Anda di halaman 1dari 3

Tinjauan Pustaka

A. Definisi mobilisasi pada lansia

Mobilitas atau mobilisasi merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas dalam rangka
mempertahankan kesehatannya (A. Aziz Alimul Hidayat & Muarifatul Uliyah 2015).

B. Tujuan mobilisasi

Tujuan mobilisasi adalah memenuhi kebutuhan dasar ( termasuk melakukan aktivitas hidup sehari-
hari dan aktivitas rekreasi), mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma), mempertahankan
konsep diri, mengekspresikan emosi dengan gerakan non verbal, adapun tujuan dari mobilisasi ROM
menurut Brunner & Suddarth (2000), adalah sebagai berikut :

a. Mempertahankan fungsi tubuh dan mencegah kemunduran serta mengembalikan rentan gerak
aktivitas tertentu sehingga penderita dapat kembali nrmal atau setidaknya dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari.

b. Memperlancar peredaran darah

c. Membantu pernapasan menjadi lebih kuat

d. Mempertahankan tonus otot, memelihara dan meningkatkan pergerakan dan persendian.

e. Memperlancar eliminasi alvi dan urine

f. Melatih ambulasi

C. Faktor yang mempengaruhi mobilisasi

Menurut A. Aziz Alimul Hidayat & Muarifatul Uliyah (2015) faktor yang mempengaruhi mobilisasi
sebagai berikut :

a. Gaya hidup Mobilisasi seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilainilai yang dianut,
serta lingkungan tempat tinggal (masyarakat). Contoh sederhana nya adalah wanita Jawa, di
masyarakat tempat mereka tinggal wanita Jawa dituntut untuk berpenampilan lemah dan lembut,
selain itu tabu untuk mereka melakukan aktivitas yang berat.

b. Ketidakmampuan Kelemahan fisik dan mental akan menghalangi seseorang untuk melakukan
aktivitas hidup sehari-hari. Secara umum, ketidakmampuan ada dua macam, yakni ketidakmampuan
primer dan sekunder. Ketidakmampuan primer disebakan oleh penyakit atau trauma sedangkan
ketidakmampuan primer disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu dan kondisi cedera akan
berpengaruh terhadap mobilitas.

c. Tingkat energi Energi dibutuhkan untuk banyak hal, salah satunya mobilisasi, dalam hal ini
cadangan energi yang dimiliki masing-masing individu bervariasi. Disamping itu ada kecenderungan
seseorang untuk menghindari stresor guna mempertahankan kesehatan fisik dan psikologis.

d. Usia Usia berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan mobilisasi, pada
individu lansia, kemampuan untuk melakukan aktivitas dan mobilisasi menurun sejalan dengan
penuaan.

e. Sistem Neuromuskular Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem
otot, Skeletal, sendi, Ligamen, Tendon, Kartilago dan saraf. Otot skeletal mengantar gerakan tulang
karena adanya kemampuan otot karena berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem
pengungkit.

D. Dampak akibat gangguan mobilisasi

Menurut Widuri (2010) gangguan mobilitas fisik akan mengakibatkan individu mengalami
immobilisasi yang dapat mempengaruhi sistem tubuh, seperti :

a. Perubahan metabolisme Kecepatan metabolisme dalam tubuh akan turun dengan dijumpainya
basal metabolisme rate (BMR) yang akibatnya energi yang digunakan untuk perbaikan sel-sel tubuh
berkurang sehingga dapat mempengaruhi gangguan oksigenasi sel. Dampak lainnya seperti
anabolisme akan menurun sedangkan katabolisme akan meningkat yang berisiko meningkatkan
gangguan metabolisme.

b. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit Cairan dan elektrolit yang tidak seimbang akan
mengakibatkan persediaan protein menurun dan konsentrasi protein serum berkurang yang dapat
mengganggu kebutuhan cairan tubuh. Selain itu, berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskuler
menuju interstisial dapat menyebabkan edema.

c. Gangguan pengubahan zat gizi Pemasukan protein dan kalori yang menurun dapat menyebabkan
pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun sehingga tidak cukup untuk melaksanakan
aktivitas metabolisme.

d. Gangguan fungsi gastrointestinal Makanan yang dicerna akan menurun sehingga dapat
menyebabkan keluhan, seperti perut kembung, mual, serta nyeri lambung yang berdampak pada
proses eliminasi.

e. Perubahan sistem pernapasan Dampak yang ditimbulkan pada sistem pernapasan, antar lain kadar
hemoglobin menurun, ekspansi paru menurun, dan otot mengalami kelemahan yang mengganggu
proses metabolisme.

f. Perubahan kardiovaskular Perubahan pada sistem kardiovaskuler berupa hipotensi artostatik,


meningkatnya kerja jantung, serta terjadi pembentukan trombus.

g. Perubahan sistem muskuloskeletal Dampak yang ditimbulkan, antara lain gangguan muskular yang
berupa menurunnya massa otot yang menyebabkan turunnya kekuatan otot serta atropi pada otot,
gangguan skeletal berupa kontraktur sendi serta osteoporosis.

h. Perubahan sistem integumen Pada sistem integumen akan terjadi penurunan elastisitas kulit,
terjadi iskemia serta nekrosis jaringan superfisial ditandai dengan adanya luka dekubitus akibat
tekanan dan sirkulasi ke jaringan menurun.

i. Perubahan eliminasi Kurangnya asupan dan penurunan curah jantung mengakibatkan penurunan
jumlah urine.

j. Perubahan perilaku Seseorang akan mengalami perubahan peran, konsep diri, kecemasan yang
berdampak ke perilaku yang ditimbulkan, seperti rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional yang
tinggi, depresi, siklus tidur berubah, serta penurunnya mekanisme koping.

Kemudian, menurut Potter & Perry (dalam Uda H.D.H, Muflih, Amigo T.A.E, 2016) selain
pada sistem muskuloskeletal, gangguan mobilitas fisik juga memberikan dampak pada sistem
kardiovaskuler, pernapasan, metabolik, perkemihan, pencernaan, dan integumen berupa penurunan
kemampuan atau fungsi jantung, pembuluh darah, paru-paru, tergangguanya metabolisme tubuh,
gangguan fungsi ginjal, kerusakan kulit, serta gangguan pada proses pencernaan. Dampak psikososial
dari gangguan mobilitas sendiri yaitu respon emosional yang bervariasi, seperti frustasi dan
penurunan harga diri, apatis, menarik diri, regresi, dan marah serta agresif. Menurunnya
kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan, gangguan pada perkembangan
sosial, yaitu terjadi hambatan dalam interaksi dengan orang lain maupun lingkungan dikarenakan
kurangnya stimulasi intelektual.

A.Azis Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. ( 2014 ). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Edisi 2.
Jakarta : Salemba medika

Brunner & Suddarth , 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah. Terjemahan Suzanne C.
Smeltzer. Edisi 8. Vol 8. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Widuri, Hesti. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia Ditatanan Klinik. Yogyakata: Penerbit
Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai