Anda di halaman 1dari 3

1.

PENDAHULUAN

Masa kini kualitas beton sangat Batuan ini tahan terhadap pembekuan
diperlukan untuk ditingkatkan agar embun (frost), tidak begitu higroskopis
mampu mengikuti perkembangan (menghisap air), dan komposisi utamanya
konstruksi pembangunan. Beton dikenal berupa mineral silikat amorf, sedangkan
sebagai salah satu bahan konstruksi yang mineral-mineral yang terdapat dalam batu
penting dan sering digunakan dalam adalah feldspar, kuarsa, obsidian,
pembangunan konstruksi. Beton memiliki kristobalit, dan tridmit (Maududi 2018).
material yang tersusun atas agregat kasar,
agregat halus, dengan bahan pengikat
semen dan air. Beton terbagi atas beton
normal dan beton ringan, salah satu
material beton alami yang berasal dari
Maluku Utara merupakan beton ringan
yang berasal batu letusan gunung, lahar,
dan batu apung.
Gambar 1. Lokasi pengambilan
Batu apung tergolong sebagai salah
material pasir apung
satu dari agregat ringan, saat ini dapat
Batu apung (Pumice) merupakan
ditemukan di beberapa wilayah di Kota
jenis batuan memiliki warna terang
Ternate salah satunya di Kepulauan
dengan kandungan buih yang berasal dari
Tidore, batu apung memiliki nilai
gelembung dinding gelas, pada umumnya
ekonomis yang masih tergolong rendah,
disebut dengan gelas vulkanik silikat.
sehingga berdasarkan manfaatnya batu
Batu apung terbentuk akibat magma asam
apung diharapkan untuk diupayakan
yang dikeluarkan melalui udara dari
pemanfaatannya agar dapat menambal
letusan gunung api. Pasir apung memiliki
nilai ekonomis dari batu apung tersebut.
beberapa sifat-sifat fisik diantaranya,
bobot isi ruang dengan kapasitas 480-960 Pengujian kuat tekan dilakukan dengan
kg/cm3; peresapan air dengan kapasitas menggunakan compressive strength
16,67%; berat jenis dengan kapasitas 0,8 secara manual sesuai dengan standar
gr/cm3 adapun sifat kimia dari batu apung spesifikasi (SNI 03-6825, 2002) dengan
diantaranya, Si02 dengan kapasitas 60,00- persamaan sebagai berikut
75,00; Al2O dengan kapasitas 12,00-
15,00; Fe2O3 dengan kapasitas 0,90- P
f'c
A
4,00; Na2O dengan kapasitas 2,00-5,00;
K2O dengan kapasitas 2,00-4,00; MgO Dimana :

dengan kapasitas 1,00-2,00; dan CaO P = Beban Maksimum (kg) dan

dengan kapasitas 1,00-2,00. A = Luas Penampang Benda Uji (cm2)

2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian eksperimental dengan
cara melakukan pengujian di
laboratorium. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam melakukan
penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Identifikasi masalah
2. Pengambilan sampel material
3. Persiapan material
4. Pengujian material
5. Pembuatan sampel benda uji
6. Pengujian benda uji
7. Analisis data
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Agregat Halus
Tabel 1. Properties agregat halus

Pengujian Hasil Spesifikasi


pengujian
Kadar Lumpur 3,25% 0,2-5%
Berat jenis
-BJ Kering 1,90 1,6 - 3,2
-BJ Permukaan 1,43 1,6 - 3,2
-BJ Semu 1,29 1,6 - 3,2
Berat Volume
-Kondisi padat 0,92 kg/L 1,6 - 1,9 kg/L
-Kondisi lepas 0,85 kg/L 1,6 - 1,9 kg/L
MHB 3,43 % 1,5 – 3,8 %
Kadar air 2,05 % 3,0 – 5,0 %

Hasil pengujian karakteristik


agregat halus dapat dilihat pada
Tabel 1. Pengujian tersebut
menunjukkan bahwa agregat halus
(Pasir Apung) memenuhi standar
SNI pada pengujian kadar lumpur,
berat jenis kering, dan modulus
kehalusan (Analisa Saringan).
Sedangkan pengujian berat jenis
semu, berat volume kondisi padat,
kondisi lepas, dan kadar air tidak
memenuhi standar SNI.

Anda mungkin juga menyukai