasi

menunjukkan pencapaian akademik yang rendah. Shah (2011:148-150)

membagi prestasi belajar menjadi tiga domain yaitu kognitif, emosional, dan

psikomotorik. Semua ukuran ini digunakan untuk menilai kemajuan

akademik siswa. Salah satu caranya adalah dengan menilai dan mengevaluasi

pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran. Pencapaian belajar adalah

suatu hasil yang dapat dinilai dan dievaluasi secara langsung melalui tes. Hal

ini dapat dilakukan oleh pengajar dengan memberikan ulangan harian, tugas,

ulangan umum, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester. Sebuah
3

penilaian mungkin mengungkapkan keberhasilan siswa. Hasil penilaian

mungkin mengungkapkan kinerja siswa yang tinggi atau buruk.

Raport SMA Negeri 1 kelas XIPS tahun 2019/2020 dan kelas XI tahun

2020/2021 menunjukkan bahwa pencapaian belajar masih belum ideal. Tabel

1.1 menunjukkan hasil akhir siswa pada tahun ajaran 2019/2020 dan

2020/2021..

Tabel 1 Data Prestasi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Silaut


Kela Prestasi 1-13 Nilai Nama Siswa Pretasi Nilai Rata-
s Rata- 14-26 Rata Kelas
Rata
Kelas
X1 Lisan Fadhilah 86,23 Novia Putri Nigsih 84,20
IPS Bayu Arba Nugraha 85,89 Rima Putri 84,13
1 Nurfadilah 85,55 Riski Purnawan 83,96
Umi Mahmuda 85,47 Billowo Dewangga 83,77
Deviana 85,33 Gusmelasari 83,25
Silvia Fitri Rahayu 84,98 Fadlyan syah 82,80
Mailani 84,87 Dian Saputra 82,76
Depi Andini 84,77 Bayu Adi Prasetya 82,58
Nabila Febriana 84,65 Dimas Habib Alhuda 82,00
Nurul Izzati 84,52 Putra Wahmi 81,98
Siska Kartika Wati 84,40 Ariston Gaee 81,79
Diana Putri 84,42 Abdul Rojak 80,00
Iza Nuria Putri 83,33 Amar Makruf 78,77
XIIP Defmita Camela 85,34 Aulya Nur Aini 83,33
S2 Sari
Indah Oktaviani 85,67 Tika dwi sfitri 83,13
Cahya Ramadhani 84,47 Riska Wulandari 83,00
Nisa Nurhalia 84,83 Dimas Aji saputra 82,97
Indah Dwi 84,60 Nanda Setiawan 82,78
Wulandari
Lisa Nhuril Fahmi 84,55 Giatmansyah 82,60
Imaniah 84,43 Diki Irawan 82,54
Junda Aprilika 84,23 Andi Febrianto 82,47
Khoirunnisa 84,72 Romadoni 82,27
Yayank Jupita Sari 84, 30 Ahmad Mustaqim 81,87
Luissa Oktavia 84,07 Agam Senopati 81,73
Pifit Irawati 84,00 David E Syaputra 81,43
Dua Aprilia 83,93 Widi Ranto 79,56
4

Katoneman
Sumber Data: Guru Kelas XI Tahun Ajaran 2020/2021

Raport siswa kelas XI IPS tahun ajaran 2020/2021 diberi peringkat 1

sampai dengan 26 pada tabel di atas. Ini mungkin menyiratkan bahwa

kemajuan pendidikan siswa masih terhambat. karena turunnya nilai siswa dan

turunnya hasil belajar. Untuk mendapatkan hasil terbaik, siswa perlu memiliki

pola pikir yang benar untuk belajar. Namun, hasil belajar tidak sebaik

mungkin karena cara siswa belajar.

SMA Negeri 1 Silaut harus mengatasi kesulitan akademik siswanya saat

ini. Peneliti mengamati dan mewawancarai empat siswa pada 20 Desember

2020: Lisan Fadila, Nurfadila, Rima Putri, dan Frengki. Hanya beberapa

siswa yang mencatat dan belajar secara teratur atau tidak sama sekali, dan

mereka kurang memperhatikan di seluruh kelas.

Kebiasaan belajar yang rendah merupakan penyumbang utama prestasi

akademik yang buruk. Ada banyak anak muda yang tidak terlalu pintar, tetapi

mampu melakukannya dengan baik karena kebiasaan belajar mereka yang

luar biasa. Ada banyak faktor yang mungkin mempengaruhi seberapa baik

seorang siswa belajar, tetapi peneliti menemukan bahwa beberapa siswa lalai

dalam hal manajemen waktu, membaca dan mencatat selama kelas atau

selama tugas pekerjaan rumah. Kebiasaan belajar siswa yang kurang baik

antara lain kecenderungan untuk menunda tugas. Namun masih banyak

mahasiswa yang belum mampu membuat rencana belajar yang efektif dan

menindaklanjutinya secara metodis. Dengan jumlah pengajaran yang tepat,

siswa harus dapat mencapai potensi penuh mereka.


5

Peneliti tertarik untuk meneliti subjek berdasarkan kejadian saat ini.

“Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas XI IPS

di SMA Negeri 1 Silaut”.

1.2 Identifikasi masalah

1. Buruknya cara belajar siswa dalam meningkatakan prestasi yang ingin

dicapai.

2. Masih banyak cara belajar siswa yang kurang baik sehingga banyak siswa

yang rendah dalam prestasi belajarnya.

1.3 PembatasanMasalah

Untuk lebih fokus pada permasalahan yang diidentifikasi, perlu adanya

batasan masalah. Maka, dalam penelitian ini batasan masalah nya adalah

pengaruhcara belajar terhadap prestasi belajar siswa

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan konteks dan ungkapan masalah, tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa terhadap prestasi

belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Silaut.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Secara umum diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi

dunia pendidikan khususnya dalam mempelajari setiap mata pelajaran di

SMA Negeri 1 Silaut.

2. Manfaat Praktis
6

Keuntungan praktis studi ini adalah:

a. Bagi Sekolah

Dapat menyarankan kepada sekolah metode pembelajaran yang tepat

dan efektif..

b. Bagi Guru dan Siswa

Hal ini dapat dimanfaatkan oleh pengajar dan siswa di SMA Negeri 1

Silaut untuk meningkatkan proses belajar mengajar.

c. Bagi Peneliti

Seperti keterlibatan dalam perkuliahan aktif dan rasa tanggung jawab serta

kebebasan dalam belaja


9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Teoritis

Behaviorisme dan pendidikan Menurut Edward Thorndike, belajar adalah

hubungan stimulus-respon (R). Stimuli adalah item-item yang menimbulkan

aktivitas belajar seperti emosi, ide, dan hal-hal lain yang dapat ditangkap dan

direaksikan melalui indera. Selama proses pembelajaran, siswa merespon

dengan emosi, ide, gerakan, dan tindakan. Perubahan perilaku yang

disebabkan oleh pembelajaran dapat berupa fisik (dapat diamati) atau tidak

berwujud (tidak dapat diamati).

Thorndike (Djali, 2008:92) mengemukakan tiga gagasan tentang

pembelajaran::

a. Hukum sebab akibat (Law Of Effect)

Aturan ini menggambarkan kekuatan atau kelemahan hubungan antara

stimulus (S) dan reaksi (R). Jika jawabannya bagus, itu akan diulang; jika

tidak menyenangkan, itu akan dibuang atau dihentikan.

b. Hukum latihan atau pembiasaan (Law Of Exercise)

Aturan ini menyatakan bahwa hubungan antara stimulus (S) dan reaksi (R)

akan lebih kuat jika terus diajarkan atau diulang, dan lebih lemah jika

tidak.

c. (Law Of Readiness)

Ketika seseorang siap, hukum yang menjelaskan hubungan antara stimulus

(S) dan reaksi (R) akan segera muncul. Jika individu siap untuk bereaksi atau

9
10

bertindak, tindakan tersebut akan mencari pemenuhan dan mengarah pada

tindakan lebih lanjut.

Hal yang sama berlaku untuk gaya belajar. Kualitas belajar siswa sangat

penting untuk prestasi siswa. Pendekatan yang baik mengarah pada

pembelajaran yang sukses, sedangkan cara yang buruk mengarah pada

pembelajaran yang tidak berhasil. Teori behavioris Edward Thorndike

digunakan dalam penelitian ini karena sejalan dengan tren penelitian

keberhasilan siswa.

2.2 Penjelasan Konseptual

2.2.1 Pengertian Belajar

Ketika seseorang belajar, mereka menjadi lebih berpengetahuan,

lebih memahami, lebih cepat merespon dan memiliki perubahan lain

dalam pengetahuan, kemampuan, dan sifat-sifat lainnya (Sudjana, 2009:

28).

Ia mengatakan bahwa proses belajar adalah “suatu proses yang

melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui pelatihan dengan cara

yang dapat dibedakan dengan perubahan tanpa pelatihan”.

Belajar adalah usaha untuk mengubah tingkah laku seseorang

sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dan bagaimana ia berinteraksi

dengan dunia di sekitarnya melalui belajar (Slameto, 2003: 2). Dalam Tri

Anni (2006:2), Gagne mengatakan bahwa belajar adalah perubahan

jangka panjang dalam karakter atau bakat seseorang, bukan proses jangka
11

pendek yang membantu mereka menjadi lebih baik. Belajar adalah proses

mental yang mengubah cara orang bertindak.

Djamarah (2011:13) mengatakan bahwa belajar adalah seperangkat

aktivitas mental dan fisik yang membantu orang mengubah perilakunya

karena pengalaman dan interaksinya sendiri dengan lingkungannya.

Dalam definisi belajar ini, kita melihat bahwa setiap orang dapat

belajar dan mengubah cara mereka bertindak. Ini termasuk pengetahuan,

keterampilan, dan sikap mereka. Untuk mencapai tujuan, modifikasi

perilaku ini akan ditampilkan..

2.2.1 Cara belajar

a. Pengertian cara belajar

Ada banyak cara berbeda untuk belajar. Salah satunya disebut

"metode pembelajaran". Slameto (2010:73-74) mengatakan bahwa belajar

itu sulit. Ada banyak faktor yang mempengaruhi seberapa baik pendidikan

bekerja. Kemampuan belajar individu berbeda-beda. Jadi, meningkatkan

prestasi siswa adalah cara belajar yang penting karena akan menunjukkan

kepada Anda bagaimana belajar dari orang lain. Menurut (Sagala,

2009:59), mengatasi masalah belajar adalah pendekatan belajar yang

sangat baik.

Menurut Hamalik (2004:38), belajar adalah suatu tindakan yang

dilakukan sebagai tanggapan terhadap keadaan belajar, seperti pelajaran,

ujian, dan tes. Menurut Sudjana (2009: 165-173), mahasiswa harus belajar
12

bagaimana menghadiri kuliah, belajar secara individu, belajar dalam

kelompok, membaca teks, dan mengikuti tes.

To achieve the learning objectives, good and effective learning

methods are needed. According to Slameto (2013: 74), pembelajaran yang

unggul dan efisien perlu memperhatikan hal-hal berikut:

1) Kondisi internal: rasa aman, ketenangan, kesehatan, dll.

2) Faktor eksternal

Misalnya, status lingkungan fisik, kebersihan rumah, dan

penerangan adalah contoh dari keadaan eksternal.

3) Metode belajar

Menggunakan taktik pembelajaran yang benar dapat menghasilkan

pembelajaran yang efisien. Diperlukan strategi untuk memaksimalkan

hasil..

1) Kondisi internal: rasa aman, ketenangan, kesehatan, dll.

2) Faktor eksternal

Misalnya, status lingkungan fisik, kebersihan rumah, dan penerangan

adalah contoh dari keadaan eksternal.

3) Metode belajar

Menggunakan taktik pembelajaran yang benar dapat menghasilkan

pembelajaran yang efisien. Diperlukan strategi untuk memaksimalkan

hasil.

b. Indikator Cara Belajar


13

Dalyono (2010:57-58) pendekatan pembelajaran meliputi mencatat,

membaca, menggarisbawahi, menulis resume atau kesimpulan, dan

sebagainya. Selain strategi tersebut, penting untuk mempertimbangkan

fasilitas belajar, waktu belajar, dan konsumsi media.

Slameto (2010: 282) mengutip tiga kebiasaan belajar yang

mempengaruhi pembelajaran::

1) Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya

membagi jadwal untuk tanggung jawab sehari-hari. Jadwal

mempengaruhi sekolah. Seorang siswa membutuhkan jadwal yang

terstruktur untuk belajar dengan baik.

2) Membaca dan membuat catatan

Membaca mempengaruhi belajar. Membaca adalah cara belajar, oleh

karena itu membaca dengan mahir sangat penting untuk belajar. Untuk

belajar, terapkan strategi membaca SOR4 (ingat).

3) Mengulangi bahan pelajaran

Pengulangan (review) mata pelajaran yang belum dipelajari dengan

baik dan cepat dilupakan akan mampu membekas isi pelajaran di otak

seseorang. Pengulangan dapat dilakukan segera setelah membaca,

tetapi juga penting untuk meninjau subjek.

4) Konsentrasi

Pikiran berkonsentrasi pada satu hal dengan an-naml Pinkan semua hal

lain yang tidak berhubungan. Dalam belajar, perhatian adalah fokus

pikiran pada suatu topik dengan mengesampingkan semua pikiran lain.


14

5) Mengerjakan tugas

Mengembangkan/mengerjakan soal latihan dalam buku atau membuat

soal sendiri merupakan contoh tugas. Menurut prinsip belajar,

pelaksanaan pekerjaan mempengaruhi hasil belajar..

c. Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Cara belajar adalah strategi atau metodologi pembelajaran. Dalyono

(2010:57) menunjukkan bahwa gaya belajar berpengaruh terhadap hasil

belajar. Menurut Hamalik (2004:159), hasil belajar menunjukkan adanya

pencapaian.

Menurut Kusumaningrum (2013:48), cara siswa belajar berdampak

besar pada seberapa baik mereka melakukannya. Pembelajaran siswa tidak

sebaik yang diharapkan ketika guru menggunakan cara yang tidak efisien

untuk mengajar. Menggunakan metode pembelajaran yang baik dan tepat

akan membantu siswa membuat kemajuan..

2.2.3 Prestasi Belajar a.

Suryabrata (2006:28) mendefinisikan prestasi belajar sebagai

kemampuan siswa untuk menguasai informasi, sikap, dan keterampilan

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar di sekolah diartikan

sebagai penguasaan kemampuan siswa setelah mengerjakan dan

memahami materi pelajaran. Tingkat pencapaian siswa dalam mencapai

tujuan program, menurut Shah (2011:141). “Prestasi adalah hasil belajar

yang diperoleh siswa,” ujar Sudjana (2008:111).


15

Sawiji (2008) membedakan antara prestasi akademik dan non-

akademik. Keberhasilan akademik, menurut Bloom, merupakan hasil dari

perbaikan perilaku pada ranah kognitif, emosional, dan psikomotorik

(Sugiyono, 2007). Ranah kognitif terus-menerus perlu dikuasai. Ilmu

pengetahuan membutuhkan penguasaan kualitas-kualitas tersebut

(Slameto, 1995). Prestasi akademik didefinisikan sebagai informasi atau

kemampuan yang diperoleh di sekolah, umumnya diukur dengan hasil

ujian.

Setiap orang harus belajar untuk alasan yang baik untuk membuat

segalanya lebih baik. Variabel-variabel yang mempengaruhi berhasil atau

tidaknya suatu perubahan dalam kegiatan pembelajaran adalah penting.

Dalyono (2010: 2010) mengidentifikasi dua macam unsur belajar: internal

dan eksternal (yang terakhir berasal dari luar diri seseorang) (yang berasal

dari luar individu). Sebagai contoh, aspek "internal" mencakup

kesejahteraan fisik seseorang serta keadaan mental dan emosionalnya.

Kematangan emosi orang tua berpengaruh signifikan terhadap

keberhasilan anaknya di sekolah dan di rumah.

Menurut Slameto (2010), belajar menyebabkan enam perubahan

perilaku:

1) Perubahan yang disadari

Perubahan ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik melihat

atau merasakan perubahan dalam dirinya. Misalnya, dia tahu bahwa


16

belajar meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaannya, tetapi

bukan perubahan yang disebabkan oleh keracunan atau ketidaksadaran.

2) Pembelajaran berkembang secara fungsional.

Perubahan pada diri seseorang terjadi secara terus menerus, tidak

statis. Menulis adalah salah satu keterampilan terpenting yang dapat

dipelajari siswa. Pola ini berulang sampai kemampuan menulisnya

meningkat.

3) Perubahan belajar yang positif dan aktif

Perubahan yang dibawa oleh pembelajaran, bukan oleh sikap pasif dan

pesimis.

4) Perubahan pembelajaran bersifat permanen

Belajar mengubah perilaku secara permanen, menyiratkan bahwa

perilaku berubah setelah belajar. Perubahan sementara seperti bersin-

bersin, berkeringat, menangis, menangis, dan lain-lain, tidak dapat

digolongkan sebagai perubahan pada diri sendiri yang dimaksud dengan

belajar.

5) Perubahan pembelajaran ditargetkan

Perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh tercapainya suatu

tujuan. Pembelajaran terarah menyebabkan perubahan nyata dalam

perilaku seseorang.

6) Semua aspek perubahan perilaku


17

Tingkah laku seseorang berubah setelah menjalani proses belajar.

Perubahan perilaku, sikap, kemampuan, pengetahuan, dan sebagainya

menghasilkan perubahan tersebut.

Seperti yang didefinisikan oleh Tirtonegoro (2001: 3), prestasi belajar

adalah metrik yang mengukur kemajuan anak selama periode waktu dalam

hal simbol, huruf, angka, dan frase. Sementara itu, Syah (2012:143).

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

lameto (2010; 54) berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh berbagai

faktor, tetapi faktor-faktor ini dapat dibagi menjadi dua kategori: internal

dan eksternal. Karakteristik pelajar itu sendiri, seperti kesehatan fisiknya

(sakit, cacat), kesehatan mental (kecerdasan, bakat, minat, fokus, dan

kesiapan), dan keadaan lingkungan (keluarga, sekolah, dan masyarakat)

semuanya dianggap sebagai variabel internal.

baik variabel eksternal maupun internal mempengaruhi keberhasilan siswa

(eksternal). Variabel yang mempengaruhi keberhasilan siswa antara lain:

1. Faktor eksternal

Dampak eksternal bersifat eksternal bagi seseorang. Faktor eksternal

yang mempengaruhi prestasi akademik dikategorikan sebagai berikut:

sekolah, rumah, dan masyarakat.

a) Pengaruh lingkungan pada keluarga

Keluarga mempengaruhi siswa dalam banyak hal, termasuk

bagaimana orang tua mereka mengajar mereka, bagaimana anggota


18

keluarga berinteraksi, suasana rumah, dan situasi ekonomi

keluarga.

d) Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan sekolah

Metode pengajaran, kurikulum, disiplin sekolah, interaksi guru-

siswa, kursus, dan kualitas bangunan sekolah semuanya

memengaruhi pembelajaran siswa.

c) Suasana masyarakat mempengaruhi keberhasilan sisw. Efek

tersebut muncul sebagai akibat dari kehadiran siswa yang terus

berlanjut di masyarakat. Aktivitas mahasiswa di masyarakat,

media, teman, dan aspek kehidupan bermasyarakat lainnya

semuanya berdampak..

1) Indikator Prestasi

Dalam KBBI, istilah "prestasi" mengacu pada prestasi, prestasi, prestasi,

dan sebagainya. Shah (2011:148-150) membagi keberhasilan belajar

menjadi tiga domain::

1) Domain kognitif dan religi meliputi enam akto:

a. Pengetahuan tentang informasi yang diperoleh dan disimpan

sebelumnya. Ada beberapa jenis pengetahuan yang dapat

diperoleh.

b. Pemahaman, yang meliputi kapasitas seseorang untuk memahami

makna dan relevansi dari apa yang telah dipelajari.

c. Aplikasi, yang terdiri dari penggunaan teknik dan prosedur untuk

memecahkan masalah dunia nyata dan baru.


19

d. D. analisis, yang mencakup kemampuan untuk membedah

keseluruhan menjadi bagian-bagian penyusunnya untuk memahami

struktur keseluruhan.

e. Sintesis, yang mencakup kemampuan untuk menciptakan pola

baru.

f. evaluasi, yang mencakup kapasitas untuk menghasilkan pandangan

tentang berbagai mata pelajaran berdasarkan seperangkat kriteria..

2) Perilaku domain afektif meliputi :

a) penerimaan membutuhkan kepekaan dan perhatian.

b) kemauan, keterlibatan, dan keterlibatan dalam suatu kegiatan

c) menghargai, menentukan sikap, dan percaya.

d) Menciptakan gaya hidup memerlukan pengenalan nilai dan

mengembangkannya menjadi pola nilai kehidupan pribadi

3) Ranah psikomotorik meliputi 7 kategori perilaku::

a) Persepsi membutuhkan pemilahan hal-hal dan melihat kontras..

b) Dalam keadaan yang melibatkan gerakan atau urutan gerakan,

kesiapan melibatkan kapasitas untuk memutuskan diri sendiri.

c) gerakan terarah, termasuk gerakan imitasi

d) bergerak, termasuk kapasitas untuk melakukannya tanpa kejadian

e) Penyelesaian gerakan atau kemampuan yang rumit dengan cara yang

halus, efisien, dan tepat.

f) f) mengubah dan menyesuaikan pola gerakan sesuai dengan batasan

spesifik yang relevan.


20

2.3 Penelian Relevan

Siswa kelas XII SMK Taman Siswa Sumpuih belajar pemasaran pada

tahun ajaran 2011/2012, dan Yuli Hidayati (2012) melihat bagaimana

pendekatan pembelajaran mempengaruhi kinerja mereka di mata pelajaran.

Siswa pemasaran SMK Taman Siswa Sumpuih kelas XII menjadi subjek

penelitian ini. Siswa jurusan pemasaran di kelas XII yang mengambil kursus

tentang proses administrasi transaksi bernasib jauh lebih baik secara akademis,

menurut analisis data.

Kelas XI IPS SMA Perintis Bandar Lampung Tahun Ajaran 2010/2011:

Hubungan Strategi Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Geografi oleh Yeni

Yusmalia Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah hasil belajar

siswa geografi meningkat ketika guru menggunakan strategi mengajar yang

berbeda . SMA Perintis Bandar Lampung diikuti oleh siswa kelas XI IPS

tahun 2011/2012. 0.849.

Siswa Kelas V SDN Gugus Dwarati Banyumanik Kota Semarang Moh.

Andi Kurniawan (2013) mengevaluasi hubungan antara minat dan gaya

belajar. Minat dan gaya belajar siswa akan dikaji sebagai bagian dari fokus

penelitian ini pada hasil belajar IPS, pendekatan pembelajaran, dan minat

siswa. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa keinginan siswa untuk

belajar dan kemampuan mereka untuk belajar dalam IPS saling terkait.

Beberapa penelitian sebelumnya dapat mengambil manfaat dari temuan

yang satu ini. Penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan penelitian yang

akan dilakukan. Hasil belajar siswa dan strategi pembelajaran keduanya


21

diperiksa dalam penelitian ini, seperti yang terlihat. Namun, variabel yang

digunakan, ukuran sampel, dan bidang studi sangat bervariasi..

2.4 Kerangka Berfikir

Teknik pembelajaran adalah metode atau pendekatan yang diantisipasi

siswa sebagai upaya belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap

pekerjaan siswa akan dievaluasi dalam hal pencapaiannya. Ketangkasan dan

keinginannya untuk belajar bervariasi. Namun, siswa dapat diajarkan teknik

belajar umum. Pembelajaran yang efektif dapat membantu siswa

meningkatkan kemampuan mereka untuk memenuhi tujuan pendidikan.

Membuat jadwal, membaca dan mencatat, mengulang materi pendidikan,

perhatian, dan melakukan tugas adalah penanda keberhasilan pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut di atas, kerangka konseptual akan menjadi:

Cara Belajar (Slameto, 2010 ; 82)

1. Pembuatan Jadwal Belajar dan


Pelaksanaannya

2. Membcana dan Membuat Catatan Prestasi


Belajar
3. Mengulang Materi

4. Konsentrasi

5. Mengerjakan tugas

Gambar 1. Kerangka Konseptual


22
23

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian

Penelitian ex post facto, atau pengumpulan data setelah suatu

kejadian, digunakan dalam penelitian ini. Studi ex post facto melihat

bagaimana suatu peristiwa, perilaku, atau faktor lain mempengaruhi variabel

independen, seperti perubahan perilaku, gejala, atau fenomena. Surdi adalah

nama permainannya (2003:174)

Perkembangan alami suatu peristiwa memerlukan analisis ex post

facto, yang dilakukan setelah variabel independen telah bergeser (Furchan,

2002:383). Kita harus menggunakan korelasi untuk mengidentifikasi

pendekatan statistik untuk memproses data yang diperlukan karena hasil studi

ini adalah nilai numerik yang perlu ditangani secara statistik..

Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi

Ini semua yang sedang dipelajari di Bungin (2005; 109). Hal-hal

yang dapat dipengaruhi oleh polusi adalah manusia dan hewan dan

tumbuhan dan udara dan sebagainya. Semua item atau topik dalam area

tertentu yang memenuhi beberapa persyaratan untuk penelitian disebut

populasi (Martono, 2011:74). Siswa kelas XI SMA Negeri 1 merupakan

kelompok yang menjadi sasaran penelitian ini. Seluruh siswa di kelas

XI IPS yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah 52 siswa merupakan

satu kelompok...

Tabel 3.1 Populasi Penelitian


24

No Kelas Jumlah Siswa


1 XI IPS 1 26
2 XI IPS 2 26
Sumber: Data Primer Tahun Pelajaran 2020/2021

2. Sampel

Sugiyono (2012:81) menyatakan bahwa pengambilan sampel

adalah cara untuk menentukan jumlah dan komposisi populasi. Metode

yang digunakan adalah total sampling, dimana jumlah sampel sama

dengan jumlah partisipan penelitian. Setiap orang yang berpartisipasi

dihitung. Sampel terdiri dari 52 siswa dari dua mata kuliah, XI IPS dan

XI. Karena populasi dunia di bawah 100, pengambilan sampel lengkap

digunakan..

3.3 Responden Penelitian

Sampel penelitian adalah subjek atau responden penelitian. Penelitian ini

menggunakan responden penelitian tingkat meso karena tingkat subjek

penelitian berjumlah 52 orang.

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Silaut..

3.4 Jenis Data

1) Data Primer

Data diperoleh langsung dari sumber data asli di tempat atau objek

penelitian, menurut Bungin (2005;132).

a. Data kunci dalam penelitian ini adalah hasil penilaian akhir siswa

kelas XI Ips SMA Negeri 1 Silaut.

b. Data primer siswa kelas XI Ips SMAN 1 Silaut Tahun 2020/2021.

2) Data Sekunder
25

Sumber data sekunder didefinisikan oleh Bungin (2005;132)

a. Data sekunder adalah ilai Akhir Semester (Rapor) Siswa Kelas XI

Ips SMAN 1 Silaut Tahun Pelajaran 2020/2021 dikumpulkan dari

Wali Kelas siswa.

b. Data sekunder dikumpulkan dari instruktur oleh administrasi (TU).).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan pendekatan non-tes yang disebut angket untuk

memperoleh data dari lapangan tentang pembelajaran siswa.

Metode pengumpulan data penelitian ini:.

a. Observasi

Observasi adalah tindakan memperhatikan suatu hal dengan

menggunakan semua panca indera (Arikunto, 2010:199). Peneliti secara

fisik memeriksa dan mencetak item di lapangan untuk mengumpulkan

data yang tepat dan objektif (Sugiyono, 2012:203). Sebagai bagian dari

penyelidikan ini, para peneliti diminta untuk memusatkan perhatian

mereka pada satu titik tertentu sebelum mengamati dan mengumpulkan

data. Peneliti melakukan observasi di SMA Negeri 1 Silaut..

b. Studi Dokumen

Pendekatan ini mengumpulkan data tentang keberhasilan akademis.

Raport semester siswa diperlukan untuk penyelidikan ini. Temuan dari

dokumentasi ini adalah data rasio. Makalah yang dibutuhkan adalah rapor

siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Silaut tahun ajaran 2020/21..

c. Kuesioner atau Angket


26

adalah alat pengumpul data yang meminta responden untuk

menjawab serangkaian pertanyaan atau komentar tertulis (Sugiyono,

2012;199). Metode ini mengumpulkan data belajar siswa.

Proyek ini akan mengumpulkan data dengan memberikan kuesioner

kepada siswa. Kuesioner telah diuji validitas dan reliabilitas empirisnya.

Data prestasi belajar siswa SMAN 1 Silaut digunakan. Kuesioner dibuat

sebagai berikut:

3.5.1 Pengembangan Instrumen

enelitian ini menggunakan kuesioner sebagai metode pengukuran.

Kuesioner didasarkan pada skala Linkert, yang mengukur sikap,

pandangan, dan persepsi masyarakat terhadap peristiwa atau fenomena

sosial (Iskandal, 2009:82)

1. Penyusunan Instrumen

pada tahap penyusunan instrumen dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut :

1) Langkah-langkah Persiapan Instrumen meliputi:

2) Peneliti membaca berbagai sumber untuk membangun peralatan

penelitian.

Menyusun kisi-kisi kuesioner, pertama menetapkan variabel,

kemudian sub-variabel, dan terakhir indikator. Kelas XI IPS SMAN 1

Silaut menggunakan angket item pernyataan untuk menilai pengaruh

modalitas belajar terhadap keberhasilan siswa.


27

Tabel 3. 2 Kisi-kisi instrumen Penelitian


No Variabel Indikator Descriptor
1 Cara Pembuatan a. Pembagian waktu untuk kegiatan
Belajar Jadwal dan belajar
Pelaksanaan b. Buat jadwal dan patuhi
nya c. Membagi waktu belajar dan bermain
agar tidak bosan dalam belajar
Membaca dan a. Selalu membaca buku besar/cetak
Membuat sebelum belajar
Catatan b. Membuat Ringkasan atau
kesimpulan
c. Mencatat pokok-pokok penting
Mengulangi a. Membaca ulang ringkasan catatan
Bahan b. Menghafal materi pelajaran
Pelajaran c. Mereview kembali pelajaran
Konsentrasi a. Fokus saat belajar
b. Tidak ribut saat pembelajaran
berlangsung
c. Selalu memperhatika kebersihan dan
kesehatan
Mengerjakan a. Mengumpulkan tugas dengan waktu
Tugas yang tepat
b. Selalu mengerjakan tugas dengan
cepat dan benar
c. Membuat tugas disekolah
2 Prestasi Prestasi belajar merupakan nilai Rapor
Belajar Siswa SMA Negeri 1 Silaut pada
(Y) Semester genap Tahun Pelajaran
2020/2021

2. Skala Pengukuran

Indikasi untuk setiap variabel adalah pertanyaan (item). Item-item

tersebut disiapkan untuk mengukur indikator variabel riil. Skala Likert

digunakan untuk menilai pengaruh pembelajaran terhadap keberhasilan

belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Silaut.

)
28

3.3.2 Uji Coba Angket Penelitian

Yang terbaik adalah menguji instrumen sebelum membagikannya

kepada responden. Sehingga bagian-bagian alat tersebut dapat digunakan

sebagai alat ukur.

1. Penentuan Responden Uji Coba

Penulis memberikan angket tes kepada 15 siswa kelas X SMA N 1

Silaut secara acak.

2. Pelaksanaan uji coba

Uji coba akan dilaksanakan dalam langkah-langkah berikut: :

1) 1) Berikan survei kepada siswa

2) 2) Jelaskan cara mengisi kuesioner.

3) Mintalah siswa mengisi survei

4) Mengumpulkan survei

3. Analisis uji Instrumen

Uji instrumen ini dianalisis untuk mengetahui validitasnya sebagai

alat pengumpulan data..

a. Uji Validitas

Sugiyono (2007:363) mendefinisikan validitas sebagai tingkat

keakuratan antara data yang diamati dan yang dilaporkan. Antara data

objek yang sebenarnya dan data penelitian, validitas juga dapat diartikan

sebagai ketepatan dan ketepatan suatu instrumen dalam mengukur apa

yang ingin diukurnya. Sebuah instrumen yang valid adalah sangat valid.

Tingkat validitas yang rendah menunjukkan instrumen yang buruk. Suatu


29

alat dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen

yang valid dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti. Korelasi

antara item pernyataan dan skor pernyataan keseluruhan digunakan untuk

menilai validitas. Pengujian validitas mencakup langkah-langkah berikut:

1) Pilih gagasan yang akan dinilai. Untuk menilai validitas konsep,

pertama-tama harus didefinisikan secara operasional..

2) Menggunakan beberapa mata pelajaran tes. sepuluh orang diuji

3) Korelasi antara skor setiap item jawaban dengan skor total item

jawaban adalah 3.

Uji coba kuesioner penelitian dilakukan sebelum penelitian.

Penelitian ini melibatkan 30 sampel dengan 22 pertanyaan untuk variabel

teknik pembelajaran.

Setelah memeriksa 30 sampel, ditentukan bahwa semua item

pertanyaan adalah sah. Berikut adalah temuan kuesioner studi tentang cara

belajar.:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Setiap Pernyataan

No. Pertanyaan R Tabel Total item correlation Keterangan


1 Pertanyaan 1 0,361 0.613 Valid
2 Pertanyaan 2 0,361 0.761 Valid
3 Pertanyaan 3 0,361 0.674 Valid
4 Pertanyaan 4 0,361 0.864 Valid
5 Pertanyaan 5 0,361 0.867 Valid
6 Pertanyaan 6 0,361 0.613 Valid
7 Pertanyaan 7 0,361 0.761 Valid
8 Pertanyaan 8 0,361 0.864 Valid
9 Pertanyaan 8 0,361 0.867 Valid
10 Pertanyaan 10 0,361 0.761 Valid
11 Pertanyaan 11 0,361 0.828 Valid
12 Pertanyaan 12 0,361 0.669 Valid
13 Pertanyaan 13 0,361 0.804 Valid
30

14 Pertanyaan 14 0,361 0.867 Valid


15 Pertanyaan 15 0,361 0.646 Valid
16 Pertanyaan 16 0,361 0.864 Valid
17 Pertanyaan 17 0,361 0.613 Valid
18 Pertanyaan 18 0,361 0.761 Valid
19 Pertanyaan 19 0,361 0.669 Valid
20 Pertanyaan 20 0,361 0.864 Valid
21 Pertanyaan 21 0,361 0.811 Valid
22 Pertanyaan 22 0,361 0.828 Valid

Hasil analisis menunjukkan bahwa semua pertanyaan mempunyai

nilai total item correlation > nilai R tabel (0,361) maka semua pertanyaan

dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat

dipercaya (Arikunto, 2010:239).

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Setiap Pernyataan

Cronbach's Alpha No. Items Keterangan


0.971 22 Sangat Tinggi
Dengan skor Alpha Cronbach > 0,60, semua pertanyaan dapat

dipercaya..

3.6 Unit Analisis

enelitian kuantitatif termasuk unit analisis. Unit analisis dikaitkan dengan

pendefinisian penelitian. Dalam studi kasus tradisional, ia terikat pada

seseorang, oleh karena itu orang tersebut adalah kasus yang akan diperiksa

(Yin, 2014:30).

Berdasarkan definisi di atas, maka unit analisis dalam penelitian ini

adalah topik. Unit analisis penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA

Negeri 1 Silaut.
31

3.7 Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Pengaruh modalitas belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI

IPS SMA Negeri 1 Silaut dijelaskan dengan menggunakan statistik

deskriptif. Setelah itu, analisis persentase deviasi standar rata-rata dan

koefisien variabel dilakukan, yang menawarkan interpretasi penelitian.

Rumus berikut menghitung konsentrasi dan penyebaran data dan

menghitung konsentrasi dan penyebaran data:

a. Mean (Rata-rata)

X=
∑ Xi
n

Dimana: X = Mean

∑ Xi = Nilai tiap data


n = Jumlah data sampel

(Siregar, 2011:20)

b. Median

Me=Bb+ P
[ 1 /2. n−Jf
f ]
Dimana: Me = Median

Bb = batas bawah kelas yang mengandung nilai median

n = Jumlah data

P = Panjang kelas

f = Banyak frekuensi kelas median

Jf = Jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas median


32

(Siregar, 2011:33)

c. Modus

Mo=Bb + P
[ F1
F 1 + F2 ]
Dimana:

Mo = Modus

Bb = Batas bawah kelas yang mengandung nilai modus

P = Panjang kelas

F 1 = Selisih antara nilai frekuensi di kelas modus (f) dengan

frekuensi sebelum kelas modus

F 2=¿ Selisih antara nilai frekuensi di kelas modus (f) dengan

frekuensi sesudah kelas modus

(Siregar, 2011:31)

d. Standar Deviasi

S=
√ ∑ ( Xi−X )2
n−1

Dimana:

S = Standar Deviasi

Xi = Data pengukuran

n = jumlah data

(Siregar, 2011:45)

dapat dihitung persentase frekuensi dengan rumus sebagai berikut

F
P= x 100 %
N
33

Dimana: P = Persentase

F = Frekuensi

N = Jumlah Sampel

100% = Angka tetapan untuk persentase

2. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Data tersebut menunjukkan bahwa data sampel biasanya tersebar

dalam garis lurus. Dimungkinkan untuk menggunakan uji chi-kuadrat,

uji Lilliefors, dan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat apakah

datanya tidak rusak. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang ini, uji

Kolmogorov-Smirnov digunakan.

2. UjiLinieritas

Jika hubungan antara variabel bebas (X) dan terikat (Y) linier,

maka digunakan uji linieritas. SPSS 11.00 digunakan untuk

melakukan uji linieritas.

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Korelasi

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara kedua variabel digunakan

rumus korelasi product momen dari Pearson

n ∑ X i Y i −( ∑ X i )( ∑ Y i )
rxy=
√( n ∑ X i
2 )−( ∑ X i )2( n ∑ Y i2−( ∑ Y i )2) ...... Uyanto (2006:200)

Dimana:
34

52(105628 ,4−(1219)x (4502, 72)

= koefisien korelasi satu item dengan total item


rxy=
√52(28781−(1219)2)(52(390 09,7−(4502,72)2)

r √( n − 2 )
√ ( 1 − r 2) = jumlah skor setiap item
0,482 √ ( 52 − 2 )
√(1 − 0,4822 ) = jumlah skor seluruh item

n = jumlah responden
n ∑ Xi Y i −( ∑ X i )(∑ Y i )
rxy=
√(n∑ X )−(∑ X ) (n∑ Y −(∑Y ) )
i
2 i
2
i
2 i
2

= jumlah hasil kali skor X dan Y

b. Keberartian

Untuk menguji keberartian nilai korelasi dipakai rumus:

52(69825 ,42−(806)x(4502,72)
rxy=
t = 52(1270 −(806 ) )(52(390 09 ,7−(4502 ,72) ) √ 2 2
……… Uyanto (2006:201)

Dimana:

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi

n = jumlah sampel

Determinasi

Gunakan rumus koefisien determinasi untuk menentukan seberapa

besar kontribusi variabel independen (X) terhadap variabel dependen

(Y) :

KP = r2 × 100%

Dimana:
KP = nilai koefisien determinasi
r = nilai koefisien korelasi
3.8 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri Penelitian ini akan

dilakukan di SMA Negeri 1 Silaut. Peneliti memilih tempat ini karena banyak
35

siswa yang memiliki teknik belajar yang kurang tepat dan tidak disiplin dalam

mengumpulkan pekerjaan rumah di sekolah.1 Silaut. Alasan peneliti memilih

lokasi ini karena dari observasi awal melihat bahwa siswa banyak yang belajarnya

kurang tepat dan tidak disiplin dalam pengumpulan tugas di sekolah.

3.9 Jadwal Rencana Penelitian

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Jenis Bulan
Kegiatan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Sep Nov
Proposal
Bimbingan
Proposal
Seminar
Proposal
Penelitian
Bimbingan
Hasil
Penelitian
Ujian
Skripsi

3.10 Definisi Operasional Variabel


Untuk mencegah kesalahan dalam memahami variabel, diperlukan

definisi operasional variabel.

1. Cara belajar (X) Suatu teknik atau strategi yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan. Membaca dan

mencatat merupakan indikator metode pembelajaran. Pengulangan materi

pelajaran merupakan salah satu indikator metode pembelajaran.

2. Prestasi Belajar (Y) Prestasi belajar meliputi perubahan psikomotor,

yaitu kemampuan siswa untuk menguasai pengetahuan, sikap, dan

keterampilan setelah kegiatan pembelajaran. Di sekolah, penguasaan


36

keterampilan siswa setelah mengerjakan dan memahami materi pelajaran

yang diajarkan dapat dianggap sebagai hasil belajar. Hasil belajar siswa

kelas XI IPS diteliti. Raport mahasiswa semester II menunjukkan

pencapaian kognitif mahasiswa.


37

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum SMAN 1 Silaut

4.1.1 Profil

Nama Sekolah : SMAN 1 Silaut

NPSN : 10308231

Jenjang Pendidikan : SMA

Status Sekolah : Negeri

Alamat : Jl. Tanjung Makmur

Kode Pos : 25674

Kelurahan : Silaut

Kecamatan : Silaut

Kabupaten/Kota : Pesisir Selatan

Provinsi : Sumatera Barat

Email : smadasil@gmail.com

Website : http://smandasil@gmail.com

No. Telepon : 081374896755

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

Tahun Berdiri : 15-08-2007

Posisi Geografis : -2.1794 (lintang), 101.0585 (bujur)

Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Silaut

51
38

4.1.2 Sejarah SMAN 1 Silaut

SMA Negeri 1 Silaut dibentuk atas permintaan masyarakat. Maka

lahirlah SMA Negeri 1 Silaut. SMA Negeri 1 Silaut didirikan pada tahun

2007 dan mulai belajar mengajar pada tahun ajaran 2006/2007. SMA

Negeri 1 Silaut merupakan sekolah perkebunan kelapa sawit. Karena

Silaut adalah tempat baru, banyak orang dari daerah tetangga datang ke

Silaut sebagai pemilik tanah dan karyawan pabrik kelapa sawit. SMA

Negeri 1 Silaut memiliki luas 1,24 hektar.

Dengan Surat Keputusan 366 Tahun 2007, tanggal 15 Agustus

2007, Bupati Pesisir Selatan menyetujui pembukaan SMA Negeri 2

Lunang Silaut yang terletak di Jalan Tanjung Makmur, Silaut 1. Pada

tanggal 30 Desember 2013, SMA Negeri 1 Silaut diubah namanya

menjadi SK Bupati Pesisir Selatan No. 420/457/Kpts/BPT-PS/2013.

SMA Negeri 1 Silaut beroperasi di bawah Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. SMA Negeri 1 Silaut terletak di Silaut, Kecamatan Silaut,

Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Sebuah kafetaria dan ruang

sholat tambahan tersedia di SMA Negeri Silaut. SMA Negeri 1 Silaut

memiliki akreditasi B (458/BAN-SM/SK/2020)..

Berikut beberapa kepala sekolah SMA Negeri 1 Silaut telah

dipimpin oleh beberapa Kepala Sekolah di antaranya:

Tabel 4.1
Nama Kepala Sekolah yang Menjadi Pemimpin
di SMAN 1 Silaut
No Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah No SK Masa Jabatan
1 SMAN 2 Lunang Silaut Drs. Mardanus 2007-2009
2 Drs. Zamahsyari 2009-2011
39

3 Harruddin, S.Pd 2011-2013


4 SMAN 1 Silaut Mahyan, S.Pd, MM 2013-2018
5 Drs. Masri 2018-Sekarang
Sumber : Tat Usaha SMAN 1 Silaut

SMAN 1 Silaut merupakan satu-satunya sekolah pilihan siswa karena

merupakan satu-satunya sekolah yang ada di Kabupaten Silaut. Selain itu, SMAN

1 Silaut memiliki berbagai sektor keberhasilan, baik akademik maupun non-

akademik, dan SMAN 1 Silaut mencakup banyak ruang kelas. Sekolah ini dimulai

dengan kurikulum KTSP dan kini telah beralih ke kurikulum 2013 sesuai dengan

rekomendasi pemerintah..

4.1.3 Visi, Misi, dan tujuan SMAN 1 Silaut

1. Visi

Membangun Sekolah Keagamaan yang mengutamakan

kepedulian terhadap lingkungan dan prestasi akademik”

2. Misi

Dalam mewujudkan visi SMAN 1 Silaut, maka misinya adalah

sebagai berikut :

1. Membangun suasana sekolah yang berwawasan agama.

2. Terwujudnya sistem pengelolaan lingkungan yang ramah

lingkungan (Green School).

3. Menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar.

4. Memaksimalkan kapasitas instruktur dan tenaga kependidikan

untuk pemberdayaan.
40

5. Menerapkan pembelajaran dan supervisi secara efektif untuk

memastikan bahwa siswa tumbuh secara maksimal.

6. Membuat dan mengoptimalkan kurikulum.

7. Mempromosikan inovasi dalam pendidikan.

8. Mengembangkan kegiatan akademik dan non akademik..

3. Tujuan

Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan SMA Negeri

1 Silaut memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Lingkungan belajar yang konsisten dengan ide-idenya.

2. Jelaskan bagaimana IMTAQ dilaksanakan di tingkat kecamatan.

3. Menjamin lingkungan sekolah yang aman, asri, menyenangkan, dan

sehat melalui penerapan sistem pengelolaan lingkungan hijau (Green

School).

4. Sarana dan prasarana sekolah memenuhi tingkat dasar SPM.

5. Administrasi sekolah dapat dikoordinasikan secara efektif sesuai

dengan standar manajemen pendidikan.

6. Sekolah dapat memenuhi persyaratan pendidik dan tenaga

kependidikan, yang meliputi semua pengajar sistem informasi yang

kompeten yang mengajar sesuai dengan profesinya, mahir

melaksanakan PTK, dan mahir dalam pembelajaran berbasis TIK.

7. Setiap guru telah mengembangkan, membeli, dan menyebarluaskan

bahan ajar sesuai dengan kebutuhan kurikulum.


41

8. Karakteristik tertentu dari proses pembelajaran dapat dicapai,

misalnya dengan penggunaan prosedur CTL, pendekatan pembelajaran

yang komprehensif, dan pendekatan pembelajaran individual..

9. Semua instruktur mendapatkan pelatihan dalam

mengimplementasikan inovasi pembelajaran.

10. Kompetensi mahasiswa pascasarjana dapat menghasilkan nilai

Ujian Nasional rata-rata 7,50.

11. Sekolah memiliki siswa yang memiliki kemampuan yang dapat

diandalkan dan mampu bersaing secara akademis dan non-akademik

dengan sekolah lain.

Visi, misi, dan tujuan SMAN 1 Silaut adalah membantu siswa tumbuh

sebagai manusia dengan mendorong mereka untuk belajar tentang pengetahuan,

agama, cinta lingkungan, dan keunggulan akademik. Siswa dan guru memiliki

tujuan untuk meningkatkan pendidikan baik di bidang akademik maupun non-

akademik dengan memiliki visi yang jelas, menetapkan tujuan, dan mencapainya..

4.1.4 Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN 1 Silaut

SMAN 1 Silaut termasuk ruang kelas permanen untuk memfasilitasi

proses pembelajaran. SMANI Silaut berbatasan dengan perkebunan kelapa sawit

dan pemukiman masyarakat di KTM, Padang-Bengkulu, Kabupaten Silaut.

SMAN I Silaut tidak becek jika diguyur hujan karena terletak di atas tanah yang

luas dan masih terbuka. SMAN 1 Silaut dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun

sehingga memberikan udara sejuk dan suasana yang alami. Untuk menambah

keindahan alam SMAN 1 Silaut, setiap halaman kelas ditumbuhi tanaman seperti
42

bunga dan pepohonan hijau untuk memberikan kesejukan, sehingga sekolah ini

dijuluki Sekolah Hijau..

1. Ruang Kelas

Jumlah ruang kelas di SMAN 1 Silaut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2
Jumlah Ruang Kelas SMAN 1 Silaut
No Kelas Jumlah Ruang
1 X IPS 2
2 X IPA 2
3 XI IPS 2
4 XI IPA 2
5 XII IPS 2
6 XII IPA 2
Total 12
Sumber : Tata Usaha SMAN 1 Silaut

2. Ruang Lainnya

Jumlah dan jenis ruang di SMAN 1 Silaut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3
Jenis dan Jumlah Ruang SMAN 1 Silaut
No Nama Ruangan Jumlah
1 Ruang Kelas 12
2 perpustakaan 1
3 Laboratorium 3
4 Pimpinan 2
5 Ruang Guru 1
6 Ibadah 1
7 UKS 1
8 Toilet 3
9 TU 1
10 OSIS 1
11 Bangunan 1
12 Konseling 0
13 Praktik 0
14 Ruang Gudang 0
Jumlah 27
Sumber : Tata Usaha SMAN 1 Silaut
43

Ada 27 ruangan di SMAN 1 Silaut, masing-masing dengan fasilitas

tersendiri untuk guru dan siswa. Untuk melaksanakan tugas dan

memelihara BK, seorang Ketua ditetapkan oleh Guru BK. Keberadaan

sarana dan prasarana di SMAN 1 Silaut dapat dimanfaatkan untuk

menunjang kegiatan sekolah.

4.1.5 Keadaan Guru dan Karyawan SMAN 1 Silaut

Daftar guru dan karyawan SMAN 1 Silaut adalah sebagai berikut :.

Tabel 4.4
Daftar nama Guru-guru SMAN 1 Silaut dan Mata Pelajaran
No Nama Guru Mata Pelajaran
1 Drs. Masri Matematika
2 Ilharmen, S.Pd B. Indonesia
3 Idawati Mhunte, S.Pd Matematika
4 Abdul Muzaki, Sh Pkn
5 Dedi Wijaya, S.Pd Fisika
6 Rida Marta Sari, M.Pd Matematika
7 Roni Nasriko, S.Pd Kimia
8 Edward, S.Pd Ekonomi
9 Bambang Poncoadi, S.pd Penjas
10 Afriya Retmi, S.Pd Sejarah
11 Rudi Hartono, S.Pd Ekonomi
12 Salma Witriani, S.Pd Biologi
13 Sri Ningsih, S.Pdi PQ
14 Hasmilinda, S.Pdi PQ
15 Desi Novriza, S.Pd B. Inggris
16 Desniarti, S.Pd Geografi
17 Soraya, s.Pd Geografi
18 Murniati, S.Pd Bk
19 Marsip, S.Pd Seni Budaya
20 Soni Natalia, S.Pd B. Inggris
21 Adi Amsori, S.Pdi Bk
22 Endah Dewi Nurhayati, S.Pd Pkn
23 Suranti, S.Pdi B. Inggris
24 Nurjanah, S.pd Sosiologi
25 Novi Eka Putra, S.Pd Sosiologi
26 Syafri Yullanda, S.Pd B. Indonesia
27 Dina Maria, S.Pd Biologi
44

28 Ahmad Bashori B. Arab


29 Nurlia Hasibuan, S.Ag PAI
30 Adi Susilo, S.Pd Penjas
Sumber: Tata Usah SMAN1 Silaut

Berdasarkan data di atas, SMAN 1 Silaut mempekerjakan 30

pengajar yang mengajar 15 mata pelajaran, antara lain matematika, bahasa

Indonesia, bahasa Inggris,

ekonomi/kimia/biologi/sosiologi/geografi/penjasorkes/sejarah/Arab/PAI/

PQ. Di SMAN 1 Silaut, guru termasuk pegawai negeri dan guru honorer

dari segala usia. Selain pengajar dan siswa, SMAN 1 Silaut memiliki

pegawai/staf yang membantu proses belajar mengajar, serta prosedur yang

tidak berkaitan langsung dengan pembelajaran tetapi tetap terjadi di

lingkungan sekolah.

Daftar staff dan pegawai di SMAN 1 Silaut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5
Daftar Staff dan Pegawai
No Nama Jabatan
1 Kusmanto, Sip Ketua Komite
2 Gusna Devi, Amd TU
3 Siti Fatimah, S.E TU
4 Diana, S.S TU
Sumber: Tata Usaha SMAN 1 Silaut

Berdasarkan informasi, SMAN 1 Silaut memiliki 4 orang yang menangani

statistik sekolah, keuangan, dan kesejahteraan guru dan siswa. Pekerjaan

administrasi antara lain meliputi menyiapkan perlengkapan administrasi, membuat

laporan gaji guru dan pegawai, menulis surat-menyurat administrasi, dan mengisi

laporan tentang kegiatan sekolah, antara lain. Ada orang-orang yang bekerja di

sekolah yang dapat membantu dan mendukung proses sekolah karena karyawan
45

dan guru saling bergantung. Guru tidak dapat melakukan pekerjaannya sendiri

tanpa bantuan pegawai lain untuk menulis surat dan laporan..

4.1.6 Keadaan Siswa Siswi SMAN 1 Silaut

Siswa-Siswa SMAN 1 Silaut secara keseluruhan berjumlah 349

siswa dengan perincian untuk siswa laki-laki berjumlah 146 orang dan

siswa perempuan berjumlah 203 orang.

4.1.7 Strktur Organisasi SMAN 1 Silaut

Kepala Sekolah

Ketua Komite Drs. Masri

Kusmanto, S.IP

Wk.Kurikulum Wk.Kesiswaan
Roni Nasriko, S,pd Edward, S.Pd

Kepala TU Operator Kepala Labor Kepala Pustaka


Bambang P, S.Pd Siti Fatimah, SE Roni Nasriko, S.Pd Afriya Retmi, S.Pd

STAF STAF STAF

Wali Kelas X Wali Kelas XI Wali Kelas XII

Guru PAI Guru PKN Guru B.Inggris Guru Guru TIK Guru B.Arab
B. Indonesia
Guru Guru Fisika Guru BK Guru ….
Guru Matematika Sejarah Guru Kimia

Guru Geografi Guru Seni


Guru Ekonomi Guru Sosiologi Guru Penjas
Budaya

SISWA
46

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Data

Sebanyak 52 siswa IPS SMA Negeri 1 Silaut, kelas XI, dilibatkan dalam

penelitian ini. Survei dengan 22 pertanyaan dan 5 kemungkinan tanggapan

digunakan untuk mengumpulkan data.

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini. Gaya belajar dan keberhasilan dalam belajar adalah dua

variabel dalam kumpulan data. Lebih dari 50 siswa IPS SMA Negeri 1 Silaut

mengisi angket tentang metode belajar yang mereka sukai. Siswa kelas XI IPS

SMA Negeri 1 Silaut tahun pelajaran 2020/2021 memberikan datanya.

Untuk mengumpulkan data, peneliti mengajukan 22 pertanyaan. Kuesioner

diuji dan dinyatakan valid dan dapat dipercaya, sehingga dapat digunakan

untuk mengumpulkan data.

Berdasarkan tanggapan dari 52 orang, di bawah ini adalah rincian

metode pembelajaran yang paling umum untuk setiap indikator:

Tabel 5.1
Dsitribusi Frekuensi Skor Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaan

No SL SR KD JR TP
Indikator ite RS
m Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %
Pembuata 11, 80,
1 6 42 4 7,7 0 0 0 0 4,04
n Jadwal 5 8
dan 13, 73, 11,
2 7 38 6 1 1,9 0 0 3,98
Pelaksana 5 1 5
an 2 38, 32, 1 28,
3 0 0 0 0 17 3,90
0 5 7 5 8
4 0 0 3 5,8 4 7,7 33 68, 1 23, 4,04
47

5 2 1
Mean 3,99
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Grafik tersebut menunjukkan bahwa skor rata-rata untuk indikator penjadwalan

dan implementasi menggunakan 4 item pernyataan adalah 3,99, dibulatkan menjadi 4,

dan termasuk dalam kategori frequent response (SR). Kesimpulannya, siswa sering

membuat dan mengeksekusi jadwal dalam kategori Frequent Responses (SR).

Kesimpulannya, murid.

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Skor Membaca dan Membuat Catatan
No SL SR KD JR TP Rerata
Indikator ite
Fi % Fi % Fi % Fi % Fi % (mean)
m
36, 1 23,
1 21 40,4 19 0 0 0 0 4,17
5 2 1
42, 17,
2 15 28,8 22 9 6 11,5 0 0 3,88
Membaca 3 3
dan 3 0 0 1 1,9 4 7,7 40 76,9 7 13,5 4,79
Membuat 3 61,
4 1 1,9 0 0 14 26,9 5 9,6 3,69
Catatan 2 5
32, 2 38,
5 15 28,8 17 0 0 0 0 3,90
7 0 5
6 0 0 3 5,8 4 7,7 33 63,5 12 23,1 4,67
Mean 4,19
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Tabel tersebut menunjukkan bahwa skor rata-rata untuk indikasi membaca

dan mencatat adalah 4,19, dibulatkan menjadi 4, dan termasuk dalam kategori

frequent reply (SR). Siswa sering membaca dan mencatat..

Tabel 5.3
Dsitribusi Frekuensi Skor Mengulangi Bahan Pelajaran

No SL SR KD JR TP
Indikator ite SR
m Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %
48

33,
1 24 30 28 35 27 0 0 1 1,2 3,93
8
Mengulan 53, 16,
2 17 21,2 43
13 6 7,5 1 1,2 3,86
gi Bahan 8 2
Pelajaran 3 7 8,8 68 85 4 5 1 1,2 0 0 1,99
28,
4 8 10 23 48 60 0 0 1 1,2 3,46
8
Mean 3,31
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata skor indikasi mengulang

mata kuliah dengan menggunakan 4 item pernyataan adalah 3,31, dibulatkan

menjadi 3, dan termasuk dalam kelompok respon Kadang – Kadang (KD). Untuk

meringkas, siswa sesekali mengulang konten kursus.

Tabel 5.4
Dsitribusi Frekuensi Skor Konsentrasi

No SS S R TS STS
Indikator SR
item Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %
1 8 10 23 28,8 48 60 0 0 1 1,2 3,46
2 11 13,8 39 48,8 27 33,8 2 2,5 1 1,2 3,71
Konsentrasi
3 35 43,8 36 45 6 7,5 3 3,8 0 0 4,29
4 14 17,5 61 76,2 3 3,8 2 2,5 0 0 4,09
0,50 0,60 3,89
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Tabel tersebut menunjukkan skor rata-rata untuk indikator pengulangan isi

pelajaran adalah 3,89, dibulatkan menjadi 4, dan grafik menunjukkan skor rata-

rata untuk indikator penjadwalan dan pelaksanaan menggunakan 4 item

pernyataan. adalah 3,99, dibulatkan menjadi 4, dan termasuk dalam kategori SR.

Akhirnya, siswa sering membuat dan mengimplementasikan jadwal Frequent

Responses (SR). Akhirnya, murid sering fokus..

Tabel 5.5
49

Dsitribusi Frekuensi Skor Mengerjakan Tugas

No SS S R TS STS
Rerata
Indikator ite
Fi % Fi % Fi % Fi % Fi % (mean)
m
33,
1 24 30 28 35 27 0 0 1 1,2 3,93
8
22, 52, 16,
2 18 4213 6 7,5 1 1,2 3,88
Mengerjak 5 5 2
an Tugas 83,
3 7 8,8 67 4 5 2 2,5 0 0 3,99
8
28,
4 8 10 23 48 60 0 0 1 1,2 3,46
8
Mean 3,81
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata skor indikasi pengulangan

topik pelajaran menggunakan 4 item pernyataan adalah 3,81, dibulatkan menjadi

4, dan termasuk dalam kategori Frequent Answer (SR). Kesimpulannya, siswa

sering mengulang isi kuliah..

5.2 Cara Belajar

Kuesioner dengan 22 item dan 5 tanggapan (sering (SL), sering

(SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR) dan tidak pernah (N)) digunakan

untuk memperoleh data tentang strategi belajar siswa (TP). diberikan

kepada 52 siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Silaut.

Rata-rata (mean), median (median), modus (modus), standar deviasi (SD),

nilai terbesar dan terendah diperoleh dari distribusi skor. Detailnya dapat

ditemukan pada tabel di bawah ini.:

Tabel 5.6
Deskripsi Data Cara Belajar Siswa

No Statistik Cara Belajar


.
1 Mean ( rata – rata) 86.5
50

2 Median (nilai tengah) 87


3 Modus (Nilai yang sering
85
muncul)
4 Standar deviasi 6.58
5 Skor Maksimum 64
6 Skor Minimum 99
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Seperti terlihat pada tabel di atas, rata-rata gaya belajar adalah

86,5. Dengan nilai median 87, dapat disimpulkan bahwa teknik belajar

siswa cukup baik. Hasil pengolahan data untuk mendeskripsikan strategi

belajar siswa disajikan pada lampiran.

Rumus Stugges distribusi frekuensi data belajar siswa adalah:

Range = Skor tertinggi – skor terendah


= 99 – 64
= 35
Jumlah kelompok = 1+ 3,3, log n
= 1 + 3,3 log 52
= 1 + 3,3 x 1,72
= 6,66 (dibulatkan menjadi 7)
Interval k = Skor tertinggi – skor tertinggi
JK
= 99 – 64
7
= 35
7
= 5
Berdasarkan data diatas maka kelas interval dari data cara belajar dapat

dilihat pada table berikut :

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Cara Belajar Siswa

No. Kelas Interval Frekuensi


Fi %
1 64 - 69 1 1.9
2 70 - 75 2 3.8
3 76 - 81 7 13.5
4 82 – 87 17 32.7
5 88 – 93 19 36.5
51

6 94 - 100 6 11.5
Jumlah 52 100.0
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Tabel distribusi frekuensi cara belajar dapat digambarkan dengan grafik

histogram sebagai berikut :


88 – 93; Series1;
19
82 – 87; Series1;
17
Frekuensi

76 - 81; Series1; 7 94 - 100; Series1;


6

64 - 69; Series1;
70 - 75; Series1; 2
1

Data Cara Belajar

Gambar 1. Histogram Data Cara Belajar Siswa

Penyelidikan menemukan bahwa 19 murid (36,5%) berada di

kisaran 88-93. Kemudian 17 murid (32,7%) berada di kisaran 82-87,

sementara 7 (13,5%) berada di kisaran 76. Intervalnya adalah 94-100, 70-

75, dan 64-69.

5.3 Prestasi Belajar

Rata-rata (mean), median (median), modus (modus), standar

deviasi (SD), nilai terbesar dan terendah diperoleh dari distribusi skor.

Detailnya dapat ditemukan pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.8
52

Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa

No. Statistik Prestasi Belajar


1 Mean ( rata – rata) 86.59
2 Median (nilai tengah) 87.04
3 Modus (Nilai yang sering
87.36
muncul)
4 Standar deviasi 1.51
5 Skor Minimum 83.29
6 Skor Maksimum 89.50
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Seperti terlihat pada tabel di atas, rata-rata (mean) prestasi belajar

adalah 86,57. Rata-rata kelas diperoleh dengan membagi jumlah skor

dengan jumlah siswa menggunakan aplikasi excel. Menggunakan aplikasi

excel, median dihitung sebagai 87,04. Mode 87.3 Ini adalah nilai umum.

Standar deviasi adalah 1,51, seperti yang ditentukan di Excel. Skor

minimum 83,29 adalah yang tertinggi dan skor maksimum 89,50 adalah

terendah. Secara keseluruhan, prestasi siswa relatif tinggi. Lampiran 2

menunjukkan hasil pengolahan data untuk memperoleh gambaran tentang

data prestasi belajar siswa.

Rumus Stugges menghasilkan distribusi frekuensi berikut:

Range = Skor tertinggi – skor terendah


= 89,5 – 83,29
= 6,21
Jumlah kelompok = 1+ 3,3, log n
= 1 + 3,3 log 52
= 1 + 3,3 x 1,72
= 6,66 (dibulatkan menjadi 7)
Interval k = Skor tertinggi – skor tertinggi
JK
= 89,5 – 83,29
7
= 6,21
7
= 0,88
53

Berdasarkan data diatas maka kelas interval dari data prestasi

belajar dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa

No. Kelas Interval Frekuensi


Fi %
1 83,29 – 84, 17 4 7.7
2 84,18 – 85,06 7 13.5
3 85,07 – 85,95 7 13.5
4 85,96 – 86,84 5 9.6
5 86,85 – 87,73 17 32.7
6 87,74 – 88,62 10 19.2
7 88,63 – 89,51 2 3.8
Jumlah 52 100.0
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Tabel distribusi frekuensi cara belajar dapat digambarkan dengan grafik

histogram sebagai berikut :


FRekuensi

Data Prestasi Siswa

Gambar 1. Histogram Data Prestasi Belajar Siswa

Data hasil penelitian, paling banyak yaitu 17 siswa (32,7%) berada pada

interval 86,85 – 87,73. Kemudian 10 siswa (19,2%) berada pada interval

87,74 – 88,62, 7 siswa (13,5%) berada pada interval 84,18 – 85,06, 7 siswa
54

(13,5%) berada pada interval 85,07 – 85,95, 4 siswa (7,7%) berada pada

interval 83,29 – 85,17 dan 2 siswa (3,8%) berada pada interval 88,63 –

89,51.

5.4 Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa

data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berikut

hasil uji normalitas :

Tabel 5.10
Uji Normalitas

No Variabel n D Max Dtabel Distribusi


1 Cara Belajar 52 0,113 0,123 Normal
2 Prestasi Belajar 52 0,106 0,123 Normal
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Sejak dinyatakan sebelumnya, semua data X dan Y terdistribusi

normal, karena setiap variabel probabilitas sesuai dengan kriteria Tabel

D Max D. Setiap titik data berdistribusi normal, atau populasi data

sampel berdistribusi normal..

2. Uji Linearitas

Dalam hal ini, uji linieritas digunakan untuk melihat apakah

hubungan antara variabel bebas (X) dan terikat (Y) bersifat linier. Uji

linieritas dilakukan dengan bantuan SPSS 11.00..

Tabel 5.11
Uji Linearitas

Uji Linearitas Sig, Norma Tabel


X dengan Y 0,000 0,05
55

Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier yang

substansial antara karakteristik gaya belajar (X1) dengan prestasi

belajar (Y) siswa kelas XI SMA Negeri 1 Silaut..

5.5 Pengujian Hipotesis

5.5.1 Pengaruh Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaan Terhadap Prestasi

Belajar

Untuk menguji pengaruh pembuatan jadwal dan pelaksanaan dengan

prestasi belajar dilakukan dengan analisis korelasi product moment,

pengujian hipotesisnya sebagai berikut :

Tabel 5.13
Uji Korelasi Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaan terhadap prestasi
belajar (Y) siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Silaut
Korelasi α rhit rtab thit KP% Keterangan
Indikator 0,05 0,328 0,226 2,53 10,8% Besar
Pembuatan Kontribusi
Jadwal dan 10,8%
Pelaksanaanya
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Tabel tersebut menunjukkan bahwa koefisien korelasi yang

dihitung (Rh = 0,328) lebih besar dari koefisien korelasi yang dihitung (Rt

= 0,226).

Sebuah tes signifikansi digunakan untuk menilai dampak dari

pembuatan jadwal dan pelaksanaan pada keberhasilan siswa. Berdasarkan

hasil tes, peristiwa pembelajaran memiliki nilai relevansi sebesar 2,53

terhadap prestasi belajar. Jika jadwal dan pelaksanaan ditingkatkan satu

kali, dapat meningkatkan pembelajaran sebesar 2,53.


56

Studi koefisien determinasi kemudian digunakan untuk menilai

pengaruh penjadwalan dan pelaksanaan terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan pengujian koefisien determinasi, 10,8%. Ini menunjukkan

bahwa penjadwalan dan implementasi menambah 10,8% untuk

pembelajaran

5.5.2 Pengaruh Membaca dan Membuat Catatn Terhadap Prestasi

Belajar

Dari hasil korelasi product moment diketahui bahwa ada pengaruh

membaca dan membuat catatan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS

di SMA Negeri 1 Silaut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 5.14
Uji Korelasi Membaca dan Membuat Catatan terhadap prestasi
belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Silaut
Korelasi α rhit rtab thit KP% Keterangan
Indikator 0,05 0,482 0,226 4,00 23,2% Besar
Membaca Dan Kontribusi
Membuat 23,2%
Catatan
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Koefisien korelasi hitung (Rh = 0,482) lebih besar dari koefisien

korelasi hitung (Rt = 0,226) berdasarkan data tabel. Membaca dan

mencatat memiliki pengaruh yang cukup baik terhadap kemajuan belajar

siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Silaut.

Uji signifikansi digunakan untuk menilai pengaruh membaca dan

mencatat terhadap keberhasilan belajar. Artinya peristiwa belajar memiliki


57

nilai signifikansi sebesar 2,53 terhadap hasil belajar. Membaca dan

mencatat dapat meningkatkan keberhasilan belajar sebesar 2,53 kali.

Membaca dan mencatat berkontribusi pada pencapaian belajar, dan

ini diselidiki lebih lanjut menggunakan koefisien determinasi. Berdasarkan

pengujian koefisien determinasi, 23,2 persen. Membaca dan mencatat

menambah 23,2 persen untuk belajar.

5.5.3 Pengaruh Mengulangi Bahan Pelajaran Terhadap Prestasi

Belajar

Dari hasil korelasi product moment diketahui bahwa ada pengaruh

mengulangi bahan pelajaran terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di

SMA Negeri 1 Silaut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.15
Uji Korelasi Mengulangi Bahan Pelajaran Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Silaut
Korelasi α rhit rtab thit KP% Keterangan
Indikator 0,05 0,407 0,226 3,24 16,6% Besar
Mengulangi Kontribusi
Bahan 16,6%
Pelajaran
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Hasil tabel menunjukkan bahwa koefisien korelasi estimasi (Rh = 0,407)

lebih besar dari koefisien korelasi tabel (Rt = 0,226). Dengan demikian,

pembelajaran ulangan meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS

SMA Negeri 1 Silaut.

Sebuah tes signifikansi digunakan untuk menilai dampak dari mengulang

isi kursus pada keberhasilan siswa. Dengan t = 23,2, mengulang isi mata
58

kuliah memiliki nilai signifikan sebesar 2,53 terhadap prestasi belajar.

Pengulangan isi kursus dapat meningkatkan keberhasilan belajar sebesar

2,53 kali.

Pengujian koefisien determinasi tersebut kemudian digunakan untuk

mengetahui besarnya kontribusi pengulangan terhadap pencapaian belajar.

Berdasarkan pengujian koefisien determinasi, 16,6%. Mengulangi konten

pembelajaran meningkatkan keberhasilan belajar sebesar 16,6%.

5.5.4 Pengaruh Kosentrasi Terhadap Prestasi Belajar

Di SMA Negeri 1 Silaut, prestasi belajar siswa kelas XI IPS dipengaruhi

oleh fokus. Detailnya ada di tabel di bawah in.:

Tabel 5.16
Uji Korelasi Konsentrasi Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Silaut
Korelasi α rhit rtab thit KP% Keterangan
Indikator 0,05 0,275 0,226 2,08 7,6% Besar
Kosentrasi Kontribusi
7,6%
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Studi kami menggunakan uji signifikansi untuk menganalisis

hubungan antara konsentrasi dan prestasi akademik. Temuan tes

menunjukkan bahwa konsentrasi memiliki nilai signifikansi 2,08 pada

pembelajaran. Ketika terkonsentrasi, itu dapat meningkatkan keberhasilan

belajar sebesar 2,08 kali lipat.

Koefisien determinasi kemudian digunakan untuk mengevaluasi

seberapa besar fokus membantu pembelajaran. 7,6% berdasarkan uji

koefisien determinasi. Konsentrasi meningkatkan keberhasilan akademik

7,6%.
59

5.5.5 Pengaruh Mengerjakan Tugas Terhadap Prestasi Belajar

Hasil temuan korelasi product moment menunjukkan bahwa penyelesaian

tugas berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa kelas XI IPS SMA

Negeri 1 Silaut. Detailnya dapat ditemukan pada tabel di bawah ini::

Tabel 5.17
Uji Korelasi Mengerjakan Tugas Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Silaut
Korelasi α rhit rtab thit KP% Keterangan
Indikator 0,05 0,306 0,226 2,34 9,4% Besar
Mengerjakan Kontribusi
Tugas 9,4%
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Koefisien korelasi yang dihitung (Rh = 0,306) lebih besar dari

koefisien korelasi tabel (Rt = 0,226) berdasarkan data tabel. Tugas

memiliki pengaruh yang kuat dan menguntungkan terhadap kemajuan

belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Silaut.

Sebuah tes signifikansi digunakan untuk menilai hubungan antara

melakukan tugas dan kemajuan akademik. Dari hasil tes, tugas memiliki

nilai relevan sebesar 2,34 terhadap prestasi belajar. Ketika tugas diulang,

itu dapat meningkatkan prestasi belajar sebesar 2,34 kali.

Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui

besarnya kontribusi tugas terhadap prestasi belajar. Berdasarkan pengujian

koefisien determinasi, 9,4%. Tugas menambah 9,4% pada kinerja

pembelajaran.

Berikut rangkuman pengaruh strategi pembelajaran (X) terhadap

prestasi belajar (Y) siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Silaut.


60

Tabel 5.18
Uji Korelasi Perindikator Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Silaut
No Korelasi α rhit rtab thit KP%
Keteranga
Indikator
n
Cara Blajar
1 Indikator 0,05 0,328 0,226 2,53 10,8% Besar
Pembuatan Kontribusi
Jadwal dan 10,8%
Pelaksanaanya
2 Indikator 0,05 0,482 0,226 4,00 23,2% Besar
Membaca Dan Kontribusi
Membuat 23,2%
Catatan
3 Indikator 0,05 0,407 0,226 3,24 16,6% Besar
Mengulangi Kontribusi
Bahan 16,6%
Pelajaran
4 Indikator 0,05 0,275 0,226 2,08 7,6% Besar
Kosentrasi Kontribusi
7,6%
5 Indikator 0,05 0,306 0,226 2,34 9,4% Besar
Mengerjakan Kontribusi
Tugas 9,4%
Sumber : Olahan Data Primer, 2021

Berdasarkan Analisis korelasi product moment Pearson

menunjukkan bahwa indikator membaca dan mencatat (Rh = 0,482)

memiliki koefisien korelasi estimasi yang lebih besar daripada koefisien

korelasi tabel (Rt = 0,226). Jadi, dampak yang menguntungkan.


61

Hasil uji signifikansi terbesar adalah indikasi membaca dan

mencatat, dengan t = 4,00 yang menunjukkan bahwa membaca dan

mencatat memiliki nilai signifikansi 4. Hal ini menunjukkan bahwa

peningkatan membaca dan mencatat satu kali akan meningkatkan

keberhasilan belajar empat kali lipat.

Membaca dan mencatat berkontribusi pada pencapaian belajar, dan

ini diselidiki lebih lanjut menggunakan koefisien determinasi. Berdasarkan

pengujian koefisien determinasi, 23,2 persen. Membaca dan mencatat

menambah 23,2 persen untuk belajar.

5.2 Pembahasan

Teknik pembelajaran dan prestasi belajar siswa ditemukan berkorelasi

positif pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Silaut (Rh = 0,475), lebih

tinggi dari koefisien korelasi aritmatika (Rt = 0,226). Uji signifikansi

menghasilkan t = 3,93 yang menunjukkan bahwa pembelajaran berkorelasi

memiliki nilai signifikansi 3,93 terhadap keberhasilan belajar. Jika proses

pembelajaran ditingkatkan satu kali dapat meningkatkan hasil belajar sebesar

3,93 kali lipat. Koefisien determinasi sebesar 22,6 persen. Hal ini

menunjukkan pendekatan pembelajaran berkontribusi 22,6 persen terhadap

keberhasilan belajar.

Koefisien korelasi yang dihitung (Rh = 0,328) untuk penjadwalan dan

implementasi lebih besar daripada koefisien korelasi yang dihitung (Rt =

0,226). Pembuatan dan pelaksanaan jadwal mempunyai pengaruh yang cukup


62

menguntungkan terhadap keberhasilan belajar siswa kelas XI IPS SMA

Negeri 1 Silaut.

Koefisien korelasi yang dihitung (Rh = 0,482) lebih tinggi dari koefisien

korelasi aritmatika (Rt = 0,226). Membaca dan mencatat memiliki pengaruh

yang cukup baik terhadap kemajuan belajar siswa kelas XI IPS di SMA

Negeri 1 Silaut.

Nilai estimasi korelasi (Rh = 0,407) lebih besar dari koefisien korelasi

tabel (Rt = 0,226). Dengan demikian, pembelajaran ulangan meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Silaut.

Untuk menghitung koefisien korelasi (Rh = 0,275), tabel koefisien

korelasi (Rt = 0,226) lebih besar. Dengan demikian, fokus dan prestasi

belajar siswa berhubungan positif di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Silaut.

Korelasi momen produk Pearson diturunkan dalam indikator pelaksanaan

pekerjaan. (Rh = 0,306) > (Rt = 0,226). Tugas memiliki pengaruh yang kuat

dan menguntungkan terhadap kemajuan belajar siswa kelas XI IPS SMA

Negeri 1 Silaut.

Studi ini menemukan bahwa memiliki lingkungan belajar yang lebih baik

membuat siswa lebih berhasil.

Inilah yang dikatakan Slameto (2010): Siswa belajar dengan menetapkan

rencana bagaimana mereka ingin belajar. Mereka juga merekam dan

mengulang informasi dan menyelesaikan tugas.

Penelitian ini menunjukkan bahwa gaya belajar berpengaruh pada dirinya

sendiri. Ini berarti bahwa semakin gaya belajar seseorang mempengaruhi


63

seberapa baik mereka melakukannya di kelas XI, semakin baik nilai mereka.

IPS Dalam hal ini, Negeri 1 Silaut.

Rata-rata skor jawaban responden setiap pertanyaan menunjukkan bahwa

siswa sering membuat dan mengikuti jadwal. Sebelum kelas, siswa sering

membaca dan menuliskan hal-hal yang ingin mereka ingat dari teks. Sebelum

ujian, siswa biasanya tidak membahas materi yang mereka pelajari. Ketika

seorang guru berbicara di depan kelas, anak-anak cenderung memperhatikan.

Siswa sering melakukan pekerjaan yang diberikan guru mereka.

Berdasarkan hal ini, peneliti mengatakan bahwa ada hubungan yang kuat

antara gaya belajar dan keberhasilan siswa. Siswa yang belajar lebih banyak

juga belajar lebih banyak. Di sisi lain, siswa yang tidak belajar dengan baik

cenderung gagal. Jadi, orang tua dan guru harus diberitahu bagaimana

membantu anak-anak mereka belajar kebiasaan belajar yang baik, seperti

mengatur waktu belajar, membaca dan mencatat, mengulang materi kelas di

rumah, fokus saat belajar, dan mengerjakan tugas, antara lain.

Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis belajar behavioris benar. Ia mengatakan

bahwa belajar adalah proses interaksi stimulus-respons (R). Dalam belajar,

rangsangan dapat datang dalam bentuk sensasi, ide, atau hal lain yang dapat

dikumpulkan dan direaksikan melalui indera, kemudian dipelajari. Sedangkan

respon adalah apa yang dilakukan siswa ketika mereka belajar. Ada stimulus

dan reaksi yang bisa dilihat. Ini adalah belajar siswa yang bisa dilihat. Guru

Sekolah Kasus ingin melihat bagaimana siswa mereka belajar sehingga

mereka dapat meningkatkan nilai siswa mereka. Begitu tahun ajaran baru
64

dimulai, para siswa menanyakan RPP kepada guru. Sebelum kelas, siswa

membaca buku dan menuliskan apa yang mereka pelajari. Sebelum ujian

akhir, siswa mempelajari apa yang mereka pelajari di kelas sehingga mereka

dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar. Siswa memperhatikan apa

yang dikatakan guru mereka ketika mereka memberi mereka nasihat atau

memberi mereka informasi. Sangat mungkin siswa akan mengerjakan tugas

sebelum ujian semester agar rapornya lebih menarik untuk dilihat.


65

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan temuan, hipotesis penulis adalah behavioristik. Peneliti

menggunakan metodologi kuantitatif, membandingkan prestasi belajar siswa

dengan metode penyebaran angket. Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Silaut

mencapai nilai lebih dari koefisien korelasi yang dihitung (Rh = 0,475).

Dipisahkan dari indikator variabel lingkungan keluarga:

1. Patut diperhatikan bila indikasinya adalah Rhitung 0,328 > Rtabel

0,226.

2. Rhitung > Rtabel 0 0,226 memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap

prestasi belajar.

3. Pengulangan isi mata kuliah memiliki pengaruh yang cukup besar

terhadap prestasi belajar, Rhitung 0,407 > Rtabel 0,226.

4. Rhitung 0,275 > Rtabel 0,226 menunjukkan bahwa indikator

konsentrasi berpengaruh besar terhadap prestasi belajar.

5. Indikator konsentrasi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap

keberhasilan belajar (Rhitung 0,306 > Rtabel 0,226).

6.2. Saran

1. Siswa harus menggunakan teknik belajar yang lebih baik di sekolah dan

di rumah untuk meningkatkan prestasi akademik mereka.


66

2. Guru dapat menggunakan informasi ini untuk membantu siswa

meningkatkan strategi belajar mereka dan karenanya meningkatkan hasil

belajar mereka.

3. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan judul yang sama,

maka skripsi ini menjadi acuan untuk melakukan penelitian yang lebih

baik lagi.
67

DAFTAR PUSTAKA

Dalyono. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


Djali. (2008). Psikologi Pendidikn. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gie, T. L. (2002). Cara Belajar yang Efektif. Yogyakarta: Liberty.
Hamalik. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Helmawati. (2014). Pendidikan Keluarga. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mulyono, A. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Purwanto. (2017). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sagala, S. (2009). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Setiyadi, Dewi Yunitasari, (2014), Pengaruh Cara Belajar, Lingkungan Keluarga,
Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Akuntasi Siswa Kelas
XI IPS SMA NEGERI 4 Magelang Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal, Semarang :
Universitas Negeri Semarang
Nova, Ajeng Eoilla Santi, 2018, Pengaruh Cara Belajar Siswa Terhadap
Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Siswa Kelas 5 di SDN Srondol
Wetan Semarang, Jurnal, Semarang: Universitas Syiah Kuala
Sudjana, N. (2008). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sunhaji. (2009). Strategi Pembelajaran, Konsep Dasar, Metode, dan Aplikasi dalam
Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Grafindo Litera Media.
Suryabrata, S. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo.
68

Syah, M. (2012). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Winkel, W. . (2005). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai