Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
NIM : CKR0190032
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya serta kesempatan kepada saya sehingga saya
dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya, Sebagai Pengganti UAS
dari mata kuliah Keperawatan Anak 1.
Tidak lupa kepada dosen pembimbing , Bapak Ns. Nanang Saprudin
S.Kep.,M.Kep yang telah membimbing serta mengajarkan , sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini tentu masih banyak kekurangannya, maka dari itu, saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya terutama bagi mahasiswa dan penyusun dalam membantu proses
pembelajaran.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Pengertian Meningitis
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan
serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada
sistem saraf pusat (Suriadi & Rita Yuliani 2006). Pengertian lain juga
menyebutkan bahwa meningitis adalah inflamasi arakhnoid dan pia mater
yang mengenai CSS (Cairan Serebro Spinal). Infeksi menyebar ke
subarachnoid dari otak dan medula spinalis biasanya dari ventrikel
(Batticaca, Fransisca, 2008).
Istilah meningitis yang secara lengkap merupakan istilah bagi meninges
mengikokus adalah infeki pada selaput yang menyelimuti otak dan
sumsum tulang belakang .Radang lapisan otak dan urat saraf pusat
belakang (spinal card) dengan melibatkan sistem motoric dan juga
mental.Bisa disebabkan oleh sebagian bakteri, virus, atau mikoorganisme
lainnya. Bentuk yang amat serius disebabkan oleh organisme yang disebut
menigococcus
Bakteri-bakteri ini biasa muncul dalam manusia tanpa menimbulkan
efek atau penyakit apapun, atau bisa juga menyebabkan penyakit yang
serius. Bila menigococcus mencapai otak atau urat saraf tulang belakang
akan timbul radang yang serius atau meningitis. Jika tidak diobati,
penyakit ini akan berakibat fatal. Pada kasus yang ada jika selamat dari
kematian, maka akan menjadi cacat seperti tuli dan lumpuh.
Dapat disimpulkan bahwa meningitis adalah suatu reaksi yang terjadi
dari peradangan yang terjadi akibat infeksi karena bakteri, virus, maupun
jamur pada selaput otak (araknoidea dan piamater) yang ditandai dengan
adanya sel darah putih dalam cairan serebrospinal dan menyebabkan
perubahan pada struktur otak.
B. Etiologi
Terdapat beberapa penyebab yang terjadi pada masalah meningitis yaitu
bakteri, faktor predisposisi, faktor maternal, dan faktor imunologi.
Menurut (Suriadi & Rita Yuliani 2006) penyebab meningitis antara lain
a. Bakteri : Haemophilus influenza (tipe B), streptococcus pneumonia,
Neisseria meningitis, hemolytic streptococcus, staphylococcus aureu, e.
Coli
b. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan
dengan wanita
c. Faktor maternal : ruptur membrane fetal, infeksi maternal pada minggu
terakhir kehamilan
d. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi
immunoglobulin, anak yang mendapat obat obat imunosupresi
e. Anak dengan kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang
berhubungan dengan sistem persarafan
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala Meningitis pada anak anak : demam tinggi, sakit
kepala, muntah yang diikuti dengan perubahan sensori, kejang, halusinasi
terstimuli dan teragitasi, fotofobia, delirium, halusinasi, perilaku agresif
atau maniak, stupor, koma kaku kuduk, opositotonus. Tanda kernig dan
brudzinski positif, reflex fisiologis hiperaktif ptechiae atau pruritus
(menunjukan adanya infeksi meningococcal).
D. Patofisiologi
Meningitis terjadi akibat dari penyebaran penyakit di organ atau
jaringan tubuh yang lain. Virus atau bakteri menyebar secara hematogen
sampai ke selaput otak, misalnya penyakit Faringitis, Tonsilitis,
Pneumonia, dan Bronchopneumonia. Masuknya organisme melalui sel
darah merah pada blood brain barrier. Penyebaran organisme bisa terjadi
akibat prosedur pembedahan, pecahnya abses serebral atau kelainan sistem
saraf pusat. Otorrhea atau rhinorrhea akibat fraktur dasar tengkorak yang
dapat menimbulkan meningitis, dimana terjadinya hubungan antara CSF
(Cerebro-spinal Fluid) dan dunia luar. Penumpukan pada CSF akan
bertambah dan mengganggu aliran CSF di sekitar otak dan medulla
spinalis. Mikroorganisme masuk ke susunan saraf pusat melalui ruang
pada subarachnoid sehingga menimbulkan respon peradangan seperti pada
via, arachnoid, CSF, dan ventrikel. Efek peradangan yang di sebabkan
oleh mikroorganisme meningitis yang mensekresi toksik dan terjadilah
toksekmia, sehingga terjadi peningkatan suhu oleh hipotalamus yang
menyebabkan suhu tubuh meningkat atau terjadinya hipertermi (Suriadi &
Rita Yuliani 2001)
Infeksi mikroorganisme terutama bakteri dari tonsil, bronkus, saluran
cerna. Diotak mikoorganisme berkembang biak membentuk koloni.
Toksik yang dihasilan oleh mikoorganisme melalui hematogen sampai ke
hipotalamus.Volume pustula yang semakin meningkat dapat
mengakibatkan peningkatan intracranial. Desakan tersebut dapat
meningkatkan rangsangan di korteks serebri yang terdapat pusat
pengaturan sistem gastrointestinal sehingga merangsang munculnya
muntah dengan cepat, juga dapat terjadi gangguan pusat persnafasan.
Peningkatan Intrakanial juga dapat berdampak pada munculnya fase
eksitasi yang terlalu cepat pada neuron sehingga memunculkan
kejang.Respon saraf juga tidak bisa berlangsung secara kondusif, ini yang
secara klinis dapat memunculkan respon patologis pada jaringan tersebut
seeperti munculnya tanda Kernig dan Brudinsky. Untuk lebih jelas bisa
dilihat pada pathway berikut