Disusun oleh :
Npm : 2003021029
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Korupsi menjadi sebuah kata yang paling sering kita dengar saat ini. Lewat berita di televisi,
surat kabar, bahkan melalui pembicaraan orang di sekitar kita. Korupsi, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), didefinisikan “Penyelewengan atau penggelapan uang negara atau
perusahaan, dan sebagainya untuk keperluan pribadi”. Sedangkan dalam undang-undang No. 20
tahun 2001 dapat diambil pengertian bahwa korupsi adalah “Tindakan melanggar hukum dengan
maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan
negara atau perekonomian Negara”. Korupsi merupakan tindakan yang dapat menyebabkan
sebuah negara menjadi bangkrut dengan efek yang luar biasa seperti hancurnya perekonomian,
rusaknya sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai. (Mansyur Semma :
2011 : 25) Indonesia, sebagai salah satu negara yang telah merasakan dampak dari tindakan
korupsi, terus berupaya secara konkrit, dimulai dari pembenahan aspek hukum, yang sampai saat
ini telah memiliki banyak sekali rambu-rambu berupa peraturan - peraturan, antara lain Tap MPR
XI tahun 1980, kemudian tidak kurang dari 10 UU anti korupsi, diantaranya UU No. 20 tahun
2001 tentang perubahan UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Kemudian yang paling monumental dan strategis, Indonesia memiliki UU No. 30 Tahun2002,
yang menjadi dasar hukum pendirian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ditambah lagi
dengan dua Perpu, lima Inpres dan tiga Kepres.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk memberantas korupsi secara menyeluruh, diperlukan peran serta seluruh lapisan
masyarakat. Kita tidak dapat hanya mengandalkan pemerintah atau KPK sebagai lembaga
pemberantas korupsi yang telah banyak melakukan penanggulangan korupsi secara represif.
Terbukti hingga saat ini tindakan represif masih belum memberikan efek jera terhadap para
pelaku korupsi. Agar perilaku korupsi tidak semakin meluas, diperlukan tindakan pencegahan
(preventif) terhadap potensi untuk melakukan tindakan korupsi di seluruh lapisan masyarakat,
khususnya remaja. Mencegah korupsi sejak dini adalah hal yang wajib. Tetapi sayang, saat ini
banyak pihak yang masih menyepelekan pendidikan korupsi yang ditanamkan sejak dini. Bahkan
dari para remaja pun, masih banyak yang menganggap remeh soal korupsi, berlaku tidak peduli
dan tidak mengetahui akan bahaya korupsi. Hal itu disebabkan karena kurangnya pengetahuan
remaja tentang korupsi serta kurangnya pendidikan anti korupsi untuk remaja. Padahal, dengan
mereka terbimbing, teredukasi dengan bahaya korupsi mereka akan lebih berhatihati terhadap
korupsi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kampanye antikorupsi
untuk menanamkan budaya antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari. Diperlukan suatu media
komunikasi visual yang menarik untuk menanamkan semangat antikorupsi pada remaja.
Kampanye antikorupsi dengan menggunakan media komunikasi visual dapat dijadikan salah satu
upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Memang tidak mudah untuk membuat Indonesia
benar-benar bersih dari korupsi, tetapi selalu ada harapan selama mau berusah
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
7. Gerakan Internasional
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Peserta
a) Adistiani
b) Silfiyatul
c) Neda Afrinda
d) Silvia septi
e) Risti hiya
Andai saja korupsi tak menggurita di Indonesia, tak ada lagi orang miskin di nusantara.
Diperkirakan nominal uang rakyat yang dikorupsi di negeri ini mencapai ribuan triliun rupiah.
"Korupsi ini memang harus diberantas. Kalau tidak ada yang korupsi, kaya semua orang
Indonesia ini, tidak ada yang miskin," kata Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham
Samad saat mengisi talkshow dalam acara Kompasianival di Mall Grand Indonesia, Jakarta,
Jumat (22/11/2013) malam.
Abraham mengatakan, bila seluruh kerugian dalam kasus korupsi dikumpulkan, dari kasus
korupsi bernominal kecil hingga besar, jumlahnya mencapai Rp 18.000 triliun
Coba bayangkan kalau Rp 18.000 triliun itu dipakai untuk kepentingan negara, tidak ada yang
dikorupsi. Kaya kita semua," ujar dia.
B. Definisi korupsi
Korupsi dan koruptor berasal dari bahasa latin corruptus, yakni berubah dari kondisi yang adil,
benar dan jujur menjadi kondisi yang sebaliknya. Sedangkan kata corruptio berasal dari kata
kerja corrumpere, yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok, orang
yang dirusak, dipikat, atau disuap. Korupsi adalah penyalahgunaan amanah untuk kepentingan
pribadi.
Korupsi didefinisikan sebagai penyimpangan atau perusakan integritas dalam pelaksanaan tugas-
tugas publik dengan penyuapan atau balas jasa. Sedangkan pengertian ringkas yang
dipergunakan World Bank, korupsi adalah penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan
pribadi Definisi lengkap korupsi menurut Asian Development Bank (ADB) akorupsi melibatkan
perilaku oleh sebagian pegawai sektor publik dan swasta, dimana mereka dengan tidak pantas
memperkaya diri mereka sendiri dan atau orang-orang yang dekat dengan merekauntuk
melakukan hal-hal tersebut, dengan menyalahgunakan jabatan dimana mereka ditempatkan.
2. Suap menyuap
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang
7. Dan gratifikasi
1. Terlambat kuliah
3. Plagiasi
4. Mencontek
5. Titip absen
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Persepsi terhadap
korupsi atau pemahaman seseorang mengenai korupsi tentu berbeda-beda. Salah satu penyebab
korupsi di Indonesia adalah masih bertahannya sikap primitif terhadap praktik korupsi karena
belum ada kejelasan mengenai batasan bagi istilah korupsi. Sehingga terjadi beberapa perbedaan
pandangan dalam melihat korupsi.Selain faktor-faktor internal di atas, terdapat faktor-faktor
internal lainnya, faktor tersebut yaitu : Aspek Perilaku Individu:1. Sifat tamak atau rakus2. Moral
yang kurang kuat3. Gaya hidup yang konsumtif
Faktor EksternalFaktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor
eksternal yang menjadi penyebab korupsi di Indonesia adalah sebagai berikut;1.Faktor
HukumSistem hukum di Indonesia untuk memberantas korupsi masih sangat lemah2.Faktor
PolitikMonopoli Kekuasaan merupakan sumber korupsi, karena tidak adanya kontrol oleh
lembaga yang mewakili kepentingan masyarakat.3. Faktor SosialLingkungan sosial juga dapat
mempengaruhi seseorang untuk melakukan korupsi.4. Faktor ekonomiPendapatan tidak
tercukupi
c) Transparansi Internasional
Salah satu instrumen internasional yang sangat penting dalam rangka pencegahan dan
pemberantasan korupsi adalah Serikat Bangsa Konvensi melawan Korupsi yang telah
ditandatangani oleh lebih dari 140 negara.Beberapa hal penting yang diatur konvensi:a.Masalah
PencegahanTindak pidana korupsi dapat diberantas melalui Badan Peradilan.b.KriminalisasiHal
penting lain yang diatur dalam konvensi adalah mengenai kewajiban negara untuk
mengkriminalisasi berbagai Perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi
termasuk mengembangkan peraturan peraturan-undangan yang dapat memberikan hukuman
(pidana) untuk berbagai tindak pidana korupsi.c.Kerjasama internasional Kerjasama
internasional dalam rangka pemberantasan korupsi adalah satu hal yang diatur dalam konvensi.
Peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi
diwujudkan dalam bentuk antara lain mencari, memperoleh, memberikan data atau informasi
tentang tindak pidana korupsi dan hak menyampaikan saran dan pendapat secara
bertanggungjawab terhadap pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
1. Agus Salim mantan menteri luar negeri di era kemerdekaan ini dikenal sebagai sosok
jenius, dia menguasai hingga 9 bahasa. Tapi di balik itu, kisah hidupnya penuh dengan
kesederhanaan.
Agus Salim, walau merupakan sosok pejabat, hidup dalam kejujuran. Keluarga Agus
Salim juga hidup sederhana.
2. Hoegeng memang merupakan ikon polisi jujur dan antisuap. Sepak terjangnya sebagai
seorang polisi yang amanah memang patut ditiru.
3. Bung Hatta adalah salah satu tokoh yang dikenal dengan Kesederhanaan, kejujuran, dan
integritas semacam itulah yang membuat sejumlah aktivis menjadikan Bung Hatta
sebagai sosok panutan dalam pemberantasan korupsi.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kampanye atau edukasi Anti Korupsi ini adalah
membuat masyarakat mengenal lebih banyak hal-hal yang berkenaan dengan korupsi sehingga
tercipta generasi yang sadar dan memahami bahaya korupsi, bentuk-bentuk korupsi, dan
mengerti sanksi yang akan diterima jika melakukan korupsi, serta menciptakan percegahan
faktor faktor penyebab korupsi serta membangun karakter teladan agar generasi muda tidak
melakukan korupsi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi diartikan sebagai bentuk penyimpangan ketidakjujuran berupa pemberian sogokan,
upeti, terjadinya pertentangan kepentingan kelalaian dan pemborosan yang memerlukan rencana
dan strategi yang akan memberikan keuntungan kepada pelakunya, problematika korupsi
merupakan probelem nilai yang harus di berantas oleh semua pihak, Problematika korupsi yang
sudah mengakar, membudaya serta sudah menjadi cara pikir, dan mental. Penanganan
problematika korupsi harus dilakukan dengan cara yang lebih komprehensif dan pencegahan
(preventif) sejak dini, karena salah satu sebab terjadinya korupsi adalah sudah mengakarnya
mental korupsi di kalangan masyarakata indonesia. Dan salah satu cara Untuk melakukan
pencegahan mental korupsi sejak dini adalah lewat jalur pendidikan