Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KELOMPOK EKONOMI TEKNIK

“TEROWONGAN”

Disusun oleh :

KELOMPOK 8 (KELAS E)

Rizki Resa Mahendra 20190110181


Rosi Rasyidah 20190110182
Muhammad Sidiq 20190110186
Nitih Kasih Dyah Pramesthi 20190110188
Mahatma Ivan Pamungkas 20190110190

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2021
TEROWONGAN

1. Deskripsi

Gambar 1.1 Desain dalam terowongan

Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih


dari lebar penampang galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang dari
15%. Terowongan umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya
yang terbuka pada lingkungan luar. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan
terowongan sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki
panjang minimal 0,1 mil (160,9 meter), dan yang lebih pendek dari itu dinamakan
underpass. (Paulus P. Rahardjo, 2004).

Pada umumnya bangunan terowongan dibuat untuk keperluan transportasi


yang terhalang oleh kondisi alam yang ada, misalnya pada kondisi lahan
perkotaan atau kondisi bawah tanah yang terdiri dari berbagai jenis lapisan hal
tersebut merupakan titik lemah dalam mendesain suatu terowongan. Transportasi
yang dimaksud dapat digunakan untuk keperluan khusus, misalnya untuk
angkutan hasil tambang yang dieksploitasi melalui terowongan, terowongan untuk
saluran air, drainase maupun untuk keperluan pembangkit listrik, termasuk
terowongan sementara untuk pengeringan (diversion tunnel) dan tunnel spillway
untuk keperluan irigasi, dan keperluan transportasi manusia, baik untuk jalan
kereta api maupun jalan raya.

Angkatan bersenjata membangun terowongan digunakan untuk bermacam


macam keperluan mulai dari menyimpan bahan peledak/ alat perang dan stasiun
tenaga listrik dibawah tanah. Teknik yang moderen dalam pembuatan terowongan
telah dilakukan sewaktu masa perluasan jaringan kereta api pada abad yang lalu
dan mulai abad ke 20. Pembuatan terowongan untuk rencana tenaga air membawa
kebutuhan baru, utamanya mengenai pembuatan terowongan dengan cepat,
terowongan yang kedap air, terowongan dengan kekuatan batu itu sendiri, cara
moderen dalam pengeboran dan peledakan dan mencegah kerusakan pada saat
operasi. Pembuatan terowongan pada masa sekarang dapat dilakukan lebih cepat
dan lebih ekonomis bila dibandingkan dengan 50 tahun yang lalu. Tekanan
grouting dan tekanan udara untuk keamanan pembuatan terowongan diatur
melalui tingkat tekanan air.

Perbaikan/ peningkatan mesin pompa telah dilakukan untuk mempermudah


pelaksanaan pembuatan terowongan. Mekanik pengeboran tambang telah
mempercepat pembuatan terowongan pada batuan lunak dan tanah serta
meningkatkan keamanan dan ekonomis. Walaupun pembuatan terowongan selalu
mengingatkan akan mahalnya pelaksanaan dan operasinya serta memerlukan
kewaspadaan yang tinggi.

Gambar 1.2 Potongan Memanjang Terowongan


Gambar 1.3 Potongan Melintang Terowongan

2. Klasifikasi Terowongan
a. Tergantung dari fungsi terowongan
1) Terowongan lalu lintas
Berfungsi untuk lalu lintas kereta api, jalan raya, pejalan kaki, subway
dan sebagainya
2) Terowongan conveyance/ pengangkut
Berfungsi untuk ruangan tenaga listrik, mensuplisi air, menuju ke
ruangan tenaga listrik, untuk kabel listrik atau telepon dan sebagainya
3) Terowongan penampungan
Berfungsi untuk tempat parkir, tempat gardu listrik, tempat
perlindungan, rumah toko dan sebagainya
b. Pada proyek-proyek di lembah sungai
1) Untuk menghubungkan dari sumber ke pengguna air atau waduk
2) Untuk suplisi air irigasi, peternakan, industri dan lain-lain
3) Untuk mengelakan air sungai pada saat pembuatan bendungan
(diversion tunnel)
4) Untuk mengalirkan air dari pelimpah (Spillway tunnel)
5) Untuk menahan tekanan, melepas tekanan, menahan pukulan air dan
lainlain.
6) Membuang air dari ruang tenaga listrik yang ada di bawah tanah
7) Untuk melepaskan tekanan air (Surge Shafts) biasanya dilengkapi
dengan bantalan untuk bila ada perubahan tekanan yang tiba-tiba

didalam terowongan bertekanan hasil dari perubahan keadaan


operasi turbin.
Gambar 1.4 Denah Terowongan
3. WBS (Work Breakdown Structure)

Pembangunan
Terowongan

Tahap
Tahap Persiapan Tahap Penggalian
Pembetonan

Penyediaan air Pekerjaan persiapan


Pembesian
(Wates Supply surveyigng

Penyediaan Udara(Air
Driling
Supply)

Pembuatan satuan
Charging Pengecoran
pembuang

Pembuatan Ventilasi Blathing

Ventilating

Mucking

Stelling

Shotcreting

Rock Bolting
4. Identifikasi WBS
A. Tahap Persiapan
1) Penyediaan Air (Water Supply)
Memompa air dari sumber atau penampungan air dengan pompa
air dan disalurkan dengan pipa.
2) Penyediaan Udara (Air Supply)
Memompa udara dari luar ke lokasi pekerjaan terowongan dengan
compressor yang disalurkan menggunakan pipa.
3) Penyediaan Tenaga Listrik (Power Supply )
Listrik yang dihasilkan dari generator disalurkan ke lokasi dengan
instalasi listrik yang diperlukan.
4) Pembuatan Saluran Pembuang (Drainage )
Untuk pembuangan air kerja maupun air tanah keluar dari dalam
terowongan.
5) Pembuatan Ventilasi (Ventilation )
Memompa keluar udara dalam dengan menggunakan blower yang
disalurkan dengan pipa.
B. Tahap Penggalian ( Excavation )
1) Pekerjaan persiapan / surveying
Pembuatan marking dan pengukuran menggunakan theodolite atau
total station.
2) Drilling
Pembuatan lubang untuk diisi dinamit dan dilaksanakan menurut
pola yang sudah ditentukan.
3) Charging
Pengisian dinamite (peledak) dalam lubang bor dengan alat stick
kayu.
4) Blasting
Peledakan dinamit yang telah terpasang sesuai pola drillingyang
ada, menggunakan Blasting Machine.
5) Ventilating
Membuang udara kotor hasil peledakan keluar area/ keluar
terowongan.
6) Mucking
Pembuangan material hasil blasting ke luar tunnel.
7) Stealling
Membongkar batu-batu yang masih tersedia pada permukaan
galian setelah blasting menggunakan backhoe dan dibawa keluar
dengan dump truck.
8) Shotcreting
Membuat konstruksi penyangga sementara menggunakan alat
Robot Shotcrete / AliviaShotcrete Place.
9) Rock Bolting
Rock bolt digunakan sebagai penyangga sementara dengan
pemasangan menggunakan alat bor.
C. Tahap Pembetonan ( Concrete Lining )
1) Pembesian
Pembesian dilakukan dengan memasang dahulu fore poling pada
bagian atas yang dilanjut dengan penggalian dengan jack hammer
dan kemudian dipasang steel rib dan wiremesh dibawahnya.
2) Pemasangan Bekesting
Bekesting dilakukan dengan material plat baja yang diangkat dan
dipasang dengan alat bantu Tackle dan traveskemudian untuk
menyangga bekesting digunakan pipe support.
3) Pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan membagi 2 bagian yaitu bagian atas
dan bawah , kemudian pengecoran dilakukan dari bawah ke atas.

Anda mungkin juga menyukai