Anda di halaman 1dari 16

J. MANUSIA DAN LINGKLINGAN, Vol. 15, No.

3, November 2008: 125-140

IKLIM MIKRO DAN KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU


DI KOTA SEMARANG
(The Micro Climate and The Need of Green Open Space for The City of Semarang'y

Dewi Liesnoor Setyowati


Jurusan Geografi FIS Universitas Negeri Semarang
E-mail : liesnoor@.yahoo.co. id

Diterima: 8 Septernber 2008 Disetujui: 3 November 2008

Abstrak
Salah satu darnpak perkembangan jumlah penduduk kota adalah terjadinya konversi lahan. Konversi
ruang terbuka hijau (RTH) menjadi fasilitas bangunan menyebabkan terjadi pencemaran di kota.
Berkurangnya RTH mengakibatkan terjadinya kenaikan temperatur lokal dalam kota. Keberadaan
RTH memiliki manfaat cukup besar dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup kota, seperti
sebagai pengendali iklim mikro. Sebaran vegetasi perindang tennasuk kategori jarang, terutama
komposisi vegetasi rendah dan kerapatan pohon sangat jarang. Kondisi Iklim mikro secara
keseluruhan termasuk kategori 'sebagian tidak nyaman', khususnya pada siang hari. Kondisi
tersebut dipengaruhi oleh kurangnya vegetasi perindang di sepanjang jalan, sehingga kondisi iklim
mikro menjadi panas dan kering. Keberadaan RTH di Semarang Tengah yang hanya seluas 6,77Vo
perlu ditambah RTH seluas 14,02o/o. Diharapkan luas RTH sebesar 20,79Yo dari total luas wilayah,
sehingga akan dapat memperbaiki iklirn mikro di kawasan perkotaan.

Kata Kunci: ruang terbuka hijau, iklim mikro

Abstract

One of the impact of people grow-th in town is land conversion. Green open space conversion
become building facilities cause contamination in the cit1,. Decreasing of green open space resull
local temperature increase in the city. Existence of green open space have big enough benefit of
the quality o.f city environment, .for example by controller of micro climate. The leaft vegetation
spread include categories seldom, especially composition of low vegelation and closenes.s of tree
very rare. Conditiott of micro climate as categorized 'a parl unpleesont', speciolly in the day 1i,r".
The cpndition infuenced by decrease of vegetalion in alongside slreet, so thal cause situation o.f
micro climate hot and dry. g*itrunce of green open spoce in Middle Semarang u,hich only.for the
width of 6.77% require to be added green open space by 14.02%o. So that expectedly wide o.f green
open space equal to 20,79% fi"om w,ide o.f total region, will be able to inrprovement ofntict'o climcrte
in urhan arca.

Keyv'sr4t' green open space, nticro climale


t26 J. UnNUSIA DAN LINGKLNGAN Vol. l5,No.3

PENDAHULUAN pada bagian wilayah kota tidak bervegetasi,


karena pada wilayah kota tidak bervegetasi
Latar Belakang ketiga proses tersebut saling bersinergi dalam
Pertumbuhan penduduk perkotaan meningkatkan suhu udara.
sernakin pesat seiring dengan perkembangan Upaya penanaman vegetasi dengan tujuan
perekonornian, pemukirnan, pendidikan, dan untuk menghijaukan kota dilakukan dalam
budaya. Daya tarik kota yang sangat besar bentuk pengelolaan taman-taman kota, taman-
bagi penduduk desa medorong angka laju taman lingkungan, jalur hijau dan sebagainya.
urbanaisasi semakin cepat. Peningkatan jumlah Peranan tumbuhan hijau sangat diperlukan
penduduk daerah perkotaan menimbulkan untuk menjaring CO, dan rnelepas O, kembali
tekanan cukup besar terhadap sumberdaya ke udara. Setiap tahun tumbuh-tumbuhan di
dan lingkungan perkotaan. Salah satu dampak bumi ini mempersenyawakan sekitar 150.000
adalah terjadinya konversi lahan. Lahan yang juta ton CO, dan 25.000 juta ton hidrogen
semula mempakan mang tumbuh berbagai jenis dengan membebaskan 400.000 juta ton oksigen
tanaman atau vegetasi berubah menjadi ruang ke atmosfer, serta menghasilkan 450.000 juta
pemukiman dan sarana pendukung kegiatan tonzat-zat organik. Setiap jam, I hektare daun-
di perkotaan. daun hijau menyerap 8 kg CO, yang ekuivalen
Pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan CO, yang dihembuskan oleh napas
menimbulkan peningkatan kebutuhan kendaraan manusia sekira 200 orang dalam waktu yang
bermotor. Perkembangan jumlah kendaraan sama. Setiap pohon yang ditanam mempunyai
bermotor jauh lebih cepat dibandingkan kapasitas mendinginkan udara sama dengan rata-
dengan kapasitas jalan. Menurut penelitian rata 5 pendingin udara (AC), yang dioperasikan
yang dilakukan China Engineering Consultants 20 jam terus menerus setiap harinya. Setiap I
(tahun 1995, dalam Hadi, 1998) beban jalan ha pepohonan mampu menetralkan CO, yang
pada empat gerbang masuk Kota Semarang dikeluarkan 20 kendaraan (Maimun, 2007).
yaitu Srondol, Pedurungan, Genuk, Tugu, Peranan tumbuhan di bumi ini sangat penting
pada tahun 1992 pertumbuhan kendaraan dalam menangani krisis lingkungan terutama
bermotor mencapai l7%. Meningkatnya di perkotaan, sangat tepat jika keberadaan
kendaraan bermotor menyebabkan penin gkatan tumbuhan mendapat perhatian serius dalam
pencemaran udara. Sumber pencemaran udara pelaksanaan penghijauan perkotaan sebagai
sebagian besar (60-70%) berasal dari emisi unsur hutan kota.
bergerak atau kendaraan bermotor. Terdapat dua pendekatan dalam
Berkurangnya lahan hijau daerah perkotaan merencanakan luas areal sebagai RTH pada
terjadi karena konversi RTH, dan meningkatnya suatu kota. Pertama, ruang terbuka hijau
jumlah kendaraan bermotor mengakibatkan menjadi bagian dari suatu kota, luas ruang
terjadi pencemaran udara. Konsentrasi terbuka ditentukan berdasarkan persentase
penduduk pada wilayah tertentu ditambah luas kota, misalnya penentuan 30olo luas
dengan adanya industri dan perdagangan serta wilayah sebagai ruang terbuka hijau. Kedua,
transportasi kota yang padat menyebabkan menganggap bahwa kota adalah bagian dari
tejadinya thermal polution yang kernudian ruang terbuka hijau, sehingga perlu dilakukan
membentuk pulau panas atau heal island. pembuatan taman kota dan sejenisnya. Luas
Pulau-pulau panas terjadi karena adanya emisi ruang terbuka hijau perkotaan tidak ada standar
panas yang direfleksikan daripermukaan burni baku, namun Singapura memiliki ruang terbuka
ke atrnosfir. Menurut Grey dan Deneke ( 1986), hijau seluas 0,8 hal1000 orang penduduk.
sinar matahari yang sarnpai ke perrnukaan London rnerniliki ruang terbuka hijau seluas 2
burni mengalarni proses refleksi, transmisi clan hal1000 penduduk (Ling, 1995).
absorbsi. Pulau panas pada uffrurlnya terdapat
Novernber 2008 SETYOWATI, D.L.: IKLIM MIKRO 127

Masalah lingkungan hidup daerah mata memandang yang terlihat adalah kawasan
perkotaan banyak dibicarakan oleh para ahli permukiman dan tanaman perdu.
lingkungan. Salah satunya berupa semakin Pembangunan kawasan kota yang sernakin
berkurangnya RTH di kawasan kota. Hilangnya berkembang menyebabkan luas RTH semakin
RTH mempakan pernicu munculnya heat island berkurang, bangunan perkotaan yang semakin
dan hilangnya pengendali emisi (gas buang) padat mengakibatkan terjadinya kenaikan
kota. Antara lain berdarnpak padamenurunnya temperatur lokaldi dalam kota. Hal inilah yang
kualitas I ingkungan hidup, perubah an si fat-sifat membedakan kondisi temperatur udara kota
radioaktif termal, aerodinamik dan hidrologi, lebih panas dibandingkan dengan temperatur
terjadi perubahan iklim setempat, sampai udara di desa. Terjadinya kenaikan temperatur
perubahan ekosistem alami. ini pada hakekatnya merupakan cerminan dari
Pemanasan yang terjadi pada sistem iklim perubahan iklim mikro, berkurangnya vegetasi
bumi mempakan hal yang jelas terasa, seiring akan memperburuk tampilan estetika wajah
dengan banyaknya bukti dari pengamatan kota menjadi gersang dan panas.
kenaikan temperatur udara dan laut, pencairan Keberadaan RTH yang cukup luas
salju dan es di berbagai tempat, dan naiknya menyerupai hutan kota akan dapat memperbaiki
permukaan laut global. Selama 100 tahun kondisi lingkungan di perkotaan. Oleh
terakhir, temperatur permukaan bumi rata- karenanya model RTH perlu dikembangkan
rata naik sekitar 0,74"C. Jika konsentrasi agar perrnasalahan lingkungan perkotaan dapat
GRK dominan di atmosfer, karbondioksida, diatasi. Keberadaan RTH dapat meningkatkan
meningkat dua kali lipat dari masa pra-industri, kualitas lingkungan hidup kota, antara
hal ini akan memacu pemanasan rata-rata lain sebagai pengendali iklirn mikro, yaitu
mencapai 3oC (Kusmir, et al.,2005). sebagai pelindung dari radiasi sinar matahari,
Kota Semarang merupakan kota pantai menurunkan suhu kota, meningkatkan
beriklim tropis kering dipengaruhi kondisi kelembaban udara, mengurangi kecepatan
lautan. Keadaan cuaca panas terik merupakan angin, dan dapat memenuhi fungsi estetika,
problem lingkungan di Kota Semarang, serta dapat dirnanfaatkan untuk melakukan
disebabkan meningkatnya suhu udara karena berbagai aktivitas sosial-budaya warga kota.
pembangunan kota yang semakin berkembang
seperti permukiman, gedung perkantoran dan Tujuan Penelitian
fasilitas lainnya. Luas RTH di Kota Semarang Tujuan penelitian ini adalah: memetakan
Bawah (daerah perkotaan) hanya mencapai sebaran RTH, mengevaluasi kondisi iklim
sebesar 392,2 ha (15,69o ) dan areal bukan mikro, dan menghitung kebutuhan RTH untuk
resapan (bangunan dan rumah-rumah) sebesar memperbaiki kondisi iklim mikro di Kota
2.106,8 ha (84,31%).RTH seluas 15,690/0 Semarang.
teralokasi berupa RTH tipe hijau seluas 320,8
ha (81,79 yo) dan RTH tipe biru seluas 71,4 METODE PENE,LITIAN
ha (18,20 oA). Luas RTH di Kota Semarang
hanya sebesar 15,7o saja, angka tersebut Penelitian dilakukan di rvilayah perkotaan
belum memenuhi kriteria ideal kawasan Semarang, tepatnya pada wilayah Kecamatan
resapan sebesar 30%. Dengan demikian RTH Semarang Tengah. Obyek penelitian berupa
di Kota Semarang bagian bawah masih harus kawasan RTll dan kawasan jahrr jalan. Pada
dikembangkan dan dikelola secara maksimal kawasan RTll diarnati sebanyak 36 lokasi RTH,
(Setyowati, 2006). Di samping itu, udara panas sedangkan pada kawasanialur jalan dilakukan
di Kota Setnarang rnakin terasa menyengat pengukuran pada 15 titik lokasi, sebaran
akibat jarangnya pohon pelindung ataupun lokasi pengautatarr disalikan pada peta lokasi
pohon yang bemkuran tinggidi kota ini. Sejauh pengarnatan Ganrbar 3.
128 J. uaNuSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 15, No.3

Penentuan sampel penelitian untuk kawasan vegetasi setiap kelas per jumlah kelas kedua
jalur jalan menggunakan teknik "purposive parameter dikali 100%.
sampling", berdasarkan karakteristik tertentu
dengan pertimbangan: terdapat perbedaan Kondisi iklim mikro, parameter yang
jenis dan jumlah vegetasi, terdapat variasi diamati meliputi: l) Temperatur pagi (Tp),
iklim harian, perbedaan iklim mikro, tingkat siang (Ts) dan sore hari (Tsr), diperoleh dari
kenyamanan berbeda pada pagi, siang, dan hasil pengukuran di lapangan menggunakan
sore, termometer suhu yang diletakan pada setiap
Penentuan sampel untuk variabel sebaran lokasi titik pengamatan., 2) Temperataur
vegetasi meliputi jenis dan kerapatan vegetasi optimum (TI), ditentukan dari hasil pengukuran
dilakukan dengan cara sensus pada setiap lokasi temperatur pagi (Tp) dan siang hari (Ts),
pengamatan, khususnya tanaman yang tinggi menggunakan rumus Thom (dalam Kusmir,
batangnya lebih dari 3 (tiga) meter. Sampel et. al 2004), TI : 0,2 (Ts + Tp) + 15 atau TI :
variabel iklim mikro meliputi temperatur, 0,2 (Tmax + Tmin) + 15. (Ts: temperatur pada
kelembaban udara, dan indeks kenyamanan. siang hari oC, Tp: temperatur pada pagi hari
Pada kawasan jalan raya ditentukan oC,Tmax: temperatur maksimum uC, Tmin:
sebanyak l5 lokasi pengamatan. Pada setiap temperatur minimum oC, 3) Kelembaban
lokasi pengamatan dilakukan pengukuran ideal (RHi), ditentukan dari hasil pengukuran
ternperatur dan kelembaban udara selama ?hai temperatur siang hari (Ts) dan temperatur ideal
yaitu Senin dan Minggu. Setiap titik sampel (TI) dari hasil analisis dengan menggunakan
pengukuran, dalam satu hari dilakukan 3 (tiga) persamaan sebagai berikut.
kali pengukuran pada jam 07.00 - 08.00 WIB,
jam 12.00- 13.00 WIB, dan jam 17.00-18.00 d2 t (toox)u,uu
/
Rhi :
WIB. Sel anj utnya j umlah pengukuran sebanyak az
l5lokasi x 2 hari x 3 waktu pengukuran:90 =
kali pengukuran. a 2 -1,4 Q siang -T ideaD)r(f
Analisis untuk mengukur masing-masing Rhi : OOX)

variabel menggunakan beberapa rumus dan


pendekatan, sebagai berikut.
RHi = Kelembabanrelatifyangdiharapkan
Sebaran vegetasi yang diamati meliputi: terhadap keadaan iklim
l) Jenis dan jumlah pohon perindang, dihitung ea2 : jurnlah maksimum uap air yang
dengan mengidentifikasi, mencatat, dan dikandung pada Tsiang
menghitun g perindang setiap titik
j umlah pohon ed2 : jumlah uap air di udara (kapasitas
pengamatan.,2) Komposisi jenis vegetasi (C), udara menampung uap air)
ditentukan dengan menghitung jenis vegetasi (T.,"n*-T,u".1) : selisih temperatur siang dengan
(pohon perindang) persatuan luas. Rumus yang temperatur ideal 1,42 : nilai
digunakan: C: nAll x 100, (n: jumlah jenis konstanta tekanan udara yang
pohon perindang persatuan luas dan N : jumlah menunjukkan bahwa setiap l "C
pohon perindang persatuan luas), 3) Kerapatan rnerniliki tekanan udara sebesar
pohon (D), ditentukan dengan cara menghitung 1,42 mb
banyaknya pohon perindang persatuan luas
areal di masing-masing lokasi penelitian. 5) Indeks kenyamanan (lK), ditentukan
Rumus yang digunakan: D : Banyaknya dari hasil pengukuran temperatur dan
pohon/luas lokasi, 4) Keadaan sebaran vegetasi, kelembaban udara di setiap lokasi penelitian
ditentukan dengan cara ntenjumlahkan nilai dengan mengglrnakan rurnus Nievwolt ( 1975
dari kornposisi jenis vegetasi dan kerapatan dalarn Malik.2006),
November 2008 SETYOWATI. D.L.: IKLIM MIKRO t29

IK:0,8T+(RHxT)/500 menit/orang setara dengan 4.420,8


liter/hari/orang.
(IK: Indeks Kenyamanan , T: Ternperatur 1,2 Konstanta bobot udara, I m udara
udara (oC), Rh:Kelembaban udara. menghasilkan I ,2 kglm

Kebutuhan Ruang Terbuka Hij au (RTH), Kebutuhan Oksigen pada Kendaraan


dihitung dari data sekunder menggunakan (Zt),, didasarkan dari hasil penelitian Fandeli
rnetode Geravkis dalam Fandeli dkk., (2004) dkk., 2004, sebagai berikut.
sebagai berikut. zt : (Zt n"n,,n * Zt ,,,,",)
Zt.bens-,n : Jumlah BBM bensin x2,77 x0,21
I

x 24 x l0'3
(xt + zt) Zt,ut^, : Jumlah BBN solar x2,86 x 0,16 x
Lt: -------------- m2 24 x l0'3
(s4) (0,e37s)

HASIL PENELITIAN DAN


Keterangan PEMBAHASAN
Lt : luas RTH yang dibutuhkan pada
tahun t (ha). Kawasan yang termasuk dalam pengertian
Xt : kebutuhan oksigen manusia RTH ditentukan sesuai Instruksi.Mendagri
(penduduk) pada tahun t (ton/hr). No.l4l1988 tentang penataan RTH di wilayah
zt : jumlah kebutuhan oksigen pada Perkotaan sebagai berikut: l) RTH merupakan
kendaraan bermotor tahun t (tor/ kawasan atau ruang kota berfungsi sebagai
hr) kawasan hijau pertamanan kota, kawasan
54 = konstanta yang menyatakan hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota,
bahwa setiap I m2 lahan per- kawasan hijau kegiatan oleh raga, kawasan
hari marnpu menghasilkan bahan h ij au pemakarnan, kawasan pertani an,, kawasan
kering sebanyak 54 gram. jalur hijau, dan kawasan pekarangan, 2) RTH
0,9375: nilai konstanta yang menunjukkan adalah ruang-ruang dalam kotaberupa kawasan
bahwa setiap I gram bahan kering memanjang berupa jalur yang bersifat terbuka
setara. dengan produksi oksigen tanpa bangunan, dan 3) RTH lebih bersifat
sebanyak 0,9375. pengisian hijau tanaman atau tumbuhan
secara alamiah atau budidaya tanaman, seperti
Kebutuhan Oksigen Manusia (Xt), lahan pertanian, pertamanan, perkebunan, dan
diperoleh dari kajian angka telah dilakukan oleh lainnya.
Fandeli dkk., 2004), menggunakan rumus: Luas penggunaan lahan di Kecamatan
Xt : Pt x 4.420,8 liter/hari/orang x 1,2 Semarang Tengah adalah 604,68 Ha didominasi
kg/m3 oleh lahan bangunan sebesar (86,3 soh),
diikuti lahan lain-lain sebesar (12,37n ),
Keterangan lapangan (0,68%), dan berupa tarnan (0,60%).
Xt : Jurnlah kebutuhan oksigen manusia Berdasarkan peta persebaran ruang terbuka
(ton/hari). hijau (RTH) Kecamatan Semarang Tengah
Pt : Jurnlah penduduk pada tahun t (Garnbar 4) diperoleh data areal RTH (Tabel
dan diprediksi dengan formula l) seluas 3,48 Ha. Luas kecamatan Semarang
eksponensial Pt: Po en. Tengah 604,68 Ha, perhitungan persentase
4.420,9 -- Rata-rata kapasitas isap oksigen luas RTFI dengan luas wilayah hanya sebesar
bagi rnanusia, sebesar 3,07 liter/ 6,77n/n. Angka tersebut rlasih dibawah angka
130 J. NanNUSIA DAN LINGKLTNGAN Vol. l5,No.3

persentase kawasan resapan di Semarang temperatur udara, kelernbaban udara, indeks


Bawah (kawasan perkotaan) yang mencapai kenyamanan udara, dan kebutuhan RTH,
15,70h. dij abarkan seperti berikut.
Bentuk RTH di Sernarang Tengah berupa
lapangan olah raga, areal parkir, taman, lahan Sebaran Vegetasi
kosong atau lahan terbengkalai, dan taman Hasil pengamatan tentang sebaran vegetasi
kecil di pekarangan rumah lebih lengkapnya perindang di Kota Semarang termasuk jarang,
disajikan pada Tabel l. atau menurut kategorikomposisi jenis vegetasi
Keberadaan tanarnan membuat lingkungan termasuk sedikit hingga sangat sedikit. Analisis
hidup terasa lebih nyaman, karena disamping yang digunakan untuk menghitung jenis dan
memperindah lingkungan, tanaman juga dapat jumlah vegetasi dengan cara mengidentifikasi
memodifikasi unsur-unsur iklim. Tanaman dan menghitung jumlah pohon perindang pada
memang tidak mengubah unsur-unsur iklim setiap pengamatan. Pengamatan kondisi iklim
tersebut secara drastis, tetapi perubahan kecil mikro di Semarang Tengah dilakukan pada 15
yang ditirnbulkan akan sangat terasa sekali titik lokasi. Variasi jenis pohon masih sangat
bagi manusia. Sebagai contoh adalah kondisi sedikit yaitu akasia, palem, albasia, cemara,
udara di bawah pohon yang rindang pada saat glodokan, mangga, sawo kecik. Jumlah pohon
matahari bersinar penuh, terasa lebih teduh, perindang pada satu satuan luas berkisar antara
sejuk, dan lembab. Rasa teduh karena intensitas 4 sampai 15 pohon.
cahaya matahari sebagian besar tidak dapat
menembus kanopi pohon tersebut. Rasa sejuk Komposisi Jenis Vegetasi
karena berkurangnya masukan energi cahaya Komposisi jenis vegetasi, ditentukan
untuk memanaskan udara dan permukaan di dengan cara menghitung banyaknya jenis
bawah kanopi. Selain menurunkan intensitas vegetasi dengan total jumlah vegetasi per satuan
cahaya langsung dan suhu, keberadaan pohon luas. Kategori komposisi sebaran vegetasi di
dapat mempertinggi kelembaban udara dan Kecamatan Semarang Tengah sangat sedikit
mengurangi kecepatan angin. hingga sedikit.
Berbagai fenomena sebaran vegetasi,
komposisi jenis vegetasi, kerapatan pohon,

Tabel l. Data RTH Kecamatan Semarang Tengah

Areal RTH (ruang terbuka hijau) luas (m2) Yo

Lapangan OR 90.153 26lo


Arealparkir 32.967 9Yo

Taman Kota 83.309 24o/o

Lahan terbengkalai 81.891 23Yo


Predikasi RTH dari pekarangan (2%) 120.936 17o/o

Jumlah = 409.256 100%

Persentase RTH = 6.788 %

Surnber: Sedyawati dan Setyowati, 2007


Novernber 2008 SETYOWATI, D.L.: IKLIM MIKRO l3l

Tabel 2. Komposisi Jenis Vegetasi dan Kerapatan Pohon di Semarang Tengah

Lokasi
lndeks Kom- Kategori lndeks Kategori
posisi(G) Kerapatan
1. Setelah perempatan Bangkong 25% Sedikit 2.00 Sangat jarang
2. Simpang lima depan Plasa 33% Sedikit 1.50 Sangat jarang
3. Pandanaran (setelah Pom Bensinl 250/0 Sedikit 1.33 Sangat jarang
4. Tugu Muda lBYo Sangat sedikit 1.83 Sangat jarang
5. Jl Pemuda (depan SMU 3) 13% Sangat sedikit 2.50 Sangat jarang
6. Stasiun Poncol (lmam Bonjol) 33To Sedikit 1.00 Sangat jarang
7. Pasar Johar (halte DAMRI) 430/o Sedang 1.17 Sangat jarang
8. Gadjah Mada 20Yo Sedikit 1.67 Sangat jarang
9. Jl. Thamrin 18Yo Sangat sedikit 1.83 Sangat jarang
10, Jl Kartini (sebelum SMPN 3) 13Yo Sangat sedikit 2.50 Sangat jarang
11. Jl. Mataram (Karang Kidul) 22To Sedikit 1.50 Sangat jarang
12. Jl. Mataram (Jagalan) 27% Sedikit 1.83 Sangat jarang
13. Jl. Kauman 50% Sedang 0.67 Sangat jarang
14. Jl. Purwodinatan 50% Sedang 0.67 Sangat jarang
15. Simpang Bubakan (dekat BRI) 0 Sangat sedikit 0 Sangat jarang
Sumber: Sedyawati dan Setyowati, 2007 .

Faktor penyebab karena pengamatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan


dilakukan pada lokasijalan dan fungsi pohon pohon perindang atau indeks kerapatan vegetasi
sebagai perindang yang ditanam sejajar dengan pada l5 titik pengamatan termasuk kategori
ruas jalan di sisi kanan kiri jalan atau jalan sangat jarang disajikan pada Tabel2.
bagian tengah. Tabel2 menunjukkan komposisi
jumlah jenis pohon, jumlah pohon perindang, Kondisi Suhu Udara atau Temperatur
indeks jenis vegetasi, dan kategori. Diperoleh dari hasil pengukuran di
lapangan dengan menggunakan Termometer
Kerapatan Pohon suhu pada l5 lokasi pengamatan, dilaksanakan
Berbagai jenis tanaman atau pepohonan hari Minggu (tanggal 22 Juli 2007) sebagai
mencerrninkan nilai kerapatan pohon, semakin hari tidak ramai dan hari Senin (tanggal 23 Juli
tinggi nilai kerapatan pohon maka akan dapat 2007) sebagai hari padat lalu lintas.
mengurangi energi radiasi matahari. Energi Data hasil pengamatan suhu udara
radiasi akan diabsorbsi, dipantulkan ataupun menunj ukkan bahw a rata-rata suhu udara pada
dipencarkan oleh tajuk komunitas tanaman. hari Minggu dan Senin relatif sama seperti
Keberadaan tajuk tanaman akan memberikan disajikan pada Tabel 3 dan Tabel4. Perbedaan
teduhan atau lingkungan mikro, yang baik bagi suhu terjadi pada pagi, siang, dan sore hari.
masyarakat di Kota Semarang. Pada pagi hari suhu udara berkisar antara 26oC
Kerapatan pohon, ditentukan dengan cara - 310C, pada siang hari suhu antara 33('C - 38('C,
rnenghitung jurnlal-r pohon perindang persatuan dan pada sore hari suhu berkisar antara 3l0C
luas areal di rnasing-rnasing lokasi penelitian. - 330C..
132 J. VaNUSIA DAN LINGKTINGAN Vol. l5,No.3

Tabel 3. Pengamatan Suhu Udara Pada Hari Minggu 22 Juli 2001

Lokasi Pengamatan Suhu (oC) Temperatur Kategori

Pagi Siang Sore ldeal


(oc)

1. Setelah perempatan Bangkong 27 33 32 28 Agak panas


2. Simpang lima depan Plasa 30 35 32 27 Sejuk
3. Pandanaran (setelah Pom Bensin) 30 34 33 27.8 Agak panas
4. Tugu Muda 27 34 33 27.2 Agak panas
5. Jl Pemuda (depan SMU 3) 29 33 32 27.4 Agak panas
6. Stasiun Poncol(lmam Bonjol) 28 34 32 27.4 Agak panas
7. Pasar Johar (halte DAMRI) 30 35 33 28 Agak panas
8. Gadjah Mada 30 35 32 28 Agak panas
9. Jl. Thamrin 30 35 32 28 Agak panas
10. JlKartini (sebelum SMPN 3) 27 34 33 27.2 Agak panas
11. Jl. Mataram (Karang Kidul) 30 37 32 28.4 Agak panas
12. Jl. Mataram (Jagalan) 31 38 33 28.8 Agak panas
13. Jl. Kauman 28 35 32 27.6 Agak panas
14. Jl. Purwodinatan 29 33 31 27.4 Agak panas
15. Simpang Bubakan (dekat BRI) 30 37 33 28.4 Agak panas

Sumber: Sedyawati dan Setyowati, 2007

Tabel 4. Pengamatan Suhu Udara Pada Hari Senin 23 Juli 2007

Pengamatan Suhu (oC) Temperatur


Lokasi Pagi Siang Sore
ldeal (oC)
Kategori

1. Setelah perempatan Bangkong 27 35 33 27.4 Agak panas


2. Simpang lima depan Plasa 26 34 32 27 Sejuk
3. Pandanaran (setelah Pom Bensin) 27 36 33 27.6 Agak panas
4. Tugu Muda 28 35 33 27.6 Agak panas
5. Jl Pemuda (depan SMU 3) 28 35 32 27.6 Agak panas
6. Stasiun Poncol (lmam Bonjol) 29 36 32 28 Agak panas
7. Pasar Johar (halte DAMRI) 28 35 32 27.6 Agak panas
8. Gadjah Mada 28 35 32 27.6 Agak panas
9. Jl. Thamrin 28 34 32 27.4 Agak panas
10. JlKartini (sebelum SMPN 3) 29 35 32 27.8 Agak panas
11. Jl. Mataram (Karang Kidul) 30 35 33 28 Agak panas
12. Jl. Malaram (Jagalan) 29 36 33 28 Agak panas
13. Jl. Kauman 28 34 32 27.4 Agak panas
14. Jl. Purwodinatan 28 34 32 27.4 Agak panas
15. Simpang Bubakan (dekat BRI) 30 35 33 28 Agak panas

Surnber: Sedyawati dan Setyowati, 2007


November 2008 SETYOWATI, D.L.: IKLIM MIKRO r33

Tabel 5. Pengamatan Kelembaban Udara, Hari Minggu dan Hari Senin

HariMinggu HariSenin
'''-';'-
Kelembaban
.--" Kategori
Kelembaban
Kategori
udara udara
1. Setelah perempatan Bangkong 53.84 Kering 45.77 Kering
2. Simpang lima depan Plasa 48.80 Kering 46.79 Kering
3. Pandanaran (setelah Pom Bensin) 52.83 Kering 43.73 Kering
4. Tugu Muda 53.82 Kering 42.76 Kering
5. Jl Pemuda (depan SMU 3) 52.85 Kering 43.76 Kering
6. Stasiun Poncol(lmam Bonjol) 48.81 Kering 43.74 Kering
7. Pasar Johar (halte DAMRI) 49.80 Kering 43.76 Kering
8. Gadjah Mada 45.78 Kering 45.77 Kering
9. Jl. Thamrin 46.79 Kering 45.80 Kering
10. Jl Kartini (sebelum SMPN 3) 44.79 Kering 46,78 Kering
11. Jl. Mataram (Karang Kidul) 52.77 Kering 44.78 Kering
12. Jl. Mataram (Jagalan) 49.74 Kering 45.75 Kering
13. Jl. Kauman 53.81 Kering 43.79 Kering
14. Jl. Purwodinatan 52.85 Kering 42.78 Kering
15. Simpang Bubakan (dekat BRI) 49.76 Kering 44.78 Kering

Sumber: Sedyawati dan Setyowati, 2007

Tabel 6. Indeks Kenyamana Pada Hari Minggu 22 Juli 2007

Tempe- Kelem- lndeks


Kategori
ratur baban Kenyamanan
1. Setelah perempatan Bangkong 27 53.84 24.51 Sebagian tidak nyaman
2. Simpang lima depan Plasa 28 48.80 25.13 Nyaman
3. Pandanaran (setelah Pom Bensin) 27.8 52.83 25.18 Nyaman
4. Tugu Muda 27.2 53.82 24.69 Sebagian tidak nyaman
5. JlPemuda (depan SMU 3) 27.4 52.85 24.82 Sebagian tidak nyaman
6. Stasiun Poncol(lmam Bonjol) 27.4 48.81 24.59 Sebagian tidak nyaman
7, Pasar Johar (halte DAMRI) 28 49.80 25.1 9 Nyaman
8. Gadjah Mada 28 45.78 24.96 Sebagian tidak nyaman
9. Jl. Thamrin 28 46:79 25.02 Nyaman
10. JlKartini (sebelum SMPN 3) 27.2 44.79 24.20 Sebagian tidak nyaman
11. Jl. Mataram (Karang Kidul) 28.4 52.77 25.72 Nyaman
12. Jl. Mataram (Jagalan) 28.8 49.74 25.91 Nyaman
13. Jl. Kauman 27.6 53.81 25.05 Nyaman
14. Jl. Punuodinatan 27.4 52.85 24.82 Sebagian tidak nyaman
15. Simpang Bubakan (dekat BRI) 28.4 49.76 25.55 Nyaman

Sunrber: Sedyawati dan Setyowati, 2007


t34 J. vnNuSIA DAN LINGKUNGAN Vol. l5,No.3

Tabel 7. Indeks Kenyamanan Pada Hari Senin 23 Juli 2007

Tempe- Kelem- lndeks


ratur baban Kenvamar
1. Setelah perempatan Bangkong 27.4 45.77 24.43 Sebagian tidak nyaman
2. Simpang lima depan Plasa 27 46.79 24.13 Sebagian tidak nyaman
3. Pandanaran (setelah Pom Bensin) 27.6 43.73 24.49 Sebagian tidak nyaman
4. Tugu Muda 27.6 42.76 24.44 Sebagian tidak nyaman
5. JlPemuda (depan SMU 3) 27.6 43.76 24.50 Sebagian tidak nyaman
6. Stasiun Poncol(lmam Bonjol) 28 43.74 24.85 Sebagian tidak nyaman
7. Pasar Johar (halte DAMRI) 27.6 43.76 24.50 Sebagian tidak nyaman
8. Gadjah Mada 27.6 45.77 24.61 Sebagian tidak nyaman
9. Jl. Thamrin 27.4 45.80 24.43 Sebagian tidak nyaman
10. JlKartini (sebelum SMPN 3) 27.8 46.78 24.84 Sebagian tidak nyaman
11. Jl. Mataram (Karang Kidul) 28 M.78 24.91 Sebagian tidak nyaman
12. Jl. Mataram (Jagalan) 28 45.75 24.96 Sebagian tidak nyaman
13. Jl. Kauman 27.4 43.79 24.32 Sebagian tidak nyaman
14. Jl. Purwodinatan 27.4 42.78 24.26 Sebagian tidak nyaman
15. Simpang Bubakan (dekat BRI) 28 44.78 24.91 Sebagian lidak nyaman

Sumber: Sedyawati dan Setyowati, 2007

Pagi hari suhu udara terasa lebih dingin, Indeks Kenyamanan Udara (IK).
siang hari suhu udara sangat panas, sore hari Indeks kenyamanan udara (IK),
suhu menurun lebih sejuk dibandingkan siang ditentukan dari hasil pengukuran temperatur
hari. Kondisi temperatur ideal hari Minggu dan kelembaban udara di daerah penelitian
dan Senin relatif sama berkisar antara 27 ,2 0C (Tabel 3, 4, dan 5). Hasil perhitungan Indeks
sampai 28,8 0C, kategori sejuk hingga agak Kenyamanan (IK) (Tabel6 dan 7) menunjukkan
panas bahwa angka indeks kenyamanan hari Minggu
termasuk nyaman dan sebagian tidak nyaman,
Kondisi Kelembaban Udara sedangkan pada hari senin termasuk sebagian
Data kelembaban udara diperoleh dari tidak nyaman. Kawasan yangtermasuk nyaman
hasil pengukuran di lapangan menggunakan pada hari Minggu adalah, Simpang lima di
alat Hygrometer yang di lakukan pada l5 depan Plaza,Pandanaran (setelah Pom Bensin),
lokasi pengamatan. Pengukuran kelembaban Pasar Johar (halteDAMRI), .Il. Thamrin,
udara dilakukan bersamaan dengan pengukuran Jl. Mataram (Karang Kidul), Jl. Mataram
suhu udara, penelitian dilaksanakan pada hari (Jagalan), Jl. Kauman, dan Simpang Bubakan
Minggu tanggal 22 luli 2007 dan hari Senin (dekat BRI).
tanggal 23 Juli 2007 , pada setiap pagi, siang, Sekelornpok pepohonan yang ditanam
dan sore hari. dengan kerapatan tinggi merupakan
Kondisi kelembaban udara ideal berkisar perlindungan, dapat mengurangi suhu udara
antara 4l - 54 mmHg terrnasuk kategori yang tinggi pada siang hari, Menurut Lakitan
kering. Pada hari Minggu angka kelembaban (2002), pada malam hari tanaman berperan
udara lebih tinggi dibanding hari Senin yang sebagai penahan panas, sehingga suhu udara di
rnerupakan jam sibuk, data kelembaban udara bawah tajuk pohon lebih hangat dibandingkan
secara lengkap disajikan pada Tabel 5. suhu udara diatas permukaan tanah terbuka
(tanpa vegetasi).
Novernber 2008 SETYOWMI. D.L.: IKLIM MIKRO l3s

Kondisi iklim mikro juga ditampilkan keseimbangan ekosistem kota. Perhitungan


dalarn bentuk grafik Klimograf (Gambar I kebutuhan RTFI di Kecamatan Semarang
dan Garnbar 2). Hasil perhitungan Indeks Tengah sebagai berikut.
Kenyarnanan (IK) menunjukkan bahwa angka Prediksi kebutuhan oksigen manusia
indeks kenyamanan hari Minggu termasuk (penduduk). Jumlah penduduk Kecamatan
nyalxan dan sebagian tidak nyaman, sedangkan Semarang Tengah (pemukim, ulang alikl
pada hari senin termasuk sebagian tidak commuter, dan berkunjung (wisatawan,
nyanran. Kawasan yangtermasuk nyaman pada pedagang) sebesar : 9l .386 jiwa.
hari Minggu adalah, Simpang lima di depan Jumlah kebutuhan oksigen manusia
Plaza, Pandanaran (setelah Pom Bensin), Pasar (penduduk) Kecamatan Semarang Tengah pada
Johar (halte DAMRI), Jl. Thamrin, Jl. Mataram tahun x
2006: 91.386 4420,8 ltlhalorang =
(Karang Kidul), Jl. Mataram (Jagalan), Jl. 484,80 tonihr.
Kauman, dan Sirnpang Bubakan (dekat BRI). Prediksi untuk menghitung konsumsi
oksigen oleh ternak dilakukan dengan dengan
Kebutuhan RTH kriteria setiap 100 kg bobot badan ternak
Keberadaan RTH pada wilayah perkotaan memerlukan oksigen untuk proses oksidasi
sangat diperlukan, untuk mengembalikan sebanyak 3,51 ltlmenit atau 5.054,4 ltlhari.
kondisi linghungan perkotaan yang telah Jumlah produksi daging ternak di Kecamatan
tercemar sehingga akan mampu memperbaiki Semarang Tengah = 30,14 ton/hari.

i
I Klimograf Tanggal 2. Juli 2007
I

loal
l6r
ig
l(!
lSsz
i=
dl
ro b
I
c II
F33 lll
AAA
a.
oaa a a
lf

Birgkai N!.t&n

r t%gi I Siang t Sorel Kelembaban Udara

Gambar l. Klimograf Kondisi lklim Mikro Hari Minggu Tanggal 22 Juli2007


r36 J. vnNuSIA DAN LINGKLTNGAN Vol. l5,No.3

Jumlahkebutuhanoksigenpadakendaraan (Xt + Yt + Zt)


bermotor, dihitung berdasarkan prediksi jurnlah Lt : ----- --- m2
kendaraan dan penggunaan bensin atau solar (54) (0,9375)
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan BBM
kebutuhan
bensin dan solar, maka jumlah total (484,80 + 30,14 + l?1,,49)
oksigen BBM bensin dan solar (Zt) adalah : -------- ----- m2
121,49 ton/hari. 0,50625
Berdasarkan perhitungan no I sampai 3,
maka dihitung estimasi kebutuhan luas hutan : 1.257,15 m2
kota yang diperlukan di Kecamatan Sernarang
Tengah adalah:

37

(J It
o
(E
rlrll Panas
(o
1J
tl lr
f33 AA
=
(o
Kering lal
o
o, a
E
o aa
F
29 aa
Biltgkai llyaman
aaa

70

r Fbgi r Siang Sore

Gambar 2. Klimograf Kondisi lklim Mikro Hari Senin Tanggal 23 Juli 2007

Tabel 5. Estimasi Kebutuhan RTH di Kecamatan Semarang Tengah

(ton/hari) Estimasiluas Luas RTH yang Kekurangan Luas Pen anaman pohon
Konsumsioksigen

Manusia 484,80
50.286
Ternak 30,14
1.257,15 409,256 847,894 atau
Kendaraan 121,49
6-7 pohon/orang
Jumlah 636,43

Sumber: Sedyawati dan Setyowali,2007 .


Noverrrber 2008 SETYOWATI, D.L.: IKLIM MIKRO t37

hnbangan Luas RTH yang dibutuhkan DAFTAR PUSTAKA


dengan potensi luas RTH saat ini. Luas RTH di
Kecamatan Semarang Tengah adalah 40,926 Ha, Fandeli, C., Kaharudin, Mukhlison. 2004.
maka kekurangan lnas RTFI sebesar 847,894 Perhutanan Kota. Yogyakarta: Fak.
m2. Luas wilayah Kecamatan Semarang Tengah Kehutanan, UGM.
{r.046,8 m2, rnaka kekurangan RTH seluas Grey, G.W., dan Deneke, F.J. 1986. Urban
14,02o/o. Jika jarak tanam pohon (5 m x 5 m), Forestry. Second Edition. New York:
nraka kebutuhan akan pohon diKota Semarang Jhon Wiley and Sons.
sebanyak : 50.286 pohon. Hadi, Sudharto, P. 1998. Perilaku Berkendaraan
dan Pencemaran Udara di Perkotaan
(Studi kasus di Kodya Semarang). Jurnal
KESIMPULAN Lingkungan dan Pembangunan; I 8(3):
167- 175. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Keberadaan sebaran vegetasi pohon UI.
perindang di Kecamatan Semarang Tengah Kusmir, Yochanan, Robinson, W.A., Chang,
memiliki keadaan yang dikategorikan jarang, Ping, Robertson, A.W. 2005. The
terutama terhadap rendahnya komposisi dan Physical Basis for Predicting Atlantic
kerapatan pohon (terrnasuk sangat jarang) Sector Seasonal to Interannual Climate
di setiap kawasan jalur jalan yang ada di Variability. Jou rn al of C I i m at e, pp. 5 9 49-
Sernarang Tengah. 5970. Washington DC: Allen Press,
Kondisi lklirn rnikro secara keseluruhan Inc.
memiliki keadaan iklim rnikro dikategorikan Lakitan B. 2002. Dasar-da,sar Klimatologi.
'sebagian tidak nyaman khususnya iklim pada
', Jakarta: Penerbit Raja Grafindo
siang hari. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh Persada.
kurangnya tegakan vegetasi (pohon perindang) Ling, O.G. 1995. Environment and The City:
yang ditanam di sepanjang jalan di wilayah Sharing Singapore's Experienc:e and
Semarang Tengah, sehingga menyebabkan Future Challenge. Singapore. The
keadaan iklim mikro yang cukup panas dan Institute of
Policy Studies.
kering. Maimun, 2007 . Hutan untuk Makhluk Hidup.
Keberadaan RTH di Semarang Tengah H t tp : //A c e h R ec ov era, F o t'Lt m. o rg.
yang hanya seluas 6,77ohperlu ditarnbah luasan Malik. 2006. Evalua,si Kebutuhan Hulan Kota
RTH sebesar 14,lzoh,dengan kebutuhan pohon dan iklim Mikro. Yogyakarta: Fakultas
sebanyak 50.286 batang. Prediksi luas areal Geografi UGM.
RTH sebesar 20,79o di kawasan perkotaan Sedyawati dan Setyowati. 2007 . Model Ruang
akan mampu memperbaiki kondisi iklim terbuka Hijau untuk Perbaikan lklim
rnikro. Mikro di Kota Sernaran g. Laporan
penelitian. Semarang: Lernbaga
Penelitian LINNES.
Setyowati, Dewi Liesnoor. 2006. Potensi
Pengernbangan Kawasan Resapan di
Kota Sernarang. lvfujalah Geogrcr.f i
Inclonesiu. : 20( 2) : I 5 3- I (tB.Yogyakarta:
Fakultas Geografi, UGM.
r38 J. vaNUSIA DAN LINGKLTNGAN Vol. l5,No.3

Lampiran l. KATEGORI INDEK KOMPOSISI VEGETASI, INDEKS SEBARAN VEGETASI, INDEKS


KERAPATAN VEGETASI, INDEKS TEMPERATUR, INDEKS KELEMBABAN UDARA,
DAN INDEKS KENYAMANAN

lndeks lndeks
No Kategori Kategori
Komposisi Veqetasi Sebaran Vegetasi
1 <20,0% Sanqat sedikit > 80,0 % Sanqat baik
2 20,0 - < 40,0% Sedikit 60,0 - < 80,0% Baik
3 40,0-<60,0% Sedang 40,0 - < 60,0% Sedang
4 60,0-<80,0% Banyak 20,0 - < 40,0% Jelek
5 > 80,0 % Sangat banyak < 20,0 0/o
Sangatjelek

lndeks lndeks
No Kategori Keadaan lklim
Kerapatan Veqetasi Temperatur
1 > 86,0 sangat rapat < 21,1 Sanqat dinqin
2 72,0 - < 86,0 Rapat 21,1-<23J Dinqin
3 57,0 - <72,0 Agak rapat 23,1 - < 25J Aqak dinoin
4 43,0 - < 57,0 Sedang 25,1-<27,1 Sejuk
5 29,0 - < 43,0 Agak jarang 27,1-<29,1 Agak panas
6 14,0 - < 29,0 Jarang 29,1 - < 31,1 Panas
7 <14,0 Sanqat iarano > 31,1 Sangat panas

lndeks lndeks
No Keadaan lklim Kategori
Kelembaban Udara Kenyamanan
1 < 70,0 0/o
Kerinq < 23,0 Tidak nyaman
2 70,0 - < 75,00/o Agak Kerinq 23,0 - < 25,0 Sebagian tidak nyaman
3 75,0 - < 80,0% Aqak Lembab (sedang) 25,0 - < 27,0 Nyaman
4 90,0 - < 85,0% Lembab 27,0 - < 29,0 Sebagian tidak nyaman
5 > 85,0 % Basah > 29,0 Tidak nyaman
z
(D
PETA LOI{ASI
PENGAMATAN IKLIM MIKRO (D
Kec. Semarang Utara KECAIVIATAN SEIVIARANG TENGAH
tJ
oo

SKALA
hI :3.000
0.03 0 0.03 0.06 Km
FEFETT=I

LEGENDA: U)
rn
Kec. Semarang Timur -.1
:Batas Kecamatan
o
Kec. Semarang Barat t-l{
*< :Sungai :-

: Permukiman
!:
7
:Lokasi Sampel
-z
z
X

Kec. Semarang Selaan


Sumber:
Peta RBI Lembar Semarang.
Sheet 1409-2?2. Skala I :25.000
Dibuat Oleh: Tim Peneliti UNNES. 2007
(,
\o
A
PETA SEBARAN
RUANG TERBUKA HIJAU
Kec. Semarang Utara KECAMATAI{ SEIVIARANG TENGAH

A
SKALA I :3.000
0.03 0 0.03 0 06 Km
FE-E.=

Semarang T
LEGENDA: -
:Batas Kecamatan
z
Kec. Semarang Barat e
a
*4 :sungai
-:Jalan z
: Permukiman -
z
: Ruang Terbuka Hrjau
X
z
z

Kec. Semarang Selaan


Sumber:
Citra SPOT 5, Tahun Perekaman 2006 5
(Jr
Dibuat Oleh: Tim Peneliti UNNES. 2007 2
I
t,

Anda mungkin juga menyukai