Anda di halaman 1dari 10

Tindak Pidana Korupsi dalam peraturan perundang-

undangan

1.Merugikan Keuangan Negara


Pasal 2 – unsur-unsur tindak pidana:
Memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
korporasi
2.Dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara.
Pasal 3 – unsur-unsur tindak pidana:
Yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan;
Yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara.

3.Penyuapan
Menyuap pegawai negeri (Pasal 5 ayat 1(a) dan (b))
Memberi hadiah kepada pegawai karena jabatannya
(Pasal 13)

4.Pemerasan
Pasal 12(e) – Memeras
Pegawai negeri atau penyelenggara negara;
Dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau
orang lain;

5.Penggelapan dalam jabatan


Pasal 8 – Pegawai negeri menggelapkan uang atau
membiarkan penggelapan:
Membantu dalam penggelapan.

6.Perbuatan curang
Pasal 7(1)(a) – Pemborong berbuat curang
Pasal 7(1)(b) – Pengawas proyek membiarkan
perbuatan curang

7.Benturan / konflik
Pasal 12(i) – Pegawai negeri turut serta dalam
pengadaan yang diurusnya, unsur-unsur pidananya:
Pegawai negeri atau penyelenggara negara;
8.Gratifikasi
Gratifikasi tidak harus dalam bentuk uang atau
hadiah
Tiket perjalanan, tempat penginapan, perjalanan
wisata,dll

Tantangan KPK dalam pemberantasan korupsi


Rendahnya integritas yang memungkinkan
pemberian dan permintaan suap
Deligitimasi KPK: maraknya investigasi terhadap
komisioner (and keypersons) tanpa bukti memadai
untuk merusak reputasi KPK
Korupsi dalam politik: dalam sistem demokrasi
(Proses Pemilu)

JAWAB
Tindakan Setya Novanto disangkakan berdasarkan
Pasal 3 atau Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Setya
Novanto melakukan korupsi dengan dana negara
sebesar Rp 2,3 triliun
Setya Novanto dilarang untuk berpolitik selama 5thn
atau kurung waktu yang sudah hakim tentukan. jaksa
menegaskan bahwa Setya Novanto melakukan
penyalahgunaan wewenang.

JALAN SUAP PEMILIHAN PEJABAT


Miranda dan Nunun terbukti bersalah bersama-sama
memberi travellers cheque (cek pelawat) Bank
International Indonesia kepada Anggota Komisi X
DPR RI dalam rangka pemilihan Deputi Gubernur
Senior Bank Indonesia. Kasus ini bermula dari
penetapan tersangka 4 anggota DPR,
2. Fredrich Yunadi merupakan mantan pengacara
Setya. Ia diduga menghalangi penyidikan atau
melakukan obstruction of justice (OJ) atas kasus
kliennya itu. KPK pun menetapkannya sebagai
tersangka OJ.
Setya dirawat di RS Medika Permata Hijau. Ia
langsung dibawa ke ruang perawatan VIP. KPK pun
memindahkan Setya ke RSCM. Di tanggal ini juga
KPK mengumumkan penahanan SETYA. Baru dua
malam dirawat di RSCM, kondisi kesehatan Setya
divonis baik. Karenanya, KPK membawa Setya ke
gedung komisi antirasuah. Pada 20 November 2017,
Setya resmi ditahan dan ditempatkan di Rumah
Tahanan Kelas I Jakarta Timur Cabang KPK.
Fredrich resmi ditahan pada Sabtu, 13 Januari 2018.
Ia diduga melanggar Pasal 21 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
KPK menduga Fredrich dan dokter Rumah Sakit
Medika Permata Hijau, Bimanesh Sutarjo, bersama-
sama menghalangi proses penyidikan Setya.
Caranya, memanipulasi data medis setelah Setya
mengalami kecelakaan pada 16 November 2017.
3. Mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK
Migas), Rudi Rubiandini, divonis 7 tahun penjara
dan denda Rp 200 juta 3 bulan kurungan. Majelis
Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta
menilai, Rudi terbukti menerima suap terkait
pelaksanaan proyek di lingkungan SKK Migas.
Hakim menjelaskan, sebagaimana dakwaan kesatu,
Rudi menerima uang dari bos Kernel Oil Singapura
dan PT Kernel Oil Private Limited (KOPL)
Indonesia sebesar 900.000 dollar AS dan 200.000
dollar Singapura.
Rudi juga menerima uang dari Presiden PT Kaltim
Parna Industri, Artha Meris Simbolon, sebesar
522.500 dollar AS. Uang ini diberikan agar Rudi
memberikan rekomendasi atau persetujuan
menurunkan formula harga gas untuk PT Kaltim
Parna Industri (PT KPI).
Rudi dituntut 10 tahun penjara, karena melanggar
pasal 12 huruf a, pasal 11 UU Nomor 31 tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi serta
Pasal 3 Undang-Undang nomor 8 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

Sebutkan beberapa faktor penyebab korupsi di


Indonesia!
Empat faktor penyebab terjadinya korupsi yaitu
faktor politik, faktor hukum, faktor ekonomin dan
birokrasi, dan faktor transnasional.
TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DAPAT DI
TANGANI KPK?
Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara
negara, dan orang lain yang ada kaitannya dengan
tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat
penegak hukum atau penyelenggara negara;
•    Mendapat perhatian yang meresahkan
masyarakat; dan/atau

•    Menyangkut kerugian keuangan negara paling


sedikit Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah).

Anda mungkin juga menyukai