Anda di halaman 1dari 14

Tugas Mandiri

MAKALAH
ILMU DAN PENGETAHUAN

DISUSUN OLEH:
Nama : DESI CHUINI NAINGGOLAN

NPM : 2007210216P

Kelas : A3 (Malam)

Matkul : METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah nya
penulis telah menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Judul dari laporan Makalah ini adalah “ILMU DAN PENGETAHUAN”.
Penulis menyadari mungkin dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan Makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca .

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3


A. Pengertian Pengetahuan .................................................................................................. 3
B. Pengertian Ilmu ............................................................................................................... 4
C. Sistematika Pengetahuan ................................................................................................ 6
D. Ciri – Ciri Ilmu Pengetahuan ......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10


A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Berbedanya
dalam cara mendapatkan pengetahuan tersebut serta tentang apa yang dikaji oleh
pengetahuan tersebut membedakan antara jenis pengetahuan yang satu dengan yang
lainnya.
Pengetahuan dikembangkan manusia disebabkan karena dua hal utama yaitu manusia
mempunyai bahasa yang mampu mengomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang
melatarbelakangi informasi tersebut, dan kemampuan berpikir menurut suatu alur
kerangka. Secara garis besar, cara berpikir seperti ini disebut penalaran.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan dari penalaran itu mempunyai
dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan melalui suatu cara tertentu. Suatu
penarikan kesimpulan baru dianggap sahih kalau proses penarikannya dilakukan menurut
cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, dimana logika secara
luas dapat didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih. Pengetahuan
banyak jenisnya, salah satunya adalah ilmu.
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang objek telaahnya adalah dunia empiris
dan proses mendapatkan pengetahuannya sangat ketat yaitu menggunakan metode ilmiah.
Ilmu menggabungkan logika deduktif dan induktif, dan penentu kebenaran ilmu tersebut
adalah dunia empiris yang merupakan sumber dari ilmu itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan?
2. Apa yang dimaksud dengan Ilmu?
3. Bagaimana sistematika pengetahuan?
4. Bagaimana ciri-ciri ilmu pengetahuan?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pengetahuan.
2. Untuk mengetahui Pengertian Ilmu.
3. Untuk mengetahui sistematika pengetahuan.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri ilmu pengetahuan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk memutuskan apabila
seseorang mengenal tentang sesuatu. Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah selalu
terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang
ingin diketahuinya itu. Oleh karena itu, pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang
mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek yang merupakan
sesuatu yang dihadapinya sebagai hal yang ingin diketahuinya. Jadi, bisa dikatakan
pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau segala perbuatan manusia
untuk memahami suatu objek yang dihadapinya atau hasil usaha manusia untuk memahami
suatu objek tertentu.
Semua pengetahuan hanya dikenal dan ada di dalam pikiran manusia, tanpa pikiran
pengetahuan tidak akan eksis. Oleh karena itu, keterkaitan antara pengetahuan dengan
pikiran merupakan sesuatu yang kodrati.
Menurut Jujun Suriasumantri (2010), pengetahuan pada hakikatnya merupakan
segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya ilmu.
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia di samping berbagai
pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khazanah kekayaan
mental. Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertanyaan tertentu yang
diajukan. Secara ontologis ilmu membatasi diri pada kajian objek yang berada dalam
lingkup pengalaman manusia, sedangkan agama memasuki daerah penjelajahan yang
bersifat transendental yang berada di luar pengalaman kita.
Cara menyusun pengetahuan dalam kajian filsafat disebut epistemologi, dan landasan
epistemologi ilmu disebut metode ilmiah. Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri
spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi), dan untuk apa (aksiologi)
pengetahuan dikumpul oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan
yang sehari-hari dihadapi manusia. Pemecahan ini pada dasarnya yaitu dengan meramalkan
dan mengontrol gejala alam. Untuk bisa meramalkan dan mengontrol sesuatu, maka kita
harus menguasai pengetahuan yang menjelaskan peristiwa itu.

3
Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila orang hanya sadar saja
tentang adanya gejala tersebut; dia dapat mengetahui bahwa gejala itu ada. Selanjutnya,
dari banyak gejala yang didasarinya hal ini, yaitu hubungan saling pengaruh yang ada
antara satu gejala dan gejala lainnya. Sebagai contoh, pengalaman atau pengamatan bahwa,
bila mendung biasanya lalu hujan. Pengetahuan tentang hubungan dua gejala ini
merupakan pengetahuan awam, walaupun pada tingkat yang lebih tinggi. Pengetahuan
orang tentang suatu gejala merupakan pengetahuan ilmiah apabila dia dapat menjelaskan
secara logis struktur dari gejala itu, jadi tidak hanya sadar tentang adanya gejala yang
timbul.

B. Pengertian Ilmu
Asal kata ilmu adalah dari Bahasa Arab, ‘alama yang artinya adalah pengetahuan.
Dalam Bahasa Indonesia ilmu sering disamakan dengan sains yang berasal dari Bahasa
Inggris yaitu science. Kata science itu sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu scio = scire
yang artinya pengetahuan. Science dari Bahasa Latin yaitu Scientia, yang artinya
pengetahuan adalah aktivitas yang sistemis yang membangun dan mengatur pengetahuan
dalam bentuk penjelasan dan prediksi tentang alam semesta. Berdasarkan Oxford
Dictionary, ilmu didefinisikan sebagai aktivitas intelektual dan praktis yang meliputi studi
sistematis tentang struktur dan perilaku dari dunia fisik dan alam melalui pengamatan dan
percobaan.
Dalam kamus Indonesia ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang
yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan. Pengertian ilmu pengetahuan adalah
sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam Bahasa yang
bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang
sesuatu.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu bukan sekedar
pengetahuan (knowledge), tetapi merupakan rangkuman dari sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati/berlaku umum dan diperoleh melalui serangkaian
prosedur sistematik, diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu.

4
Ilmu adalah merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan
informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia. Itulah bedanya
dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa informasi yang
didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang menjadi suatu ilmu.
Ilmu pengetahuan merupakan rangkaian kata yang sangat berbeda namun memiliki
kaitan yang sangat kuat. Ilmu dan pengetahuan memang terkadang sulit dibedakan oleh
Sebagian orang karena memiliki makna yang berkaitan dan sangat berhubungan erat.
Di dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala-gejala tertentu tersebut. Mulyadhi Kartanegara mengatakan
ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama
sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau
inderawi, sedangkan ilmu melampuinya pada bidang-bidang non fisik, seperti metafisika.
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar
tahun 2005 diantaranya adalah :
1. Mohammad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya,
maupun itu menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya
dari dalam.
2. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haaq, mengatakan ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
3. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif
dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
4. Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun
dalam satu system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk
menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
5. Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang
disistematiskan dan suatu pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia
yang terikat oleh factor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati
oleh pancaindera manusia.

5
6. Afanasyef, mengatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran.
Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang
ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
Dari beberapa definisi ilmu yang dijelaskan para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang rasional, sistematik, konfrehensif, konsisten,
dan bersifat umum tentang fakta dari pengamatan yang telah dilakukan.
Ilmu pengetahuan memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya,
dan kepastian ilmu yang ada dan diperoleh dari keterlibatannya.

C. Sistematika Pengetahuan
Dalam ilmu filsafat, sistematika pengetahuan terdiri dari tiga macam, yaitu :
1. Ontologi
Ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah, ontologi adalah ilmu yang
membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang
berbentuk jasmani/konkrit maupun rohani/abstrak. Dalam aspek ontologi diperlukan
landasan-landasan dari sebuah pernyataan-pernyataan dalam sebuah ilmu. Landasan-
landasan itu biasanya kita sebut dengan metafisika.
Selain metafisika, juga terdapat sebuah asumsi dalam aspek ontologi ini. Asumsi
berguna ketika kita akan mengatasi suatu permasalahan. Dalam asumsi juga terdapat
beberapa paham yang berfungsi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tertentu,
yaitu determinisme ( suatu paham pengetahuan yang sama dengan
empiris), probablistik (paham ini tidak sama dengan determinisme, karena paham ini
ditentukan oleh sebuah kejadian terlebih dahulu), fatalisme (sebuah paham yang
berfungsi sebagai paham penengah antara determinisme dan pilihan bebas), dan paham
pilihan bebas.
Setiap ilmuwan memiliki asumsi sendiri-sendiri untuk menanggapi sebuah ilmu
dan mereka mempunyai batasan-batasan sendiri untuk menyikapinya. Apabila kita
memakai suatu paham yang salah dan berasumsi yang salah, maka kita akan
memperoleh kesimpulan yang berantakan.

6
2. Epistemologi
Epistemologi adalah bagaimana sesuatu datang dan bagaimana kita
mengetahuinya, serta bagaimana kita membedakannya dengan yang lain. Bagaimana
adalah pertanyaan yang berkaitan dengan keadaan, berkenaan dengan situasi dan
kondisi dimensi ruang serta waktu sesuatu tersebut.
Epistemologi atau teori pengetahuan merupakan cabang filsafat yang berurusan
dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengendalian-pengendalian, dan dasar-
dasarnya serta pengertian mengenai pengetahuan.
Pengertian yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indra, dan lain-lain
mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, diantaranya adalah metode
induktif (suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi
disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum), metode deduktif ( suatu
metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu
sistem pernyataan yang runtut), dan metode positivisme (berpangkal dari apa yang
telah diketahui).
3. Aksiologi
Aksiologi adalah ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat ilmu yang
sesungguhnya. Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia karena
dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat
dan lebih mudah. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahannya
seperti transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya.
Aksiologi juga merupakan penerapan pengetahuan, jadi dibahas mulai dari
klarifikasinya, kemudian dengan melihat tujuan pengetahuan itu sendiri, dan akhirnya
dilihat perkembangannya.

7
D. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan
Ilmu sebagai pengetahuan ilmiah berbeda dengan pengetahuan biasa, memiliki ciri
tersendiri diantara ciri yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan seperti dikemukakan Konrad
Kebug (2011), yaitu: Pertama, sistematis. Para filsuf dan ilmuwan sepaham bahwa ilmu
adalah pengetahuan atau kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Ciri-ciri
sistematis ilmu menunjukkan bahwa ilmu merupakan berbagai keterangan dan data yang
tersusun sebagai kumpulan pengetahuan tersebut mempunyai hubungan saling
ketergantungan yang teratur (pertalian tertib).
Pertalian tertib dimaksud disebabkan adanya suatu asas tata tertib tertentu diantara
bagian-bagian yang merupakan pokok soalnya. Kedua, empiris. Bahwa ilmu mengandung
pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengamatan serta percobaan secara terstruktur di
dalam bentuk pengalaman, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ilmu mengamati, menganalisis, menalar, membuktikan, dan menyimpulkan hal-hal
empiris yang bersifat faktawi (faktual). Baik berupa gejala maupun kebatinan, gejala alam,
gejala kejiwaan, gejala kemasyarakatan, dan sebagainya. Semua hal fakta yang dimaksud
dihimpun dan dicatat sebagai data (datum) sebagai bahan persediaan bagi ilmu.
Ilmu dalam hal bukan sekedar fakta, melainkan fakta yang diamati dalam suatu
aktivitas ilmiah melalui pengalaman. Fakta bukan pula data, berbeda dengan fakta, data
lebih merupakan berbagai keterangan mengenai sesuatu hal yang diperoleh melalui hasil
pencerapan atau sensasi derawi. Ketiga, objektif. Bahwa ilmu menunjukkan pada bentuk
pengetahuan yang bebas dari prasangka perorangan (personal biasa), dan perasaan
subjektif berupa kesukaan atau kebencian pribadi. Ilmu haruslah hanya mengandung
pernyataan serta data yang menggambarkan secara terus terang atau mencerminkan secara
tepat gejala yang ditelaahnya.
Objektivitas ilmu mensyaratkan bahwa kumpulan pengetahuan itu haruslah sesuai
dengan objeknya (baik objek material maupun objek formalnya), tanpa diserong oleh
keinginan dan kecondongan subjektif dari penelaahnya. Keempat, analitis. Bahwa ilmu
berusaha mencermati, mendalami, dan membedakan pokok soalnya ke dalam bagian-
bagian yang terperinci untuk memahami sebagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-
bagian tersebut. Upaya pemilihan atau penguraian suatu kebulatan pokok soal ke dalam

8
bagian-bagian, membuat suatu bidang keilmuan senantiasa tersekat dalam cabang yang
lebih sempit sasarannya.
Melalui itu, masing-masing cabang ilmu itu membentuk aliran pemikiran keilmuan
baru yang berupa ranting-ranting keilmuan yang terus dikembangkan secara khusu menuju
spesialisasi ilmu. Kelima, verifikatif. Bahwa ilmu mengandung kebenaran yang terbuka
untuk duiperiksa tau dijui (diverifikasi) guna dapat dinyatakan sah (valid) dan disampaikan
kepada orang lain. Kemungkinan diperiksa kebenaran (verifikasi) dimaksudlah yang
menjadi cirri pokok ilmu yang terakhir.
Pengetahuan, agar dapat diakui kebenarannya sebagai ilmu, harus terbuka untuk diuji
atau diverifikasi dari berbagai sudut telaah yang berlainan dan akhirnya diakui benar. Ciri
verifikasi ilmu sekaligus mengandung pengertian bahwa ilmu senantiasa mengarah kepada
tercapainya kebenaran. Ilmu dikembangkan oleh manusia untuk menemukan suatu nilai
luhur dalam kehidupan manusia yang disebut kebenaran ilmiah. Kebenaran ini dapat
berupa asas-asas atau kaidah yang berlaku umum atau universal mengenai pokok keilmuan
yang bersangkutan.
Selain kelima ciri ilmu di atas, masih terdapat beberapa ciri tambahan lainnya,
misalnya ciri instrumental dan ciri faktual. Ciri instrumental, dimaksudkan bahwa ilmu
merupakan alat atau sarana tindakan untuk melakukan sesuatu hal. Ilmu dalam hal ini
sukar, namun juga sangat mudah, dalam arti senantiasa merupakan sarana tindakan untuk
melakukan banyak hal yang mengagumkan dan membanjiri dunia dengan ide-ide baru.
Ilmu berciri faktual, dalam arti ilmu tidak memberikan penilaian baik atau buruk terhadap
apa yang ditelaahnya, tetapi hanya menyediakan fakta atau data bagi si pengguna.
Pandangan terakhir ini, oleh filsuf kritis telah diolah, karena menuntut mereka ilmu sebagai
suatu hasil budaya manusia, selalu bertautan atau berhubungan dengan nilai. Ilmu,
karenanya tidak dapat membebaskan atau meluputkan diri dari nilai dan selalu harus
bertanggung jawab atasnya.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ternyata ilmu pengetahuan tidak sesederhana seperti yang kita bayangkan. Sebagai
seorang pengguna ilmu pengetahuan kita sering berprasangka bahwa ilmu pengetahuan
hanya berprinsip pada teosi, riset, dan rekayasa perkembangan teknologi. Ilmu
pengetahuan ternyata merupakan sebuah dunia yang memiliki karakter dasar, prinsip, dan
struktur yang keseluruhannya itu menentukan arah dan tujuan pemanfaatan ilmu.
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya.

B. Saran
Sebagai mahasiswa kita patut untuk menggali ilmu pengetahuan sebanyak mungkin
dan mengamalkan nya dengan bijaksana dalam kehidupan sehari-hari, agar hidup semakin
bermanfaat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mukhtar, Latif, Prof. Dr. M,Pd. 2014. Filsafat Ilmu. Jakarta: Kencana.

Peter, Soedojo, Dr. B,Sc. 2004. Pengantar Sejarah dan Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Surajiyo, Drs. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Suci Joya Pamungkas. 2013. Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu.

11

Anda mungkin juga menyukai