BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Yunita Eka Safitri 190721637621
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.4 Luaran Yang Diharapkan ......................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 5
2.1 Kesiapsiagaan ........................................................................................... 5
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapsiagaan individu dalam
menghadapi bencana ........................................................................................... 5
2.3 Bencana Erupsi Gunung Merapi .............................................................. 7
2.4 Tingkat Kesiapsiagaan Siswa SMP di Magelang Dalam Menghadapi
Bencana ............................................................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................. 10
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 10
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................................... 10
3.2 Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 10
3.3 Instrumen Penelitian ........................................................................... 11
3.4 Analisis Data ....................................................................................... 11
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Magelang terletak ditengah-tengah Provinsi Jawa Tengah,
apabila dilihat dari titik koordinatnya Kabupaten Magelang terletak diantara
110 ֯ 01' 51" sampai dengan 110 ֯ 26' 28" BT dan antara 7 ֯ 19' 13" sampai dengan
70 42' 16" LS. Kabupaten Magelang merupakan wilayah dengan topografi
berupa dataran dan pegunungan. Kabupaten Magelang merupakan daerah
dengan indeks kerawanan bencana yang tinggi terutama bencana letusan
gunung api yang menempati posisi nomor dua ranking nasional. (BNPB, 2011).
Gunung Merapi sebagai salah satu gunung api aktif yang berada di Kabupaten
Magelang dan juga merupakan salah satu gunung api teraktif di dunia. Gunung
Merapi memberikan manfaat bagi alam dan makhluk disekitarnya. Namun,
disisi lain juga memberikan ancaman yang dapat menyebabkan bencana.
Cakupan yang sangat luas bagi penduduk yang terancam bencana erupsi
Gunung Merapi, memerlukan usaha terpadu dalam mengurangi risiko bencana.
Upaya pengurangan risiko bencana perlu dilakukan pada berbagai tingkat,
dengan melibatkan semua pemangku kepentingan yang terkait, termasuk
masyarakat pada tingkat komunitas yang terkecil.
Anak-anak merupakan usia yang paling rentan terhadap risiko menjadi
korban dalam suatu bencana.Saat terjadi erupsi Gunung Merapi 2010, jumlah
anak usia sekolah yang menjadi korban didominasi oleh anak usia sekolah
tingkat SD dan SMP. Selain itu jumlah sekolah pada tingkat pendidikan dasar
lebih banyak dibandingkan tingkat pendidikan atas.
Oleh karena itu, mempersiapkan pengetahuan terhadap bencana serta
kesiapsiagaannya sejak dini kepada masyarakat yang rentan bencana adalah hal
penting yang perlu dilakukan untuk menghindari atau memperkecil risiko
menjadi korban.Pendidikan siaga bencana perlu dikembangkan mulai tingkat
pendidikan dasar untuk membangun budaya keselamatan dan ketahanan
khususnya untuk anak-anak dan generasi muda.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesiapsiagaan
1. Pengertian Kesiapsiagaan
2. Tujuan Kesiapsiagaan
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
6
dan raba. Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan
telinga. (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang(overt
behaviour)
2. Sikap
Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat langsung ditafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku
yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap objek. Sikap adalah suatu
sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga
sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain
(Campbell dalam Notoatmodjo, 2005: hal 52).
3. Tindakan
Tindakan atau praktek adalah respon atau reaksi konkret seseorang terhadap
stimulus atau objek. Respon ini sudah dalam bentuk tindakan (action) yang
melibatkan aspek psikomotor atau seseorang telah mempraktekkan apa yang
diketahui atau disikapi ( Notoatmodjo, 2003). Setelah seseorang mengetahui
stimulus, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang
telah di ketahui untuk dilaksanakan atau dipraktekan. Suatu sikap belum
otomatis tewujud dalam suatu tindakan. Agar terwujud sikap menjadi suatu
perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung berupa fasilitas dan dukungan
dari pihak lain.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
dua Sekolah Menengah Pertama di Magelang, yaitu SMP IT-AL UMAR dan
SMP Negeri 1 Muntilan.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Anggaran Biaya
DAFTAR PUSTAKA