Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Pendidikan Seks

    Label: Pendidikan

Secara etimologi, kata pendidikan berarti proses pengubah tingkah laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pendidikan dan latihan.
Pendidikan sering diterjemahkan dengan paedagogi.
Adapun kata seks berarti (1) perkelaminan; (2) jenis kelamin. Makna seks yang sama
dijumpai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu (1) jenis kelamin; (2) hal yang
berhubungan dengan alat kelamin, seperti senggama.
Sedangkan menurut C.P. Chaplin, seks adalah perbedaan yang khas antara perempuan dan
laki- laki atau antara organisme yang memproduksi telur dan sel sperma, Proses reproduksi,
pengembangbiakan. Dan kesenangan atau kepuasan organis yang berasosiasi dengan
perangsangan terhadap organ-organ kemaluan (alat kelamin).
Mereka yang tergolong sensitif dan berpikiran sempit terhadap makna kata seks akan
langsung menyimpulkan bahwa seks adalah hubungan intim (intercouse) antara seorang laki-
laki dan perempuan. Pengertian seks yang sempit tersebut muncul karena pada mulanya
hubungan intim adalah alat untuk mendapatkan kepuasan dari hubungan jenis kelamin. Dari
pengaruh tersebut, maka pikiran orang apabila memahamiseks lantas tertuju pada hubungan
yang menyangkut genetalitas dan organ seks semata.
Pendidikan seks diungkapkan oleh para ahli dalam berbagai variasi, di antaranya:
Menurut M. Bukhori, pendidikan seks adalah pendidikan yang mempunyai obyek khusus
dalam bidang perkelaminan secara menyeluruh. Selanjutnya menurut M. Bukhori mengenai
arti dari pendidi akan seks ada berbagai pendapat, antara lain:

1. Ilmu yang membahas mengenai perbedaan kelamin laki-laki dan perempuan ditinjau
dari sudut anatomi, fisiologi dan psikologi.
2. Ilmu yang membahas tentang nafsu birahi.
3. Ilmu yang membahas mengenai kelanjutan keturunan, procreation (hal
memperemajaan), perkembangbiakan manusia.
4. Ilmu yang membahas tentang penyakit kelamin.

Penerangan yang bertujuan untuk membimbing serta mengasuh setiap laki-laki dan
perempuan, sejak dari remaja-remaja sampai dewasa didalam perihal pergaulan antar kelamin
pada umumnya dan kehidupan seksual kususnya.
Menurut Abdullah Nasih Ulwan, pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran dan
penerangan tentang masalah-masalah seksual kepada remaja, sejak ia mengenal masalah-
masalah yang berkenaan dengan naluri seks dan perkawinan. Sehingga ketika remaja telah
tumbuh menjadi seorang pemuda dan dapat memahami urusan-urusan kehidupan, ia telah
mengetahui apa saja yang diharamkan dan apa saja yang dihalalkan. Lebih jauh lagi, ia
bahkan mampu menerapkan tingkah laku Islami sebagai akhlak dan kebiasaan hidup, serta
tidak diperbudak syahwat dan tenggelam dalam gaya hidup
Tujuan Pendidikan Seks

Tujuan pendidikan seks sangat penting. Pendidikan seks sebagai bagian dari pendidikan
secara keseluruhan mempunyai berbagai tujuan. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (dalam
Suraji, 2008), pendidikan seks yang dilakukan secara formal atau non formal melalui pusat
konsultasi dan pelayanan terpadu mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Membentuk pengertian tentang perbedaan seks antara pria dan wanita dalam
keluarga, pekerjaan 
2. Membentuk pengertian tentang peranan seks didalam kehidupan masyarakat dan
keluarga, hubungan antara seks dan cinta, peranan seks dalam perkawinan 
3. Mengembangkan pengertian diri sendiri sehubungan dengan fungsi dan kebutuhan
seks. 
4. Membantu mengembangkan kepribadiannya agar mampu mengambil keputusan
yang bertanggung jawab

Dengan kata lain, tujuan pendidikan seks adalah membentuk manusia yang mempunyai
kemampuan menyesuaikan dirinya dengan partnernya, dengan masyarakat, dan
lingkungannya, serta mampu menjalin hubungan yang harmonis dan tidak menimbulkan
efek yang merugikan bagi dirinya, partnernya, dan masyarakatnya dalam menjalankan
kehidupan seksualnya.
Menurut pendapat Suraji, (2008) tujuan pendidikan seks yang diberikan kepada anak-anak
(sebagai generasi penerus) meliputi beberapa hal:

1. Membantu anak untuk merasakan bahwa seluruh anggota jasmani dan tahap-tahap
pertumbuhannya sesuai dengan yang diharapkan 
2. Menjadikan anak mengerti tentang proses berketurunan. 
3. Mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi akibat
pertumbuhannya 
4. Menjadikan anak bangga dengan jenis kelaminnya 
5. Membantu anak mengetahui bahwa perbuatan seks harus didasarkan atas
penghargaan yang tulus terhadap kepentingan orang lain. 
6. Menciptakan kesadaran bahwa masalah seks adalah salah satu sisi positif
konstruktif dan terhormat dalam kehidupan masyarakat. 
7. Mempersiapkan anak agar mampu membina keluarga dan menjadi orang tua yang
bertanggung jawab.

Tujuan-tujuan tersebut ditetapkan berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Anak mempunyai kecenderungan ingin mengetahui segala sesuatu, lebih-lebih


apabila sesuatu tersebut dirahasiakan oleh orang-orang dewasa. Adanya
kecenderungan tersebut menjadikan anak ingin selalu berusaha untuk mendapatkan
informasi tersebut. 
2. Anak akan mengalami perubahan-perubahan fisiknya menginjak usia puber. Dalam
menghadapi adanya perubahan tersebut, mereka perlu persiapan lahir dan batin
agar dalam menghadapi kenyataan tersebut mereka tidak kaget lagi. 
3. Anak cenderung meniru segala sesuatu yang ada dilingkungannya, terlebih lagi
apabila sesuatu tersebut dianggapnya sebagai sesuatu yang aneh atau unik. 
4. Mulai umur sembilan tahun, antara laki-laki dan perempuan telah mulai merasa
bahwa mereka berbeda, maka mereka memiliki perasaan malu terhadap lawan
jenisnya. 
5. Anak akan mulai melakukan berbagai macam tindakan yang pada intinya semua
tindakan tersebut dilakukan dalam rangka ingin memperoleh perhatian dari lawan
jenisnya.

Selain tujuan diatas, Suraji (2008) mengemukakan tujuan pendidikan seks yang diberikan
kepada anak usia 7 sampai dengan 12 tahun yaitu:

1. Mempersiapkan anak menghadapi perubahan-perubahan pada diri anak saat


mereka memasuki usia pubertas. 
2. Melatih anak menjaga kebersihan khususnya kebersihan kelamin 
3. Anak memahami proses penciptaan dan perkembangbiakan manusia
4. Menjadikan anak bangga dengan jenis kelaminnya 
5. Anak mampu memahami dan menyadari perbedaan antara laki-laki dan perempuan 
6. Memperkenalkan norma-norma dan etika islam yang harus diikuti agar selamat dan
bahagia hidupnya 
7. Menghindarkan anak dari pengaruh-pengaruh luar yang dapat merusak
perkembangan seksualnya.

Anda mungkin juga menyukai