Anda di halaman 1dari 15

Undang-Undang No.

14 Tahun 2005 Guru berkewajiban:


1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran
yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan  kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

KINERJA GURU

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, penilaian kinerja guru adalah
penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam
rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Guru sebagai pendidik
profesional mempunyai tugas utama yaitu mendidik,mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan
seorang guru dalam penguasaan dan penerapan kompetensinya, seperti yang
diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, khususnya
pada penguasaan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. 
 Penilaian kinerja guru diharapkan berimplikasi positif terhadap perbaikan
dan peningkatan profesionalisme guru, juga harus berdampak pada
peningkatan prestasi peserta didik. Sistem ini merupakan bentuk penilaian
yang sangat penting untuk mengukur kinerja guru dalam melaksanakan
pekerjaannya sebagai bentuk akuntabilitas sekolah. Pada dasarnya sistem
penilaian kinerja guru bertujuan: 

1. Memberikan dan menentukan tingkat kompetensi seorang guru; 


2. Memantapkan dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja guru dan
sekolah; 
3. Mampu menyajikan suatu landasan untuk pengambilan keputusan dalam
mekanisme penetapan efektif atau kurang efektifnya kinerja guru; 
4. Suatu hal yang  menyediakan landasan untuk program pengembangan
keprofesian berkelanjutan bagi guru; 
5. Untuk menjamin bahwa guru melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya
serta mempertahankan sikap-sikap yang positif dalam mendukung
pembelajaran peserta didik untuk mencapai prestasinya; 
6. Dalam rangka menyediakan dasar dalam sistem peningkatan promosi dan karir
guru serta bentuk penghargaan lainnya. 
7. Konteks Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya., penilaian kinerja guru memiliki dua
fungsi utama, yaitu untuk: 

1 Menilai unjuk kerja (kinerja) guru dalam menerapkan semua kompetensi yang
diwujudkan dalam pelaksanaan tugas utamanya pada proses pembelajaran,
pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah. Dengan demikian, hasil penilaian kinerja menjadi profil kinerja
guru yang dapat memberikan gambaran kekuatan dan kelemahan guru. Profil
kinerja guru juga dapat dimaknai sebagai suatu analisis kebutuhan atau audit
keterampilan untuk setiap guru yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
merencanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru.

2. Menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran,


pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah pada tahun penilaian kinerja guru dilaksanakan. Kegiatan
penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan
karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya

 unsur-unsur kinerja yang dinilai dan sebagai sarana untuk mengkaji


kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka memperbaiki kualitas
kinerjanya. Penilaian mempunyai banyak manfaat karena dapat
dipergunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan. Adapun secara
terperinci manfaat penilain kinerja adalah sebagai berikut:

1. Matrik dan penyesuaian-penyesuaian kompensasi


2. Dalam rangka untuk perbaikan kinerja
3. Memantapkan kebutuhan latihan dan pengembangan
4. Dalam rangka untuk pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi,
mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja
5. Usaha untuk kepentingan penelitian kepegawaian
6. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai
PENILAIAN KINERJA GURU

Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009, Penilaian Kinerja Guru adalah


penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam
rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. setiap kinerja Bapak/Ibu di
sekolah akan mendapatkan penilaian yang nantinya penilaian itu bisa mempengaruhi
jenjang karir Bapak/Ibu di sekolah, misal diberi kenaikan pangkat.

TUJUAN PENIALAIN KINERJA GURU

1. Mendasari kebijakan tentang promosi dan karier guru beserta penghargaan


yang patut didapatkan.
2. Sebagai indikator untuk menentukan tingkat kompetensi.
3. Meningkatkan kinerja guru dan sekolah yang meliputi efisiensi dan
efektivitas.
4. Memberikan jaminan agar selalu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
serta bersikap positif dalam pembelajaran untuk mendukung prestasi peserta
didiknya.
5. Memberikan landasan untuk pelaksanaan program keprofesian berkelanjutan
(PKB).
6. Menjadi landasan untuk menentukan keefektifan kinerja guru

FUNGSI PENILAIAN KINERJA GURU


1. Menjadi dasar penilaian tentang kompetensi dalam proses pembelajaran,
pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang linear dengan
fungsi sekolah/madrasah. Artinya, pkg akan dijadikan profil guru yang
bersangkutan.
2. Sumber perolehan angka kredit bagi guru atas kinerjanya. Angka kredit itu
nantinya akan dijadikan dasar pengembangan karir dan promosi, misal
kenaikan pangkat atau jabatan fungsional.

Syarat Sistem Penilaian Kinerja Guru

1. Objektif
Hasil yang diperoleh sesuai dengan keadaan sebenarnya berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan
2.Adi Semua guru yang menjalani penilaian kinerja harus melalui ketentuan
dan prosedur yang sama tanpa terkecuali
3.Akuntabel Pihak yang berwenang melakukan penilaian harus bisa
mempertanggungjawabkan hasil penilaianna berdasarkan bukti.
4.Transpar
Proses penilaian dilakukan secara terbuka, artinya penilai, guru yang
dinilai,maupun pihak lain bisa mengetahui tentang hal-hal yang akan dinilai,
proses penilaian, dan hasil penilaian.
5.Partisipati
Guru bisa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan wawancara sebelum
pengamatan dan 

6.Terukur
Penilaian dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif persetujuan

7.Komitmen
Baik penilai maupun guru yang dinilai harus mampu menyeimbangkan sikap demi
kelancaran penilaian sesuai prosedur, sehingga tujuan penilaian bisa terwujud.

B. PRINSIP PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU

Agar hasil pelaksanaan dan penilaian kinerja  guru  dapat dipertanggungjawabkan,


penilaian kinerja guru harus memenuhi prinsip-prinsip  sebagai berikut:

a.         Berdasarkan ketentuan

 Penilaian kinerja  guru harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mengacu
pada peraturan yang berlaku.

b.         Berdasarkan kinerja

Aspek yang dinilai dalam  penilaian kinerja  guru adalah kinerja yang dapat
diamati dan dipantau sesuai dengan tugas guru sehari-hari dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, pembimbingan, dan/atau tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah.

c.         Berlandaskan dokumen 

Penilai, guru yang dinilai, dan unsur lain yang terlibat dalam proses  penilaian
kinerja  guru harus memahami semua dokumen yang terkait dengan sistem
penilaian  kinerja guru, terutama yang berkaitan dengan pernyataan kompetensi
dan indikator kinerjanya secara utuh, sehingga  penilai, guru dan unsur lain yang
terlibat dalam proses penilaian kinerja guru mengetahui dan memahami tentang
aspek yang dinilai serta dasar dan kriteria yang digunakan dalam penilaian.

d.         Dilaksanakan secara konsisten

Penilaian kinerja  guru dilaksanakan secara teratur setiap tahun yang diawali
dengan evaluasi diri, dengan memperhatikan hal-hal berikut.

1)         Obyektif
Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara obyektif sesuai dengan kondisi nyata
guru dalam melaksanakan tugas sehari hari.

2)         Adil

Penilai kinerja guru memberlakukan syarat, ketentuan, dan prosedur standar


kepada semua guru yang dinilai.

3)         Akuntabel

Hasil pelaksanaan penilaian kinerja guru dapat dipertanggungjawabkan.

4)         Bermanfaat

Penilaian kinerja guru bermanfaat bagi guru dalam rangka peningkatan kualitas
kinerjanya secara berkelanjutan, dan sekaligus pengembangan karir profesinya.

5)         Transparan

Proses penilaian kinerja guru memungkinkan bagi penilai, guru yang dinilai, dan
pihak lain yang berkepentingan, untuk memperoleh akses informasi atas
penyelenggaraan penilaian tersebut.

6)         Berorientasi pada tujuan

Penilaian berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.

7)         Berorientasi pada proses

Penilaian kinerja guru tidak hanya terfokus pada hasil, tetapi juga perlu
memperhatikan proses, yakni bagaimana guru dapat mencapai hasil tersebut.

C. KARIR DAN PROGRAM LATIHAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU


Secara harafiah pengertian pengembangan karier (career development)
menuntut seseorang untuk membuat keputusan dan mengikatkan dirinya untuk
mencapai tujuan-tujuan karier. Pengembangan karir merujuk pada proses
sepanjang hayat pengembangan keyakinan dan nilai, keterampilan dan bakat,
minat, karakteristik kepribadian, dan pengetahuan karakteristik kepribadian, dan
pengetahuan tentang dunia kerja. Sehingga dengan pengertian ini, pengembangan
karir tidak hanya mencakup rentang usia kerja produktif seseorang, melainkan
lebih luas lagi, yakni sepanjang hayat seseorang.
Di dalam UU Nomor 74 tahun 2008 tentang guru dibedakan menjadi dua yaitu,
pengembangan kompetensi guru yang belum dan yang sudah berkualifikasi S-1
atau D-IV. Pengembangan dan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru yang
belum memenuhi kualifikasi S-1 dilakukan melalui pendidikan tinggi program S-
1 pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan tenaga
kependidikan dan/atau program pendidikan non kependidikan.
Pembinaan dan pengembangan karir meliputi:
a. Penugasan
b. Promosi
c. Kenaikan Pangkat

Pengembangan karir ini meliputi pengembangan keyakinan dan nilai seseorang


berkenaan dengan dunia kerjanya, yakni orang tersebut harus meyakini
’kebenaran’ dari apa yang ia lakukan (pekerjaan) untuk kehidupannya itu dan
menerapkan nilai-nilai yang mendorong kemajuan kehidupannya, misalnya:
kerajinan, keuletan, kejujuran, pantang menyerah dan hemat.  Penyesuaian minat
dan bakat dengan pekerjaan yang ia geluti juga merupakan upaya pengembangan
karir yang sedikit banyak mempengaruhi kualitas dan kuantitas kerja seseorang.
Keterampilan-keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan dunia kerjanya pun perlu
ditingkatkan agar karirnya bisa berkembang. Meningkatkan kebiasaan-kebiasaan
hidup efektif turut juga mengembangkan kehidupan karir seseorang  karena
dengan memiliki kebiasaan hidup yang efektif tersebut karakteristik
kepribadiannya semakin berkualitas.
Syarat berkembangnya karir seorang guru adalah guru tersebut harus
kompeten, mampu baik pengetahuan, keterampilan, maupun perilaku. Guru
kompeten yaitu guru yang memiliki kecakapan hidup (life skill) dengan rincian
sebagai berikut:
a. Cakap mengenal diri (self awareness skill), diantaranya;
·         sadar sebagai makhluk Tuhan
·         sadar eksistensi diri
·         sadar potensi diri
b. Cakap berpikir (thinking skill), diantaranya:
·         cakap menggali informasi
·         cakap mengolah informasi
·         cakap mengambil keputusan
·         cakap memecahkan masalah
c. Cakap bersosialisasi (sosial skill), diantaranya:
·         cakap berkomunikasi lisan
·         cakap berkomunukasi secara tertulis
·         cakap dalam bekerjasama.
d. Cakap secara akademik (akademik skill), diantaranya:
·         cakap mengidentifikasi variable
·         cakap menghubungkan variable
·         cakap merumuskan hipotesis
·         cakap melaksanakan suatu penelitian
e. Cakap secara vokasional (vocational skill), diantaranya:
·         memiliki keahlian khusus dibidang pekerjaan, misal: ahli komputer, ahli
akutansi,dll.

Contoh pengembangan karir seorang guru, antara lain:


1.      Secara formal:
·         Sebagai tenaga fungsional: dari guru SD bisa sampai menjadi Dosen
·         Sebagai tenaga fungsional pindah ke struktural: dari guru biasa menjadi
seorang Kepala Kanwil Diknas.
2.      Secara Non Formal:
·         menjadi penulis buku
·         aktif di masyarakat sebagai tenaga pendidik
·         membuka tempat kursus yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
Pada sisi lain, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen  ada dua alur
pembinaan dan pengembangan profesi guru, yaitu : pembinaan, pengembangan
profesi, dan pembinaan dan pengembangan karir.

D.PERLINDUNGAN DAN PENGHARGAAN TERHADAP GURU YANG


BERLANGSUNG SELAMA INI

Hak atas Bantuan Hukum dan Perlindungan bagi Profesi Guru


UU Guru dan Dosen mengatur mengenai hak guru untuk mendapatkan bantuan
hukum dan perlindungan profesi guru dari organisasi profesinya.
 
Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 42 UU Guru dan Dosen yang mengatur
bahwa organisasi profesi guru mempunyai kewenangan:

a. menetapkan dan menegakkan kode etik guru;


b. memberikan bantuan hukum kepada guru;
c. memberikan perlindungan profesi guru;
d. melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru; dan
e. memajukan pendidikan nasional.

 
Ketentuan tersebut menjelaskan secara khusus peran penting organisasi profesi
guru untuk memberikan perlindungan hak bagi guru yang menghadapi
permasalahan hukum dengan memberikan bantuan hukum dan perlindungan
terhadap profesi guru.
 
Demikian jawaban kami, semoga bermanfaat.
 
Dasar Hukum:
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak  sebagaimana
yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak dan diubah kedua kalinya dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah ditetapkan
sebagai undang-undang melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang;
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
 
Penghargaan.
a. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia : penghargaan artinya perbuatan
menghargai;
penghormatan.
b. Economy.okezone.com menuliskan bahwa penghargaan sebagai bentuk
apresiasi
kepada pegawai.
- Perlindungan
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia : perlindungan artinya tempat
berlindung; hal
(perbuatan ) memperlindungi
Dari kedua definisi kata di atas maka makna Penghargaan dan perlindungan guru
menurut
penulis adalah suatu penghargaan yang diberikan kepada guru (Materi atau non
materi)
dan kegiatan melindungi guru dari hal-hal tertentu yang menyebabkan kegiatan
guru dalam
melakukan aktivitas keguruannya menjadi tidak terganggu.
Perlindungan bagi guru adalah usaha pemberian perlindungan hukum,
perlindungan
profesi, dan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, serta perlindungan
HaKI yang
diberikan kepada guru, baik berstatus sebagai PNS maupun bukan PNS.
B. Perlindungan Atas Hak-hak Guru
Berlandaskan UUD 1945 dan UU No 9 tahun 1999 Pasal 3 ayat 2 tentang Hak
Asasi Manusia (HAM)

berada dalam keadaan darurat lain yang mengharuskan menjalani kehidupan


secara
prihatin.
Pemberian penghargaan kepada guru yang bertugas di Daerah Khusus/Terpencil
bukanlah merupakan suatu kegiatan yang bersifat seremoni belaka. Penghargaan
ini secara
selektif dan kompetitif diberikan kepada d ua orang guru sekolah dasar (SD)
Daerah Khusus
dari seluruhprovinsi di Indonesia.
Masing-masing Dinas Pendidikan Provinsi diminta dan diharuskan menyeleksi
dan
mengirimkan dua orang guru daerah khusus, terdiri dari satu laki-laki dan satu
perempuan
yangKebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 67
berdedikasi tinggi untuk diberi penghargaan, baik yang berstatus sebagai guru
pegawai
negeri
sipil (Guru PNS) maupun guru bukan PNS. Untuk dapat menerima penghargaan,
guru SD
berdedikasi yang bertugas di Daerah Khusus/Terpencil harus memenuhi kriteria
umum dan
khusus. Kriteria umum dimaksud antara lain beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang
Maha
Esa; setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; memiliki
moralitas,kepribadian dan kelakuan yang terpuji; dapat dijadikan panutan oleh
siswa, teman
sejawat dan masyarakat sekitarnya; dan mencintai tugas dan tanggungjawabnya.
Kriteria khusus bagi guru SD Daerah Khusus untuk memperoleh penghargaan
antara lain, pertama, dalam melaksanakan tugasnya senantiasa menunjukkan
dedikasi
luar biasa, pengabdian, kecakapan, kejujuran, dan kedisiplinan serta mempunyai
komitmen yang tinggi dalam melaksanakan fungsi- fungsi profesionalnya dengan
segala
keterbatasan yang ada di daerah terpencil. Kedua, tidak pernah dijatuhi hukuman
disiplin
tingkat sedang atau tingkat berat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Ketiga, melaksanakan tugas sebagai guru di daerah khusus/terpencil sekurang-
kurangnya
selama lima tahun secara terus menerus atau selama delapan tahun secara
terputus-putus.
Keempat, berusia minimal 40 tahun dan belum pernah menerima penghargaan
yang
sejenis di tingkat nasional. Kelima, responsif terhadap persoalan-persoalan yang
aktua

E.MASALH-MASALAH YANG SERING DITEMUI GURU DALAM PROSES


PEMBELAJARAN

1. Karakter siswa
Harus kita akui bahwa masing-masing orang memiliki karakter sendiri, yang tidak
dapat disamakan dengan orang lain, hukum ini juga berlaku pada siswa. Dua
puluh orang siswa yang anda hadapi, maka anda berhadapan dengan dua puluh
karakter pula. Guru harus menemukan sedikit persamaannya untuk menunjang
penerapan model dan metode pembelajaran, perumusan strategi pendekatan yang
diterapkan dan lain sebagainya.

2. Sikap dan perilaku


Sikap dan perilaku sebenarnya juga adalah bagian dari karakter yang dimiliki oleh
siswa, tetapi ini lebih di fokuskan lagi karena dari semua karakter yang dimiliki
oleh siswa, sikap dan perilakulah yang paling berpengaruh dan mempengaruhi
budaya siswa di sekolah.

3. Minat dan bakat


Guru diwajibkan untuk menemukan bakat dan minat siswa. Penyaluran bakat dan
minat siswa secara tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sebaliknya
akan menimbulkan masalah bagi guru, sekolah dan siswa itu sendiri. Siswa yang
terpendam bakat dan minatnya pada umumnya menjadi siswa yang agresif,
melawan dan suka melakukan tindakan-tindakan negatif yang melanggar tata
tertib sekolah. Gejala kenakalan siswa sebaiknya tidak direspon secara negatif
tetapi patut diapresiasi dengan baik dan dilakukan pencegahan sehingga tidak
menimbulkan bentuk kenakalan baru. 

4. Daya serap siswa


Inilah kendala yang sering dihadapi oleh guru, tingkat daya serap siswa yang
rendah terhadap materi pelajaran akan mengganggu rencana guru, alokasi waktu
belajar, dan lain sebagainya. Jangan terlalu cepat mendiskreditkan siswa karena
kelambatannya menerima materi, namun sedapat mungkin guru menemukan
strategi yang tepat yang dapat mendorong siswa memaksimalkan kemampuannya
menerima dan menyerap materi yang diajarkan.

5. Kurangnya disiplin siswa


Kedisiplinan merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran, disiplin
terhadap waktu, disiplin terhadap tugas yang diberikan, disiplin terhadap proses
pembelajaran dan lain sebagainya. Mengajar di kelas yang siswanya memiliki
tingkat kedisiplinan tinggi lebih menyenangkan dibandingkan dengan mengajar di
kelas yang memiliki disiplin rendah. Akan tetapi guru tidak boleh menyerah
dengan permasalahan ini, guru harus mengembalikan kedisiplinan siswa agar
pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

6. Siswa terlalu pasif


Pernahkah anda menemukan situasi seperti baik ditanya maupun tidak mereka
tetap diam?. Situasi ini menyulitkan guru, guru sulit memastikan bahwa mereka
telah mengerti dan paham materi atau belum. Solusinya tentu saja harus
memancing mereka agar menjadi aktif sehingga anda dapat membaca dan
menganalisis sejauh mana tingkat penerimaan mereka terhadap materi yang
diajarkan.

7. Tidak tenang di dalam kelas


Walaupun jumlahnya sangat kecil namun aktivitas ini cukup mengganggu anda
dan siswa lainnya. Anda harus menemukan solusinya, jangan terlalu cepat
menyalahkan siswa karena boleh jadi sumber masalahnya adalah anda. Misalnya
anda mengajar terlalu membosankan, cara anda berkomunikasi tidak jelas, materi
terlalu padat, atau situasi lain misalnya ruangan terlalu panas, banyak gangguan
dari luar, meja dan kursi tidak menyenangkan dan lain sebagainya.

8. Kepercayaan siswa pada anda


Jangan sepelehkan tentang ini, salah satu keberhasilan pembelajaran antara lain
tentang keyakinan siswa pada anda. Keyakinan dimaksud adalah mereka tidak
salah belajar pada anda karena anda menguasai materi sehingga mendorong
mereka mencintai pelajaran yang anda ajarkan.

9. Pujian
Siswa sebenarnya haus dengan pujian dari anda, saat ini banyak guru
mengabaikannya karena lebih menitikberatkan pada penyelesaian materi
pelajaran. Karena kurangnya pujian yang diperolehnya sehingga mengurangi
motivasi belajarnya, sementara motivasi belajar merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan pembelajaran.

10. Hanya mengikut saja


Banyak siswa hanya memposisikan dirinya berada dibelakang, mereka tidak mau
menjadi yang terdepan. Mudah saja menemukan siswa seperti ini, mereka selalu
berusaha duduk dibelakang, tidak mau duduk didepan. Guru akan kesulitan
memulai pembelajaran apabila siswa tidak memiliki inisiatif untuk berbuat,
apalagi paradigma pendidikan saat ini telah berubah dari “diberi tahu” menjadi
“mencari tahu”.

BAB VI
Fenomena guru terpuji/teladan

 
Untuk bisa menjadi teladan, maka ada beberapa karakteristik yang perlu
diperhatikan sebagaimana diungkap oleh Mahmud Samir al-Munir yaitu:
Pertama, karakteristik akidah, akhlak dan perilaku, yaitu: guru harus mempunyai
akidah yang bersih dari hal-hal yang bertentangan dengannya. Senantiasa merasa
diawasi oleh Allah SWT, (muraqabah) di mana pun berada, melakukan koreksi
diri (muhasabah) atas kelalaian dan kesalahan. Menanamkan sikap tawadhu’
(rendah hati), jangan sampai timbul perasaan ujub dan ghurur, karena orang yang
tawadhu’ akan diangkatkan derajatnya oleh Allah Swt. Guru harus berakhlak
mulia, berkelakuan baik, dan menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan hal itu,
baik di dalam maupun di luar kelas. Mampu mengatur waktu dengan baik,
sehingga tidak ada waktu yang terlewatkan tanpa mendatangkan manfaat duniawi
dan ukhrawi. Senantiasa melandaskan niat ibadah kepada Allah ketika
mengajarkan ilmu. Tidak semata-mata mengandalkan kemampuan dan usaha
belaka dalam mengajar, tetapi juga berdo’a meminta taufiq serta pertolongan dari
Allah Swt.
Guru harus menjadi teladan siswa-siswa dalam segala perkataan, perbuatan dan
perilaku. Guru harus selalu jujur, adil, berkata yang baik, dan memberi nasihat
serta pengarahan kepada anak didik. Umar bin Utbah, berpesan kepada pendidik
anaknya: “Hendaknya dalam memperbaiki anakku, kamu perbaiki dirimu dahulu.
Maka mereka mengikutimu. Yang baik menurut mereka adalah apa yang kamu
perbuat. Dan yang buruk menurut mereka adalah apa yang kamu tinggalkan.”
Kedua, karakteristik profesional. Profesi guru adalah profesi yang sangat mulia.
Risalah yang diemban guru sangat agung. Seorang guru harus memiliki bekal dan
persiapan agar dapat menjalankan profesi dan risalahnya. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan bagi seorang guru dan dan dibutuhkan dalam proses belajar
mengajar, yakni menguasai materi pelajaran dengan matang melibihi siswa-
siswanya dan mampu memberikan pemahaman kepada mereka secara baik.
Guru harus memiliki kesiapan alami (fitrah) untuk menjalani proses mengajar,
seperti pemikiran yang lurus, bashirah  yang jernih, tidak melamun, berpandangan
jauh ke depan, cepat tanggap, dan dapat mengambil tindakan yang tepat pada saat-
saat kritis.  Guru harus menguasai cara-cara mengajar dan menjelaskan. Sebelum
memasuki pelajaran, guru harus siap secara mental, fisik, waktu dan ilmu (materi).
Maksud kesiapan mental dan fisik adalah tidak mengisi pelajaran dalam keadaan
perasaan yang kacau, malas ataupun lapar. Kesiapan waktu adalah dia mengisi
pelajaran itu dengan jiwa yang tenang, tidak menghitung tiap detik yang berlalu,
tidak menanti-nanti waktu usainya atau menginginkan para siswa membaca
sendiri tanpa diterangkan maksudnya, atau menghabiskan jam pelajaran dengan
hal-hal yang tidak ada gunanya bagi siswa. Sedangkan maksud kesiapan ilmu
adalah dia menyiapkan materi pelajaran sebelum masuk kelas. Dia menyiapkan
apa yang dikatakannya. Sebisa mungkin, dia menghindari spontanitas dalam
mengajar jika tidak menguasai materinya.
guru yang memiliki sifat mulia yang dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya,
Guru yang terpuji/teladan hendaknya menguasai sikap profesional keguruan dan
kompetensi guru profesional. Guru sebagai role model bagi peserta didik sudah
menjadi keharusan untuk memiliki kepribadian yang baik, karena peserta didik
selalu menyamakan dirinya pada guru mereka, untuk itu sudah seharusnya bagi
seorang guru menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya.
Peran guru dalam implementasi/pelasanaan pendidikan budi pekerti tidak
mudah. Guru juga harus mampu memberi motivasi kepada murid untuk belajar
keras. Guru juga perlu untuk memberikan kepercayaan kepada muridnya untuk
mempelajari sesuatu sesuai minat dan kemampuannya. Guru tinggal merestui dan
megarahkan saja. Guru hendaknya menjadi garden (garis depan), memberi contoh,
menjadi motivator, dalam penanaman budi pekerti. Sering ada pepatah yang
menyinggung pribadi guru, yaitu sebagai figur yang harus digugu (dianut) dan
ditiru.
Hikmah dari fenomena guru terpuji/teladan

Hikmah yang didapat dari menjadi guruyang teladan yaitu bisa menjadi
contoh untuk para pendidik yang lain,dan membut nama sekolah tempat
sipengajar (guru) menjadi lebih harum dan mendapatkan penghargaan yang
membanggakan.agar menjadikan tempat si guru mengajar lebih dikenal dan
bersertifikat

BAB VII Analisis dan solusi mengajar guru

Gunakan Prior Knowledge

Prior knowledge dapat diartikan sebagai pengetahuan awal yang sudah dimiliki


oleh siswa dari pengalaman atau pengetahuan yang didapat sebelumnya. Prior
knowledge bisa menjadi sebuah metode pendekatan oleh guru agar dapat
mengatasi kesulitan belajar siswa di sekolah. Cara ini sangat bermanfaat sehingga
siswa dapat mudah menerima materi baru selanjutnya.
Metode prior knowledge dapat didahului dengan mempelajari suatu materi.
Sebagai contoh, siswa dapat diberikan tugas untuk membaca lebih dulu materi
yang akan disampaikan di pertemuan selanjutnya.

2. Selalu Evaluasi

Cara mengatasi kesulitan belajar siswa bisa dilakukan dengan metode evaluasi
atau self-monitoring. Di sini, guru dapat melihat perkembangan siswanya
sekaligus mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan kepada siswa
tersebut.
Sebagai contoh, guru dapat memberikan kunci jawaban yang benar, ketika siswa
telah menyelesaikan suatu tugas. Dari sini, siswa dapat mengetahui sejauh mana
kemampuan dia dalam menyelesaikan tugas dengan melihat jawaban yang benar
dan salah. Bagi guru sendiri tentu akan mengetahui seberapa jauh perkembangan
kemampuan siswa mengerjakan suatu tugas dan mengetahui konsep-konsep yang
masih sulit dipahami dari jawaban yang salah.

3. Hindari Memberikan Tugas Yang Sangat Panjang

Setiap siswa memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda, seperti halnya
dalam kecepatan mengerjakan tugas yang diberikan. Umumnya, kesulitan belajar
yang dialami siswa adalah ketidaksanggupan mereka mengerjakan tugas dalam
jangka waktu panjang. Oleh karena itu, sebaiknya siswa diberikan tugas yang
singkat. Sebagai contoh, guru dapat memberikan tugas yang mudah dengan
pertanyaan dan jawaban yang singkat dan bisa langsung memberikan nilai di saat
yang sama.

Analisis dan solusi mengajar pada guru pada tahun 80-an

 Metode pembelajaran yang digunakan yaitu melihat dan meniru


menyaksikan bagaimana para guru mengajar dan menirukan mengajar
selama 3 tahun.

Analisis dan solusi mengajar pada guru pada tahun 90 an

 Metode pembelajaran yang digunakan yaitu mendisiplinkan para


murid agar tidak datang terlambat kesekolah dan medapatkan ilmu
yang lebih intens

 Analisis dan solusi mengajar guru pada 5 tahun terakhir


 selama pandemi Covid-19, banyak kendala yang dihadapi guru
sebagai pendidik dan pengajar. Pembelajaran yang semula tatap
muka (luring), akibat pandemi tersebut berubah dengan banyak
dilakukan secara online (daring).
 Adapun kendala dalam pembelajaran daring seperti: (1) Lokasi rumah
tidak terjangkau jaringan internet, termasuk quota internet murid
minimalis, (2) Media pembelajaran yang digunakan para guru dominan
monoton dan membuat para murid merasa jenuh atau bosan.
Kemudian, (3) Pembelajaran dominan belum interaktif, (4) Karakter
ataupun perilaku para murid sulit dipantau, (5) Pembelajarannya
cenderung tugas online, (6) Tugas diberikan para murid menumpuk.
Kedala lain, (7) Penyerapan materi pelajaran sangat minimalis, dan (8)
Penilaian yang dilakukan guru berupa Penilaian Harian (PH), Penilaian
Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir Semester (PAS) termasuk
Ujian Sekolah (US) kurang berintegritas.
 Sebagai seorang guru, harus mencari berbagai solusi dalam
mengatasi kendala tersebut. Adapun alternatif solusi yang dapat
ditempuh yaitu: (1) lokasi di dekat lingkungan rumah yang sulit
terjanggkau jaringan internet untuk sementara pindah lokasi yang
terjangkau jaringan internet. Apabila minimalis quota internetnya
diatasi bergabung dengan temannya yang punya WIFI di rumah,
maksimum 3 siswa dan mematuhi protokol kesehatan cegah Covid-19.
 Berikutnya, (2) Digunakan media pembelajaran daring yang variatif
sehingga siswa tidak jenuh. (3) Diupayakan menggunakan media
daring variatif  yang bias untuk interaktif. (4) Apabila menggunakan
media daring yang bisa live misalnya zoom meeting, google
meet, webinar dan lain-lain agar karakter atau perilaku para murid
relatif terpantau.
 Solusi berikutnya, (5) Materi yang akan disampaikan dalam
pembelajaran sebaiknya sehari sebelumnya sudah diberikan kepada
siswa untuk dibaca terlebih dahulu. Ketika guru menjelaskan materi
para murid dominan bisa lebih memahami, bila masih ada kesulitan
bisa ditanyakan. Tugas yang diberikan ada batas waktu untuk
mengumpulkan dan dinilai.
 Kemudian, (6) Mengumpulkan tugas tidak terlambat. Bila tugas sudah
diterima segera dikoreksi/dinilai dan hasilnya segera diinfokan kepada
para murid. (7) Dengan media daring yang variatif dan
dominan live akan mampu menyerap materi pelajaran mendekati
optimal.
 Terakhir, (8) Memanfaatkan media daring yang variatif dan
dominan live akan bisa dipantau terus menerus perilaku siswa selama
mengikuti kegiatan penilaian. Caranya dengan menghidupkan kamera
pada media daring yang digunakan sehingga kejujurannya dapat
dipantau mendekati baik. Akan lebih baik apabila pada pembelajaran
dan penilaian dengan melibatkan orang tua/wali murid bisa membantu
mengawasinya dengan baik di rumah masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai