Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM BK DI SD DAN IMPLIKASI

PENGEMBANGANNYA
  August 14, 2017   1 comment:

PROGRAM BK DI SD DAN IMPLIKASI PENGEMBANGANNYA

A.    Konsep Program

Di Sekolah Dasar (SD), kegiatan BK tidak diberikan oleh guru pembimbing secara
khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya
secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan
Penjaskes) dan memberikan layanan BK kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Masalah-masalah yang dialami siswa dapat terjadi oleh berbagai sebab, baik yang
bersumber dari siswa itu sendiri maupun yang bersumber dari lingkungannya, maka dari itu
siswa perlu dibantu dalam hal mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, baik masalah yang
dihadapi sekarang maupun masalah yang mungkin timbul pada masa yang akan datang. Sejalan
dengan sebab-sebab permasalahan tersebut. Kebutuhan bimbingan di SD bertolak dari upaya-
upaya berikut ini :
1. Membantu Murid Dalam Mewujudkan Tugas-tugas Perkembangannya.
Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang timbul pada suatu masa tertentu dalam kehidupan
seseorang. Havighurst menyatakan ada sejumlah tugas perkembangan yang harus dilaksanakan
pada anak-anak tingkat SD (6-12), yaitu:
a.       Mempelajari keterampilan-keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
b.      Mengembangkan keseluruhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang
tumbuh.
c.       Belajar bergaul denan teman-temannya.
d.      Mengambangkan keterampilan-keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
e.       Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
f.       Mengembangkan kata hati dan norma-norma
g.      Mendapatkan kebebasan pribadi
h.      Mempelajari peranan sosial, baik sebagai wanita maupun pria
i.        Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok dan badan sosial.
Guru perlu memahami konsep-konsep tentang tugas-tugas perkembangan diatas. Dengan
memahami konsep tersebut, guru tidak saja dapat mencari dan menyatakan tujuan tujuan
pendidikan disekolah tetapi dapat melaksanakan pendidikan sesuai dengan tingkat kematangan,
kesiapan dan kebutuhan anak.
Secara umum tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dasar adalah untuk membantu
para siswa agar dapat mencapai tahap perkembangan optimal. Secara akademis pelayanan ini
bertujuan agar setiap siswa memperoleh kesesuaian antara kemampuan dan jurusan (program
studi) yang dipilihnya dan dapat mencapai prestasi kerja secara optimal.
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dasar adalah untuk membantu
siswa agar dapat memenuhi tugas perkembangan yang meliputi aspek sosial, pendidikan, dan
karir sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Di Sekolah Dasar, pelaksanaan program bimbingan berkaitan dengan enam aspek yang
idealnya dapat terpenuhi (Winkel, 1997: 160-161) yaitu:
1.      Sebagai penjabaran dari tujuan pendidikan nasional bahwa pendidikan dasar memberikan bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk
mengikuti pendidikan menengah. Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar, Landasan, Program dan
Pengembangan, pemberian bekal di SD lebih dikongkretkan sebagai “memberikan bekal
kemampuan dasar Baca-Tulis-Hitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi
siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti
pendidikan di SMP”.
2.      Kebutuhan pada anak sekolah, yang terutama berkisar antara kebutuhan mendapatkan kasih
sayang dan perhatian, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan perkembangan
kognitifnya serta memperoleh pengakuan dan teman sebaya. Tugas-tugas perkembangan yang
dihadapi oleh siswa adalah, antara lain mengatur beraneka kegiatan belajarnya dengan bersikap
tanggungjawab, bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima oleh keluarga dan teman-teman
sebayanya, cepat mengembangkan bekal kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan
berhitung, mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan dengan
membentuk kata hati. Beban yang harus dipikul oleh siswa di sekolah adalah mendalami bahan
kajian dan pelajaran tentang Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, bahasa Indonesia, membaca dan menulis, Matematika (termasuk berhitung),
Sains atau IPA, IPS, Seni Budaya dan Ketrampilan, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan serta
berbagai muatan lokal seperti Bahasa Daerah, Bahasa Inggris dan lain sebagainya. Di samping
itu sekolah menyelenggarakan sejumlah kegiatan ekstrakurikuler, berupa kegiatan pengayaan,
kegiatan perbaikan serta kegiatan untuk lebih memantapkan kepribadian seperti kepramukaan
dan berbagai jenis olahraga.
3.      Pola dasar bimbingan yang dipegang adalah pola generalis. Ini berarti bahwa semua tenaga
kependidikan yang lazimnya terdapat di jenjang pendidikan dasar dilibatkan walaupun mungkin
tersedia satu atau dua tenaga profesional di bidang bimbingan.
4.      Komponen bimbingan yang diprioritaskan ialah pengumpulan data, pemberian informasi dan
konsultasi. Pengumpulan data meliputi beberapa hal yang pokok seperti kemampuan belajar
siswa dan latar belakang keluarga. Pemberian informasi meliputi perkenalan dengan sejumlah
bidang pekerjaan yang relevan unuk siswa-siswi di daerah tertentu, pengetahuan tentang cara
bergaul yang baik dan beberapa patokan dasar untuk menjaga kesehatan mental. Konsultasi
diberikan oleh guru kelas kepada orangtua siswa dan oleh tenaga bimbingan profesional kepada
guru-guru yang membutuhkan. Konseling dipegang oleh seorang ahli bimbingan profesional.
5.      Bentuk bimbingan yang kerap digunakan ialah bimbingan kelompok. Sifat bimbingan yang
mencolok ialah sifat perseveratif dan preventif sehingga siswa dapat memiliki taraf kesehatan
mental yang wajar. Sifat korektif akan muncul apabila terjadi kasus penyimpangan dari laju
perkembangan normal yang biasanya berkaitan erat dengan situasi keluarga. Ragam bimbingan
yang mendapat urutan pertama adalah pribadi-sosial, sedangkan ragam akademik dan ragam
jabatan atau karier mendapat urutan yang kedua dan ketiga.
6.      Tenaga yang memegang peranan kunci bimbingan di Sekolah Dasar saat ini adalah guru kelas,
yang mengumpulkan data tentang siswa dan menyisipkan banyak materi informasi dalam
pengajaran. Namun kadang-kadang diadakan kegiatan bimbingan secara khusus seperti
sosiodrama dan diskusi kelompok. Koordinasi seluruh kegiatan bimbingan dapat dipegang oleh
Kepala Sekolah. Namun lebih baik kalau diangkat seorang tenaga bimbingan profesional yang
bertugas sebagai koordinator.

B.     Ketentuan

1.      Di dalam kurikulum 1975 buku III C untuk SD, SMP, dan SMA telah dilakukan secara
operasional pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah demikian pula dalam kurikulum
pendidikan menengah kejuruan 1976 buku III D
2.      Menurut SK Menpan no 26 tahun 1989 Surat Edaran Bersama Mendikbud dan Kepala BAKN
tanggal 15 Agustus 1989 serta Surat Edaran Mendikbud tanggal 5 juli 1990 terdapat guru BP
dengan latar belakang yang berbeda-beda:
a.       Guru kelas sekaligus sebagai guru BP
b.      Guru bidang studi yang merangkap guru BP
c.       Guru BP yang merangkap sebagai guru bidang studi
d.      Guru BP yang dengan latar pendidikan no BP
e.       Kepala Sekolah yang sekurang-kurangnya membimbing 40 siswa.
f.       Guru yang memiliki minor BP
g.      Guru BP yang memiliki ijasah BP
Mengingat latar belakang yang berbeda-beda seperti tersebut diatas, maka akan mengahadapi
berbagai hambatan dalam pelaksanaan  bimbingan dan konseling di sekolah.
3.      PP NO 28/1990 tentang pendidikan dasar
Bab X : Bimbingan
Pasal 25
Ayat 1 : bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka  upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan
Ayat 2 : bimbingan diberikan oleh guru pembimbing
Ayat 3 : pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh menteri
4.      Pada perkembangan selanjutnya, bimbingan dan konseling di sekolah dasar tampaknya lebih
menekankan pada bimbingan belajar dan karir. Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar 1994/1995,
dikemukakan bahwa perencanaan program bimbingan belajar dan bimbingan karir ditekankan
pada upaya bimbingan belajar tentang cara belajar, memahami dunia kerja dan mengembangkan
kemampuan untuk membuat perencanaan serta kemampuan untuk mengambil keputusan.
5.      Diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006 semakin
memperkokoh kedudukan bimbingan dan konseling di sekolah, mulai dari jenjang SD/MI hingga
SMA/SMK.  Sebab, di dalam KTSP tersebut masih menegaskan keberadaan bimbingan dan
konseling dan perlu adanya layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar untuk mendorong
perkembangan pribadi peserta didik.
6.      Menurut Depdiknas (2008) konselor dapat berperan serta secara produktif dijenjang sekolah
dasar dengan memposisikan diri sebagai konselor kunjung yang membantu guru sekolah dasar
mengatasi perilaku siswa yang menggangu (disruptive behavior), antara lain dengan
pendekatan direct behavior consultation. Setiap gugus sekolah dasar diangkat 2 atau 3 konselor
untuk memberikan pelayanan bimbingan dan konseling.
7.      Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV bagian VIII
Pelaksanaan BK pada SD/MI/SDLB
a.    Guru kelas sebagai pelaksana pelayanan BK di SD/MI/SDLB melaksanakan layanan orientasi,
informasi, penempatan dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan cara menginfusikan
materi layanan BK tersebut ke dalam pembelajaran  mata pelajaran. Untuk siswa kelas IV, V dan
VI dapat diselenggarakan layanan BK perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling
kelompok
b.    Pada satu SD/MI/SDLB/ atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang guru BK atau
Konselor untuk menyelenggarakan pelayanan BK

C.    Jenis-jenis Program


Adapun jenis-jenis dari program bimbingan dan konseling adalah :
1.      Program tahunan, yaitu program bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu
tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/ madrasah
2.      Program semesteran, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu semester yang merupakan jabatan program tahunan
3.      Program bulanan, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan
selama satu bulan yang merupakan jabatan program semesteran
4.      Program mingguan, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan
5.      Program harian, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan pada
hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran pada hari-hari tertentu
dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk
satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) bimbingan dan
konseling
Program pelaksanaan BK di sekolah dasar adalah :
1.      Program Orientasi dan Informasi
Program ini berisikan kegiatan layanan yang bertujuan untuk memperkenalkan kepada murid
(khususnya murid baru) dan orang tua tentang persekolahan secara menyeluruh. Isi kegiatan
orientasi dan informasi ini antara lain adalah :
a.       Informasi tentang tugas dan kewajiban murid pada umumnya di bidang administrasi dan
penyelenggaraan pengajaran,
b.      Informasi tentang pelaksanaan kurikulum, tata tertib, dan organisasi sekolah,
c.       Informasi tentang cara – cara belajar yang baik dan tuntutan – tuntutan yang harus di lakukan
oleh murid agar dapat belajar dengan baik di sekolah dan di rumah,
d.      Informasi tentang fasilitas – fasilitas yang dimanfaatkan oleh murid di sekolah.
2.      Program Pengumpulan Data
Program pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman yang tepat dan
menyeluruh tentang murid. Program ini berisikan kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan
pencatatan data dan tentang murid sehingga akan diperoleh pemahaman yang tepat, benar dan
menyeleluruh berkenaan dengan pribadi murid tersebut. Data dan keterangan yang perlu
dikumpulkan itu antara lain menyangkut kebutuhan-kebutuhannya, sifat-sifat dan ciri-ciri pokok
kepribadiannya, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya, kesulitan-kesulitan yang
dihadapinya, hubungan sosial, keadaan keluarga dan lingkugnannya.
3.      Program Pemberian Bantuan
Program pemberian bantuan berisikan berbagai bentuk kegiatan pelayanan dalam rangka
membantu murid, baik dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya maupun dalam
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Usaha pemberian bantuan tersebut dapat
berupa:
a.       Pemberian informasi. Yaitu bantuan yang diberikan kepada murid dalam mendapatkan
informasi yang dibutuhkannya, baik menyangkut sistem pendidikan yang sedang dihadapinya
maupun pendidikan lanjutan atau karier yang akan diikuti nanti.
b.      Bimbingan khusus belajar, yaitu bantuan yang diberikan kepada murid untuk dapat mengetahui
cara-cara belajar yang efektif dan efisien, seperti cara membaca, membuat tugas, mencatat
pelajaran, dan menghadapi ujian.
c.       Diagnosis kesulitan belajar dan pengajaran perbaikan, yaitu bantuan yang diberikan kepada
murid-murid untuk dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dalam belajar.
d.      Pelayanan bimbingan kelompok, yaitu usaha membantu murid dalam mengembangkan
keterampilan sosial dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dengan menggunakan
situasi kelompok.
e.       Pelayanan konseling, yaitu usaha membantu murid untuk dapat mengatasi kesulitan-kesulitan,
yang dihadapinya. Bantuan ini diberikan dalam suasana hubungan tatap muka antara seorang
guru dengan seorang murid.
f.       Program Penilaian dan Tindak Lanjut
Program penilaian dan tindak lanjut merupakan usaha untuk mengetahui sejauh mana layanan
bimbignan dan konseling yang diberikan telah mencapai hasil yang diharapkan. Keberhasilan
layanan bimbignan dan konseling terwujud dalam bentuk adanya perubahan pada diri murid ke
arah yang lebih baik. Bilamana layanan-layanan yang telah diberikan itu tidak atau kurang
menampakkan hasil yang diharapkan, maka perlu dilakukan usaha-usaha tindak lanjut. Usaha
tindak lanjut itu dilakukan antara lain adalah:
a.       Melakukan pengkajian ulang terhadap pelayanan yang diberikan
b.      Memperbaiki dan menyempurnakan lagi usaha pelayanan yang telah diberikan sebelumnya
c.       Mengalihkan murid yang bersangkutan kepada ahli dan atau lembaga yang lebih relevan

D.    Dasar Penyusunan Program


Program bimbingan konseling adalah suatu rencana kegiatan bimbingan dan konseling
yang dilaksanakan pada periode tertentu. Program ini memuat unsure-unsur yang terdapat dalam
berbagai ketentuan tentang pelaksanaan bimbingan dan kosneling dan diorientasikan pada
pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Tujuan penyusunan program
tidak lain adalah agar kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dapat terlaksana dengan
lancer, efektif, dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai.
Tersusun dan terlaksananya program bimbingan dan konseling dengan baik, selain akan
lebih menjamin pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling pada khususnya. Tujuan
sekolah pada umumnya, juga akan lebih menegakkan akontabilitas bimbingan dan konseling di
sekolah dasar.

E.     Syarat-Syarat Program


Kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan tidaklah dipilih secara acak, namun
melalui pertimbangan yang matang dan terpadu, maka program pelayanan bimbingan konseling
hendaknya :
1.      Berdasarkan kebutuhan
2.      Lengkap dan menyeluruh
3.      Sistematis
4.      Terbuka dan luwes
5.      Memungkinkan kerja sama dengan semua pihak yang terkait
6.      Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut

F.     Unsur-Unsur Program BK


Prayitno menjelaskan dalam Paduan Pelyanan Bimbingan dan Konseling Berbasis kompetensi
(2002) bahwa unsur-unsur program bimbingan dan konseling diantaranya adalah:
1.      Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data yang terdapat di dalam
himpunan data
2.      Jumlah siswa asuh yang wajib di bimbing:
a.       Guru Pembimbing :150 orang( minimal)
b.      Kepala sekolah yang berasal dari Guru Pembimbing 40 orang
c.       Wakil Kepala Sekolah yang berasal dari Guru Pembimbing: 75 orang.
3.      Bidang-bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, karier.
4.      Jenis-jenis layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran,
konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
5.      Kegiatan pendukung aplikasi instrumentasi, himpunan data, konfrensi kasus, kunjugan rumah
dan alih tangan kasus.

G.    Materi Program BK


Adapun materi program BK yang sesuai dengan sekolah dasar dapat dilakukan melalui program
di bawah ini :
1.      Layanan dasar bimbingan
Yakni layanan bantuan kepada peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau diluar kelas,
yang disajikan secara sistematis, dengan membantu peserta didik agar dapat mengembangkan
potensinya secara optimal. Tujuan layanan ini adalah untuk membantu peserta didik agar
memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, memperoleh keterampilan
hidup. Layanan ini dapat dilakukan melalui strategi layanan klasikal dan layanan kelompok.
2.      Layanan responsive
Yaitu layanan bantuan bagi peserta yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan
bantuan dengan ”segera”. Tujuan layanan ini adalah membantu peserta didik agar dapat
mengatasi masalah yang dialaminya yang dapat dilakukan melalui strategi layanan konsultasi,
konseling individual, konseling kelompok maupun konsultasi dengan orang tua dan guru.
Contoh topik yang relevan dengan masalah di SD antara lain :
a.       Kenakalan Anak
b.      Tata tertib sekolah
c.       Kehadiran/presensi
d.      Sikap dan perilaku terhadap sekolah
e.       Ketrampilan studi
3.      Layanan perencanaan individual
Yaitu bantuan kepada peserta didik agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa
depannya, yang berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya. Melalui layanan
ini peserta didik diharapkan dapat :
a.       Membuat perencanaan dalam mencapai tujuan jangka pendek dan panjang
b.      Memahami dan menganalisis kekuatan dan kelemahan diri
c.       Dapat mengukur pencapaian tujuan yang dibuatnya
d.      Mempersiapkan tujuan pendidikan, karir dan pribadi yang didasarkan atas pertimbangan dan
pengetahuan tentang dirinya.
Guru dapat menggunakan narasumber dan berbagai informasi lainnya untuk membantu peserta
didik secara individual dalam mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi.
Layanan ini diberikan lebih bersifat individual karena tujuan dan keputusan dari perencanaan
yang dibuat peserta didik harus ditentukan oleh peserta didik itu sendiri. Layanan ini diberikan
dengan cara konsultasi, bimbingan individu atau kelompok dan konseling.
4.      Dukungan system
Merupakan kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara dan
meningkatan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan hubungan
masyarakat dan staff, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas,
manajemen program, penelitian dan pengembangan. Kegiatan pendukung sistem lebih diarahkan
pada pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung bermanfaat bagi
peserta didik.

H.    Penyusunan Program


Menurut Thohirin (2007) Sebelum melakukan penyusunan program perlu dilakukan hal-
hal sebagai berikut :

1.      Studi Kelayakan


2.      Penyusunan Program Bimbingan
Dalam penyusunan rencana program BK, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.       Pola dasar mana yang sebaiknya dipegang dan strategi mana yang paling tepat diterapkan.
b.      Bidang-bidang atau lingkup bimbingan mana yang perlu diproritaskan
c.       Bidang-bidang atau jenis layanan mana yang sesuai untuk melayani kebutuhan para siswa.
d.      Keseimbangan yang wajar antara pelayanan bimbingan secara kelompok dan individual.
e.       Pengaturan pelayanan konsultasi
f.       Cara mengadakan evaluasi program
g.      Pelayanan rutin dan pelayanan isidental
h.      Tingkatan-tingkatan kelas yang akan mendapat layanan bimbingan tertentu
i.        Petunjuk-petunjuk atau instruksi-instruksi yang diberikan oleh instansi yang berwenang (jika
ada)
3.      Penyediaan Sarana Fisik dan Teknis
4.      Kegiatan-kegiatan penunjang

I.       Sosialisai Program


Dalam mensosialisasikan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar (SD) 
apabila guru kelas selaku pelaksana program bimbingan dan konseling bekerjasama dengan
kepala sekolah, para guru kelas, dan konsultan ahli agar program bimbingan dan konseling di
sekolah dasar (SD) akan berjalan efektif dan efisien.

J.      Tahap-tahap Pelaksanaan Program


Program bimbingan dan konseling dalam kurun waktu satu tahun pelajaran mencakup seluruh
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah antara lain meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1.      Persiapan
a.       Pertemuan penyusunan program bimbingan dan konseling
b.      Pembagian tugas
c.       Mempersiapkan perangkat kelengkapan instrument, bimbingan dan konseling
2.      Kegiatan layanan dan penunjang bimbingan dan konseling
a.       Layanan orientasi
b.      Layanan informasi
c.       Layanan penempatan dan penyaluran
d.      Layanan pembelajaran
e.       Layanan bimbingan kelompok
f.       Layanan konsleing kelompok
g.      Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling
h.      Penyelenggaraan himpunan data
i.        Konferensi kasus
j.        Kunjungan rumah
k.      Alih tangan kasus
3.      Kerjasama dengan orang tua siswa dan instansi terkait
4.      Penilaian
a.       Pelaksanaan program bimbingan dan konseling
b.      Hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling
5.      Tindak lanjut
6.      Pelaporan

K.    Pengawasan pelaksanaan Program


Pengawasan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar (SD) 
diselenggarakan oleh pengawas sekolah bidang sekolah dasar itu sendiri, karena kegiatan
bimbingan dan konseling di SD dilaksanakan oleh guru kelas. Dalam pengawasan bidang
bimbingan dan konseling di SD pengawas sekolah bidang SD sangat diharapkan bekerjasama
saling menunjang dengan pengawas sekolah bidang bimbingan dan konsleing di SLTP/SLTA.
Menurut Prayitno (1999:54) langkah dan materi pengawasan bimbingan dan konseling di
SD, adalah  :
1.      Perencanaan
2.      Pengumpulan data dan penilaian
3.      Analisis ahsil penilaian
4.      Pembinaan
5.      Evaluasi hasil pengawasan dan laporan

L.     Masalah dan Solusi


1.      Pelayanan bimbingan dan konseling tidak sesuai dengan kebutuhan siswa
Solusi
Guru kelas sebagai pelaksana program bimbingan dan konseling di sekolah dasar (SD) harus
menyesuaikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan siswa dengan melakukan kerjasama terhadap
kepala sekolah dan guru-guru lainnya.
2.      Guru kelas selaku pelaksana program bimbingan dan konseling tidak memahami tentang
pelayanan bimbingan dan konseling
Solusi
Mencari informasi atau pengetahuan yang berkaitan tentang pelayanan bimbingan dan konseling
kepada orang yang lebih tahu tentang BK itu sendiri.
3.      Pengawas bidang sekolah dasar yang melakukan pengawasan program bimbingan dan kosneling
di SD tidak memahami tentang bimbingan dan kosneling itu sendiri
Solusi
Pengawas bidang sekolah dasar dalam melaksanakan pengawasan bimbingan dan konseling
harus mengetahui program pelayanan bimbingan dan konseling dengan berdiskusi  atau
bekerjasama dengan pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling di SLTP/SLTA.

DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). 2013. Panduan Umum Pelayanan
Bimbingan dan Konseling
Prayitno. 1999. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta :
Rineka Cipta
Prayitno, (1999) Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Rineke Cipta.
W.S. Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai