FISSURE TONGUE
Oleh :
Disusun oleh :
NIM : J3A019037
Disetujui Oleh :
Preceptor
B. Deskripsi Kasus
1. Pemeriksaan Subjektif
Pasien mengeluhkan rasa tidak nyaman pada lidahnya karena terdapat celah
pada bagian tengah dan merasa tidak nyaman. Keadaan tersebut mulai terjadi
sejak kurang lebih 7 hari yang lalu saat bercermin. Keadaan sekarang tidak sakit
dan belum pernah diobati. Pasien tidak mempunyai alergi dan belum pernah
meminum obat-obatan untuk menghilangkan celah tersebut. Pasien tidak memiliki
kebiasaan apapun yang berkaitan dengan tonjolan seperti menyentuh dengan
lidah. Tidak ada tindakan yang dilakukan untuk meringankan gejala. Riwayat
keluhan serupa pada keluarga pasien diketahui terjadi pada ibu pasien.
2. Pemeriksaan Objektif
Terdapat adanya celah bagian tengah lidah dengan pola vertical, berjumlah
lebih dari satu, dengan kedalaman 2-6 mm, tidak ada rasa sakit, berbentuk garis
lurus dan sewarna dengan jaringan sekitar.
3. Assessment
Berdasarkan pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif, didapatkan bahwa:
Suspect diagnosis : Fissure Tongue
Differential diagnosis : Geographic tongue
Prognosis : Ad Bonam
4. Planning
a. Fissure tongue merupakan suatu varian normal yang tidak membutuhkan
perawatan yang spesifik (scully, 2008). Oral hygiene yang baik dalam kasus
ini sangat penting karena bakteri dan plak dapat ditemukan dalam
celah-celah tersebut sehingga menyebabkan halitosis.
b. KIE
1. Menjelaskan kepada pasien bahwa fissure tongue merupakan varian
normal yang tidak berbahaya, sehingga tidak perlu di khawatirkan.
2. Menginformasikan kepada pasien bahwa hal ini kemungkinan
disebabkan oleh faktor genetik dan bukan merupakan suatu keganasan
sehingga pasien tidak perlu merasa khawatir
3. Mengedukasi kepada pasien bila pasien mengeluhkan rasa perih pada
daerah celah pada fissure tongue lidah harus ditarik dan diulas dengan
hydrogen perioxida 3 % untuk menghilangkan debris makanan.
4. Mengedukasi kepada pasien cara sikat gigi yang benar dan cara
menggunakan alat pembersih lidah (Tongue Cleaner).
5. Kontrol rutin ke dokter gigi enam bulan sekali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Fissure tongue seringkali juga dikenal dengan scrotal tongue atau plicated tongue
adalah sebuah kondisi varian normal yang di tandai dengan terdapatnya celah dalam
pada dorsum lidah, dan umumnya tidak ada gejala sakit, namun apabila ada sisa
makanan yang terjebak pada celah-celah tersebut, pasien dapat mengeluhkan sakit
atau rasa terbakar pada lidahnya (scully, 2008). Fissure tongue merupakan keadaan
yang jinak berupa celah-celah dengan kedalaman 2-6 mm pada permukaan dorsal
lidah akan tetapi keadaan ini menjadi semakin nyata seiring dengan bertambahnya
umur. Fissure tongue biasanya ditemukan pada orang yang sehat (fissure tongue
kongenital) dan lebih sering ditemukan pada orang yang berusia lebih tua. Fissure
tongue juga merupakan manifestasi dari Melkersson-Rosenthal syndrome, Down
syndrome, psoriasis dan seringkali timbul bersamaan dengan benign
migratoryglossitis (geographic tongue) (rathee, 2009).
B. FAKTOR ETIOLOGI
Etiologi dari varian ini tidak diketahui, tetapi herediter memegang peranan penting.
Kondisi ini merupakan herediter, terlihat saat lahir, atau mungkin menjadi lebih jelas
ketika usia lanjut. Umur dan faktor lokal lingkungan dapat mempengaruhi
perkembangannya. Fissure tongue juga dapat merupakan manifestasi dari
Melkersson Rosenthal syndrome, Down syndrome, Sjogren’s syndrome dan psoriasis
(rathee, 2009).
Pada umumnya fissure tongue tidak menunjukkan gejala bagi penderitanya atau
asimptomatik, tetapi faktor sekunder berupa infeksi bakteri atau jamur dapat
berkembang atau keadaan sistemik dari pasien dapat mempengaruhi. Kondisi seperti
ini yang biasanya menyebabkan rasa sakit atau nyeri di sepanjang lidah. Ketika ini
terjadi, kondisi celah pada lidah menjadi sangat merah dan menonjol karena
peradangan. Papila yang berdekatan sering akan terkena dampaknya.
Fissure tongue cenderung lebih umum terjadi bersamaan dengan kelainan bentuk
lidah yang lain, terutama pada mereka dengan kondisi kelainan bentuk lidah yang
disebut geographic tongue. Pada beberapa kasus, didapatkan hasil bahwa fissure
tongue dan geographic tongue apabila terjadi atau timbul pada tempat yang sama
cenderung dapat memicu gejala simptomatik.
C. KLASIFIKASI
Fissure Tongue diklasifikasikan dalam beberapa kategori, salah satunya
dikategorikan berdasar pola fissure menurut (Sudarshan, 2015):
Pasien datang ke dokter gigi mengeluhkan terdapat celah pada lidahnya sejak
beberapa hari yang lalu setelah berkaca. Pasien menyadari bahwa lidahnya terdapat
celah pada bagian tengah dan merasa tidak nyaman. Keadaan tersebut mulai terjadi
sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu. Riwayat keluhan serupa pada keluarga pasien
diketahui terjadi pada ibu pasien. Pada pemeriksaan objektif terdapat adanya celah
bagian tengah lidah dengan pola vertical, berjumlah lebih dari satu, dengan
kedalaman 2-6 mm, tidak ada rasa sakit, berbentuk garis lurus dan sewarna dengan
jaringan sekitar.
Fissure tongue diklasifikasikan berdasarkan Polanya, yaitu Central longitudinal
type disertai coated tongue, Central transverse, Lateral longitudinal type,
Branchingtype dan Diffuse type. Berdasarkan jumlah fissura, fissure tongue dibagi
menjadi beberapa yaitu, ringan (dengan jumlah fisurre lidah berkisar 1 sampai 3),
sedang (dengan fisurre lidah lebih dari 4-10 celah) dan parah (dengan fisurre lidah
lebih dari 10celah). Sedangkan berdasarkan gejala dapat dibedakan menjadi adanya
sensasi terbakar dan tanpa adanya sensasi terbakar.
Penatalaksanaan terhadap pasien ini hanya dilakukan KIE (Komunikasi,
Informasi dan Edukasi) karena pasien tidak mengalami rasa sakit, tidak pernah
memiliki riwayat ulser di daerah tersebut dan tidak pula mengalami gangguan fungsi
bicara, pengunyahan maupun fungsi rongga mulut lainnya. Oral hygiene yang baik
dalam kasus ini sangat penting karena bakteri dan plak dapat ditemukan dalam
celah-celah tersebut sehingga menyebabkan halitosis. Edukasi pada pasien
bahwa fissure tongue merupakan varian normal yang tidak berbahaya juga
diperlukan.(rathee, 2009). Bila pasien mengeluhkan rasa perih pada daerah celah
pada fissure tongue lidah harus ditarik dan diulas dengan hidrogen perioxida 3 %
untuk menghilangakan debris makanan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fissure tongue merupakan keadaan yang jinak berupa celah-celah dengan
kedalaman 2-6 mm pada permukaan dorsal lidah akan tetapi keadaan ini menjadi
semakin nyata seiring dengan bertambahnya umur. Fissure tongue biasanya
ditemukan pada orang yang sehat (fissure tongue kongenital) dan lebih sering
ditemukan pada orang yang berusia lebih tua.
Etiologi dari varian ini tidak diketahui, tetapi herediter memegang peranan
penting. Kondisi ini merupakan herediter, terlihat saat lahir, atau mungkin
menjadi lebih jelas ketika usia lanjut. Umur dan faktor lokal lingkungan dapat
mempengaruhi perkembangannya. Fissure tongue juga dapat merupakan
manifestasi dari Melkersson Rosenthal syndrome, Down syndrome, Sjogren’s
syndrome dan psoriasis.
Oral hygiene yang baik dalam kasus ini sangat penting karena bakteri dan
plak dapat ditemukan dalam celah-celah tersebut sehingga menyebabkan
halitosis. Edukasi pada pasien bahwa fissure tongue merupakan varian normal
yang tidak berbahaya juga diperlukan
DAFTAR PUSTAKA