Anda di halaman 1dari 9

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI Volume 5 No 2 Agustus 2018

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN CENTRIFUGAL DENGAN


MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED
MAINTENANCE PADA PERUSAHAAN GULA RAFINASI
Supriyadi Supriyadi1, Resa Miftahul Jannah2, Rizal Syarifuddin3
12
Program Studi Teknik Industri, Universitas Serang Raya, Serang, Jalan Raya Serang-Cilegon KM 05, 42116
3
Program Studi Teknik Informatika, Universitas Islam Makassar, Makassar, Jalan Perintis Kemerdekaan KM 09,
No. 29 Tamalanrea, 90245
E-mail: supriyadimti@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu penunjang kelancaran produksi adalah kemampuan mesin dalam menjaga keandalannya.
Kehandalan mesin memerlukan perencanaan perawatan untuk mengidentifikasi kemungkinan
kerusakan yang terjadi dan penjadwalan perawatan yang terencana. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa komponen kritis mesin centrifugal pada perusahaan gula dengan pendekatan Reliability
Centered Maintenance (RCM). Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data komponen-
komponen utama dan data kerusakan mesin centrifugal. Data dianalisa dengan tahapan RCM yaitu
pemilihan sistem dan pengumpulan informasi, definisi batasan sistem, deskripsi sistem dan functional
block diagram, penentuan fungsi sistem dan kegagalan fungsional, failure mode and effect analysis,
logic tree analysis dan task selection. Hasil pengolahan data menunjukkan kegagalan fungsi yang
terjadi pada mesin centrifugal yaitu pada komponen charge valve yang terdiri dari blide, damper,
EPDM, dan akuator. Berdasarkan nilai Task Selection dalam Risk Priority Number nilai tertinggi
tersebut masuk dalam tingkat adequate maintenance pada karet dan seal kit. Perbaikan kebijakan
perawatan berdasarkan RCM menghasilkan perubahan task yang signifikan yaitu 2 Condition Directed
dan 4 Failure Finding dari sebelumnya 6 Run to Failure.

Kata kunci: Kerusakan, Mesin Centrifugal, Perawatan, Reliability Centered Maintenance

ABSTRACT

One of the supporting factors for smooth production is the engine's ability to maintain its reliability. Machine
reliability requires maintenance planning to identify possible damage and planned maintenance scheduling. This
study aims to analyze the critical components of centrifugal machines in sugar companies with the Reliability
Centered Maintenance (RCM) approach. This study uses secondary data in the form of data on the main
components and data on the damage of centrifugal machines. Data were analyzed with RCM stages, namely
system selection and information gathering, system boundary definition, system description and functional block
diagram, system function determination and functional failure, failure mode and effect analysis, logic tree
analysis and selection task. The results of data processing indicate a malfunction that occurs in a centrifugal
machine that is the charge valve component which consists of blide, damper, EPDM, and an aquatic. Based on
the Task Selection value in the Risk Priority Number the highest value is included in the level of adequate
maintenance on the rubber and seal kit. Improvement of maintenance policies based on RCM resulted in
significant task changes, namely 2 Condition Directed and 4 Failure Finding from the previous 6 Run to Failure.

Keywords: Damage, Centrifugal Machine, Maintenance, Reliability Centered Maintenance

DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jisi.5.2.139-147
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

PENDAHULUAN memilih kegiatan preventif yang tepat untuk


Salah satu faktor yang mempengaruhi pemeliharaan komponen pada saat yang tepat
kelancaran proses produksi adalah keandalan sehingga dapat menghemat biaya pemeliharaan.
peralatan. Perawatan peralatan yang baik RCM fokus pada pengurangan biaya
berdampak pada penyelesaian proses produksi pemeliharaan melalui pemeliharaan komponen
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. kritis dari suatu peralatan (Yssaad et. al., 2014).
Pada penelitian sebelumnya diketahui RCM mempunyai tujuh tahapan yaitu,
bahwa nilai OEE pada mesin centrifugal pemilihan sistem dan pengumpulan informasi,
sebesar 83,37%. Nilai ini dipengaruhi sistem definisi batasan sistem, deskripsi sistem dan
pemeliharaan mesin yang masih dilakukan functional block diagram, penentuan fungsi
secara corrective. Mesin cenrtrifugal 1 sistem dan kegagalan fungsional, failure mode
mengalami kerusakan di bagian valve and effect analysis (FMEA), logic tree analysis
sebanyak 12 kali dengan downtime 1255 menit (LTA) dan task selection (Moubray, 1997).
pada September 2015 – Agustus 2016 (Jannah, Pemilihan sistem dan pengumpulan
et. al., 2017). Penelitian ini mengembangkan informasi suatu peralatan berdasarkan sistem
identifikasi permasalahan yang ada di mesin yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap
centrifugal sehingga problem utama dapat kegagalan, biaya corrective maintenance dan
diidentifikasi dan dilakukan langkah perawatan preventive maintenance yang tinggi serta sistem
dan pencegahan. yang berdampak yang besar terhadap
Reliability Centered Maintenance lingkungan dan safety (Azis et. al., 2010).
(RCM) adalah metode perawatan yang Analisa RCM dilakukan berdasarkan Piping &
berkenaan dengan keandalan suatu mesin atau Instrumentation Diagram (P&ID) suatu
peralatan untuk memperoleh strategi peralatan. Batasan sistem digunakan dalam
perawatan yang efektif (Kurniawan, 2013). RCM mengenai parameter apa yang di input
RCM dapat dimanfaatkan untuk dalam sistem (Deshpande & Modak, 2002).
meminimalkan kegagalan mesin secara tiba- Pemilihan kriteria ini bertujuan untuk
tiba, memprioritaskan komponen kritis pada mengetahui secara jelas fungsi sistem, sehingga
kegiatan pemeliharaan peralatan dan menjamin proses analisis sistem menjadi lebih
meningkatkan keandalan komponen. akurat.
Penelitian yang dilakukan Aufar et. al., Deskripsi sistem dan functional block
(2014) mengenai penerapan RCM pada mesin diagram bertujuan untuk mengidentifikasi dan
conveyor di area produksi Trims Chassis mendokumentasikan blok fungsi sistem, seperti
belum membahas secara detail komponen cara kerja sistem, data historis sistem, dan lain-
kritis yang menjadi objek penelitian. Demikian lain (Aritonang & Setiawan, 2015). Proses
juga penelitian yang dilakukan Muhammad et. identifikasi sistem terdiri dari, deskripsi sistem,
al., (2013); Palit & Sutanto (2012); Denur functional block diagram, IN / OUT interface
et.al., (2017) yang masih membahas penerapan dan system work breakdown system (Azis et. al.,
RCM pada salah satu mesin, bukan pada 2010). Fungsional merupakan kemampuan
komponen mesin yang menjadi penyebab peralatan melaksanakan fungsinya sesuai
masalah. Penelitian ini mencoba menganalisis dengan yang telah direncanakan dalam
salah satu komponen mesin centrifugal yang mendukung suatu proses. Adapun kegagalan
sering menyebabkan downtime. Selain itu fungsional adalah ketidakmampuan peralatan
dilakukan analisa perbaikan berdasarkan task memenuhi fungsinya sesuai dengan kinerja
selection dari tingkat RPN. yang telah ditetapkan (Aritonang & Setiawan,
2015).
TINJAUAN PUSTAKA Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Reliability Centered Maintenance (RCM) adalah suatu proses sistematis untuk
adalah metode integrasi preventive menganalisa mode kegagalan potensial suatu
maintenance, predictive maintenance (PdM), sistem, penyebab terjadinya mode kegagalan
real-time monitoring (RTM), run-to-failure dan efeknya terhadap kinerja sistem (Zeng et.
(RTF) and proactive maintenance untuk al., 2015). Salah satu manfaat FMEA adalah
meningkatkan kemampuan komponen atau sebagai alat analisis yang terstruktur dan
mesin, berfungsi sesuai dengan yang biasanya mencakup beragam kelompok orang
direncanakan (Afefy, 2010). Metode ini dari latar belakang dan pengalaman yang

140
Supriyadi Supriyadi, Resa Miftahul Jannah, Rizal Syarifuddin: Perencanaan Pemeliharaan Mesin Centrifugal Dengan Menggunakan
Metode Reliability Centered Maintenance Pada Perusahaan Gula Rafinasi

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 139-147 © 2018

berbeda. Hal ini berpotensi menggabungkan 2. Condition Directed (CD) adalah tindakan
beberapa sudut pandang yang berbeda ke yang berorientasi pada identifikasi potensi
analisis yang lebih kuat (Banghart et. al., 2018). kerusakan peralatan sebagai dasar keputusan
Analisis dilakukan dengan menganalisis mode untuk melakukan perbaikan atau pergantian
kegagalan, atau risiko teknis yang mungkin komponen.
terjadi, bersama dengan konsekuensi terkait 3. Failure Finding (FF) adalah tindakan yang
(atau tingkat keparahan). diambil dengan tujuan untuk menemukan
kerusakan peralatan yang tersembunyi
RPN = Severity × Occurrence × Detection (1) dengan pemeriksaan berkala.

Nilai RPN menunjukkan tingkatan METODE PENELITIAN


kegagalan suatu sistem berdasarkan kriteria task Penelitian ini dilakukan pada sebuah
selection. Nilai ini menjadi dasar pengambilan perusahaan gula rafinasi di daerah Cilegon,
keputusan dalam meminimalkan kegagalan Banten. Objek penelitian adalah mesin
yang terjadi. centrifugal pada area produksi. Data-data yang
Logic Tree Analysis (LTA) adalah dikumpulkan berupa data komponen-
pendekatan kualitatif untuk mengetahui komponen utama pada mesin centrifugal dan
pengaruh setiap mode kegagalan yang terjadi. data kerusakan mesin centrifugal.
(Petrović et. al., 2014). Ada beberapa hal yang Tahapan pengolahan data menggunakan
harus diketahui dalam analisis kekritisan yaitu langkah-langkah RCM yang terdiri dari:
sebagai berikut (Hidayah & Ahmadi, 2017): 1. Pemilihan Sistem dan Pengumpulan
1. Evident yaitu dalam kondisi normal, apakah Informasi
operator mengetahui terjadinya gangguan 2. Definisi Batasan Sistem
dalam sistem? 3. Deskripsi Sistem dan Functional Block
2. Safety yaitu apakah mode kerusakan ini Diagram
menyebabkan masalah keselamatan? 4. Penentuan Fungsi Sistem dan Kegagalan
3. Outage yaitu apakah mode kerusakan ini Fungsional
mengakibatkan seluruh atau sebagian mesin 5. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
terhenti? 6. Logic Tree Analysis (LTA)
4. Category yaitu pengkategorian yang 7. Task Selection
diperoleh setelah menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan pada bagian ini HASIL DAN PEMBAHASAN
komponen terbagi dalam 4 Category, Perusahaan memiliki klasifikasi
sebagai berikut: komponen menurut tingkat kepentingan proses
a. Category A (mode kegagalan produksi yaitu komponen tingkat 1(Komponen
berpengaruh terhadap keselamatan) ini berhubungan dengan operasi produksi dan
b. Category B (mode kegagalan tidak mempunyai cadangan, bila rusak, operasi
berpengaruh tehadap produksi) produksi langsung terganggu), komponen
c. Category C (mode kegagalan tingkat 2 (peralatan yang berhubungan
berpengaruh terhadap non produksi) langsung dengan operasi produksi dan
d. Category D (mode kegagalan yang mempunyai cadangan. Bila komponen rusak,
tersembunyi) operasi produksi tidak segera terganggu),
komponen tingkat 3 (komponen yang tidak
Task selection digunakan sebagai dasar berhubungan langsung dengan operasi
penentuan pemilihan task yang sesuai dengan produksi. Bila komponen ini rusak, operasi
mode kegagalan yang terjadi. Mode kegagalan produksi tidak segera terganggu) dan
berhubungan langsung dengan Time Directed komponen tingkat 4 (komponen yang tidak
(TD), Condition Directed (CD), dan Failure berhubungan langsung dengan operasi
finding (FF). produksi. Pengolahan dan analisa data-data
1. Time Directed (TD) adalah tindakan yang yang diperoleh menggunakan langkah-langkah
berfokus pada kegiatan pembersihan secara Reliability Centered Maintenance (RCM).
berkala.

141
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

untuk material
keluar.
Pemilihan Sistem dan Pengumpulan
Informasi Menggerakkan
Stasiun Refinerry sugar merupakan valve agar dapat
proses produksi untuk memisahkan antara gula membuka dan
CF127.4 Akuator menutup
dengan molasess yang dilakukan dengan mesin
Centrifugal. Cara kerja mesin centrifugal material yang
yaitu material turun dari tangki, valve akan masuk ke
membuka, dengan begitu material masuk ke dalam basket
dalam fiding untuk proses pencucian. Setelah
itu material masuk kedalam basket untuk Definisi Batasan Sistem
proses pencucian menggunakan hot water Definisi batasan sistem adalah suatu
dengan kecepatan 500 rpm, kemudian batasan sistem yang telah ditetapkan dan
dilnjutkan pencucian ke dua dengan kecepatan digunakan untuk megetahui masukan (input)
700 rpm, setelah pencucian selesai kecepatan dan keluaran (output) dari suatu sistem. Hasil
naik hingga 1100 rpm dalam proses dari pembahasan ini adalah batasan sistem
pengeringan. Kecepatan menurun hingga 50 masukkan (input) yaitu distrik (DC) yang
rpm lalu material dipindahkan ke conveyor merupakan arus listrik yang diterima oleh
untuk melakukan tahapan proses produksi valve dan limit switch merupakan sensor
selanjutnya. pemberi sinyal ke relay, sedangkan batasan
Berdasarkan dari data downtime yang sistem keluran (output) yaitu relay merupakan
terjadi, charge valve no 2 (komponen yang sinyal untuk mempercepat RPM.
memiliki kode CF127) merupakan komponen
yang paling sering mengalami kerusakan pada Tabel 2 Batasan Sistem Komponen Valve
mesin conveyor. Komponen ini mempunyai
fungsi sebagai pembuka dan penutup material Batasan
Tipe Interface Location
pada bagian atas yang akan masuk ke dalam Sistem
basket. Informasi mengenai sistem yang ada Sumber arus listrik
Listrik (DC) IN
pada komponen charge valve no 2 beserta yang diterima valve
fungsi tiap-tiap sistem ditunjukkan dalam tabel Sensor memberi
Limit switch IN
1. sinyal ke relay
Sinyal untuk
Relay OUT
Tabel 1. Informasi Sistem Komponen Charge mempercepat RPM
Valve no 2

Kode Nama Fungsi Deskripsi Sistem dan Functional Block


Diagram
Komponen Komponen Komponen
Pada tahap ini dilakukan pendeskripsian
Menggerakkan sistem untuk mengidentifikasi komponen kritis
blide agar dapat peralatan yang mempunyai berpengaruh
CF127.1 Shaft membuka dan terhadap kinerja peralatan. Informasi yang ada
menutup ketika digunakan sebagai dasar pembuatan functional
material masuk. block diagram untuk mengidentifikasikan
Pembuka dan sistem dengan rinci
penutup material Pembuatan hirarki fungsi sistem
CF127.2 Blide atau Penahan peralatan dengan penentuan hirarki fungsional
material agar pada mesin centrifugal dilakukan dengan
tidak keluar. mengelompokan tiap-tiap fungsi sistem dan
Pelapis bagian sub sistem sampai pada level komponen
luar blide yang sehingga secara logika akan terkait kedalam
CF127.3 EPDM berbahan karet, suatu sistem hirarki.
agar tidak Hasil analisa diperoleh dengan
adanya ruang melakukan wawancara terhadap pihak-pihak

142
Supriyadi Supriyadi, Resa Miftahul Jannah, Rizal Syarifuddin: Perencanaan Pemeliharaan Mesin Centrifugal Dengan Menggunakan
Metode Reliability Centered Maintenance Pada Perusahaan Gula Rafinasi

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 139-147 © 2018

yang terkait dengan mesin conveyor. memiliki komponen 2 baut and nut M14×50
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh SUS, EDPM, blide memiliki komponen baut
informasi bahwa sistem valve pada mesin M16×35MM, dan akuator memiliki komponen
conveyor memiliki subsistem shaft yang seal kit, damper, dan limit switch (Tabel 2).

Tabel 2. Hirarki Fungsional Sistem

ID Sistem ID Subsistem ID komponen Komponen


sistem subsistem

CF127 Charge CF127.1 Shaft CF127.11 2 baud and nut M14 x


Valve no 2 50 SUS
CF127.2 EPDM - -

CF127.3 Blide CF127.31


Baud M16 35MM
CF127.4 Akuator CF127.41 Seal kit

CF127.42 Damper

CF127.43 Limit switch

Penentuan Fungsi Sistem dan Kegagalan berbahan karet berfungsi sebagai pelapis
Fungsional bagian luar blide , agar tidak ada ruang untuk
Analisis kegagalan fungsi adalah keluarnya material. EPDM merupakan
kegiatan untuk mendeskripsikan masing- komponen tunggal dalam fungsi sistem charge
masing sistem sub sistem, dan komponen, atau valve.
peralatan serta mengindentifikasi semua fungsi
dan interface dengan sistem atau sub sistem Tabel 3. Sistem dan Fungsi Komponen Charge
yang lain dan mengindentifikasikan semua Valve no. 2
kegagalan fungsional. Analisis kegagalan
fungsional berhubungan dengan kegagalan
yang terjadi, komponen dan hubngan antar Sistem Fungsi
komponen peralatan. 2 baut and nut Taperlock yaitu baut
Berdasarkan analisa fungsi sistem yang M14 50 SUS pengunci antara blide
ada diperoleh jenis kegagalan fungsional yang dengan shaft
terjadi pada sistem charge valve terdapat pada
komponen shaft, blide, EPDM dan akuator 4 baut Pengait antara akuator
(Tabel 3). Shaft berfungsi sebagai penggerak M16×35MM dengan valve
blide agar dapat membuka dan menutup ketika
Seal Kit Penahan tekanan udara
material keluar dari tanki menuju basket
yang mengikat damper di
centrifugal untuk melakukan pencucian
dalam akuator untuk
material. Dalam menjalankan fungsi sistem,
mengarahkan
shaft memiliki komponen 2 baut and nut
penyemprotan agar valve
M14×50 SUS yang berfungsi sebagai
dapat membuka dan
Taperlock yaitu baut pengunci antara blide
menutup.
dengan shaft.
Blide berfungsi sebagai pembuka dan Damper Penggerak dari akuator
penutup material atau penahan material agar untuk memutar shaft yang
tidak keluar. Blide memiliki komponen 4 baut menyambung dengan
M16×35MM yang berfungsi untuk pengait valve.
antara akuator dengan valve. EPDM yang

143
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Limit Swicth Pengontrol valve atau menutup dengan nilai sebesar 126, limit switch
sinyal on/of valve untuk terbakar dengan nilai sebesar 168, damper
mengetahui valve telah terjadi korosit dengan nilai sebesar 192, shaft
membuka atau menutup. tumpul di bagian sudut-sudut shaft dengan
nilai 240, EPDM (karet menipis dan
Akuator berfungsi sebagai penggerak melonggar dengan nilai sebesar 336, dan seal
valve agar dapat membuka dan menutup kit menipis dan melonggar dengan nilai
material yang akan masuk ke dalam basket. sebesar 336. Nilai tersebut
Akuator memiliki 3 buah komponen yaitu Seal mengidentifikasikan urutan tingkat kekritisan
Kit yang berfungsi sebagai penahan tekanan dari suatu komponen. Dari hasil tersebut dapat
udara yang mengikat damper di dalam akuator disimpulkan bahwa EPDM dan seal kit yang
untuk mengarahkan penyemprotan agar valve menipis dan melonggar memiliki nilai
dapat membuka dan menutup. Damper tertinggi. Ini menandakan terdapat mode
berfungsi sebagai penggerak akuator untuk kegagalan yang harus diperbaiki berdasarkan
memutar shaft yang menyambung dengan Task selection tingkat RPN (tabel 5).
valve, dan limit switch yang berfungsi sebagai
pengontrol atau sinyal on/of untuk Tabel 5. Task Selection Berdasarkan Risk
mengetahui valve telah membuka atau Priority Number
menutup.
RPN Clasific Task Selection
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
ation
FMEA adalah suatu proses evaluasi
<100 N No maintenance (RTF)
desain sistem dengan mempertimbangkan
100-200 L Low maintenance (or
bermacam-macam mode kegagalan dari sistem
RTF)
yang terdiri dari komponen-komponen, dan
200-400 M Adequate maintenance
menganalisis pengaruhnya terhadap keandalan
400-600 MH Aggressive maintenance
sistem tersebut. Hasil analisis digunakan untuk
600-800 H Aggressive maintenance
mengetahui komponen-komponen peralatan
(+maybe redesign)
yang mendapat prioritas perbaikan sehingga
800-1000 E Aggressive maintenance
dapat dilakukan perawatan yang sesuai dengan
+ redesign
tingkat risiko yang mungkin terjadi.
Berdasarkan nilai Task Selection dalam
Tabel 4. Nilai RPN FMEA
Risk Priority Number nilai tertinggi tersebut
Efek Potensi Kegagalan RPN masuk dalam tingkat Adequate maintenance
(tindakan yang memadai). Usulan perbaikan
Blide tidak mau membuka atau 126 didasarkan nilai RPN yang paling tinggi yaitu
menutup EPDM dan Seal Kit (336). Langkah-langkah
Limit switch terbakar 168 perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan
membuat jadwal pemeriksaan dan perawatan
Damper terjadi korosit 192 yang terencana dengan supervisor ke atas
sebagai penanggungjawab, sehingga
Shaft tumpul di bagian sudut-sudut 240
pelaksanaan jadwal lebih terkontrol. Langkah
shaft
lain yang dapat dilakukan adalah mencari
EPDM (karet) menipis dan 336 sparepart yang lebih baik kualitasnya sehingga
melonggar lifetime komponen lebih lama, peningkatan
Seal kit menipis dan melonggar 336 kemampuan maintenance dalam menganalisa
potensi kegagalan dan memaksimalkan peran
Perhitungan FMEA dilakukan dengan operator dalam menerapakan autonomous
melakukan wawancara kepada pihak-pihak maintenance.
yang terkait dengan mesin conveyor.
Berdasarkan hasil penyusunan FMEA untuk Logic Tree Analysis (LTA)
komponen charge valve no. 2 (tabel 4) didapat LTA merupakan alat pengukuran
komponen blide tidak mau membuka atau kualitatif yang bertujuan mengelompokan

144
Supriyadi Supriyadi, Resa Miftahul Jannah, Rizal Syarifuddin: Perencanaan Pemeliharaan Mesin Centrifugal Dengan Menggunakan
Metode Reliability Centered Maintenance Pada Perusahaan Gula Rafinasi

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 139-147 © 2018

mode kegagalan ke dalam beberapa kategori Pada tabel 6, Evident diberikan tanda
sebagai dasar penentuan penanganan mode “YA” karena operator mengetahui dalam
kegagalan yang terjadi. Pada proses LTA kondisi normal telah terjadi gangguan dalam
umumnya menggunakan tiga pertanyaan yang sistem. Kolom Safety diberikan tanda “YA”
terstruktur (evident, safety dan category) untuk jika kerusakan ini menyebabkan masalah pada
mendapatkan kategori mode kegagalan yang keselamatan dan sebaliknya jika “TIDAK”.
terjadi termasuk kategori A (mode kegagalan Kolom Outage diberikan tanda “YA” jika
berpengaruh tehadap keselamatan), B (mode kerusakan ini mengakibatkan mesin berhenti
kegagalan berpengaruh terhadap produksi), C dan sebaliknya jika “TIDAK”. Kolom
(mode kegagalan berpengaruh terhadap non Category dibagi menjadi empat yaitu A (mode
produksi), atau D (mode kegagalan yang kegagalan berpengaruh tehadap keselamatan),
tersembunyi). B (mode kegagalan berpengaruh terhadap
Tindakan pemeliharaan yang baru produksi), C (mode kegagalan berpengaruh
didasarkan atas kerusakan peralatan tersebut, terhadap non produksi), D (mode kegagalan
lalu kesesuaian dengan task selection yang yang tersembunyi).
didasarkan pada nilai RPN yang didapat Proses yang dilakukan pada tahap Logic
sebelumnya. Salah satu metode untuk Tree Analysis dengan pendekatan RCM adalah
menentukan tindakan pemeliharaan yang memberikan kategori komponen berdasarkan
sesuai dengan kegagalan yang terjadi adalah mode kerusakan yang ada. Kategori yang
dengan membuat logic tree analysis dengan diperoleh dengan RCM yaitu kategori A dan C
mengikuti decision diagram. Decision diagram dengan persentase sebesar 0% sedangkan B
membantu dalam memilih tindakan dan D dengan persentase sebesar 33% dan
pemeliharaan (proaktif) yang tersedia dengan 67%.
menanyakan kepada peninjau bagaimana
akibat-akibat kehilangan fungsi.

Tabel 6. Logic Tree Analysis (LTA)

Efek Dari Critically Analysis


Potensi
Kegagalan Potensi
Penyebab
Valve Kegagalan E S O Category

Valve tidak Shaft tumpul Terkena gesekan


mau di bagian gula
membuka sudut-sudut YA TIDAK YA B
dan menutup shaft
EPDM(karet) Terkena gesekan
menipis dan gula
melonggar YA TIDAK YA D

Blide tidak Terkena gesekan


mau gula
membuka YA TIDAK YA D
atau metutup
Seal kit Kurangnya
menipis dan pelumas
YA TIDAK YA D
melonggar

145
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Damper Tercampurnya
terjadi korosit udara dengan air
YA TIDAK YA D

Limit switch Kelebihan arus


terbakar listrik YA TIDAK YA B

Task Selection Berdasarkan hasil pemilihan tindakan


Task selection digunakan sebagai untuk komponen-komponen yang mengalami
penentuan kebijakan perawatan yang efektif kegagalan mesin centrifugal, maka dapat
diterapkan dalam meminimalkan kemungkinan diperoleh rekomendasi tindakan yang
kegagalan yang terjadi dan pemilihan task dihasilkan dengan pendekatan Reliability
yang efisien dalam segi biaya perawatan. Centered Maintenance (RCM) adalah, didapat
Pemilihan kebijakan perawatan berhubungan nilai persentase 33% dalam 2 komponen
dengan mode kegagalan yang terjadi dengan tindakan Condition Directed, dan nilai
berhubungan langsung dengan Time Directed persentase 67% dalam 4 komponen dengan
(TD), Condition Directed (CD), atau Failure tindakan Failure Finding (tabel 7).
finding (FF).

Tabel 7. Perbandingan kebijakan perawatan

Task Task
No Komponen Mode Kegagalan Kebijakan Kebijakan Effectiveness Informasi
Sebelumnya (RCM)
1. Shaft Tumpul dibagian CM/RTF Condition Meminimalkan potensi
sudut-sudut shaft Directed kerusakan yang terjadi
dengan cara membuat
2. Limit switch Terbakar CM/RTF perencanaan waktu
kegagalan suatu fungsi
peralatan.

3. Blide Tidak mau CM/RTF Failure Pencegahan mode


membuka atau Finding kegagalan dengan cara
metutup memeriksa secara berkala
4. Epdm (karet) Menipis dan CM/RTF suatu fungsi tersembunyi
melonggar dari peralatan.
5. Seal kit Menipis dan CM/RTF
melonggar
6. Damper Terjadi korosit CM/RTF

KESIMPULAN dalam tingkat adequate maintenance (336).


Berdasarkan hasil pengolahan data yang Perbaikan kebijakan perawatan berdasarkan
dilakukan bahwa komponen kritis yang ada RCM mendapatkan adanya perubahan task
pada mesin centrifugal adalah charge valve no yang signifikan yaitu 2 Condition Directed ,
2 yang mempunyai komponen shaft, blide, dan 4 Failure Finding dari sebelumnya 6 Run
EPDM dan akuator. EPDM dan seal kit pada to Failure. Penelitian ini dapat diteruskan
akuator merupakan prioritas perbaikan dengan perancangan jadwal perawatan
berdasarkan nilai task selection dalam risk terencana sehingga potensi kegagalan dapat
priority number. Nilai tertinggi tersebut masuk diidentifikasi sedini mungkin.

146
Supriyadi Supriyadi, Resa Miftahul Jannah, Rizal Syarifuddin: Perencanaan Pemeliharaan Mesin Centrifugal Dengan Menggunakan
Metode Reliability Centered Maintenance Pada Perusahaan Gula Rafinasi

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 139-147 © 2018

Application: a Case Study. Engineering,


DAFTAR PUSTAKA 2(11), 863–873.
Afefy, I. H. 2010. Reliability-Centered Aritonang, Y. M. K., & Setiawan, A. 2015.
Maintenance Methodology and Penerapan Metode Reliability Centered
Maintenance (RCM) untuk Menentukan Centrifugal dengan Menggunakan
Strategi Perawatan Fasilitas Produksi Metode Overall Equipment Effectiveness
Kain. Jurnal Telematika, 7(2), 75–80. (OEE). In Prosiding Seminar Nasional
Aufar, A. N., Leksananto, K., & Prassetiyo, H. Riset Terapan| SENASSET (pp. 170–
2014. Usulan Kebijakan Perawatan Area 175).
Produksi Trim Chassis dengan Kurniawan, F. 2013. Manajemen Perawatan
Menggunakan Metode Reliability Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Centered Maintenance (Studi Kasus: PT. Moubray, J. 1997. Reliability-Centered
Nissan Motor Indonesia). Reka Integra, Maintenance. Industrial Press Inc.
2(4), 25–36. Muhammad, S., Muhammad, M., &
Azis, M. T., Suprawhardana, M. S., & Muhammmad, R. S. 2013. Evaluasi
Purwanto, T. P. 2010. Penerapan Metode Manajemen Perawatan Mesin Dengan
Reliability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Metode Reliability
Berbasis Web Pada Sistem Pendingin Centered Maintenance Pada PT. Z.
Primer Di Reaktor Serba Guna Ga. Malikussaleh Industrial Engineering
Siwabessy. In Jurnal Forum Nuklir (Vol. Journal, 2(1), 9–13.
4, pp. 81–98). Palit, H. C., & Sutanto, W. 2012. Perancangan
Banghart, M., Babski-Reeves, K., Bian, L., & RCM untuk Mengurangi Downtime
Strawderman, L. 2018. Subjectivity in Mesin pada Perusahaan Manufaktur
Failure Mode Effects Analysis (FMEA) Aluminium. In Prosiding Seminar
Severity Classification within a Nasional Manajemen Teknologi XV (p.
Reliability Centered Maintenance (RCM) A-38-1-A-38-7). Surabaya: Program
Context. International Journal of Studi MMT-ITS.
Aviation, Aeronautics, and Aerospace, Petrović, Z., Car, Z., Radičević, B., Šikulec,
5(1), 1–28. L., & Grković, V. 2014. Implementation
Denur, D., Hakim, L., Hasan, I., & Rahmad, S. of the RCM Methodology on the
2017. Penerapan Reliability Centered Example of City Waterworks. In
Maintenance (RCM) pada Mesin Ripple International Conference “Heavy
Mill. JISI: Jurnal Integrasi Sistem Machinery-HM (pp. 1–10).
Industri, 4(1), 27–34. Yssaad, B., Khiat, M., & Chaker, A. 2014.
Deshpande, V. S., & Modak, J. P. 2002. Reliability centered maintenance
Application of RCM to a Medium Scale optimization for power distribution
Industry. Reliability Engineering & systems. International Journal of
System Safety, 77(1), 31–43. Electrical Power & Energy Systems, 55,
Hidayah, N. Y., & Ahmadi, N. 2017. Analisis 108–115.
Pemeliharaan Mesin Blowmould Dengan Zeng, S. X., Tam, C. M., & Tam, V. W. Y.
Metode RCM Di PT. CCAI. Jurnal 2015. Integrating Safety, Environmental
Optimasi Sistem Industri, 16(2), 167– and Quality Risks for Project
176. Management using a FMEA Method.
Jannah, R. M., Supriyadi, S., & Nalhadi, A. Engineering Economics, 66(1), 44–52.
2017. Analisis Efektivitas pada Mesin

147

Anda mungkin juga menyukai