Anda di halaman 1dari 3

Nama : Much Difa Fiqri F.

NIM : 12401183299

POST TEST

Pertemuan 5
Jawab Pertanyaan berikut dengan baik dan Benar!

1. Jelaskan pada situasi seperti apa bank syariah berhadapan dengan risiko pasar?
2. Terdapat kasus “Seorang karyawan CS bank syariah XYZ melakukan pemalsuan tanda
tangan pimpinan. Akibat hal tersebut Bank syariah XYZ mengalami kerugian besar. Jika
anda seorang pimpinan bank syariah XYZ, apa yang anda lakukan?
3. Beri contoh mitigasi risiko operasional akibat kegagalan system bank syariah dalam
melayani nasabah!
4. Tabel di atas adalah terkait data risiko pasar yang terjadi pada bank syariah:

Perusahaan Jumlah saham Posisi Harga saham Harga pasar

A 15.000 Long Rp. 300 …..


B 20.000 Long Rp. 200 …..
Hitung beban risiko ekuitas (sesuai SE OJK No 35/SEOJK.03/2015!

Jawaban:
1. Bank syariah dalam menjalankan bisnisnya berpotensi menghadapi risiko berhadapan
dengan bisnis lainnya, berhadapan dengan kondisi perekonomian baik makro dan mikro
Bank syariah dalam menjalankan bisnisnya berpotensi menghadapi risiko internal atas
operasional yang dijalankan. Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain Risiko berupa perubahan nilai dari
aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan. Risiko pasar meliputi risiko nilai tukar,
risiko komoditas, risiko ekuitas, serta risiko benchmark suku bunga.

Risiko pasar pada perbankan syariah terjadi manakala bank syariah berada pada kondisi:
• Bank Syariah membeli Syukuk negara dengan harga tetap, dimana harga pasar obligasi
akan turun apabila imbal hasil pasar meningkat.
• Bank Syariah membeli valuta USD dengan nilai dimana valuta rupiah akan menurun jika
nilai tukar USD melemah
• Bank Syariah jual beli surat berharga
2. Langkah ketika saya menjadi manajer dan berdasarkan permasalahan diatas yaitu yg
pertama tentu kita akan memecat karyawan tersebit karena tindakan tersebut sudah
menyimpang dari prinsip ajaran syariah. Bahwa di dalam bank syariah kita ditekan kan utk
bersikap jujur, ulet dan bertanggungjawab atas apa yg telah kita perbuat dan menanggung
resikonya sendiri. Langkah kedua jika dalam bank syariah itu sendiri mengalami kerugian
besar tentu kita juga akan melaporkan kepada pihak berwajib atas tindakan kriminal yg
dilakukan oleh pegawai tersebut dan harus menanggung konsekuwensinya sendiri.
3. Manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko,
terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi, perusahaan, keluarga, dan masyarakat.
Manajemen risiko operasional merupakan risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses
internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan
sistem, dan/atau adanya kejadian kejadian eksternal yang memengaruhi operasional
bank.Risiko inheren merupakan risiko yang melekat pada kegiatan bank syariah, baik yang
dapat di kuantifikasikan maupun yang tidak yang berpotensi mempengaruhi posisi
keuangan bank berikut ada beberapa faktor pada risiko inheren dalam risiko operasional
a. Karakteistik dan kompleksitas bisnis
b. Sumber daya insani.
c. Teknologi informasi (TI) dan instruktur pendukung.
d. Fraud.Kejadian eksternal.
Dalam islamic financial services board (IFSB) memiliki beberapa prinsip seperti pada
pertimbangan operasional, risiko ketidakpatuhan syariah, risiko firdusia, dan rekening
investasi terbatas.
Dalam sistem pengendalian internal Bank syariah melakukan penerapan manajemen risiko
melalui pelaksanaan sistem pengendalian internal untuk risiko operasional dan memiliki
sistem rotasi rutin untuk menghindari potensi self-dealing, persekongkolan, atau
penyembunyian suatu dokumentasi atau transaksi yang tidak wajar. Di dalam sistem ini juga
adan strategi anti-Fraud, pengertian Fraud sendiri adalah tindakan menyimpang atau
pembiaran yang sengaja di lakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi bank,
nasabah, atau pihak lain yang terjadi di lingkungan bank, sehingga mengakibatkan pihak
bank, nasabah, atau pihak lain menderita kerugian. Dalam strategi anti-Fraud memiliki 4
strategi antara lain seperti pencegahan, deteksi, investigasi, pelaporan, dan sanksi, dan
pemantauan evaluasi juga tindak lanjut.

4. Jumlah saham × Harga saham = Harga Pasar


15.000 × 300 = 4.500,000 (Harga pasar)
20.000 × 200 = 4.000,000 (Harga pasar)

Jumlah posis long = 4.500,000 + 4.000,000 = Rp. 8.500,000


Risiko Spesifik = 8.500,000 + 8% = Rp. 680.000
Resiko Umum = 8.500,000 + 8% = Rp. 680.000
Resiko Ekuitas = 680.000 + 680.000 = Rp. 1.360,000

Anda mungkin juga menyukai